Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM DAERAH ALIRAN SUNGAI

“PETA ADMINISTRASI DAS WANGGU”

Oleh :

Kelompok : 3 (Tiga)
Kelas : Kehutanan B
Nama Anggota : Risky Fidelis (M1A119075)
Jimi Fernando Lapento (M1A118043)
Wa Ode Regina Tria Kirani (M1A119088)
La Ode Muh. Rizal Fauzi (M1A119056)
Irna Astuti (M1A117090)

Jurusan Kehutanan
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan
Universitas Halu Oleo
Kendari
2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak

yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi

atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang

datar dan diperkecil/diskalakan (International Cartographic Association dalam

Maharani dan Maryani, 2015). Peta memiliki banyak fungsi, yaitu menunjukkan

posisi atau letak di permukaan bumi, menyajikan data tentang potensi daerah dan

menunjukkan batas batas suatu wilayah. Peta terdiri dari beberapa jenis, salah

satunya adalah peta administrasi. Peta Administrasi adalah peta yang memberikan

informasi batas wilayah antar satu wilayah dengan wilayah yang lain (Rosytha

dan Taufik, 2015).

Peta dapat dibuat dengan cara manual dan digital. Pembuatan peta secara

digital bisa dilakukan dengan menggunakan laptop dan software khusus. Software

yang sering digunakan untuk pembuatan peta secara digital adalah Arcgis. ArcGIS

adalah salah satu perangkat lunak yang dikembangkan oleh ESRI (Environment

Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi – fungsi dari

berbagai macam perangkat lunak GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server,

dan GIS berbasis web (Donya et al., 2020).

Daerah aliran sungai merupakan suatu wilayah yang seringkali dipetakan.

Daerah aliran sungai (DAS) adalah daerah yang di batasi punggung-punggung

gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh

punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke


sungai utama. Sulawesi Tenggara memiliki banyak daerah aliran sungai, salah

satunya adalah DAS Wanggu yang memiliki 45.377,3 ha.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dalam praktikum ini adalah:

1. Bagaimana peta administrasi DAS Wanggu yang dibuat menggunakan

ArcGis ?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

Dari rumusan masalah diatas, tujuan dan manfaat dari praktikum ini

adalah:

1. Mampu dan mengetahui penggunaan ArcGis untuk pembuatan peta digital.

2. Mampu dan mengetahui keadaan DAS wanggu melalui peta.


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN DAS

Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu

kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,

menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke

laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di

laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan

(Putri, 2011). DAS adalah daerah tertentu yang bentuk dan sifat alaminya

sedemikian rupa sehingga merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan anak-

anak sungai yang melaluinya (Retyanto, 2016). Daerah aliran sungai adalah suatu

wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung – punggung

gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian

menyalurkannya ke laut melalui sungai utama (Asdak dalam Wibowo, 2010).

2.2 BENTUK DAN KARAKTERISTIK DAS

Bentuk DAS merupakan perbandingan antara luas DAS dengan panjang

sungainya (Primanggara dan Suprapto, 2014). Bentuk DAS merupakan salah satu

karakteristik DAS yang berpengaruh terhadap aliran ketika terjadi hujan. Besar

ukuran DAS dan panjang sungai terpanjang mempengaruhi bentuk hidrograf

aliran dan puncak aliran (Rahayu et al., 2017). Karakteristik DAS mencakup

iklim, biofisik DAS, hidrologi serta sosial ekonomi budaya yang berada di dalam

wilayah DAS sekitar DAS. Karakteristik DAS adalah salah satu unsur utama

dalam pengelolaan DAS seperti dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi

sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Kehutanan No 52/Kpts- II/2001


tentang penyelenggaraan DAS sebagai ekosistem, wilayah (geografi), geobiofisik,

sumber daya alam, sumber daya manusia, kegiatan-kegiatan multisektor dan aspek

sosial ekonomi budaya (Triono dalam Hastanti, 2017).

2.3 CARA PEMBUATAN PETA DAS WANGGU MENGGUNAKAN

ARCGIS

Cara pembuatan peta DAS Wanggu menggunakan ArcGis adalah sebagai

berikut :

1. Buka software ArcMap/ArcGis

2. Klik cancel pada ikon yang muncul pada tampilan awal

3. Klik kanan pada layers untuk masukan data SHP Wilayah DAS Sultra

4. Cari file penyimpanan data SHP Wilayah DAS Sultra, lalu add

5. Untuk memilih areal yang ingin dipetakan, klik open attribut table

6. Lalu klik select by attributes, lalu pilih kategori yang dipetakan dan apply

7. Klik kanan pada layers lalu data lalu export data

8. Proyeksikan koordinat sistem sesuai zona daerah lokasi pemetaan

9. Atur skala peta sesuai kebutuhan

10. Masuk tahap layout, klik layout view untuk layout peta. Klik file pilih

page and print setup lalu hilangkan centang pada use printer papper

settings, atur ukuran kertas sesuai kebutuhan, atur satuan inches rubah ke

centimeters, orientation sesuaikan dengan kebutuhan lalu klik ok

11. Buat keterangan layout sesuai kebutuhan (judul peta, skala peta, koordinat

sistem, legenda, peta inset dan keterangan pembuat peta)


12. Buat grid peta dengan cara klik kanan boundary maps pilih properties lalu

pilih grids lalu new grids dan atur sesuai kebutuhan lalu klik ok

13. Export peta, klik file pilih export map atur DPI lalu rename, pilih type

sesuai kebutuhan dan klik save.


BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL (GAMBAR PETA)

3.2 PEMBAHASAN

Hasil peta di atas merupakan peta administrasi DAS Wanggu. Peta

administrasi DAS Wanggu memiliki dua keterangan legenda yaitu sungai DAS

Wanggu dan areal DAS Wanggu. DAS Wanggu memiliki luas 45.234,58 ha.

Koordinat sistem yang digunakan pada pembuatan peta administrasi DAS

Wanggu adalah WGS 1984 UTM zone 51S. Sumber peta yang digunakan dalam

pembuatan peta adalah peta wilayah DAS Sulawesi Tenggara.


DAS Wanggu, secara administrasi meliputi Kota Kendari (Kecamatan

Mandonga, Baruga dan Anduonohu) dan Kabupaten Konsel (Kecamatan

Ranomeeto, Moramo dan Konda). DAS Wanggu mempunyai fungsi dan peranan

strategis karena mengalir membelah Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sulawesi

Tenggara di bagian hilir, merupakan pusat pemerintahan, pendidikan dan

perekonomian, kawasan industri, sumber: air barsih warga transmigrasi Cialam

Jaya dan sebagian penduduk Kota Kendari, air irigasi sawah seluas 3.500 ha di

Kecamatan Konda, Poasia dan Ranomeeto (Alwi dan Marwah, 2015). Pada DAS

Wanggu ini mengalir beberapa sungai besar maupun kecil, antara lain sungai

induknya yaitu Sungai Wanggu, dan anak-anak sungai seperti Sungai Konda,

Sungai Lapulu, Sungai Numanggere, Sungai Lamomea, Sungai Ambololi, Sungai

Lambusa, Sungai Amohalo, Sungai Lepo-Lepo, dan Sungai Ea. Sungai Wanggu

ini membentang dari Barat Daya di Pegunungan Watu Re arah Utara (Kabupaten

Konsel) dan bermuara di Teluk Kendari (Kota Kendari). Panjang Sungai Wanggu

dari hulu sampai ke muara sekitar 75 km (Apriyanto, 2007).


BAB IV. PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini adalah peta administrasi

DAS Wanggu memiliki dua keterangan legenda yaitu sungai DAS Wanggu dan

areal DAS Wanggu. DAS Wanggu memiliki luas 45.234,58 ha. DAS Wanggu,

secara administrasi meliputi Kota Kendari (Kecamatan Mandonga, Baruga dan

Anduonohu) dan Kabupaten Konsel (Kecamatan Ranomeeto, Moramo dan

Konda). DAS Wanggu mempunyai fungsi dan peranan strategis karena mengalir

membelah Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara di bagian hilir,

merupakan pusat pemerintahan, pendidikan dan perekonomian, kawasan industri,

sumber: air barsih warga transmigrasi Cialam Jaya dan sebagian penduduk Kota

Kendari, air irigasi sawah seluas 3.500 ha di Kecamatan Konda, Poasia dan

Ranomeeto

4.2 SARAN

Semoga pada praktikum berikutnya diberikan banyak waktu agar

praktikan dapat memahami cara pembuatan peta.


Daftar Pustaka

Alwi, L.O. dan S. Marwah. 2015. Analisis dampak perubahan penggunaan lahan

terhadap degradasi lahan dan pendapatan petani di DAS Wanggu Sulawesi

Tenggara. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 18

(2): 117-130.

Apriyanto, H. 2007. Kebijakan pengelolaan teluk berbasis daerah aliran sungai

(studi kasus Teluk Kendari). Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 9 (3):

149-155.

Donya, M.A.C., B. Sasmito dan A.L. Nugraha. 2020. Visualisasi peta fasilitas

umum Kelurahan Sumurboto dengan arcgis online. Jurnal Geodesi Undip.

9 (4): 52-58.

Hastanti, B.W. 2017. Kondisi lingkungan dan karakteristik sosial budaya untuk

pengelolaan daerah aliran sungai (studi kasus pada Suku Dani Di

Jayawijaya, Papua)(environmental conditions and socio-cultural

characteristics for watershed management (Case Study At Dani Tribe,

Jayawijaya, Papua). Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. 1

(2): 111-126.

Maharani, W. dan E. Maryani. 2015. Peningkatan spatial literacy peserta didik

melalui pemanfaatan media peta. Jurnal Pendidikan Geografi. 15 (1): 46-

54.

Primanggara, D. dan Suprapto. 2014. Study morfologi dan marfometri Das Way

Mesuji. Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian. 6 (1): 57-70.


Putranto, T.T. dan K. Alexander. 2017. Aplikasi geospasial menggunakan arcgis

10.3 dalam pembuatan peta daya hantar listrik di Cekungan Airtanah

Sumowono. Jurnal Presipitasi. 14 (1): 15-23.

Putri, N.A.D. 2011. Kebijakan pemerintah dalam pengendalian pencemaran air

sungai siak (studi pada daerah aliran sungai siak bagian hilir). Jurnal Ilmu

Politik dan Ilmu Pemerintahan. 1 (1): 68-79.

Rahayu, W.E., Mujiyono, A.Yulistyorini, N. Suryoputro dan G. Ifdi. 2017.

Pengaruh karakteristik Sub-Das Ganggang terhadap banjir Di Desa

Ngulanan Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Bangunan.

22 (2): 41-50.

Retyanto, B.D. 2016. Analisis faktor penyebab longsor tebing Daerah Aliran

Sungai Serayu untuk pertimbangan sebagai daerah pemukiman di

Kabupaten Wonosobo. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat. 3 (2): 82-88.

Wibowo, H. 2010. Aplikasi model hidrograf satuan sintetis us scs dalam upaya

optimasi tata guna lahan daerah aliran Sungai Mempawah Kalimantan

Barat. Jurnal Rekayasa Teknik Sipil. 14: (1): 1-16.

Anda mungkin juga menyukai