PRAKTIK/LATIHAN 7
MENCATAT CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN ALA
TYPE HELLMAN
Penulis
Nama : Desi Subaidah
NPM : 1913034034
Prodi : Pendidikan Geografi
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah mengetahui dan memahami
bagaimana menggunakan alat pencatat data curah hujan harian dengan
menggunakan alat type Hellman.
BAB II
METODE KERJA
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis,
Kamera Smartphone, dan Ombrometer tipe Hellman.
3.1 Hasil
3.1.1 Hasil Pengamatan
Karena terjadinya musim kemarau yang tejadi sekitar 5 bulan kebelakang
sampai november ini, akibatnya tidak diperoleh data untuk mencatat curah hujan
yang terjadi, berikut ini adalah data rekayasa yang digunakan untuk praktikum ini
agar kita dapat mengetahui dan memahami bagaimana mencatat curah hujan
dengan menggunakan alat tipe Hellman.
Berikut adalah gambar kertas hasil pencatatan
3.3 Pembahasan
3.3.1 curah hujan
Hujan merupakan gejala meteorologi dan juga unsur klimatologi.Hujan
adalah hydrometeor yang jatuh berupa partikel-partikel air yang mempunyai
diameter 0.5 mm atau lebih.Hydrometeor yang jatuh ke tanah disebut hujan
sedangkan yang tidak sampai tanah disebut Virga (Tjasyono, 2006).Hujan yang
sampai ke permukaan tanah dapat diukur dengan jalan mengukur tinggi air
hujan tersebut dengan berdasarkan volume air hujan per satuan luas.Hasil dari
pengukuran tersebut dinamakan dengan curah hujan.
Curah hujan merupakan salah satu unsur cuaca yang datanya diperoleh
dengan cara mengukurnya dengan menggunakan alat penakar hujan, sehingga
dapat diketahui jumlahnya dalam satuan millimeter (mm). Curah hujan 1 mm
adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan per satuan luas ( m 2) dengan
catatan tidak ada yang menguap, meresap atau mengalir. Jadi, curah hujan
sebesar 1 mm setara dengan 1 liter/ m2 (Aldrian, E. dkk, 2011). Curah hujan
dibatasi sebagai tinggi air hujan yang diterima di permukaan sebelum
mengalami aliran permukaan, evaporasi dan peresapan ke dalam tanah.
Berdasarkan ukuran butiran, hujan dapat dibedakan menjadi:
a. Hujan gerimis / drizzle, dengan diameter butirannya kurang dari 0,5
mm.
b. Hujan salju / snow, adalah kristal-kristal es yang temperatur udaranya
berada di bawah titik beku (00C).
c. Hujan batu es, curahan batu es yang turun didalam cuaca panas awan
yang temperaturnya dibawah titik beku (00C).
d. Hujan deras / rain, dengan curah hujan yang turun dari awan dengan
nilai temperatur diatas titik beku berdiameter butiran ± 7 mm.
Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan menurut BMKG dibagi
manjadi tiga, yaitu :
a. Hujan sedang, 20 - 50 mm per hari.
b. Hujan lebat, 50-100 mm per hari.
c. Hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari.
Intensitas curah hujan merupakan ukuran jumlah hujan per satuan waktu
tertentu selama hujan berlangsung. Hujan umumnya dibedakan menjadi 5
tingkatan sesuai intensitasnya seperti yang disajikan pada Tabel 3.3.1 berikut
ini.
Tabel 3.3.1 Tingkatan Hujan Berdasarkan Intensitasnya
Tingkatan Intensitas (mm/menit)
Sangat lemah < 0.02
Lemah 0.02 – 0.05
Sedang 0.05 – 0.25
Deras 0.25 – 1
Sangat deras >1
Sangat lemah < 0.02
(Sumber : Mori et. Al,1997 )
Data hujan mempunyai variasi yang sangat besar dibandingkan unsur
iklim lainnya, baik variasi menurut tempat maupun waktu.Data hujan biasanya
disimpan dalam satu hari dan berkelanjutan.Dengan mengetahui data curah
hujan kita dapat melakukan pengamatan di suatu daerah untuk pengembangan
dalam bidang pertanian dan perkebunan.Selain itu dapat juga digunakan untuk
mengetahui potensi suatu daerah terhadap bencana alam yang disebabkan oleh
faktor hujan (Anonim2, 2017).
Sumber: google.com
2. Cara Kerja Alat
Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul
dalam tabung tempat pelampung. Air hujan ini menyebabkan pelampung serta
tangkainya terangkat atau naik keatas. Pada tangkai pelampung terdapat
tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung Gerakkan
pena dicatat pada pias yang ditakkan/digulung pada silinder jam yang dapat
berputar dengan bantuan tenaga per (Anonim1, 2017).
Jika air dalam tabung hampir penuh (dapat dilihat pada lengkungan
selang gelas), pena akan mencapai tempat teratas pada pias (10 mm). Setelah
air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, maka berdasarkan
sistem siphon otomatis (sistem selang air), air dalam tabung akan keluar
sampai ketinggian ujung selang dalam tabung. Bersamaan dengan keluarnya
air,tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan
garis lurus vertikal.Jika hujan masih terus-menerus turun, maka pelampung
akan naik kembali seperti diatas, dengan demikian jumlah curah hujan dapat
dihitung atau ditentukan dengan menghitung garis-garis vertical (Anonim 1,
2017).
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil pengamatan pada ketas pias untuk mengetahui intensitas
curah hujan dengan menggunakan ombrometer tipe Hellman, maka dapat
disimpulkan
Kertas pias mulai dipasang pada Kamis 31 Oktober pukul 07.30 dan
dilepas pada Jumat 1 November pukul 07.20 telah tercatat data intensitas
curah hujan yang terjadi selama waktu tersebut yaitu Pada Kamis 31
Oktober pukul 16.00 – 19.17 hujan turun dengan intensitas 7,6 mm. Dan
Pada pukul 23 – 00.20 hujan kembali turun dengan intensitas 19 mm,
artinya hujan yang turun cukup lebat terlepas dari berbagai keadaan yang
terjadi saat itu sehingga menyebabkan garis tinta naik mencapai angka 10
mm.
Kertas pias mulai dipasang pada Jumat 1 November dan dilepas pada
sabtu 2 November 2019 pukul 08.05 telah tercatat data intensitas curah
hujan yang terjadi selama waktu tersebut yaitu pada jumat pukul 13.30 –
15.00 hujan turun dengan intensitas 1,5 mm. Kemudian pada pukul 16.51
– 21.15 pena mencapai titik 10 mm yang berarti curah hujannya tinggi
yaitu dengan intensitas 37,6 mm, dan pada hari sabtu pagi pukul 02.21 –
05.30 hujan kembali turun dengan intensitas 23,5 mm , artinya hujan yang
turun cukup lebat terlepas dari berbagai keadaan yang terjadi saat itu
sehingga menyebabkan garis tinta naik mencapai angka 10 mm.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1,.http://jenis-jenismakalahsemester3b.blogspot.co.id/2014/05/makalah-
curah-hujan_18.html.
Diakses Pada Tanggal 07 November 2019 pukul 20.30
Anonim2.,http://anadventureinmylife.blogspot.co.id/2016/03/makalah-alat-
pengukur-curah-hujan.html.
Diakses Pada Tanggal 07 November 2019 pukul 20.32
Dewi., https://www.academia.edu/31872646/Laporan_Hidrologi_Kelompok_6
Diunduh pada tanggal 07 november 2019 pukul 20.34
Aldrian, E, Budiman, dan Mimin Karmini. 2011. Adaptasi dan Mitigasi
Perubahan Iklim di Indonesia. Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara
Kedeputian Bidang Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika. Jakarta.
Haryoko, Urip., 2011. Pewilayah Hujan untu Menentukan Pola Hujan (Contoh
Kasus Kabupaten Indramayu).Indramayu.
Tjasyono, Bayong HK. 2006. Klimatologi, Penerbit ITB, Bandung