2001-2016
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan penelitian .......................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 3
BAB III.................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 12
B. SARAN ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang berada di garis khatulistiwa. Akibatnya
Indonesia memiliki musim kemarau dan musim penghujan. Dua musim ini sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup di wilayah Indonesia.
Akibatnya, masyarakat Indonesia harus mengenali faktor dari kedua musim
tersebut agar dapat melakukan aktivitas dengan lancar. Salah satu faktir yang
penting dari musim-musim tersebut adalah curah hujan.
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh selama periode waktu
tertentu yang pengukurannya menggunakan satuan tinggi di atas permukaan tanah
horizontal yang diasumsikan tidak terjadi infiltrasi, run off, maupun evaporasi.
Definisi curah hujan atau yang sering disebut presipitasi dapat diartikan
jumlah air hujan yang turun di daerah tertentu dalam satuan waktu tertentu.
Jumlah curah hujan merupakan volume air yang terkumpul di permukaan bidang
datar dalam suatu periode tertentu (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).
Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di atas
permukaan horizontal. Hujan juga dapat diartikan sebagai ketinggian air hujan
yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak
mengalir (Suroso, 2006)
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu curah hujan?
2. Bagaimana data curah hujan yang terjadi pada kurun waktu 15 tahun
lalu hingga sekarang?
3. Bagaimana perhitungan bulan basah dan bulan kering untuk
mengetahui iklim berdasarkan curah hujan?
4. Bagaimana klasifikasi iklim menurut ferguson, Mohr, dan Oldeman
pada kurun waktu 15 tahun terakhir hingga sekarang?
1
C. Tujuan penelitian
1. Untuk memenuhi tugas matakuliah Meteorologi dan Klimatologi
2. Untuk mengetahui apa itu pengertian curah hujan
3. Untuk mengetahui bagaimana intensitas curah hujan pada kurun waktu
15 tahun terakhir hingga sekarang
4. Untuk dapat mengetahui bagaimana klasifikasi iklim menurut
Ferguson, Mohr dan Oldeman
2
BAB II
Dalam pengamatan curah hujan harian, apabila dalam satu hari tidak ada
hujan yang turun bisa dipastikan tidak ada air yang tertampung didalam
penampungan pada alat ombrometer. Hal ini dikarenakan alat ombrometer hanya
memiliki lubang yang sangat kecil. Pada hujan yang lebat atau deras air yang
tertampung hanya sedikit atau bisa dikatakan tidak akan pernah bisa memenuhi
penampung yang ada pada alat ombrometer. Sedangkan bila tidak ada hujan yang
turun, maka bisa dipastikan tidak ada air yang tertampung. Jika seandainya ada
hanyalah sedikit dan amat kecil, yaitu hasil dari tetesan embun.
Curah hujan harian adalah curah hujan yang diukur selama 24 jam. Masa 24
jam akan berakhir sesuai dengan tanggal yang tercantum pada waktu. Untuk curah
hujan harian dari sumber yang tidak teratur, yaitu mereka yang laporan bulanan
atau mingguan, kemudian jumlah hari dimana curah hujan diukur. Sekali lagi
periode berakhir pada hari lain.
Satuan curah hujan adalah milimeter (mm), yang merupakan ketebalan air
hujan yang terkumpul dalam tempat pada luasan 1 m2, permukaan yang datar,
tidak menguap dan tidak mengalir.
3
1. Rata-rata curah hujan bulanan
Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal
10 tahun.
2. Normal curah hujan bulanan
Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
3. Standar normal curah hujan bulanan
Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun
4
5
Berdasarkan gambar data yang ada dapat kita ketahui bahwa:
a. 2001
Hujan Basah 11
Hujan Lembab 0
Hujan Kering 1
b. 2002
Hujan Basah 8
Hujan Lembab 4
Hujan Kering 0
c. 2003
Hujan Basah 11
Hujan Lembab 1
Hujan Kering 0
d. 2004
Hujan Basah 12
Hujan Lembab 0
Hujan Kering 0
e. 2005
Hujan Basah 10
Hujan Lembab 1
Hujan Kering 1
f. 2006
Hujan Basah 12
Hujan Lembab 0
Hujan Kering 0
g. 2007
Hujan Basah 9
Hujan Lembab 2
Hujan Kering 1
h. 2008
Hujan Basah 10
Hujan Lembab 1
Hujan Kering 1
6
i. 2009
Hujan Basah 9
Hujan Lembab 2
Hujan Kering 1
j. 2010
Hujan Basah 9
Hujan Lembab 2
Hujan Kering 1
k. 2011
Hujan Basah 10
Hujan Lembab 1
Hujan Kering 0
l. 2012
Hujan Basah 9
Hujan Lembab 2
Hujan Kering 1
m. 2013
Hujan Basah 11
Hujan Lembab 0
Hujan Kering 1
n. 2014
Hujan Basah 6
Hujan Lembab 1
Hujan Kering 5
o. 2015
Hujan Basah 4
Hujan Lembab 2
Hujan Kering 6
p. 2016
Hujan Basah 7
Hujan Lembab 3
Hujan Kering 2
7
8
Dari gambar tersebut kita dapat melihat perhitungan bulan basah dan bulan
kering dari setiap tahunnya, setelah kita selesai menghitung maka kita dapat
menentukan jenis iklim apakah dia berdasarkan 3 iklim antara lain:
a. Iklim Schmidt-Ferguson
Merupakan salah satu jenis klasifikasi yang banyak digunakan di
indonesia. Klasifikasi iklim ini mendasar pada curah hujan. Data hujan yang
digunakan dalam analisis minimal 10 tahun. Berdasarkan data hujan tersebut
Schmidt-Ferguson menentukan bulan basah dan bulan kering kemudia di
analisis sehingga diperoleh 8 daerah iklim dari yang paling basah hingga
paling kering. Schmidt-Ferguson menerima metode Mohr berdasarkan
penelitian tanah, terdapat tiga derajat kelembapan yaitu:
Jika jumlah curah hujan dalam satu bulan lebih dari 100 mm, maka
bulan ini dinamakan Bulan Basah , jumlah curah hujan ini
melampaui jumlah penguapan.
Jika jumlah hujan dalam satu bulan kurang dari 60 mm, maka bulan
ini dinamakan Bulan Kering, penguapan banyak berasal dari air
dalam tanah daripada curah hujan.
Jika jumlah hujan dalam satu bulan antara 60 mm sampai 100 mm
maka bulan ini dinamakan Bulan Lembab, curah hujan dan
penguapan kurang lebih seimbang.
Rumus Q :
9
Tipe iklim dengan mencocokkan nilai Q yang diperoleh dengan kriteria
iklim Schmidt-Ferguson:
A:0≤Q<0,143
H: 7,000 ≤ Q
b. Iklim Mohr
Jika jumlah curah hujan dalam satu bulan lebih dari 100 mm, maka bulan
ini dinamakan Bulan Basah jumlah curah hujan ini melampaui jumlah
penguapan. BB (bulan basah) CH > 100 mm; sehingga CH > E
Jika jumlah curah hujan dalam satu bulan kurang dari 60 mm, maka bulan
ini dinamakan Bulan Kering, penguapan banyak berasal dari air dalam
tanah daripada curah hujan. BK (bulan kering) CH < 69 mm; sehingga CH
< E
Jika jumlah curah hujan dalam satu bulan antara 60 mm sampai 100 mm
maka bulan ini dinamakan Bulan Lembab, curah hujan dan penguapan
kurang lebih seimbang. BL (bulan lembab) 60 < CH < 100 mm.
10
Berdasarkan keberadaan bulan basah dan bulan kering, terdapat kelas iklim
menurut Mohr yaitu sebagai berikut:
c. Iklilm Oldeman
Iklim oldeman adalah adanya bulan basah yang berturut-turut dan adanya
bulan kering yang berturut-turut pula. Kedua bulan ini dihubungkan dengan
kebutuhan tanaman padi sawah dan palawijaya terhadap air. Dalam konsep ini,
curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membudidayakan
padi sawah, sedangkan untuk sebagian besar palawija maka jumlah curah hujan
minimal yang diperlukan adalah 100 mm/bulan.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh selama periode waktu tertentu
yang pengukurannya menggunakan satuan tinggi di atas permukaan tanah
horizontal yang diasumsikan tidak terjadi infiltrasi, run off, maupun evaporasi.
Curah hujan harian adalah curah hujan yang diukur selama 24 jam. Masa 24 jam
akan berakhir sesuai dengan tanggal yang tercantum pada waktu. Untuk curah
hujan harian dari sumber yang tidak teratur, yaitu mereka yang laporan bulanan
atau mingguan, kemudian jumlah hari dimana curah hujan diukur. Sekali lagi
periode berakhir pada hari lain.
Satuan curah hujan adalah milimeter (mm), yang merupakan ketebalan air
hujan yang terkumpul dalam tempat pada luasan 1 m2, permukaan yang datar,
tidak menguap dan tidak mengalir. Dari makalah ini kita dapat mengetahui curah
hujan dari tahun 2001-2016 dan klasifikasinya yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Ferguson
b. Mohr
c. Oldeman
B. SARAN
Semoga makalah yang dibuat penulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta
menambah wawasan pengetahuan tentang curah hujan dan klasifikasinya bagi
pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, B. (2002). Dasar-Dasar Klimatologi. Pt. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
13