NIM
Kelas
Kelompok
1. Tujuan
Mahasiswa mampu menentukan besarnya erosi tanah menggunakan rainfall
simulator
Mahasiswa mampu untuk menentukan besarnya erosi aktual tanah dan pendugaan
USLE pada lahan tanpa pengolahan dan lahan bervegetasi
2. Dasar Teori
1. Pengertian Erosi (2 sitasi)
Erosi adalah istilah umum yang dipakai untuk proses penghancuran batuan
(pelapukan) dan proses pengankutan hasil penghancuran batuan. Erosi dilakukan oleh
alam. Proses erosi fisika disebut sebagai proses corration (erosi mekanis) sedangkan
proses erosi kimia disebut dengan corrotion (Noor, 20014).
Erosi merupakan proses penghancuran dan pelapukan partikel-partikel tanah dan
perpindahan partikel tersebut akibat adanya erosive transport agent seperti air dan angin.
Pada daerah beriklim tropika basah seperti sebagian besar daerah di Indonesia, penyebab
utama terjadinya erosi yaitu air hujan. Sementara tenaga penggerak erosi lain seperti angin
dan gleytser kurang begitu dominan (Nursaban, 2006).
2. Proses Terjadinya Erosi (2 sitasi)
Proses sedimen meliputi proses erosi, angkutan (transport), pengendapan
(deposition) dan pemadatan dari sedimen itu sendiri. Dimulai dari jatuhnya hujan yang
menghasilkan energy kinetik yang merupakan permulaan dari proses erosi. Begitu tanah
menjadi partikel halus, lalu menggelinding bersama aliran, sebagian akan tertinggal diatas
tanah sedangkan bagian yang lainnya masuk ke saluran drainase terbawa aliran menjadi
sedimen. Sedimentasi yang terjadi menyebabkan saluran menjadi dangkal dan kapasitas
saluran menjadi berkurang sehingga tidak dapat menampung lagi debit limpasan yang
terjadi (Fitriyah, 2014).
Umumnya erosi terjadi dengan 3 proses yaitu penghancuran, pengangkutan dan
pengendapan. Air hujan yang mengenai permukaan tanah dengan energi tertentu akan
menghancurkan agregat tanah. Agregat tanah yang hancur akan menutup pori pori tanah
yang akan mengurangi kemampuan tanah dalam menyerap air hujan (infiltrasi). Dengan
adanya peningkatan intensitas hujan maka akan meningkatkan aliran permukaan sehingga
daya angkut akan partikel partikel tanah yang telah terlepas tersebut semakin banyak
dan akan menyebabkan hasil sedimentasi tinggi (Tarigan, 2011)
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
3. Rangkaian Praktikum
Alat, Bahan, dan Fungsi
Auger Soil Sample
Rainfall Simulator
Plastik Pelindung
angin
Stopwatch
Gelas ukur
Nozzel
Selang utama
Selang lateral
Tandon
Bak simulator
Rangka alat
Pompa
Berat isi
Oven
Kertas saring
Corong
dalam penyaringan
Gelas ukur
Cawan
Timbangan digital
Penggaris
Pengaduk
Penjepit
pengeringan
Air dan tanah
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
2. Cara Kerja (Diagram Alir) (Jika tidak muat, buat worksheet baru)
A. Cara pengambilan sample tanah
- Disiapkan
Dicatat
B. Cara kerja Rainfall Simulator
Disambungkan
ke selang lateral
Selang Utama
Disambungkan
ke nozzle
Selang Lateral
Dimasukkan
dan diratakan tanah
Bak penampung
Diukur dimensi bak penampung tanah bervegetasi dan bak tanah non vegetasi
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Dijalankan
Didiamkan tanah sampai jenuh selama 5 menit
Air limpasan ditampung menggunakan gelas ukur dan diukur volumenya
Dicatat
Hasil
Dimasukkan kertas saring kedalam oven dengan suhu 105o selama 60 menit
Ditimbang menggunakan timbangan digital setelah dioven
Kertas Saring
Dicatat
Hasil
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
e. Oven
(Google, 2016)
d. Gelas ukur 50ml
f. Timbangan Digital
(Google, 2016)
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
h. Gelas ukur
(Google, 2016)
Air
j. Tanah
(Google, 2016)
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
4. Pembahasan Praktikum
1. Data Hasil Praktikum + Perhitungan
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
2. Analisa Data
Pada praktikum konservasi tanah dan air materi simulasi erosi tanah yang
dilakukan pada hari senin 7 november 2016 pukul 10.10 di Laboratorium Teknik
Sumberdaya Alam dan Lingkungan (TSAL) Universitas Brawijaya Malang dilakukan
praktikum untuk menentukan besarnya erosi tanah menggunakan rainfall simulator dan
menentukan besarnya erosi aktual tanah dan pendugaan USLE pada lahan tanpa
pengolahan dan lahan bervegetasi. Pada penentuan besarnya erosi tanah menggunakan
rainfall simulator dilakukan dengan cara menyiapkan alat dan bahan selanjutnya alat
dirangkai, menyambungkan pompa ke selang utama, menyambungkan selang utama ke
selang lateral, menyambungkan selang lateral ke nozzle, selanjutnya memasukkan tanah
dan ratakan di bak simulator. Sampel tanah yang digunakan berjenis Sukoanyar.
Kemudian mengukur dimensi dari bak simulator. Alat dijalankan untuk pembasahan,
tanah didiamkan sampai jenuh selama 5 menit dan air limpasan ditampung serta
mengukur volumenya menggunakan gelas ukur dan hasil dicatat. Setelah itu,
menentukan berat jenis yamg dilakukan dengan cara menyiapkan alat dan bahan,
menghomogenkan air limpasan menggunakan pengaduk , selanjutnya menimbang massa
awal dari kertas saring dan mengukur air limpasan menggunakan gelas ukur sebanyak 50
ml. Kemudian melipat kertas saring dan memasukkan kertas saring kedalam oven dengan
suhu 105o selama 1 jam, selanjutnya timbang kertas saring setelah dioven dan catat hasil
yang didapatkan. Dari data hasil praktikum dilakukan perhitungan.
Pada praktikum penentuan besarnya erosi aktual tanah didapatkan panjang lahan
tanpa vegetasi sebesar 102cm, lebar lahan tanpa vegetasi sebesar 42cm, panjang lahan
vegetasi sebesar 102 cm, lebar lahan vegetasi sebesar 41cm, massa awal kertas saring
pada perlakuan vegetasi sebesar 1,247 gram, massa awal kertas saring pada perlakuan
tanpa vegetasi sebesar 1,217 gram, selanjutnya massa kertas saring setelah dikeringkan di
dalam oven dengan suhu 105o selama 1 jam dengan perlakuan tanpa vegetasi massa
kertas saring beserta endapan sebesar 1,260 gram, dan massa kertas saring beserta
endapan pada perlakuan vegetasi sebesar 1,341 gram, rainfall simulator dijalalankan
selama 5 menit, Volume total tetesan tanpa vegetasi sebesar 2080 ml, volume tetesan
pada lahan vegetasi sebesar 1500 ml dan volume sampel yang digunakan sebesar 50 ml.
Selanjutnya pada penggunaan erosi dengan metode USLE didapatkan nilai R dengan
ketetapan sebesar 3,012 KJ/ha/tahun, K sebesar 0,7182 ton/KJ, kemiringan (S) sebesar
24,75%, dan LS sebesar 1,10344.
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
3. Analisa Perhitungan
Dari data hasil pengamatan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan besarnya
erosi aktual pada tanah. Terdapat dua perlakuan yaitu pada perlakuan tanpa vegetasi dan
pada perlakuan dengan vegetasi. Sebelumnya mengubah dimensi waktu pada kedua
perlakuan dari menit ke tahun yaitu 5 menit maka dalam setahun berarti 9,5129 x 10-6.
Pada perlakuan tanpa vegetasi luas lahan didapatkan dengan persamaan luas
lahan sama dengan mengalikan panjang dengan lebar bak penampung tanah dan
didapatkan hasil sebesar 4,284 x 10-5 hektar. Selanjutnya mengukur berat kering (D)
dilakukan dengan persamaan :
D tanpa vegetasi =
dengan M tanpa vegetasi adalah massa kertas saring beserta endapan setelah dioven
dengan perlakuan tanpa vegetasi, Mo adalah massa kertas saring, V sampel adalah
banyaknya sampel berupa larutan yang diteliti dan V total tanpa vegetasi adalah jumlah
dari hasil tetasan pada bak penampungan lahan tanpa vegetasi sehingga hasil perhitungan
yang didapatkan sebesar 1,7888 x 10-6 ton. Kemudian menghitung Erosi aktual dengan
persamaan :
Erosi Aktual = ;
dengan D tanpa vegetasi adalah berat kering dari hasil perhitungan sebelumnya sehingga
didapatkan hasil sebesar 4389,3417 ton/ha/tahun.
Pada perlakuan dengan vegetasi dengan menggunakan rumus yang sama pada
perlakuan tanpa vegetasi didapatkan hasil sebesar 4,182 x 10-5 hektar. Selanjutnya
mengukur berat kering (D) dilakukan dengan persamaan :
D vegetasi = x V total vegetasi ;
dengan M vegetasi adalah massa kertas saring beserta endapan setelah dioven dengan
perlakuan pada lahan vegetasi, Mo adalah massa kertas saring, V sampel adalah
banyaknya sampel berupa larutan yang diteliti dan V total vegetasi adalah jumlah dari
hasil tetesan pada bak penampungan lahan dengan vegetasi sehingga hasil perhitungan
yang didapatkan sebesar 2,82 x 10-6 ton.
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
5. Pembahasan
5.1 Mengapa Air Hasil Limpasan Perlakuan Vegetasi Lebih Keruh Dibandingkan Dengan
Non Vegetasi
Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan
intensitas hujan/presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan
angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan
permeabilitasnya, kemiringan lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,
makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan oleh manusia.
Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi,
frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi.
Daerah berlereng mempunyai risiko tererosi yang lebih besar daripada tanah di daerah
datar. Selain tidak stabil akibat pengaruh kemiringan, tetasan yang jatuh akan terus
menerus memukul permukaan tanah sehingga memperbesar risiko erosi. Berbeda dengan
daerah datar, selain massa tanah dalam posisi stabil, air tetesan yang jatuh tidak selamanya
memukul permukaan tanah karena dengan cepat akan terlindungi oleh genangan air.
sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang
curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah.
porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi,
berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah
tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi
permukaan. Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi
daripada pasir atau silt. Dalam meninjau pengaruh vegetasi terhadap mudah tidaknya
tanah tererosi, harus dilihat apakah vegetasi penutup tanah tersebut mempunyai struktur
tajuk yang berlapis sehingga dapat menurunkan kecepatan terminal air hujan dan
memperkecil diameter tetesan air hujan.
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
5.2 Faktor Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Erosi Pada Praktikum Dan
Bandingkan Dengan Literatur
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi adalah sebagai berikut :
Kecepatan pompa mempengaruhi jumlah air limpasan yang dihasilkan
Kemiringan lahan pada bak penampung
Nilai permeabilitas dari sampel tanah yang digunakan
Banyaknya bahan organik pada sampel tanah
Jenis vegetasi yang digunakan
Serta nilai erodibilitas tanah itu sendiri
Hal ini hampir sama dengan literature yang diapatkan, dimana Faktor-faktor yang
mempengaruhi erosi antara lain (Prasetyo, 2007) :
Iklim
Tanah
Topografi
Tanaman/Vegetasi
Macam Penggunaan Lahan
Kegiatan manusia
Karakteristik hidrolika sungai
Karakteristik penampung sedimen
Karakteristik penampung sedimen, check dam, dan waduk
Kegiatan gunung berapi
Simulasi Erosi Tanah
Praktikum Teknik Konservasi Lingkungan
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
5.3 Bandingkan Nilai Pendugaan Erosi Menurut Universal Soil Loss Equation (USLE)
Pada Lahan Vegetasi Dan Tanpa Vegetasi
Dari hasil perhitungan nilai pendugaan erosi menurut Universal Soil Loss
Equation (USLE) pada dua perlakuan yaitu lahan dengan vegetaasi dan lahan tanpa
vegetasi yang didapatkan nilai A atau banyaknya tanah yang tererosi lebih besar pada
perlakuan tanpa vegetasi dimana pada perlakuan tanpa vegetasi didapatkan nilai erosi
aktual sebesar 2,386981711ton/ha/tahun dan perlakuan dengan vegetasi didapatkan nilai
erosi aktual sebesar 1,670887198 ton/ha/tahun. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil
perhitungan erosi aktual dimana didapatkan perlakuan dengan vegetasi didapatkan nilai
erosi aktual sebesar 7088,4641 ton/ha/tahun dan perlakuan tanpa vegetasi didapatkan
nilai erosi aktual sebesar 4389,3417 ton/ha/tahun.
5.4 Bandingkan Nilai Erosi Aktual Dan Erosi USLE Pada Lahan Vegetasi Dan Tanpa
Vegetasi. Serta Kategorikan Tingkat Erosinya Sesuai Dengan FINNEY Dan MORGAN
Dari data hasil perhitungan nilai erosi aktual, besarnya erosi aktual terdapat pada
perlakuan dengan vegetasi dibandingkan dengan perakuan tanpa vegetasi. Sementara
perhitungan besarnya nilai erosi menggunakan metode Universal Soil Loss Equation
(USLE) terdapat pada perlakuan tanpa vegetasi dibandingkan dengan perlakuan dengan
vegetasi.
Metode penduga USLE serta Morgan dan Finney termasuk kedalam metode
kotak kelabu, yaitu hanya beberapa prose dari bagaimana erosi itu terjadi diketahui.
Sehingga perhitungan dengan metode ini didasarkan pada penentuan faktor-faktor yang
paling penting setelah melalui observasi, pengukuran, teknik statistic dan
menghubungkan faktor-faktor tersebut dengan jumlah tanah yang hilang. Kedua metode
erosi baik USLE serta Metode Morgan dan Finney cenderung memberikan hasil dugaan
yang lebih besar dibandingkan dengan erosi yang sebenarnya. Metode Morgan dan
Finney dapat dipergunakan untuk menduga besar erosi di lokasi penelitian tetapi tidak
untuk metode USLE.
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
5. Penutup
Kesimpulan
Erosi merupakan proses penghancuran dan pelapukan partikel-partikel tanah dan
perpindahan partikel tersebut akibat adanya erosive transport agent seperti air dan angin.
Umumnya erosi terjadi dengan 3 proses yaitu penghancuran, pengangkutan dan
pengendapan.
Vegetasi melindungi permukaan tanah dari pukulan langsung tetesan air hujan yang dapat
menghancurkan agregat tanah, sehingga terjadi pemadatan tanah.
Air hasil limpasan perlakuan vegetasi lebih keruh dibandingkan dengan air hasil
limpasan perlakuan non vegetasi bukan hanya dikarenakan jenis tanaman yang
digunakan akan tetapi permeabilitas tanah juga dapat mempengaruhi keruh atau tidaknya
air limpasan tersebut.
2. Saran
Praktikum yang telah dilakukan sudah cukup baik, asisten menjelaskan dengan
baik hanya saja terlalu cepat dalam mejelaskan akan tetapi praktikan dapat memahami
maksud dan tujuan dari praktikum Simulasi Erosi Tanah. Terima kasih.
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
DAFTAR PUSTAKA
Atmojo, Suntoro Wongso. 2008 Peran Agroforestri Dalam Menanggulangi Banjir dan
Longsor Daerah Aliran Sungai. Surakarta : Universitas Negeri Surakarta.
Butar, M.J.B Oktafia, et.al. 2013. Pendugaan Erosi Tanah di Kecamatan Raya
Kabupaten Simalungun berdasarkan Metode Universal Soil Loss Equation
(USLE). Medan : Universitas Sumatera Utara.
Fitriyah, Fifi Nur. 2014. Penanganan Masalah Erosi dan Sedimentasi di Kawasan
Kelurahan Perkamil. Manado : Universitas Sam Ratulangi.
Khosim, Amir., dan Lubis, M. Kun. 2006. Geografi. Jakarta : Grasindo.
K.G. Renard, et.,al. 2010. Universal Soil Loss Equation and Revisd Universal Soil Loss
Equation. United States America : Southwest Watershed Research Center.
Masnang, Andi , Naik Sinukaban, Sudarsono, Dan Ngaloken Ginting. 2014. Kajian
Tingkat Aliran Permukaan dan Erosi, Pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan Di
Sub Das Jenneberang Hulu. Kendari : Universitas Haluoleo.
Maier, Raina M. et al. 2009. Environmetntal Microbiology Second Edition. United States
America : Elsevier Academic Press
Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi. Sleman : Deepublish.
Nugraha, Dian. 2003. Pendugaan Erosi Menggunakan Metode Universal Soil Loss
Equation (USLE) dan Metode Morgan, Morgan dan Finney. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.
Nursaban, Muhammad. 2006. Pengendalian Erosi Tanah Sebagai Upaya Melestarikan
Kemampuan Fungsi Lingkungan. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Prasetyo, Andi. 2007. Penggunaan Check DAM dalam Usaha Menanggulangi Erosi
Alur. Semarang : Universitas Diponegoro.
Tarigan, R. Dela. 2011. Pengaruh Erosivitas Dan Topografi Terhadap Kehilangan Tanah
Pada Erosi Alur di Daerah Aliran Sungai Secang Desa Hargotirto Kecamatan
Kokap Kabupaten Kulonprogo. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
TAMBAHAN LITERATUR
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Nama
NIM
Kelas
Kelompok