Anda di halaman 1dari 3

Daerah Aliran Sungai (DAS)

a. Pengertian Daerah Aliran Sungai

Daerah aliran sungai (DAS) diartikan sebagai daerah yang dibatasi punggung-
punggung (igir-igir) gunung, air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan
ditampung oleh punggung gunung tersebut dan dialirkan melalui sungai-sungai
kecil ke sungai utama (Asdak, 1995: 4)

b. Pembagian Daerah Aliran Sungai

Daerah aliran sungai terbagi menjadi tiga daerah yaitu bagian hulu, bagian tengah,
dan bagian hilir.

1) DAS Bagian Hulu (Upperland)

DAS bagian hulu mempunyai ciri-ciri:

a) Merupakan daerah konservasi.

b) Mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi.

c) Merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (> 15%).

d) Bukan merupakan daerah banjir.


e) Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase.

f) Jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan.

g) Laju erosi lebih cepat daripada pengendapan.

h) Pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf “V”.

2) DAS Bagian Tengah (Middle Land)

DAS bagian tengah merupakan daerah peralihan antara bagian hulu dengan
bagian hilir dan mulai terjadi pengendapan. Ekosistem tengah sebagai daerah
distributor dan pengatur air, dicirikan dengan daerah yang relatif datar. Daerah
aliran sungai bagian tengah menjadi daerah transisi dari kedua karakteristik
biogeofisik DAS yang berbeda antara hulu dengan hilir.

3) DAS Bagian Hilir (Lowerland)

DAS bagian hilir dicirikan dengan:

a) Merupakan daerah pemanfaatan atau pemakai air.

b) Merupakan zone sedimentasi

c) Kerapatan drainase kecil.

d) Merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai dengan


sangat kecil (kurang dari 8%).

e) Pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan).

f) Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi.

g) Jenis vegetasi didominasi oleh tanaman pertanian kecuali daerah


estuaria yang didominasi hutan bakau/gambut.

h) Pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf “U”

Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) bagian hulu akan berpengaruh sampai
pada hilir. Oleh karenanya DAS bagian hulu merupakan bagian yang penting
karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS, jadi apabila
terjadi pengelolan yang tidak benar terhadap bagian hulu maka dampak yang
ditimbulkan akan dirasakan juga pada bagian hilir. Misalnya, erosi yang terjadi
tidak hanya berdampak bagi daerah dimana erosi tersebut berlangsung yang berupa
terjadinya penurunan kualitas lahan, tetapi dampak erosi juga akan dirasakan
dibagian hilir, dampak yang dapat dirasakan oleh bagian hilir adalah dalam bentuk
penurunan kapasitas tampung waduk ataupun sungai yang dapat menimbulkan
resiko banjir sehingga akan menurunkan luas lahan irigasi (Asdak, 1995:12).
c. Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Beberapa proses alami dalam DAS dapat memberikan dampak menguntungkan


kepada sebagian kawasan DAS, tetapi pada saat yang sama dapat merugikan
bagian yang lain. Bencana alam banjir dan kekeringan silih berganti yang terjadi di
suatu wilayah atau daerah merupakan dampak negatif kegiatan manusia pada suatu
DAS, dapat dikatakan bahwa kegiatan manusia telah menyebarkan DAS gagal
dalam menjalankan fungsinya sebagai penampung air hujan, penyimpan, dan
pendistribusian air ke saluran-saluran atau sungai. Air permukaan baik yang
mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa) dan sebagian air bawah
permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus
hidrologi yang membentuk sistem daerah aliran sungai (DAS). Jumlah air di bumi
secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.

Fungsi suatu DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh seluruh faktor
yang ada pada DAS tersebut, yaitu vegetasi, bentuk wilayah (topografi), tanah, dan
manusia. Apabila salah satu faktor tersebut mengalami perubahan, maka hal
tersebut akan mempengaruhi juga ekosistem DAS tersebut dan akan menyebabkan
gangguan terhadap bekerjanya fungsi DAS. Apabila fungsi suatu DAS telah
terganggu, maka sistem hidrologisnya akan terganggu, penangkapan curah hujan,
resapan dan penyimpanan airnya menjadi sangat berkurang atau sistem
penyalurannya menjadi sangat boros. Kejadian itu akan menyebabkan
melimpahnya air pada musim penghujan dan sangat minimum pada musim pada
musim kemarau, sehingga fluktuasi debit sungai antara musim hujan dan musim
kemarau berbeda tajam.

Agus, F. Dan Widianto (2004:186) mengemukakan bahwa sebuah DAS yang sehat
dapat menyediakan:

1) Unsur hara bagi tumbuh-tumbuhan.

2) Sumber makanan bagi manusia dan hewan

3) Air minum yang sehat bagi manusia dan makhluk lainnya.

4) Tempat berbagai aktivitas manusia dan hewan.

Anda mungkin juga menyukai