Daerah aliran sungai (DAS) diartikan sebagai daerah yang dibatasi punggung-
punggung (igir-igir) gunung, air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan
ditampung oleh punggung gunung tersebut dan dialirkan melalui sungai-sungai
kecil ke sungai utama (Asdak, 1995: 4)
Daerah aliran sungai terbagi menjadi tiga daerah yaitu bagian hulu, bagian tengah,
dan bagian hilir.
DAS bagian tengah merupakan daerah peralihan antara bagian hulu dengan
bagian hilir dan mulai terjadi pengendapan. Ekosistem tengah sebagai daerah
distributor dan pengatur air, dicirikan dengan daerah yang relatif datar. Daerah
aliran sungai bagian tengah menjadi daerah transisi dari kedua karakteristik
biogeofisik DAS yang berbeda antara hulu dengan hilir.
Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) bagian hulu akan berpengaruh sampai
pada hilir. Oleh karenanya DAS bagian hulu merupakan bagian yang penting
karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS, jadi apabila
terjadi pengelolan yang tidak benar terhadap bagian hulu maka dampak yang
ditimbulkan akan dirasakan juga pada bagian hilir. Misalnya, erosi yang terjadi
tidak hanya berdampak bagi daerah dimana erosi tersebut berlangsung yang berupa
terjadinya penurunan kualitas lahan, tetapi dampak erosi juga akan dirasakan
dibagian hilir, dampak yang dapat dirasakan oleh bagian hilir adalah dalam bentuk
penurunan kapasitas tampung waduk ataupun sungai yang dapat menimbulkan
resiko banjir sehingga akan menurunkan luas lahan irigasi (Asdak, 1995:12).
c. Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS)
Fungsi suatu DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh seluruh faktor
yang ada pada DAS tersebut, yaitu vegetasi, bentuk wilayah (topografi), tanah, dan
manusia. Apabila salah satu faktor tersebut mengalami perubahan, maka hal
tersebut akan mempengaruhi juga ekosistem DAS tersebut dan akan menyebabkan
gangguan terhadap bekerjanya fungsi DAS. Apabila fungsi suatu DAS telah
terganggu, maka sistem hidrologisnya akan terganggu, penangkapan curah hujan,
resapan dan penyimpanan airnya menjadi sangat berkurang atau sistem
penyalurannya menjadi sangat boros. Kejadian itu akan menyebabkan
melimpahnya air pada musim penghujan dan sangat minimum pada musim pada
musim kemarau, sehingga fluktuasi debit sungai antara musim hujan dan musim
kemarau berbeda tajam.
Agus, F. Dan Widianto (2004:186) mengemukakan bahwa sebuah DAS yang sehat
dapat menyediakan: