Anda di halaman 1dari 10

PENGUKURAN MORFOLOGI DAN HIDROLIKA SUNGAI

Untuk memenuhi Laporan Praktikum Hidrologi


Dosen pengampu Ferryati Masyitoh, S.Si, M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Ikhsanudin

NIM : 200722638833

Offering : G/2020

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PRODI GEOGRAFI

DESEMBER 2020
ACARA V

A.) TUJUAN

1. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran debit sungai di lapangan


menggunakan metode pelampung.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi hidromorfologi sungai yang telah di
tentukan.
B.) ALAT DAN BAHAN
 Botol mineral, tali plastik, meteran 5 meter, tongkat, dan buku kerja.

C.) DASAR TEORI


Sungai adalah salah satu komponen dari siklus hidrologi yang berupa aliran
air permukaan di atas permukaan bumi. Air sungai dapat berasal dari aliran
permukaan, aliran bawah permukaan dan aliran air tanah. Air usngai berfungsi
sebagai saluran pembuangan, menyediakan air untuk memenuhi kebutuhan
pertanian dan fungsi ekologi sebagai habitat flora dan fauna, serta sebagai aerasi
alamiah kandungan oksigen air.
Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya
debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt). Dalam laporan-
laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran.
Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya perubahan
karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS (oleh adanya kegiatan
pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan)
iklim lokal (Asdak, 2001).
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu.
Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS).
Satuan debit yang digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran
adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang
melintang sungai per satuan waktu (Asdak, 2010).

2
Sebagian debit aliran sungai masih alamiah dan umumnya berasal dari
sumber mataair, selebihnya berasal dari air hujan. Pada sungai besar air berasal dari
sungai-sungai kecil disekitarnya. Perhitungan debit sungai bermanfaat untuk:
Prinsip dasar untuk menghitung debit aliran sungai adalah Q = A.V, dengan Q =
debit aliran (m3/detik), V = Kecepatan Aliran (m/det), A = Luas penampang (m2).

D.) LANGKAH KERJA

• Memperkirakan luas penampang saluran


sungai
1 • Tentukan kecepatan dan panjang sungai

• Lepaskan pelampung (Botol air mineral)


• Hitung waktu yang ditempuh oleh
2 pelampung

• Hitung rata-rata waktu yang ditempuh


pelampung
3 • Hitung volume sungai

E.) HASIL PRAKTIKUM

Sungai atau kali yang Saya lakukan pengamatan adalah Saluran Air
Tambakringin Sektor Bojongbata. Sungai ini adalah saluran irigasi yang penting

3
untuk pengairan sawah di Kabupaten Pemalang. Saya melakukan penghitungan
debit dengan metode pelampung. Luas penampang basah sungai 4,5 meter dengan
panjang sector yang diamati 25 meter.

 Perhitungan
Mencari Debit
Q=VxA
Q = Debit air yang mengalir (m3/detik)
V = Kecepatan rata-rata aliran air (m/detik)
A = Luas Penampang (m2)

V = Jarak : Waktu
67,8 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘+68,6 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘+66,5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 20 m : ( )
3
202,9
= 20 m : ( )
3
= 20 m : 67,88 detik = 0,098 m/detik

A=lxd
l = lebar saluran (m)
d = Kedalaman (m)
0,15+0,20+0,14
A = 4,5 m x ( )
3
= 4,5 m x 0,163 m2
Jadi, Q= V x A = 0,098 m/detik x 0,735 m2/detik = 0,07023 m3/detik

Kategori Penilaian Fitur Umum Atribut yang dinilai


Saluran Sungai
Geometri Saluran Vegetasi Rumput dan Lumut
Bagian
Longitudinal

4
Penampang Benteng buatan dikanan dan kiri
sungai
Substrat Buatan Benteng beton
Alami Bagian dasar sungai adalah
lumpur
Dampak
Tangkapan
Vegetasi dan Rumput, lumut dan ikan kecil
Organisme seperti ikan wader dan lele.
Karakter Lumpur dan lumut dasar
Pengendapan
Aliran Lambat dan stabil,
Longitudinal Pergerakan air lebih lancar
kontinuitas sebagai
dipengaruhi oleh
struktur buatan
Tepi Sungai
Tipe Tepi Struktur Bahan Benteng Beton dan batu
Sungai dan Sungai
Modifikasi
Tipe Vegetasi pada Jenis penggunaan Terdapat jalan beraspal disebelah
tepi sungai dan Yang lahan dan jenis utara sungai dan jalan tanah
berdekatan dengan pembangunan diselatan sungai
tanah

Dataran Banjir
Penggunaan lahan Jenis penggunaan Pada bagian selatan sungai
yang berdekatan lahan terdapat sawah dan perumahan

5
Tingkat konektivitas Tingkat kendala Terdapat saluran-saluran kecil
lateral sungai dan potensi mobilitas yang mengalirkan air ke sungai.
dataran banjir

F.) PEMBAHASAN

Gambar. 1 Sektor Sungai yang dihitung Debit Aliran

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil bahwa debit
saluran air Tambakringin adalah 0,07023 m3/detik dengan menggunakan metode
pelampung. Segmen yang tempat melakukan praktikum sepanjang 20 meter. Yang
menunjukan bahwa saluran ini adalah bagian hilir sungai dengan aliran yang
lambat dan stabil. Air dari Sungai ini digunakan untuk keperluan pengairan sawah
yang ada disekitar aliran. Selain itu juga digunakan untuk mengalirkan banjir yang
sering melanda wilayah Bojongbata.

6
Bantaran sungai terbuat dari beton dan batu yang terbentang sepanjang hilir,
betonisasi memberikan dampak buruk karena menyebabkan air mengalir dengan
cepat dan tidak terserap. Selanjutnya, akan banyak sedimentasi saat musim hujan,
tetapi pada saat kemarau tidak banyak air yang mengalir karena langsung
menyusut. Selain itu juga akn berdampak pada keadaan ekologis akan kehilangan
habitat, hanya sebagian kecil ikan seperti ikan sapu-sapu dan wader saja yang
dapat bertahan, serta lumut dan rumput yang ada disamping kanan kiri sungai.
Dataran air juga mulai terganggu karena lahan yang semestinya menjadi daerah
resapan air, berubah menjadi perumahan yang sama sekali tidak bisa menyerap
air.

G.) KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum penghitungan debit sungai diketahui debit saluran


air Tambakringin Sektor Bojongbata adalah 0,07023 m3/detik dengan
menggunakan metode pelampung. Yang merupakan daerah hilir dengan kecepatan
cepat dan stabil, dengan vegetasi dan organisme tidak terlalu banyak.

H.) DAFTAR PUSTAKA

3. Pengukuran dan Perhitungan Debit Sungai/Saluran Air. (2018).


Slideplayer.Info. https://slideplayer.info/slide/3753024/

Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.

Badarudin. 2017. Panduan Praktikum Debit Air. Universitas Lambung Mangkurat.


Banjarbaru.

I.) LAMPIRAN

7
Gambar. 2 Proses pengukuran kedalaman penampang basah

Gambar. 3 Proses pengukuran lebar penampang basah

8
Gambar. 4 Pemasangan tali untuk batas penghitungan

Gambar. 5 Vegetasi pada bantaran sungai

9
Gambar. 6 Pelampung dari botol plastik

10

Anda mungkin juga menyukai