Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM GEOHIDROLOGI

ACARA I
MEMBUAT KONSTRUKSI FLOWNETS

Dosen Pembimbing:
Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si.

Asisten :
Retno Hatmanti Wilujeng

Oleh:
Nama Mahasiswa :Nadya Aulia Rahma
NIM :160722614643
Offering : H/2016

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI
2018
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membuat konstruksi flownets
2. Mahasiswa mampu mnganalisis flownets
3. Mahasiswa mampu menentukan besaran debit aliran

II. ALAT BAHAN


ALAT :
1. Alat tulis
2. Kalkulator
3. Spidol OHP
BAHAN :
1. Kertas HVS
2. Kertas millimeter blok
3. Kertas kalkir
4. Datar jarak stasiun
5. Data Muka Airtanah

III. DASAR TEORI


Flownets ialah suatu peta atau konstruksi yang berisikan peta kontur airtanah
(equipotential line) dan peta aliran airtanah (stream lines). Garis kontur airtanah
adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai kedalaman
muka airtanah (Hydraulic head) yang sama. Garis kontur airtanah menunjukkan
daerah-daerah yang mempunyai tinggi muka airtanah sama yang dapat dibuat
melalui interpolasi dari titik-titik tinggi muka airtanah yang telah diketahui
sebelumnya. Sedangkan arah aliran airtanah dapat ditentukan dengan menarik
garis tegak lurus kontur tinggi muka airtanah. Airtanah adalah air yang bergerak
dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah dan di
dalam retak-retak dari batuan. Airtanah adalah sejumlah air di bawah permukaan
bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem
drainase, juga dapat disebut aliran secara alami yang mengalir ke permukaan
tanah melalui pancaran atau rembesan.
Flownets berfungsi untuk mengetahui arah aliran airtanah, memprediksi arah
pencemaran airtanah, menentukan debit dan volum (potensi) airtanah di daerah
tertentu, mengetahui daerah tangkapan (recharge) dan daerah pemanfaatan
(discharge), serta mengetahui perubahan pola aliran /anomali karena penurapan
airtanah. Arah pencemaran airtanah adalah mengikuti arah aliran airtanah itu
sendiri. Aplikasinya, dapat diketahui apakah sumur-sumur penduduk di suatu
daerah berpotensi terkena pencemaran atau tidak jika ditemukan adanya sumber
pencemaran seperti penampungan limbah industri yang bocor atau TPA sampah.
Beberapa kegunaan flownets:
a. Untuk menentukan besarnya debit aliran pada segmen yang diinginkan;
b. Untuk mengetahui daerah tanqkapan ( recharge) dan daerah pemanfaatan
(discharge);
c. Untuk memprediksi arah pencemaran airtanah;
d. Untuk mengetahui perubahan pola aliran/anomali karena besamya penurapan
airtanah oleh manusia (overexploitation) atau karena sebab lain.

Kemiringan Airtanah (Hydraulic Gradient)

Karena airtanah mengalir dari muka airtanah tinggi ke rendah, misal dari A ke b,
maka rasio dari selisih head A ke B dengan jaraknya disebut hydraulic gradient atau
kemiringan muka airtanah.

A
 h = h A  hB

 s = jarak B – A

h
h
H =
s

s B

Gambar 1.1 Cara menghitung hydraulic gradient (H)


Gambar 1.2 Profil hydraulic gradient (H) pada sumur

IV. LANGKAH KERJA


1. Siapkan alat dan bahan
2. Membuat peta kontur airtanah dengan metode interpolasi linier (metode sama
dengan pembuatan peta kontur ketinggian muka bumi/topografi);
3. Buatlah interval kontur airtanah = 1,0 m;
4. Setelah peta kontur airtanah siap, tentukanlah arah aliran airtanah dengan cara
menarik garis tegak lurus (90°) kontur airtanah;
5. Usahakan bujursanqkar yang tergambar mempunyai bentuk dan luasan yang
relatif sama;
6. Hitung gradient hydraulic pada segmen A-B tiap berpotongan dengan garis
kontur airtanah.
7. Analisis
8. Menyusun laporan
V. DIAGRAM ALIR

Siapkan alat dan bahan

Membuat peta kontur airtanah dengan metode interpolasi linier


(metode sama dengan pembuatan peta kontur ketinggian muka
bumi/topografi);

Buatlah interval kontur airtanah = 1,0 m;

Setelah peta kontur airtanah siap, tentukanlah arah aliran airtanah


dengan cara menarik garis tegak lurus (90°) kontur airtanah;

Usahakan bujursanqkar yang tergambar mempunyai bentuk dan


luasan yang relatif sama;

Hitung gradient hydraulic pada segmen A-B tiap berpotongan dengan


garis kontur airtanah.

Analisis

Menyusun laporan

VI. HASIL
1. Peta flownets pada kertas HVS (terlampir)
2. Deliniasi peta flownets di kertas kalkir (terlampir)
3. Penampang melintang flownets (terlampir)
4. Perhitungan (terlampir)

VII. PEMBAHASAN
Hasil penggambaran flownets dapat dilihat mengalami perubahan arah aliran
tanah. Perubahan arah aliran dapat dilihat dari arah kontur yang mengalami
pembelokan berbeda dengan arah yang lainnya. Perbedaan arah aliran air tanah ini
dapat disebabkan oleh adanya pembuatan sumur gali maupun sumur bor dan
bentuk topografi. Bentuk topografi mempengaruhi aliran air tanah. Pada dataran
tinggi terletak di daerah pegunungan (lereng kaki gunung). Lereng gunung
berfungsi sebagai daerah recharge sebab pada daerah ini tataguna lahan
didominasi oleh hutan sehingga air tanah banyak terinfiltrasi. Recharge area
adalah daerah yang menyediakan pengisian air tanah. Recharge area alami yang
baik adalah daerah dimana airpermukaan mampu meresap menjadi air tanah.
Daerah dataran rendah pada penggunaan lahannya banyak dijadikan sebagai
daerah permukiman, industri, pusat kota dan sebagainya sehingga pada daerah ini
pertumbuhan penduduk pesat dan peggunaan air tanah tinggi. Topografi ini
berfungsi sebagai daerah discharge. Daerah transisi merupakan daerah antara
topografi dataran tinggi dan redah. Daerah ini dapat menjadi daerah recharge
meskipun jumlahnya relatif kecil. Daerah transisi ini mengalami perubahan
tataguna lahan yang cukup besar.
Hasil gambar dari gradirn hysraulic didapatkan apabila nilai 0 maka
kemiringan aliran semakin tinggi. Sedangkan hasil yang menunjukkan angka 0
menunjukkan aliran tanah landai atau datar. Dapat dilihat pada penampang
melintang yang telah gambar tingkat kemiringan air tanah tertinggi berada pada
segmen A dan terus mengalami penurunan hingga segmen G. Pada segmen G – H
stabil dan kembali naik pada segmen J dan turun kembali hingga segmen L.
Manfaat yang sangat dapat dirasakan dari pembuatan gradien hydraulic ini
yakni jika terjadi sebuah polusi airtanah. Contoh pada kebocoran air lindi di TPA.
Dengan menggunakan gradien ini kita dapat mengetahui dan meminimalisir
dampak yang akan terjadi pada airtanah. Sehingga dapat mencegah ataupun
memberikan solusi yang efektif. Dengan adanya diagram ini maka dapat diketahui
arah air tanah mengalir.

VIII. KESIMPULAN
Air merupakan komponen penting dalam kehidupan. Air tanah saat ini
semakin banyak berkurang. Penggunaan yang berlebihan dengan tidak
diimbanginya upaya peremajaan atau pengembalian air tanah akan menyebabkan
air tanah sulit untuk ditemukan. Pembuatan flownets dan diagram hydrolic dapat
memberikan informasi mengenai keberadaan dan arah aliran air tanah.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Masitoh, Ferriyati. 2018. Panduan Praktikum Geohidrologi. Malang.
Universitas Negeri Malang
Seyhan, Erin. 1990. Dasar - Dasar Hidrologi. UGM Press: Yogyakarta
Wilda, Silmi. Membuat Kontruksi Flownets dan Menghitung Debit Airtanah
dengan Flownets.
https://www.academia.edu/12560228/MEMBUAT_KONSTRUKSI_FLOWNETS
. Diakses pada 04 September 2018
X. LAMPIRAN
1. Peta flownets pada kertas HVS (terlampir)

2. Deliniasi peta flownets di kertas kalkir (terlampir)


3. Penampang melintang flownets (terlampir)

Anda mungkin juga menyukai