ACARA II
HANTARAN HIDROLIK (HIDRAULIC CONDUCTIVITY)
Oleh:
Kristianti Rahmawati Dewi
A1D016168/ 7
30
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyebabkan perbedaan sifat tanah di daerah satu dengan daerah lainnya. Setiap
tanah apapun jenisnya memiliki pori-pori yang berperan dalam sirkulasi udara dan
air. Keberadaan pori tanah ini biasa disebut dengan porositas tanah. Meskipun
dimiliki oleh semua jenis tanah, pori-pori tanah ini memiliki keadaan yang
berbeda sesuai dengan jenis tanahnya. Misalnya tanah pasir, memiliki porositas
yang tinggi sehingga sulit untuk menahan air dan mudah mengalami kekeringan.
Sebaliknya, tanah liat memiliki porositas yang rendah sehingga mudah tergenang
oleh air.
Setiap tanah memiliki kemampuan yang berbeda dalam meloloskan air. Hal
ini dalam ilmu tanah disebut sebagai hantaran hidrolik (hidrolic conductivity).
Melalui hantaran hidrolik ini dapat diketahui kondisi pori-pori dan agregat tanah.
Hantaran hidrolik suatu tanah sangat penting dipelajari terutama pada saat akan
kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Sebab tanah yang
dalam praktikum ini akan dipelajari cara pengukuran hantaran hidrolik suatu
tanah. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah invers auger hole.
31
Pengukuran dengan metode ini dilakukan dengan cara mengukur penurunan air
B. Tujuan
air.
32
II. TINJAUAN PUSTAKA
meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi
melewatkan air yang sangat dipengaruhi oleh kadar air tanah dan potensial
konduktifitas hidrolik tanah tidak jenuh dan konduktifitas hidrolik tanah jenuh
(Kurnia et al., 2006). Pada kondisi tanah jenuh yang berperan adalah potensial
tekanan dan potensial gravitasi, sedangkan pada kondisi tanah tidak jenuh yang
dalam keadaan jenuh. Konduktivitas hidrolik ini dijelaskan oleh hukum Darcy
unutk satu dimensi yaitu aliran secara vertikal. Ada beberapa metode laboratorium
head soil, fallimg head soil core dan steady flow soil column method. Sementara
untuk metode di lapangan yaitu auger hole, inverse auger hole, dan peizometer
melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal.
Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan.
Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel melalui rongga
33
dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat tanah yang
permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat alami granular tanah, meskipun
dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air terikat di tanah liat). Jadi, tanah
yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda (Sari et al., 2014).
Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diartikan sebagai mudah tidaknya tanah
tererosi atau erodibilitas. Empat sifat tanah yang penting dalam menentukan
erodibilitas tanah adalah tekstur tanah, unsur organik, struktur tanah, dan
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir
Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan
tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah
atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah diasumsikan jenuh
muka air tanah berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim tetapi dapat juga
berubah karena pengaruh dari adanya kegiatan konstruksi. Di tempat itu dapat
juga terjadi muka air tanah dangkal, di atas muka air tanah biasa, sedangkan
kondisi dapat terjadi bila tanah dengan permeabilitas tinggi di permukaan atasnya
dibatasi oleh lapisan muka air tanah setempat, tetapi berdasarkan tinggi muka air
tanah pada suatu tempat lain yang lapisan atasnya tidak dibatasi oleh lapisan rapat
34
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang
dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah.
Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan
kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga k yang lebih rendah
dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka pori. Kalau
tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar dari pada
bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured) (Asdak,
2002).
35
III. METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan pada praktikum acara 2 yaitu lahan/ tanah, tali dan
air.
Alat yang digunakan pada praktikum acara 2 yaitu bor tanah, pelampung,
mistar rol 2 meter, besi penyangga, ember, gayung air, jerigen, pipa paralon,
B. Prosedur Kerja
(horizon B).
penyangga.
7. Lubang yang telah dibor diisi air kemudian turunkan alat penampung dengan
36
8. Penurunan permukaan diukur untuk setiap periode waktu tetentu (1 menit
diulang 5 kali, 2 menit diulang 1 kali, 3 menit diulang 3 kali dan 5 menit
diulang 3 kali).
37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
r : Jari-jari biopori
Ʃµ𝑦=Ʃ𝑥𝑦−Ʃ𝑥Ʃ𝑦/𝑁
Ʃµ𝑦=1342−(31×465)/(12×5)
= 1342-(14415/60)
= 1342-240,25
= 1101,75
Ʃµ²=Ʃ𝑥²−(Ʃ𝑥)²/𝑁
Ʃµ²=111−[(31)²/60]
=111-16,0166667
= 94,983333
38
Tabel 2.2.Perhitungan nilai hantaran hidrolik.
x y x² xy
1 28 1 28
1 30 1 30
1 31 1 31
1 33 1 33
1 34 1 34
2 37 4 74
3 39 9 117
3 41 9 123
3 44 9 132
5 46 25 230
5 50 25 250
5 52 25 260
Ʃ 31 465 111 1342
tanα=(Ʃµ𝑦)/(Ʃµ²)
= 1101,75/94,983333
= 11,599403
K=1.15 r tan α
= 1,15 × 5 × 11,599403
= 66, 696722
Kesimpulan: Nilai HC yang diperoleh sebesar 66, 696722 yang termasuk kedalam
B. Pembahasan
hidrolik atau sudut pengaliran dan kurva gradient. Hantaran hidrolik jenuh adalah
pengukuran secara kuantitatif kemampuan tanah yang dijenuhi air kiriman jika
tanah dan sifat-sifat cairan. Hal ini bergantung pada ukuran pori dan juga
kekentalan cairan dan kerapatan. Hantaran hidrolik jenuh untuk suatu tanah
39
tertentu menjadi lebih rendah jika cairan lebih kental daripada air (Lubis, 2007).
Hantaran hidrolik merupakan salah satu sifat fisik tanah yang berpengaruh
Hantaran hidrolik memiliki nilai yang beragam pada tiap jenis tanah
(permeabilitas) tanah didefinisikan oleh hukum Darcy untuk satu dimensi yaitu
aliran secara vertikal. Sifat ini sangat dipengaruhi oleh geometri (ruang) pori dan
sifat dari cairan yang mengalir didalamnya. Ukuran pori dan adanya hubungan
permeabilitas rendah atau tinggi. Air dapat mengalir dengan mudah di dalam
tanah yang mempunyai pori-pori besar dan mempunyai hubungan antar pori yang
baik. Pori-pori yang kecil dengan hubungan antar pori yang seragam akan
mempunyai permeabilitas lebih rendah, sebab air akan mengalir melalui tanah
permeabilitasnya mendekati nol (hampir tidak ada aliran), yaitu jika pori-pori
sama, diduga sifat fisik mempunyai pengaruh yang paling menentukan terhadap
1. Tekstur tanah
karena tekstur berhubungan erat dengan distribusi ukuran pori. Air bergerak
cepat melalui pori makro dan lambat melaui pori mikro. Ukuran pori yang
40
besar diantara partikel pasir mempengaruhi kecepatan air bergerak. Tanah yang
air.
dengan hantaran hidrolik. Porositas tanah yang tinggi tidak menjamin hantaran
hidrolik yang tinggi, tergantung dari ukuran pori dan kesinambungan pori.
hantaran hidrolik yang tinggi, terutama jika tanah didominasi oleh pori-pori
mikro. Tanah yang mempuyai ruang pori berukuran besar dan sinambung,
seperti pasir mempunyai hantaran hidrolik lebih tinggi, walaupun pori totalnya
rendah. Pori halus dan tidak sinambung yang ditemui pada tekstur sedang atau
Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi hantaran hidrolik adalah
dan teknik pengelolaan lahan. Perbedaan jenis dan kerapatan vegetasi serta teknik
pengelolaan lahan yang berbeda pada penggunaan suatu lahan dapat menyebabkan
41
butiran air hujan supaya tidak langsung ke permukaan tanah sehingga kekuatan
Pengukuran pergerakan air dalam tanah kondisi jenuh atau biasanya disebut
penentuan limpasan air, infiltrasi, dan juga perkolasi. Besarnya infiltrasi sangat
dipengaruhi oleh sifat fisik tanah itu sendiri, sehingga ketersediaan air dalam
tanah juga tergantung dari sifat fisik tanah yang berhubungan dengan kemampuan
konduktivitas hidrolik tanah dalam keadaan jenuh, diantaranya: (1) metode tinggi
air konstan/constan head method (Klute dan Dirksen, 1986); (2) metode tinggi air
konstan di dalam tangki/constan head soil core/tank method (Reynold dan Elrick,
2002); (3) metode tinggi air terjun di dalam tangki/falling head soil core/tank
method (Reynold dan Elrick, 2002); dan (4) metode aliran air dalam kondisi
sebagai berikut:
Titik pada lokasi yang diukur diambil secara acak, lalu titik tersebut
42
air sampai penuh, kemudian pada ujungnya ditutup dengan kertas tisu. Lubang
yang telah dibuat di tanah diisi air hingga penuh, lalu permeameter dimasukan ke
dalam lubang tersebut. Kran dibuka pada ujung permeameter agar air di dalam
permeameter mulai turun. Penurunan air tersebut dicatat per satuan waktu
pada saat air yang turun pada permeameter dengan kecepatan tetap. Hal ini
merupakan kondisi dimana tanah di dalamnya sudah jenuh air (Syahadat et al.,
2011).
Sebuah rak dari kayu atau metal dibuat untuk menyangga 6-12 ring sampel,
menghubungkan ring dengan ring berikutnya. Sistem aliran air dapat dibuat satu
arah atau secara berputar (circulating water-supply system). Sistem satu arah,
sedangkan pada sistem beputar, kelebihan air ditampung dalam suatu penampung,
yang berhasil melalui masa tanah dari masing-masing contoh tanah ditampung
dalam wadah, misalnya gelas piala atau labu untuk selanjutnya diukur dengan
Metode Auger Hole adalah metode yang paling banyak digunakan dalam
tanah dibuat dengan bor tanah sampai melampaui kedalaman permukaan air tanah.
43
Air yang ada di dalam lubang pemboran dikuras menggunakan suatu pompa,
kemudian lubang akan terisi kembali oleh air tanah. Keadaan seimbang
(equilibrium), permukaan air tanah di dalam lubang akan sama dengan permukaan
air tanah (water table). Kecepatan naiknya permukaan air di dalam lubang
ini biasanya dipakai untuk daerah-daerah yang permukaan air tanahnya (ground
water) berada agak dangkal (tidak terlalu dalam) dengan demikian pengukuran
hanya sedalam profil. Metode ini biasanya digunakan untuk daerah pertanian.
Prinsip metode ini ialah pengukuran kenaikan permukaan air (Marshal dan
Holmes, 1998).
tanahnya (ground water) berada agak dangkal (tidak terlalu dalam) dengan
demikian pengukuran hanya sedalam profil. Metode ini biasanya digunakan untuk
daerah pertanian. Prinsip metode ini yaitu pengukuran kenaikan permukaan air.
Metode ini kurang sesuai jika dipakai pada profil tanah yang homogen, tekstur
kedalaman muka air tanah, jari-jari lubang, jarak dasar lubang denagn lapisan
kedap air, jarak atas mula-mula dengan permuakan air, jarak atas dengan
permukaan air setelah ditimba, kedalaman lubang dikurangi kedalaman muka air
44
4. Metode Inverse Auger Hole (kebalikan Auger Hole)
Metode ini digunakan jika permukaan air sangat dalam, pada metode ini
yang diukur adalah penurunan permukaan air pada lubang setelah tanah dibuat
dalam keadaan jenuh. Pengukuran hantaran hidrolik pada horizon tanah diatas
permukaan tanah (ground water). Persyaratan daerah sama dengan metode Auger
5. Metode Piezometer
Metode ini digunakan untuk tanah yang mempunyai permukaan air tanah
tinggi (tergenang) dan tanah dengan nilai hantaran hidrolik sangat tinggi. Metode
ini banyak dipakai untuk daerah pasang surut. Pipa paralon yang dipasang di
dinding lubang bor adalah untuk mengurangi kecepatan kenaiakan permuakan air
tanah dalam lubang (kenaikan air diusahakan tidak melalui sisa-sisa lubang)
metode kolerasi dilakukan dengan memakai metode distribusi ukuran butir atau
kehantaran hidrolik karena adanya hubungan yang erat antara ukuran dan jumlah
pori serta ukuran butir dengan kehantaran hidrolik. Penetapan nilai kehantaran
Metode yang sering digunakan adalah metode Constand Head, Falling Head, dan
Auger Hole, Inverse Auger Hole dan Peizometer (Kurnia et al., 2006).
45
Menentukan konduktivitas hidrolik dengan metode Auger Hole kita dapat
menghitung nilai debit air dan menghitung kecepatan aliran air dalam tanah. Hal
tersebut memungkinkan bagi kita untuk menentukan lahan mana yang potensial
untuk digunakan untuk sumber air tanah dan sebagai patokan penggunaan air di
suatu lahan tersebut sudah tidak memungkinkan lagi untuk diambil sumber airnya
(Lubis, 2007). Prinsip umum metode ini sangat sederhana: sebuah lubang
permukaan air tanah. Ketika keseimbangan air dengan lingkungan telah tercapai,
sebagian air dari lubang tadi dikeluarkan. Air akan merembes kembali ke dalam
lubang, dan laju naiknya muka air tanah di dalam lubang sejalan dengan waktu
2009). Metode Auger Hole memberikan nilai permeabilitas rata-rata lapisan tanah
dari muka air tanah sampai beberapa sentimeter dibawah lubang auger. Jika ada
lapisan kedap pada dasar lubang auger maka nilai K ditentukan oleh lapisan-
lapisan di atas lapisan kedap ini. Jari-jari kolom tanah dimana permeabilitas ini
muka air tanah, cek digitasi lapangan dan penggunaan lahan, serta profil tanah.
Jenis tanah yang digunakan pada saat praktikum termasuk ke dalam jenis
tanah andosol, dengan ciri-ciri yaitu Tanah memiliki beberapa ciri khas yang
selalu berbeda dalam tiap daerah. Tanah andosol atau dapat disebut tanah
46
vulkanik yaitu tanah yang tercipta dari proses andosolization. Proses ini adalah
proses yang terjadi akibat pengendapan mineral dari sebuah pelapukan vulkanik
dan campuran logam komplek serta humus. Karakteristik yang tanah andosol
miliki yang membedakan dengan jenis tanah lain yaitu berkepadatan rendah
variabelnya. Selain itu sifat atau ciri-ciri tanah andosol yang lain adalah
andosol tersebut. Namun, ada satu ciri tanah andosol yang utama yaitu memiliki
bahan induk andosol tephra. Tephra tersebut terbentuk dari hasil campuran dari
vulkanik ejecta. Yang merupakan salah satu sisa vulkanik yang dapat dihitung
komposisi, ukuran, dan morfologinya. Tephra atau kaca vulkanik ini dapat
kandungan dasit, andesit, basalt, dan riolit. Adapun kandungan mineral pada sifat
atau ciri-ciri tanah andosol. Banyak mineral-mineral yang cukup dominan yang
konsentrasi tinggi ada juga beberpa logam dalam kandungan andosol yaitu
alumunium (Al), besi (Fe), dan Si. Mineral dominan lainnya yaitu berupa
peralatan dan bahan seperti bor tanah, pelampung, mistar rol 2 meteran, tali,
ember, dan gayung air. Kegiatan yang kemudian dilakukan untuk menentukan
47
pengukuran HC adalah dengan mengebor tanah sampai kedalaman tertentu,
kemudian menyiram lubang dan tanah sekitarnya. Setelah itu diisi lubang dengan
air dan turunkan alat pelampung. Selanjutnya diukur penurunan permukaan air
untuk setiap periode tertentu dan dicatat setiap data yang diperoleh. Berdasarkan
dilakukan 1 kali, menit 3 dilakukan 3 kali dan menit 5 dilakukan 3 kali. Praktikum
yang dilakukan memperoleh hasil K = 1,15 dan tan = 5 karena jari-jari (r)
yang sudah diamati didapatkan hasil 66, 696722 cm/dt. Perolehan yang didapat
tersebut termasuk dalam kategori sedang. Menurut Uhland dan O’Neal (1951)
tanah dapat dibagi menjadi beberapa kelas hantaran hidrolik yaitu sangat lambat <
0,125; lambat 0,125-0,50; agak lambat 0,50-2,00, sedang 2,00-6,250; agak cepat
kapasitas infiltrasi tanah, makin tinggi hantaran hidrolik makin tinggi pula
kapasitas infiltrasi yang akan terjadi. Baver (1972) dalam Darmansyah (2004)
hantaran yang terlalu besar akan menurunkan produktivitas lahan pertanian akibat
proses pencucian unsur hara tanah. Oleh karena itu perlu adanya
pengaturan jumlah, waktu aliran dan kualitas air sejauh mungkin melalui cara
48
pengelolaan dan penggunaan tanah yang baik. Menurut Putra dan Slamet (2008),
cara kerja metode inverse auger hole adalah pengeboran tanah pada zona tidak
jenuh, kemudian diisi air dan dicatat penurunan/peresapan air tanah per satuan
lubang bor atau dengan metode piezometer. Cara lain dengan metode tabung
lahan semak nyata lebih tinggi (4.13 cm/jam) dibandingkan dengan kebun
campuran (1.76 cm/jam) dan tegalan (0.60 cm/jam). Hal ini disebabkan karena
pada penggunaan lahan semak memiliki kadar C-organik yang tinggi sebesar
5.35%, Ruang Pori Total (RPT) yang tinggi sebesar 57.06%, Indeks Stabilitas
Agregat (ISA) yang tinggi sebesar 603.39, dan pori drainase yang tinggi sebesar
al. (2008), pori drainase sangat berpengaruh terhadap pergerakan air tanah pada
kondisi jenuh akibat berbagai macam pengelolaan tanah dan tanaman. Pori
drainase yang tinggu pada lahan semak menyebabkan hantaran hidrolik tanah
menjadi tinggi.
Pada semua lokasi, semakin tinggi jumlah pori drainase sangat cepat dan
cepat maka hantaran hidrolik semakin tinggi. Penggunaan lahan tegalan memiliki
hantaran hidrolik yang nyata lebih rendah dibandingkan dengan kebun campuran
dan semak karena tegalan mengalami pengolahan tanah yang intensif. Pengolahan
49
tanah yang intensif menyebabkan pemadatan tanah dan memecah pori-pori
berukuran besar menjadi pori yang lebih kecil sehingga mengakibatkan hantaran
kemiringan lebih tajam memiliki hantaran hidrolik yang lebih besar. Semakin
tinggi kecepatan aliran air semakin besar pula hantaran hidroliknya. Ini terjadi
pada tanah pasir, sebaliknya kecepatan aliran air menurun pada tanah berliat yang
50
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
66, 696722 cm/detik dan termasuk dalam kategori hantaran hidroliknya yaitu
sedang. Kategori ini dapat mengakibatkan pencucian unsur hara yang ada pada
B. Saran
agar praktikan lebih paham dan praktikan diharapkan juga lebih memperhatikan
51
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. UGM Press.
Yogyakarta.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor Press.
Bogor.
Boolthink dan Bouma. 2002. Steady Flow Soil Column Method. Laboratory
Method. p. 812-815. In Campbell et al. (Eds.). Method of Soil Analysis
Part 4. Physical Method.
Dariah, A., Yusrizal, dan Mazwar. 2006. Sifat Fisika Tanah dan Metode
Analisisnya. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.
Kurnia, U., Fahmuddin, A., Abdurachman, A. dan Ai, D. 2006. Sifat Fisik Tanah
dan Metode Analisisnya. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.
Manita, R. R. 2017. Analisis Hantaran Hidrolik dan Laju Infiltrasi Tanah Pada
Dua Jenis Tanah dan Beberapa Penggunaan Lahan di Kabupaten Bogor.
Skripsi. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
52
Murtilaksono, K., W. Darmosarkoro., E. S. Sutarta., H. H. Siregar,. Y. Hidayat,
dan M. A. Yusuf. 2011. Feasibility of soil and water conservation techniques
on oil palm pantation. J. Agrivita. 33(1): 63-69.
Putra, A. dan S. Slamet. 2008. Rancangan sumur resapan di sub DAS Garang
Hilir Kota Semarang, Jawa Tengah. Jurnal Tanah Lingkungan. 1(1): 1-9.
Reynold, W. D dan D. E. Elrick. 2002. Falling head soil core (tank) method:
Laboratory method. p. 809-812. In D. E. Elrick and Campbell (Eds.). Method
of Soil Analysis Part 4-Physical Method.
Rosyidah, E. dan Ruslan W. 2013. Pengaruh sifat fisik tanah pada konduktivitas
hidrolik jenuh di 5 penggunaan lahan (studi kasus di Kelurahan Sumbersari
Malang). Jurnal AGRITECH. 33(3): 340-345.
Supardi, Goeswono. 2000. Sifat dan Ciri Tanah. Institut Pertanian Bogor Press.
Bogor.
Syahadat, P., Suria, D. T., dan Kukuh, M. 2011. Karakteristik hantaran hidrolik
jenuh tanah pada perkebunan kelapa sawit, PTPN VII Lampung SelatanS.
Jurnal Tanah Lingkungan. 13(2): 58-62.
53
Werdiningsih. 2013. Rancangan Dimensi Sumur Resapan untuk Konservasi Air
Tanah di Kompleks Tambakbayan. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
54
LAMPIRAN
A. Lampiran foto
B. ACC
55