Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DASAR


ACARA III
GEOPROCESSING DAN TOPOLOGY

Dosen Pengampu :
Afif Ari Wibowo, M.Sc.

Asisten :
Abidzar Alghifari
Arya RahmadDani
Dwija Firas Sudarsono
Febby Bangkitya Sri Rahayuni
Oktavia Safa Berliana
Surya Chalik Perdana Dirgantara

Disusun oleh :
Ajeng Regina Larasati
E100210216
(Kelompok 6, Jum’at 11-12)

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN


PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
ACARA III
GEOPROCESSING DAN TOPOLOGY

I. TUJUAN
1. Praktikan memahami konsep geoprocessing dan Topologi pada data
spasial.
2. Praktikan dapat memahami penggunaan tools yang digunakan pada
Geoprocessing dan Topologi.
3. Praktikan mampu melakukan geoprocessing serta Topologi pada
suatu data spasial.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Laptop
2. Aplikasi ArcMap
3. Data Spasial
4. Internet
5. Alat Tulis

III. LANDASAN TEORI


Geoprocessing adalah kemampuan GIS untuk analysis data dan
mengaplikasi fungsi-fungsi pada data spasial. Di ArcMap fungsi
Geoprocessing yang paling umum bisa temuka di menu
Geoprocessing. Kebanyakan fungsi geoprocessing adalah di AreTools.
Banyak extens seperti XTools yang bisa menginstal untuk menambah
tools untuk geoprocessing lagi. Geoprocessing biasanya menggunakan
Input features untuk masukan process analysis atau transformasi,
konversi, dan hasil Output adalah Featureset atau shapefile baru. File
Input tidak dapat diedit atau dirubah. Geoprocessing Tools di ArcGIS
selalu diaplikasi pada feature yang terpilih. Kalau tidak ada feature
yang terpilih, semua feature dari Layers akan digunakan sebagain input
features.
Clip adalah pengertian dari “memotong” atau menggunting suatu
theme. Proses ini menghasilkan theme baru dengan tipe sesuai dengan
theme obyek yang dipotong (titik, garis , dan polygon). Tujuan dari
Clip Tools yaitu menentukan areal pada input yang berada di dalam
areal Clip Feature. Tidak ada atribut yang berpindah dari clip feature
ke output. Selain itu, Clip Tools bertujuan untuk menentukan polygon
bangunan dari input features yang overlap dengan Clip Features.
Merge berfungsi menggabungkan beberapa theme shp dalam satu
file shp dengan mengambil susunan table dari salah satu peta yang
digabungkan. Fungsi ini sangat penting sebab sangat memudahkan
pengguna untuk menggabungkan beberapa theme shp menjadi satu
kesatuan tanpa harus add file pada setiap sesi pembuka dan memanggil
file yang memang terdiri dari banyak sheet sheet. Yang paling penting
nama theme yang akan digabungkan mempunyai karakteristik sama
(polygon).
Topologi adalah pendefinisian secara matematis yang
menerangkan hubungan relative antara obyek yang satu dan yang lain.
Dalam GIS topologi didefinisikan oleh user sesuai dengan karakteristik
data, missal polyline, polygon maupun point. Model topologi banyak
digunakan untuk encoding relasi spasial pada SIG. Topologi
merupakan metode matematis untuk mendefinisikan reasi spasial antar
fitur geografis. Bentuk dasar model ini yaitu :
a. Arc yang berupa susunan titik (point) yang berawal dan berakhir
dengan adanya node.
b. Node merupakan titik pertemuan antar dua arc atau lebih dan node
juga terdapat pada ujung arc.
c. Polygon terdiri dari rantai tertutup arc yang merepresentasikan
batas area.
Untuk membuat topology, format data yang digunakan bukanlah data
shapefile melainkan data dalam format geodatabase, jadi untuk
memprosesnya Anda mesti meng-konversi data shapefile ke format
geodatabase.
a. Titik (point) adalah representasi grafis yang paling sederhana untuk
suatu obyek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat
diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor
dengan menggunakan simbol-simbol.
b. Garis (line) adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling
sedikit dua titik dan digunakan untuk mempresentasikan obyek-
obyek dua dimensi.
c. Poligon (polygon) digunakan untuk merepresentasikan obyek-
obyek dua dimensi.
IV. LANGKAH KERJA
A. Clip Batas Desa, Sungai, Jalan.
1. Membuka aplikasi ArcMap kemudian klik Add (+)  pilih
batas administrasi kecamatan Jawa Tengah & DIY  Add.

2. Memasukan kecamatan yang dipilih dengan cara klik menu


Selection  Select by Attribute.
3. Kemudian klik “Kecamatan” dua kali  jika sudah muncul
pada kolom dibawah beri “=”  klik Get Unique Values 
cari nama kecamatan yang pilih “Kecamatan Jebres”  Apply
 OK.

4. Memilih menu Selection  Zoom to selected Features.


5. Mengklik kanan batas kecamatan pada Layers  pilih Data 
Export Data  beri nama kecamatan dengan format
(Shapefile)  Save  Ok  Yes.
6. Meremove batas kecamatan kemudian Add batas desa, jalan,
dan sungai.
7. Melakukan Geoprocessing menggunakan Clip Tools dengan
cara pilih menu Geoprocessing  Clip  Input : batas desa,
Clip features : kecamatan yang dipilih (Kecamatan Jebres) 
simpan kedalam file geodatabase, jika belum ada buat
geodatabase baru dan beri nama kecamatan  simpan
kemudian beri nama : batas desa  OK. Ulangi langkah untuk
clip objek sungai dan jalan.
B. Merge Hasil Digitasi Kelompok dan Topologi
1. Membuka aplikasi ArcMap kemudian Add (+)  masukan
objek hasil digitasi kelompok seperti sawah, vegetasi, rumah,
jalan, dan lahan kosong  Add.

2. Memilih menu Geoprocessing  Merge  Input : vegetasi,


lahan kosong, dan sawah  simpan ke dalam geodatabase
kelompok dan beri nama “Vegetasi_Merge”.
3. Mengoreksi kesalahan pada merge dengan cara membuka menu
Catalog  klik kanan geodatabase yang telah dibuat  New
 Feature Dataset  beri nama “Tegalsari”  pilih sistem
koordinat UTM  Next  Finish.
4. Kemudian klik dataset yang telah dibuat  Import  Feature
Class (Multiple)  masukan data (Input) objek seperti jalan,
vegetasi, sawah, rumah, dan lahan kosong  Output (data set
yang telah dibuat)  OK.
5. Melakukan topology dengan cara klik kanan pada dataset yang
telah dibuat  New  Topologi  Next  beri nama
“Topologi 1”  Next.
6. Mencentang objek yang akan dimasukan seperti vegetasi,
sawah, dan lahan kosong. Kemudian isi feature dengan rule
yang telah ditetapkan. Dan ulangi dengan langkah yang sama.
- vegetasi_ must not overlap
- sawah_must not overlap
- lahan kosong_must not overlap
- vegetasi_must not overlap with_sawah
- vegetasi_must not overlap with_lahan kosong
- sawah_must not overlap with_lahan kosong
7. Membuat Topologi 2 dengan langkah yang sama, namun
dengan objek yang berbeda. Feature rumah_must not overlap.
8. Membuat Topologi 3 dengan langkah yang sama, namun
dengan objek yang berbeda. Feature jalan_must not have
dangles.
9. Mengecek banyaknya Error Inspector pada masing-masing
topologi dengan cara klik kanan pada Layers Topologi 
Properties  Error  General Sumary.
10. Membenahi Error Inspector pada masing-masing Topologi
dengan cara klik Error Inspector  setelah muncul dibagian
bawah klik Search Now  klik kanan pada bagian yang error
 pilih Mark as Exception. Lakukan hal tersebut hingga Error
menjadi 0 atau habis.
C. Merge Semua Kelompok
1. Masukan data kelompok 1-8 dengan cara Add (+) kemudian
masukan satu per satu objek setiap kelompoknya.

2. Melakukan merge dengan cara pilih menu Geoprocessing 


Merge.
3. Menginput objek ditigasi semua kelompok seperti lahan
kosong, sungai, vegetasi, bangunan, dan jalan secara berurutan
dan sesuaikan objeknya. Simpan kedalam geodatabase dan beri
nama sesuai objeknya.
4. Mengurutkan objek pada Layers dan satukan dengan objekya
masing-masing. Kemudian klik kanan pada objek dan pilih
Zoom To Layers.
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Screenshoot Hasil Clip Batas Desa, Sungai, Jalan.

2. Screenshoot Error Inspector Must Not Overlap (Before & After).


a. Before
b. After

3. Screenshoot Error Inspector Must Not Have Dangles (Before &


After).
a. Before
b. After

4. Screenshoot Error Inspector Must Not Overlap With (Before &


After).
a. Before
b. After

5. Screenshoot Geoprocessing Merge Kecamatan Hasil Digitasi


Semua Kelompok.
VI. ANALISIS
Praktikum bertujuan agar praktikan dapat memahami konsep
penggunaan Geoprocessing dan Topology pada aplikasi ArcMap.
Geoprocessing sendiri berfungsi untuk menganalisis data objek digitasi
pada peta, sedangkan Topology digunakan untuk menggabungkan
antara satu objek dengan objek yang lain. Cara kerja keduanyapun juga
berbeda, sebelum melakukan Topologi, kita harus melakukan
Geoprocessing terlebih dahulu. Terdapat dua tools pada Geoprocessing
yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Clip dan Merge. Clip
bekerja dengan cara membuat theme baru dengan tipe sesuai dengan
theme obyek yang dipotong, clip pada praktikum dilakukan pada objek
batas desa, sungai, dan jalan. Sedangkan merge berguna untuk
menggabungkan beberapa objek dalam satu file. Merge dilakukan
pada digitasi Kecamatan Tegalsari, yang mana inputnya berupa
vegetasi, sawah, dan lahan kosong.
Terdapat hasil praktikum yaitu clip batas desa, sungai, dan jalan
pada Kecamatan Jebres, Screenshoot Error Inspector dan
Geoprocessing Merge hasil digitasi semua kelompok. Error Inspector
sendiri dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak kesalahan saat
proses Merge. Dengan begitu kita dapat menghapus banyaknya error
yang ada. Kelompok 6 memiliki hasil Error Inspector yang cukup
banyak, karena kurangnya ketelitian saat mendigitasi peta.
Terdapat tiga Topologi yang telah dibuat, masing-masing topologi
berisikan feature beserta rule yang berbeda-beda sesuai dengan
objeknya. Pada Topologi 1 terdapat feature vegetasi, sawah, lahan
kosong dengan rules Must Not Overlap dan Must Not Overlap With
untuk menggabungkan dua objek. Sedangkan pada Topologi 2 terdapat
feature rumah dengan rules Must Not Overlap. Dan pada Topologi 3
terdapat feature jalan dengan rules Must Not Have Dangles. Dalam
Merge hasil digitasi semua kelompok, dilakukan dengan cara
menginput semua dan mengurutkan objek hasil digitasi semua
kelompok
VII. KESIMPULAN
1. Geoprocessing berfungsi untuk memproses dan menganalisis data,
sedangkan topologi berfungsi untuk menghubungkan antara objek
satu dengan yang lain.
2. Terdapat dua tools geoprocessing yaitu clip yang berfungsi untuk
membuat theme baru dan merge untuk menggabungkan fitur yang
sama.
3. Geoprocessing dan topologi dilakukan pada Kecamatan Jebres dan
menggunakan peta analog.
DAFTAR PUSTAKA

Adil, A., & Kom, S. (2017). Sistem Informasi Geografis. Penerbit Andi.
Irwansyah, E. (2013). Sistem informasi geografis: prinsip dasar dan
pengembangan aplikasi. DigiBook Yogyakarta.
Marjuki, B. (2014). Sistem Informasi Geografi Menggunakan QGIS 2.0. 1 (Vol.
2).
Bramantiyo Marjuki.
Umum, K. P., & DATA, P. (2013). Dasar-Dasar Sistem Informasi Geografis
(SIG).
Jakarta: Pusdata.

Anda mungkin juga menyukai