Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS ILMU SOSIAL


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

LAPORAN PRAKTIKUM
ACARA 8
PENGUKURAN MENGGUNAKAN THEODOLITE DIGITAL

Nama : Zein Zidan Azzahmi


NIM : 21405241045
Kelas : A2

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui komponen theodolite digital dan prinsip kerjanya.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran jarak, arah, dan beda tinggi menggunakan
theodolite digital.
3. Mahasiswa mampu mengolah data pengukuran dan menggambarkan hasilnya.

B. Alat dan Bahan


1. Theodolite digital
2. Bolpoin
3. Kertas
4. Penggaris
5. Bak ukur
6. Statif (tripod)
7. Bandul
8. Kalkulator
9. Kompas
10. GPS
11. Meteran
12. Form pengukuran
13. Software Qgis
14. Mouse
15. Laptop

C. Langkah Kerja
a. Persiapan
1. Menyiapkan seluruh peralatan yang diperlukan dan membagi kelompok.
2. Menentukan titik awal pengukuran dan menandainya.
3. Mencatat koordinat dan elevasi titik awal dengan bantuan GPS.
4. Melakukan instalasi alat mulai dari mendirikan tripod tepat di atas tanda di titik awal
pengukuran.

1|Lab Geospasial, FIS UNY, 2022


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

5. Memasang theodolite pada tripod dan memastikan telah center pada titik awal
menggunakan unting-unting/pisir pada theodolite dan melindungi theodolite dengan
payung.
6. Mengatur posisi theodolite hingga selevel, di mana seluruh gelembung pada neuvo pada
posisi tengah.
7. Melakukan kalibrasi arah Utara dengan bantuan kompas.
8. Memeriksa keseluruhan fungsi knob pada alat baik knob vertikal maupun horizontal
setelah semuanya siap.
9. Melakukan pengukuran dengan theodolite digital.
b. Pengukuran
1. Memanjangkan bak ukur dan membawanya ke titik pengukuran dengan bantuan rekan
sekelompok.
2. Memberikan instruksi arah dan posisi pada rekan sekelompok.
3. Menginstruksikan rekan sekelompok untuk memegang bak dengan tegak.
4. Membidikkan theodolite ke arah bak ukur dan memfokuskan lensa.
5. Membaca bacaan atas, tengah dan bawah pada bak ukur dan mencatatnya.
6. Mencatat azimuth titik pengukuran yang tertera di theodolite.
7. Mencatat sudut vertikal yang dibentuk dan tertera di theodolite.
8. Mengulangi proses pengukuran untuk titik yang lain.
c. Pasca Pengukuran
1. Menghitung jarak vertikal, jarak horizontal, beda tinggi, koordinat XY, dan elevasi titik
dari data yang diperoleh dengan rumus di modul.
2. Mengonversi data yang diperoleh ke kontur wilayah pengukuran dalam format shp.
3. Melakukan layouting peta dengan bantuan Qgis untuk membuat peta kontur wilayah
pengukuran.

D. Hasil dan Pembahasan


a. Hasil
(Terlampir)
b. Pembahasan
Theodolite digital merupakan salah satu alat yang biasa digunakan dalam kegiatan lapangan
baik untuk kepentingan edukasi, riset, ekplorasi, teknik sipil dsb. Alat ini dapat digunakan untuk
mengukur sudut horizontal (azimuth) dan vertikal (altitude) dari letak suatu benda. Dari
kemampuannya tersebut theodolite digital juga dapat digunakan untuk pengukuran jarak serta
pembuatan garis lurus dan bidang datar di permukaan tanah. Beberapa kegiatan yang sering
menggunakan theodolite digital sebagai alat bantu pengukuran antara lain untuk pengukuran
tanah, survei kehutanan, survei lapangan, jawatan meteorologi, bahkan hingga untuk peluncuran
roket (Akrim dkk., 2021). Prinsip kerja dari theodolite digital adalah sebuah pembidik (teleskop)

2|Lab Geospasial, FIS UNY, 2022


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

yang dipasang pada dudukan (mounting) berbentuk tripod yang dapat bergerak secara vertikal
untuk dibidikkan ke bak ukur sebagai alat bantuan pengukuran. Setelah itu parameter
pengukuran seperti sudut azimuth, sudut vertikal, dsb. akan dimunculkan secara digital oleh
theodolite di layar yang ada setelah melakukan pembidikan. Theodolite digital merupakan alat
yang terdiri dari beberapa komponen. Menurut Akrim dkk. (2021), bagian-bagian theodolite
digital secara lengkap terdiri atas (1) theodolilte digital itu sendiri; (2) kompas sebagai alat bantu
orientasi Utara; (3) tripod sebagai penyangga; (4) bak ukur sebagai target bidikan; (5) dan bandul
(plumb) sebagai pelurus vertikal. Kemudian untuk komponen pada theodolite digital itu sendiri
terdiri atas (1) handle untuk membawa dan mengangkat alat; (2) pembidik untuk menentukan
target; (3) teleskop untuk menentukan target secara lebih presisi; (4) pengunci vertikal untuk
mengunci gerak sumbu vertikal; (5) pengatur vertikal untuk memutar secara halus gerak vertikal
pasca dikunci; (6) layar display untuk menampilkan informasi hasil pengukuran; (7) pengunci
horizontal untuk mengunci gerak horizontal; (8) pengatur horizontal untuk memutar secara halus
gerak horizontal pasca dikunci; dan (9) pengatur posisi untuk mengatur posisi theodolite sampai
nivo (tanda gelembung) pada kedudukan seimbang atau tepat di tengah. Sementara itu untuk
tampilan layar display theodolite digital terdiri atas (1) tombol illumination yang berfungsi
menghidupkan lampu layar saat gelap; (2) tombol %/VA yang berfungsi untuk mengonversi
sudut vertikal menjadi persen’ (3) tombol R/L yang berfungsi untuk membalikkan sudut
horizontal secara 360̊ ; (4) tombol HOLD yang berfungsi untuk menahan angka pada sudut
horizontal; (5) tombol RESET untuk me-reset sudut horizontal menjadi 0 derajat; (6) tampilan
indikator baterai di kanan atas; (7) dan tampilan informasi besar sudut vertikal (VA) maupun
azimuth (HA). Pada praktikum kali ini theodolite digital digunakan sebagai instrumen untuk
pembuatan peta kontur dari halaman Rektorat UNY.
Terdapat beberapa data yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan theodolite digital pada
beberapa titik di halaman Rektorat UNY. Data tersebut antara lain bacaan atas tengah bawah tiap
titik, sudut azimuth tiap titik dalam format derajat yang selanjutnya dikonversi ke desimal,dan
sudut vertikal tiap titik dalam format derajat yang juga selanjutnya dikonversi ke desimal. Selain
itu ada juga data elevasi titik awal, koordinat XY titik awal, dan tinggi alat yang diperoleh
dengan bantuan GPS dan meteran. Data-data tersebut selanjutnya dimasukkan ke formula-
formula yang tercantum dalam modul praktikum untuk diperoleh data lain seperti jarak
sebenarnya, jarak horizontal, beda tinggi, koordinat XY titik-titik yang dibidik, dan elevasi dari
titik-titik yang dibidik. Kelompok penulis melakukan pembidikan pada 5 titik di halaman
rektorat yang titik awal pengukuran atau letak alatnya berada pada elevasi 135 mdpal, koordinat
X 432496 mT, 9140347 mU, dan tinggi theodolite 1,303 m. Pada titik 1 diperoleh bacaan atas
tengah bawah berturut-turut 1783 mm, 1725 mm, dan 1680 mm dengan sudut azimuth dalam
desimal sebesar 8,15 dan sudut vertikal dalam desimal sebesar 90,75 yang menghasilkan jarak
sebenarnya (horizontal), jarak vertikal, beda tinggi, koordinat XY, dan elevasi titik yang dibidik
berturut-turut sebesar 5,79 m; 5,78 m; 0,38 m; (0,81;5,67), dan 135,38 mdpal. Pada titik 2

3|Lab Geospasial, FIS UNY, 2022


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

diperoleh bacaan atas tengah bawah berturut-turut 2192 mm, 2050 mm, dan 1912 mm dengan
sudut azimuth dalam desimal sebesar 12,9 dan sudut vertikal dalam desimal sebesar 90,75 yang
menghasilkan jarak sebenarnya (horizontal), jarak vertikal, beda tinggi, koordinat XY, dan
elevasi titik yang dibidik berturut-turut sebesar 27,97 m; 27,94 m; 5,39 m; (6,14;27,10), dan
140,39 mdpal. Pada titik 3 diperoleh bacaan atas tengah bawah berturut-turut 2360 mm, 2005
mm, dan 2070 mm dengan sudut azimuth dalam desimal sebesar 342,621 dan sudut vertikal
dalam desimal sebesar 90,75 yang menghasilkan jarak sebenarnya (horizontal), jarak vertikal,
beda tinggi, koordinat XY, dan elevasi titik yang dibidik berturut-turut sebesar 35,46 m; 35,42
m; -11,74 m; (-10,27;33,64), dan 123,26 mdpal. Pada titik 4 diperoleh bacaan atas tengah bawah
berturut-turut 3310 mm, 3165 mm, dan 2990 mm dengan sudut azimuth dalam desimal sebesar
329,45 dan sudut vertikal dalam desimal sebesar 89,361 yang menghasilkan jarak sebenarnya
(horizontal), jarak vertikal, beda tinggi, koordinat XY, dan elevasi titik yang dibidik berturut-
turut sebesar 31,96 m; 31,64 m; -20,52 m; (-15,82;27,21), dan 114,48 mdpal. Pada titik 5
diperoleh bacaan atas tengah bawah berturut-turut 2625 mm, 2468 mm, dan 2310 mm dengan
sudut azimuth dalam desimal sebesar 303,071 dan sudut vertikal dalam desimal sebesar 90,03
yang menghasilkan jarak sebenarnya (horizontal), jarak vertikal, beda tinggi, koordinat XY, dan
elevasi titik yang dibidik berturut-turut sebesar 31,46 m; 31,42 m; -49,23 m; (-26,07;16,96), dan
85,77 mdpal. Data-data dari kelima titik ini selanjutnya digabung dengan data-data dari
kelompok lain yang melakukan pengukuran di halaman rektorat UNY. Gabungan data ini
selanjutnya diolah menjadi data garis kontur dalam format shp yang selanjutnya dilakukan
layouting dengan bantuan software QGIS untuk menghasilkan “Peta Kontur Halaman Rektorat
Universitas Negeri Yogyakarta.”
Peta Kontur Halaman Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta dapat digolongkan ke dalam
peta topografi. Dalam pembuatannya, peta topografi dapat menggunakan data pengukuran
lapangan dengan theodolite digital sebagai data awal yang selanjutnya diolah dengan bantuan
software pemetaan seperti Surfer 13 atau lainnya dengan metode interpolasi IDP, kriging,
maupun natural neighbor dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing (Priyoadi &
Setiawan, 2020). Peta Kontur Halaman Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta juga merupakan
output dari kegiatan praktikum pengukuran theodolite digital ini yang dihasilkan dari proses
layouting peta dengan QGIS dari data garis kontur dan foto udara halaman rektorat dari proses
pengolahan sebelumnya. Peta kontur yang dihasilkan penulis memiliki skala 1:490 dengan
berbagai keterangan komponen peta yang ada seperti judul, arah mata angin, sistem grid dan
koordinat peta, legenda, inset peta, sumber pembuatan peta, pembuat peta. Peta ini menampilkan
halaman rektorat yang memiliki selang kontur 1,25 meter yang diwakili garis kontur berwarna
orange serta kontur indeks 5 meter yang diwakili oleh garis kontur berwarna kuning. Kontur
indeks itu sendiri merupakan garis kontur yang biasanya lebih tebal dengan ukuran empat kali
selang kontur yang biasanya digunakan untuk mendeterminasi garis kontur dan mempermudah
membaca selang kontur (Xie & Wunche, 2020). Dari peta kontur tersebut juga dapat diketahui

4|Lab Geospasial, FIS UNY, 2022


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

beberapa informasi seperti kontur kolam di tengah halaman rektorat UNY yang ditunjukkan
dengan kontur melingkar dan agak rapat, kontur jalanan menurun di Barat dan Timur gedung
rektorat UNY yang ditunjukkan dengan kontur agak rapat, dan kontur halaman rektorat yang
cenderung datar ditunjukan dengan kontur yang renggang, dsb.

E. Daftar Pustaka
Akrim, A., Hidayat, M., & Rakhmadi, A. J. (2021). Panduan Penggunaan Theodolit. Aksaqila
Jabfung.
Priyoadi, B. R., & Setiawan, B. I. (2020). Pemetaan Topografi Calon Lokasi Embung di Kampus
IPB Darmaga, Bogor. J-Sil (Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan), 5(1), 51-58.
Xie, X., & Wünsche, B. C. (2010). Efficient contour line labelling for terrain modelling. In
Proceedings of the Thirty-Third Australasian Conferenc on Computer Science-Volume 102
(pp. 33-42).

F. Lampiran

5|Lab Geospasial, FIS UNY, 2022


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

Peta Kontur Halaman Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta

6|Lab Geospasial, FIS UNY, 2022

Anda mungkin juga menyukai