Anda di halaman 1dari 16

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) (08 mei 2023)

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDERAAN JAUH DASAR/REMOTE SENSING 4

ACARA:
INTEPRETASI PENUTUP DAN PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA
SATELIT RESOLUSI TINGGI

Oleh:

Nama : Imroatul Khoirunnafi’ M


NIM : 3211422095
Nama Dosen : 1. Wahid Akhsin B N S S.Pd.,M.Pd.
2. Vina Nurul Husna S.Si.,M.Si.
Nama Asisten : 1. Rifqi Abdul Hanif
2. Najwa Medinna Assyifa

LABORATORIUM GEOGRAFI
A. JUDUL
INTEPRETASI PENUTUP DAN PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA
SATELIT RESOLUSI TINGGI
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui intepretasi citra
2. Mahasiswa dapat memahami definisi penginderaan jauh
3. Mahasiswa dapat memahhami macam-macam unsur intepretasi citra
4. Mahasiswa dapat memahami definisi fotogramer
5. Mahasiswa dapat mengetahui citra beresolusi tinggi
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Laptop
2. Handphone
3. Ms. Office
4. Penggaris
5. Pensil
6. Drawingpen
7. Pensil warna
8. Hardboard
b. Bahan
1. Cover
2. Foto udara monoskopis
3. Kertas kalkir
4. Penghapus
5. Kuota
D. DASAR TEORI
1. Definisi Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh merupakan aktivitas penyadapan informasi tentang obyek
atau gejala di permukaan bumi (atau dekat permukaan bumi) tanpa melalui kontak
langsung. Karena tanpa kontak langsung diperlukan media supaya obyek atau gejala
tersebut dapat diamati dan “didekati” oleh si penafsir. Media ini berupa citra (image
atau gambar). Citra dapat diperoleh melalui perekaman fotografis, yaitu pemotretan
dengan kamera, dan dapat pula diperoleh melalui perekaman non-fotografis, misalnya
dengan pemindai atau penyiam (scanner). Perekaman fotografis menghasilkan foto
udara, sedangkan perekaman lain menghasilkan citra non-foto. Citra foto udara selalu
berupa hard copy (gambar tercetak) yang diproduksi dan direproduksi dari master
rekaman yang berupa film. Citra non-foto biasanya terekam secara digital dalam format
asli, dan memerlukan komputer untuk presentasinya. Citra non foto juga dapat (dan
perlu) dicetak menjadi hard copy, untuk keperluan interpretasi secara visual.
Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu untuk
mendapatkan informasi tentang obyek, area atau fenomena melalui analisa terhadap
data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan obyek,
daerah ataupun feonomena yang dikaji. Pada masa modern, istilah penginderaan jauh
mengacu kepada teknik yang melibatkan instrument pada pesawat atau pesawat luar
angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainya seperti penginderaan medis atau
fotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya
adalah penerapan dari penginderaan jauh (penginderaan jauh yang insentif), istilah
peninderaan jauh umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan terrestrial dan
pengamatan cuaca.

2. Definisi Intepretasi Citra


Intepretasi citra adalah suatu kegiatan mengkaji atau mengidentifikasi foto udara
atau citra yang bertujuan untuk mengidentifikasi obyek tersebut. Dalam melakukan
intepretasi citra, penafsir dapat lebih mudah dalam menganalisis karena telah mengenal
kenampakan obyek yang tergambar. Intepretasi citra berarti mencoba menafsirkan arti
citra yang terlihat, apakah menampilkan sebuah kawasan pabrik, area perumahan, atau
justru tanah lapang. Misalnya sebuah lahan rencananya akan dibangun perumahan, tapi
kemudian dari intepretasi citra terlihat bahwa area sekitarnya merupakan kawasan
perbukitan. Setelah ditelusuri, ternyata perbukitan tersebut rawan longsor. Intepretasi
citra memiliki beberapa unsur yaitu rona/warna, bentuk,ukuran,pola,tekstur,bayangan,
dan situs.

3. Macam-macam Unsur Intepretasi Citra


Untuk dapat melakukan intepretasi, penafsir memerlukan unsur unsur pengenalan
pada objek atau gejala yang terekam pada citra. Unsur-unsur pengenalan ini secara
indivisual maupu secara kolekteif membimbing penafsir ke arah pengenalan yang
benar. Unsur-unsur ini disebut unsur-unsur intepretasi dan meliputi 8 hal, yaitu :
a. Rona dan Warna
Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan obyek pada citra. Sedangkan
warna merupakan wujud yang terlihat atau tampak oleh mata dengan spectrum yang
sempit. Melalui warna, penafsir dapat memperkirakan jenis obyek yang tergambar
dalam citra satelit.
b. Bentuk
Unsur ini memiliki kaitan yang erat dengan ciri keruangan, konfigurasi, dan
batas sebuah obyek.sebagai contoh, dengan melihat bentuk obyek yang teream pada
citra, penafsir bisa membedakan antara sungai dan jalan. Di mana obyek sungai
biasanya berbentuk kecil, memanjang, dan berkelok. Sedangkan, jalan memiliki
bentuk memanjang dan lurus.
c. Ukuran
Meliputi dimensi panang, luas, tinggi, kemiringan, dan volume obyek. Ukuran
berfungsi untuk membantu memisahkan obyek obyek tertentu yang sulit dipisahkan
jika hanya menggunakan warna ataupun bentuk.
d. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berda di daerah
gelap. Obyek atau gejala yang terletak di daerah bayangan biasanya hanya tampak
samar samara tau bahkan tidak tampak sama sekali. Meskipun bayangan membatasi
gambaran penuh suatu obyek pada foto udara, kadang justru menjadi kunci penting
dalam intepretasi terutama untuk mengenali suatu obyek yang justru kelihatan lebih
tampak atau jelas dengan melihat bayangannya.
e. Tekstur
Tekstur dapat diartikan sebagai frekuensi perubahan warna pada sekelompok
obyek yang dianalisis. Tekstur biasanya dikelompokkan menjadi kasar dan halus.
Contohnya, tekstur pada area perkebunan biasanya lebih kasar dibandingkan tekstur
area persawahan.
f. Pola
Pola merupakan ciri yang menandai obyek buatan manusia atau alami. Pola
dapat digambarkan sebagai tingkat keteraturan suatu obyek. Misalnya, obyek
bangunan di area perumahan biasanya memiliki pola teratur karena mempunyai
ukuran, bentuk, dan tata letak yang sama.
g. Situs
Situs merupakan letak suatu obyek terhadap obyek lainnya disekitarnya.
Contohnya, hutan bakau ditandai dengan rona gelap dan berada di kawasan tepi
pantai.
h. Asosiasi
Asosiasi merupakan keterkaitan antara obyek yang satu dengan lainnya. Karena
ada keterkaitan, pengenalan suatu obyek pada citra sering dijadikan petunjuk untuk
mengenali obyek lain.

4. Pengertian Fotogrameti
Fotogrametri adalah suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh
informasi yang dapat dipercaya tentang suatu objek fisik dan keadaan di sekitarnya
melalui proses perekaman, pengamatan atau pengukuran dan intepretasi citra
fotografis atau rekaman gelombang elektromagnetik. Fotogrametri memiliki produk
yang beragam yaitu berupa peta garis, peta foto atau kombinasi peta foto-peta garis.
Proses pengambilan data geo-spasial yang relative cepat dan efektif pada cakupan
daerah yang relative luas. Intepretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi objek
melalui citra penginderaan jauh sedangkan fotogrametri adalah suatu seni,
pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya tentang
suatu objek fisik dan keadaan di sekitarnya melalui proses perekaman. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa perbedaan dari intepretasi citra dan fotogrametri adalah
bahwa intepretasi citra adalah kegiatan mengindentifikasi objek sedangkan
fotogrametri adalah untuk memperoleh informasi objek tersebut.
5. Pengertian Citra Resolusi Tinggi
Citra satelit resolusi tinggi adalah citra penginderaan jauh yang memiliki
resolusi spasial lebih dari 5 meter. Dengan kemampuan citra satelit resolusi tinggi
tersebut, kegiatan intepretasi penutup ataupun penggunaan lahan dapat dilakukan
dengan mudah. Hal ini dikarenakan kenampakan objek yang ada pada citra tersebut
terlihat dengan jelas. Selain itu, citra serin ditampilkan dengan jenis true color artinya
memiliki warna yang sama dengan keadaan sebenarnya dilapangan.
6. Contoh Citra Resolusi Tinggi
a. Satelit ikonos
Sateit ikonos adalah satelit resolusi sangat tinggi yang dioperasikan oleh
GeoEye, resolusi spasial untuk multispektralnya adalah 3,2 meter dan inframerah
dekat (0,82 mm) pankromatik. Tanggal peluncuran satelit ini adalah 24 september
1999 di Vandenberg Air Force Base, California, USA. Masa operasinya 7 tahun
lebih. Orbid 7,5 km/detik, kecepatan mengelilingi bumi 14,7 kali tiap 24 jam,
ketinggian 681 kilometer (low earth orbit), resolusi 26° off-nadir 1,0
meter(panchromatic); 4,0 meter (multispectral)
b. Citra satelit GeoEye-1
GeoEye-1 diluncurkan oleh Vndenburg Air Force California pada tanggal 6
september 2008. Resolusi spasial pankromatiknya 0,41 m dan resolusi spasial
multisektralnya 1,65 m. Resolusi spsial (blue) 450-520 nm, (green) 520-600 nm,
(red) 625-695 nm, (near IR) 760-900 nm. Dynamic range 11 bit per pixel. Revisit
time less than 3 day. Swath width 15,2 km.
c. Citra satelit QuickBird
QuickBird dimiliki oleh perusahaan amerika yaitu digital globe yang
diluncurkan pada 24 september 1999. Resolusi spasial pankromatiknya 0,61 m dan
resolusi spasial multisektralnya 2,4 m. Resolusi spsial (blue) 450-520 nm, (green)
520-600 nm, (red) 625-695 nm, (near IR) 760-900 nm. Dynamic range 11 bit per
pixel. Revisit time approximately 3,5 days. Swath width 16,4 km at nadir. Mission
life is 8+ years
d. Satelit WorldView-2
Digital globe’s meluncurkan satelit WorldView-2 pada 8 oktober 2009,
dengan tinggi orbit 770 km, dynamic range 11 bit per pixel. Resolusi spsial (blue)
450-520 nm, (green) 520-600 nm, (red) 625-695 nm, (near IR) 760-900 nm. Time
delay integration opancromatic – 6 selectable levels from 8 to 64 multispektral – 7
selectable levels from 3 to 24
e. Satelit Pleiades
Pleiades 1A diluncurkan pada bulan desember 2011 sementara Pleiades 1B
diluncurkan pada bulan desember tahun berikutnya. Satelit Pleiades dilengkapi
sensor yang dapat membuat gambar berwarna dengan resolusi spasial 50 cm.
masing-masing satelit memiliki resolusi temporal 2 hari dengan orbi
heliosynchronous quasi-circular pada ketinggian orbit 694 km. Resolusi spsial
(blue) 0,430-0,550 µm, (green) 0,500-0,620 µm, (red) 0,590-0,710 µm, (near IR)
0,740-0,940 µm, (PAN) 0,470-0,820 µm. resolusinya adalah 2 m.
E. LANGKAH KERJA

1. Mahasiswa menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum


2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan asisten praktikum
3. Mahasiswa melakukan pengamatan pada foto udara monoskopis
4. Mahasiswa melakukan identifikasi penutup / penggunaan lahan
5. Mahasiswa melakukan delineasi pada foto udara berdasarkan penutup/penggunaan
lahan yang teridentifikasi
6. Mahasiswa melayout hasil delineasi untuk menjadi peta tentative penutup/penggunaan
lahan
7. Mahasiswa mengisi tabel unsur intepretasi dan tabel kunci intepretasi
8. Mahasiswa bertanya kepada asisten praktikum hal-hal yang kurang dimengerti
9. Mahasiswa menyusun laporan praktikum secara sistematis
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum sesuai waktu
yang telah ditentukan
F. PEMBAHASAN
1. Hasil pengamatan
a. Hasil layout deliniasi (terlampir)
b. Tabel pengisian unsur intepretasi (terlampir)
2. Analisis
Pada praktikum kali ini mahasiswa melakukan intepretasi citra dengan
menggunakan citra satelit resolusi tinggi. Kali ini saya mendapatkan peta citra satelit
landsat 8 true color. setelah dilakukan identifikasi saya mendapatkan 5 objek yang akan
saya intepretasi yaitu objek berupa pantai, pemukiman, jalan, lahan kosong serta
vegetasi. Citra yang saya dapatkan menunjukkan terdapat lebih banyak vegetasi
daripada permukiman penduduk, karna letaknya yang berada di pinggir pantai
mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayang, namun ada pula yang bekerja dengan
berjualan, entah berjualan ikan maupun berjualan aksesoris pantai maupun membuka
kedai-kedai.

Pada daerah pantai terlihat warna yang awalnya seperti hijau toska yang semakin
menjuh warnanya menjadi biru gelap. Hal itu menunjukkan kedalaman pantai, yang
awalnya dangkal saat masih di pinggir pantai lama kelamaan menjadi gelap saat makin
menjauh dan semakin ke laut. Pada daerah vegetasi juga menunjukkan warna hijau
gelap yang berarti vegetasi tersebut sangat lebat atau hutan yang lebat sehingga
menghasilkan warna berupa hijau gelap.

Permukiman yang ada pada citra tersebut sebenarnya juga lumayan banyak
namun apabila dibandingkan dengan vegetasi maka permukiman tersebut jauh lebih
sedikit. Permukiman yang ada disana berbentuk memanjang mengikuti bentuk alur
pantai. Permukiman yang ada disana juga bersifat menggerombol atau berkelompok.
Pada permukiman tersebut juga terdapat jalan yang tertangkap oleh satelit yaitu jalan
terbuka, jalan tersebut berukuran lumayan besar dan memanjang pada tengah
permukiman. Selain itu terdapat pula tanah lapang yang berada diantara permukiman
dan pesisir pantai, lahan terbuka yang terdapat di pinggir pantai tersebut dapat
dimanfaatkan penduduk untuk digunakan sebagai tempat berkumpul warga

Intepretasi citra pada ke-lima objek tersebut yaitu, objek permukiman memiliki
rona gelap dengan warna merah bata, bentuknya berupa petak berkelompok, teksturnya
kasar serta polanya tidak teratur. Pada objek pantai memiliki rona gelap dengan warna
biru tua, bentuknya setengah lingkaran yang luas, teksturnya sedang serta pola teratur.
Pada objek jalan terbuka memiliki rona cerah dengan warna putih, bentuknya garis
memanjang, teksturnya sedang serta polanya teratur. Pada objek vegetasi memiliki rona
gelap dengan warna hijau, bentuknya berupa petak berkelompok, tekstur kasar serta
pola tidak teratur. Pada objek lahan terbuka memiliki rona cerah dengan warna hijau,
bentuk elips atau lonjong, tekstur sedang serta pola tidak teratur.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan dasar teri, hasil pengamatan serta analisis dapat disimpulkan bahwa
Penginderaan jauh merupakan aktivitas penyadapan informasi tentang obyek atau gejala
di permukaan bumi (atau dekat permukaan bumi) tanpa melalui kontak langsung.
Intepretasi citra adalah suatu kegiatan mengkaji atau mengidentifikasi foto udara atau
citra yang bertujuan untuk mengidentifikasi obyek tersebut. Unsur-unsur intepretasi yaitu
rona dan warna, bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, situs dan asosiasi. Fotogrametri
adalah suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh informasi yang dapat
dipercaya tentang suatu objek fisik dan keadaan di sekitarnya melalui proses perekaman.

Pada praktikum kali ini mahasiswa melakukan intepretasi citra dengan menggunakan
citra satelit resolusi tinggi. Kali ini saya mendapatkan peta citra satelit landsat 8 true color.
setelah dilakukan identifikasi saya mendapatkan 5 objek yang akan saya intepretasi yaitu
objek berupa pantai, pemukiman, jalan, lahan kosong serta vegetasi. Citra yang saya
dapatkan menunjukkan terdapat lebih banyak vegetasi daripada permukiman penduduk,
juga terdapat jalan yang tertangkap oleh satelit yaitu jalan terbuka, jalan tersebut berukuran
lumayan besar dan memanjang pada tengah permukiman. Selain itu terdapat pula tanah
lapang yang berada diantara permukiman dan pesisir pantai, lahan terbuka yang terdapat di
pinggir pantai tersebut dapat dimanfaatkan penduduk untuk digunakan sebagai tempat
berkumpul warga

Intepretasi citra pada ke-lima objek tersebut yaitu, objek permukiman memiliki rona
gelap dengan warna merah bata, bentuknya berupa petak berkelompok, teksturnya kasar
serta polanya tidak teratur. Pada objek pantai memiliki rona gelap dengan warna biru tua,
bentuknya setengah lingkaran yang luas, teksturnya sedang serta pola teratur. Pada objek
jalan terbuka memiliki rona cerah dengan warna putih, bentuknya garis memanjang,
teksturnya sedang serta polanya teratur. Pada objek vegetasi memiliki rona gelap dengan
warna hijau, bentuknya berupa petak berkelompok, tekstur kasar serta pola tidak teratur.
Pada objek lahan terbuka memiliki rona cerah dengan warna hijau, bentuk elips atau
lonjong, tekstur sedang serta pola tidak teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Grame. (2020). “Penginderaan jauh : pengertian,komponen,kelebihan dan kekurangan”.


https://www.gramedia,.com/literasi/penginderaan-jauh-2/ (Diakses pada 10 April 2023 pukul
10.38 WIB)
Juniardi, Wilman. (2022). “Mengenal apa itu intepretasi citra dan unsur unsurnya”.
https://www.quipper.com/id/mapel/geografi/unsur-intepretasi-citra/ (Diakses pada 10 April
2023 pukul 10.25 WIB)
Purwadhi, F. S. H.,& Sanjoto, T. B. (2008). Pengantar Intepretasi Citra Penginderaan Jauh BAB
VII : Pembuatan peta hasil intepretasi citra penginderaan jauh.
Somantri, L. (2009). Teknologi Penginderaan Jauh (Remote Sensing). Universitas Pendidikan
Indonesia.
Sri Hardayanti P, Tjaturahono Budi Sanjoto. (2008). Pengantar Intepretasi Citra Penginderaan
jauh. Semarang : LAPAN dan UNNES
Susanto. (1992). Penginderaan Jarak Jauh. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
LAMPIRAN
a. Hasil layout deliniasi (terlampir)
b. Tabel pengisian unsur intepretasi (terlampir)

No objek Foto Kunci


intepretasi
1 Pemukiman Rona : gelap
Warna : merah
bata
Bentuk : petak
berkelompok
Tekstur : kasar
Pola : tidak
teratur
2 Pantai Rona : gelap
Warna : biru tua
Bentuk :
setengah
lingkaran yang
lebar
Tekstur :
sedang
Pola : teratur
3 Jalan terbuka Rona : cerah
Warna : putih
Bentuk : garis
memanjang
Tekstur ;
sedang
Pola : teratur
4 Vegetasi Rona : gelap
Warna : hijau
Bentuk : petak
berkelompok
Tekstur : kasar
Pola : tidak
teratur
5 Lahan terbuka Rona : cerah
Warna : hijau
Bentuk : elips /
lonjong
Tekstur :
sedang
Pola : tidak
teratur

Anda mungkin juga menyukai