ACARA 3
Disusun oleh
ARDIANSYAH
1813034029
I. Tujuan
1. Spidol OHP
2. Kertas Transparan
3. Penggaris
4. Kertas HVS/Polio Bergaris
A. Penginderaan Jauh
b) Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi. Tidak semua
spektrum gelombang elektro magnetik dapat sampai di permukaan
bumi, karena dalam atmosfer ada proses pembauran dan
penyerapan.Penyerapan dilakukan oleh molekul atmosfer, sedangkan
spektrum elektro magnetik yang dapat mencapai bumi disebut dengan
jendela atmosfer.
c) Wahana
Dalam pengindraan jauh, bumi dipotret dari ruang angkasa dengan
menggunakan pesawat atau satelit. Pesawat atau satelit inilah yang
disebut dengan wahana. Jarak pemotretan terbagi menjadi tiga tingkat
ketinggian, yaitu:
Ketinggian 1.000 m sampai 9.000 m dari permukaan laut,
pemotretan dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang
rendah sampai medium (lowto medium altitudeaircraft). Citra yang
dihasilkan adalah citra foto (foto udara).
Ketinggian sekitar 18.000 m dari permukaan bumi, pemotretan
dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang tinggi
(highaltitudeaircraft). Citra yang dihasilkan adalah foto udara
dan multispectralscanners data.
Ketinggian 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi,
pemotretan dilakukan dengan menggunakan satelit. Citra yang
dihasilkan adalah citra satelit.
d) Objek
Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam pengindraan
jauh, antara lain atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan litosfer.
e) Sensor
Sensor berfungsi sebagai alat perekam objek yang sedang diselidiki.
Setiap sensor mempunyai tingkat kepekaan yang berbeda-beda. Ada
dua macam sensor, yaitu:
Sensor fotografik, sensor ini berupa kamera yang dapat
menghasilkan foto atau citra.
Sensor elektronik, sensor yang cara kerjanya secara elektrik
dan sistem pemrosesannya menggunakan komputer dan sensor
elektronik disebut citra pengindraan jauh.
f) Produk (data yang diperoleh)
Produk atau data yang diperoleh berupa citra dan digital. Data inilah
yang akan digunakan pengguna data.
g) Citra
Citra adalah gambar dari suatu objek sebagai hasil pemotretan dengan
kamera. Citra dibedakan menjadi dua, yaitu citra foto (hasil
pemotretan kamera foto) dan citra nonfoto yang berupa gambaran
objek dari hasil rekaman satelit.
B. Interpretasi Citra
Bila kita melihat suatu foto atau gambar, kadang kita sendiri bingung
dan bahkan ga tau tentang objek-objek yang ada di dalam foto/gambar
itu. Ada beberapa objek yang dapat dikenali secara langsung tetapi
ada sebagain objek yg malah tidak dikenali. Proses pengenalan objek
ini sangat tergantung dari pengalaman dan persepsi dari orang yg
melihat foto tersebut.
b. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada foto. Tekstur
biasa dinyatakan melalui ukuran kasar, sedang, dan halus.
Misalnya, hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang,
dan semak bertekstur halus. Secara seder hana tekstur
diartikan tingkat kekasaran atau kehalusan suatu objek.
c. Bentuk
Bentuk adalah gambar yang mudah dikenali. Misalnya,
gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L dan U
atau persegi panjang, serta gunungapi berbentuk kerucut
atau segitiga.
d. Ukuran
Ukuran adalah ciri objek berupa jarak, luas, tinggi lereng,
dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala.
Misalnya, lapangan sepak bola dicirikan oleh bentuk
(segiempat) dan ukuran yang tetap, yaitu sekitar (80–100 m).
e. Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai
objek buatan manusia dan beberapa objek alamiah. Contoh
pola aliran sungai menandai struktur geomorfologis. Pola
aliran trellis menandai struktur lipatanPermukiman
transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran
rumah yang jaraknya dan luas bangunan yang seragam, dan
selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa sawit,
dan kebun kopi mudah dibedakan dengan hutan atau
vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari
keteraturan pola serta jarak tanamnya.
f. Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di
sekitarnya. Contoh permukiman pada umumnya teratur dan
memanjang mengikuti alur jalan. Persawahan banyak
terdapat di daerah dataran rendah dan sebagainya.
g. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang
berada di daerah gelap. Bayangan juga dapat merupakan
kunci pengenalan yang penting dari beberapa objek. Ada
objek-objek tertentu yang tampak lebih jelas ketika ada
bayangan. Contoh lereng terjal tampak lebih jelas dengan
adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara
tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang
sangat condong biasanya memperlihatkan bayangan objek
yang tergambar dengan jelas.
h. Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dan objek
lainnya. Misalnya, stasiun kereta api berasosiasi dengan
jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu dan terminal
bus berasosiasi dengan beberapa jalan.
i. Konvergensi Bukti
Di dalam mengenali objek yang terdapat dalam citra udara,
sangat dianjurkan tidak hanya menggunakan satu unsur
interpretasi. Akan tetapi, sebaiknya digunakan unsur
interpretasi sebanyak mungkin. Semakin banyak unsur
interpretasi yang dipertimbangkan, hasil yang didapatkan
akan semakin akurat. Konsep inilah yang dimaksud dengan
konvergensi bukti (convergence of evidence).
Pengamatan objek pada foto udara sering di mulai dengan objek yang
mudah dikenali ke arah yang sukar dikenali,atau sering di lakukan
pengkajian dari kenampakan yang umum ke yang khusus,dan hal ini
dilakukan selama tidak ada bias antara kenampakan umum dan
kenampakan khusus tersebut ,akan tetapi yang lebih baik dalah
dilaksanakan secara bersama-sama,ada dua metode pengkajian
menurut Estes(1975),yakni:
Fishing expedetion,dalam hal ini interpreter mengkaji semua
kenampakan sehingga sering dihasilkan data yang lebih banyak
dari yang diperlukan.
Logical search ,di sini Interpreter hanya mengkaji objek secara
selektif dimana data yang diperlukan tergambar,metode ini lebih
efisen dari fishing expedetion.(Suryantoro,Agus, 24:2010)
V. Hasil Praktikum
VII. Kesimpulan
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra
dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya
objek tersebut. Pengalaman sangat menentukkan hasil interpretasi, karena
persepsi pengenalan objek bagi orang-orang yang berpengalaman biasanya
lebih konstan atau dengan kata lain pengenalan objek yang sama pada
berbagai bentuk citra akan selalu sama.
Dari hasil praktikum identifikasi citra udara Vegetasi yang paling banyak di
Sungai Kapuas ialah Vegetasi Sedang sebanyak 60%,Sedangkan Vegetasi
rapat sebanyak 30%, Selanjutnya untuk vegetasi jarang dan dan tidak
bervegetasi masing-masing di bawah 10%.semntara untuk polo persebaran
spasialnya tidak merata.Vegetasi Rapat di dominasi oleh pepohonan rindang
atau pun hutan,sementara Vegetasi Sedang di dominasi objek persawahan
ataupun perkebunan,sementara vegetasi jarang dan tidak bervegetasi di
dominasi objek lahan kosong dan pemukiman penduduk yang ada di daerah
tersebut.
Anonim.2016.https://mbojo.wordpress.com/2007/07/22/interpretasi-citra
pengindraan-jauh/. Diakses pada tanggal 27 April 2020 Pukul 06:20 WIB
Anonim.2015.http://rangkumangeografi.blogspot.co.id/2015/06/unsur-
interpretasi-foto-udara.html. Diakses pada tanggal 27 April 2020 Pukul
03:18 WIB