Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mutiara Handayani

Kelas : Genap (B)

NPM : 1853034010

Mata Kuliah : Geografi Penduduk

Prodi : Pendidikan Geografi

Dosen : Dr. Trisnaningsih, M.Si

Hari : Rabu, 8 April 2020

Menganalisis Fertilitas Remaja Dari Perspektif Keruangan

Tabel 1 Persentase Remaja yang Sudah Melahirkan dan Sedang Hamil

Anak Pertama per Provinsi dan Kelompok Persentase, 2017

No. Kelompok Persentase Provinsi


1. a. Aceh
b. Kepulauan Riau
c. DKI Jakarta
d. Jawa Tengah
e. DI Yogyakarta
f. Banten
≤ 4,9 % g. Bali
h. Gorontalo
2. 5% - 9,9 % a. Sumatera Barat
b. Sumatera Selatan
c. Lampung
d. Jawa Barat
e. JawaTimur
f. Nusa Tenggara Barat
g. Nusa Tenggara Timur
h. Kalimantan Selatan
i. Kalimantan Timur
j. Kalimantan Utara
k. Sulawesi Utara
l. Sulawesi Tengah
m. Sulawesi Selatan
n. Sulawesi Tenggara
o. Sulawesi Barat
p. Maluku
q. Sumatera Utara
3. >10% a. Jambi
b. Bengkulu
c. Bangka Belitung
d. Kalimantan Barat
e. Kalimantan Tengah
f. Maluku Utara
g. Papua Barat
h. Papua

Fertilitas adalah kemampuan memproduksi yang sebenarnya dari penduduk (actual


reproduction performance), atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang
atau sekelompok perempuan. Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup
kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup meskipun
hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi itu dikandung.

Teori fertilitas yaitu Variabel Antara Davis and Black, Davis and Blake
mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas melalui apa yang disebut
sebagai “variabel antara” (intermediate variables). Menurut Davis dan Blake faktor-
faktor sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi fertilitas akan melalui
“variabel antara”.

Pada tabel diatas, sudah tertera persentase dari masing-masing provinsi. Contohnya
saja, pada tabel nomor 1, provinsi dengan persentase ≤ 4,9 % adalah Provinsi DKI
Jakarta sedangkan pada persentase >10% adalah Provinsi Bengkulu. Mengapa
demikian? Karena di Jakarta banyak masyarakat yang lebih fokus bekerja dan sibuk
dalam pekerjaan sehingga masyarakat Jakarta rata-rata menikah pada usia yang
sudah dewasa sekitar >25 tahun. Dibanding dengan masyarakat Bengkulu yang rata-
rata bertani yang masyarakatnya rata-rata menikah di usia muda. Kemudian,
pendidikan di Jakarta lebih maju dibandingkan dengan Bengkulu, sehingga kesadaran
untuk menekan/mengatur angka fertilitas lebih tinggi. Jadi kaitan dengan teori Davis
Blake pada analisis ini berhubungan pula dengan variable antara seperti faktor sosial
dan ekonominya.

Anda mungkin juga menyukai