2. Lindgren
Teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi
tersebut berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan dari permukaan bumi.
3. Menurut Sabins
Penginderaan jauh adalah suatu ilmu untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi citra yang
telah direkam yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan suatu obyek.
Waktu penyinaran, jumlah energi yang diterima oleh obyek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar
daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak enegri yang diterima obyek, makin cerah warna obyek tersebut.
Sudut datang sinar matahari mempengaruhi jumlah energi yang diterima bumi
Bentuk permukaan bumi, permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada
permukaannya lebih banyakmemantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan
berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas
Keadaan Cuaca, kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan
dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau
bahkan tidak terlihat.
1. Atmosfer
Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas
yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.
Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi.
Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi.
4. Wahana
Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian
persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok :
Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000 9.000 meter di atas
permukaan bumi
Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 meter di atas permukaan bumi
Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km 900 km diluar atmosfer bumi.
Stereoskop Cermin, salah satu jenis alat yang digunakan untuk melakukan interpretasi citra
Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus penginderaan jauh yang diterapkan pada
komputer.
6. Pengguna Data
Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem inderaja, yaitu orang atau lembaga yang
memanfaatkan hasil inderaja. Jika tidak ada pengguna, maka data inderaja tidak ada manfaatnya. Salah satu lembaga yang
menggunakan data inderaja misalnya adalah :
Bidang militer
Bidang kependudukan
Bidang pemetaan
Bidang Meteorologi dan Klimatologi
INTERPRETASI CITRA
Interpretasi citra :
adalah kegiatan menafsir, mengkaji, mengidentifikasi, dan mengenali obyek pada citra, selanjutya menilai arti penting dari
obyek tersebut
Kegiatan memperoleh data inderja dari interpretasi citra ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu, yaiatu Stereoskop.
Alat ini berfungsi untuk memunculkan gambar 3D dari 2 buah foto udara 2D yang diletakkan secara bertampalan. Dua buah
foto udara tersebut merupakan wilayah yang sama namun sudut pemotretannya berbeda.
Stereoskop Alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan Interpretasi Citra
Langkah-langkah umum yang dilakukan untuk memperoleh data penginderaan jauh agar dapat dimanfaatkan oleh berbagai
bidang adalah :
1. Deteksi
Pada tahap ini dilakukan kegiatan mendeteksi obyek yang terekam pada foto udara maupun foto satelit
2. Identifikasi
Mengidentifikai obyek berdasarkan ciri-ciri spektral, spasial dan temporal.
3. Pengenalan
Pengenalan obyek yang dilakukan dengan tujuan untuk mengklasifikasikan obyek yang tampak pada citra berdasarkan
pengetahuan tertentu
4. Analisis
Analisis bertujuan untuk mengelompokkan obyek yang mempunyai ciri-ciri yang sama
5. Deduksi
Merupakan kegiatan pemrosesan citra berdasarkan obyek yang terdapat pada citra ke arah yang lebih khusus.
6. Klasifikasi
Meliputi deskripsi dan pembatasan (deliniasi) dari obyek yang terdapat pada citra
7. Idealisasi
Penyajian data hasil interpretasi citra ke dalam bentuk peta yang siap pakai.
A. INTERPRETASI CITRA
Interpretasi citra merupakan kegiatan menaksir, mengkaji, mengidentifikasi, dan mengenali obyek pada citra,
selanjutnya menilai arti penting dari obyek tersebut. Dalam interpretasi citra terdapat dua kegiatan utama yaitu
pengenalan obyek dan pemanfaatan informasi. Langkah-langkah yang biasanya dilakukan untuk memperoleh data
pengindraan jauh adalah menditeksi dan menganalisis obyek pada citra sehingga dapat bermanfaat bagi berbagai citra.
Pengenalan obyek merupakan bagian penting dalam interpretasi citra. Prinsip pengenalan obyek pada citra didasarkan
pada penyelidikan karakteristik obyek yang terdapat pada citra. Berbagai karakteristik untuk mengenali obyek pada citra
disebut unsure interpretasi citra, sebagai berikut:
2. Bentuk
Merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek. Kita bisa adanya objek
stadion sepakbola pada suatu foto udara dari adanya bentuk persegi panjang. demikian pula kita bisa mengenali
gunung api dari bentuknya yang cembung. Sekolahan berbentuk I, L, U, atau kotak.
3. Ukuran
Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume. Ukuran objek pada citra
berupa skala, karena itu dalam memanfaatkan ukuran sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat
skalanya.. Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran yang tetap, yakni
sekitar (80 m - 100 m).
4. Tekstur
Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Ada juga yang mengatakan bahwa tekstur adalah pengulangan
pada rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Tekstur dinyatakan dengan: kasar,
halus, dan sedang. Misalnya: Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertekstur halus.
5. Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa
objek alamiah. Contoh:Pola aliran sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai struktur lipatan.
Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu
menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya
dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
6. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Meskipun demikian, bayangan
juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan
menjadi lebih jelas.
Contoh: Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara, tampak
lebih jelas dengan adanya bayangan.
7. Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya permukiman pada umumnya memanjang
pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah
dataran rendah, dan sebagainya.
8. Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi
dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang), bandara berasosiasi dengan bandara.
1. Rona
Rona adalah tingkat kecerahan/kegelapan suatu obyek yang terdapat pada citra. Rona pada foto udara pankromatik
merupakan atribut bagi obyek yang berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut dengan sinar
putih. Rona merupakan tingkatan dari putih ke hitam atau selanjutnya.
c. Pemrosesan Emulsi
Proses emulsi dapat menghasikan cetakan dengan hasil redup (mat), setengah redup (semi mat) dan cetakan gilap
(glossy). Cetakan glossy menghasilkan rona yang cenderung terang sebaliknya cetakan redup menghasilkan rona yang
cenderung gelap.
d. Cuaca
Kondisi udara di atmosfer dapat menyebabkan citra terlihat memiliki rona yang terang/gelap. Jika kondisi udara di
atmosfer sangat lembab dan berkabut akan menyebabkan rona pada citra cenderung gelap
2. Warna
Warna adalah ujud tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Berbeda
dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan dalam wujud hitam putih, warna menunjukkan tingkat kegelapan
yang lebih beraneka. Contoh penggunaan unsur warna dapat dilihat pada gambar berikut :
pada lereng gunung tersebut terdapat aliran sungai yang memanjang menuruni lereng.
terdapat patahan-patahan sehingga membentuk puncak-puncak kecil, jurang dan lembah.
Baik bentuk luar maupun bentuk rinci keduanya merupakan unsur interpretasi yang penting. Banyak bentuk yang
mempunyai ciri khas sehingga mempermudah pengenalan obyeknya pada citra. Contoh-contoh obyek yang dapat dikenali
menurut bentuknya misalnya :
1. Gedung sekolah pada umumnya memiliki bentuk seperti huruf I, L, U dan persegi panjang atau kotak.
2. Tajuk pohon palma berbentuk bintang, tajuk pohon kerucut berbentuk kerucut dan tajuk pohohn bambu seperti buu-
bulu.
3. Bekas Meander sungai yang terpotong dapat dikenali sebagai dataran rendah yang berbentuk tapal kuda dan kadang
berisi air yang menjadi danau tapal kuda (danau oxbow).
4. Lapangan sepakbola yang memiliki lintasan lari berbentuk elips, sedangkan yang tidak memiliki lintasan lari akan
berbentuk persegi panjang.
5. Masjid dapat dikenali dari bentuknya yang relatif persegi atau bentuk khas pada kubahnya.
1. Ukuran bangunan untuk pemukiman memiliki ukuran yang berbeda dengan ukuran bangunan sekolah, perkantoran dan
pabrik. Permukiman pendudukan memiliki ukuran yang lebih kecil dari bangunan sekolah dan perkantoran.
2. Nilai kayu selain ditentukan menurut jenis kayunya juga dapat volumenya. Volume kayu dapat ditaksir dari ketinggian
pohon, diameter batang pohon, luas hutan serta kepadatan pohonnya.
3. Lapangan olahraga selain berbentuk segi empat juga dapat dibedakan dari ukurannya. Misalnya :
- Lapangan sepakbola memiliki ukuran yang luas, sekitar 100 m X 80 m
- Lapangan tenis memiliki ukuran kecil, sekitar 15 m X 30 m
-
Suatu obyek dalam foto udara memiliki perbedaan tekstur dapat dilihat dari :
1. permukaan buminya tidak rata atau tidak
2. keadaaan dan keberadaan obyek lain di atas permukaan bumi misal pepohonan, perairan, permukiman dll.
Beberapa contoh obyek dipermukaan bumi yang dapat dikenali dengan menggunakan unsur pola misalnya :
1. Pola Aliran Sungai
Beberapa contoh pola aliran sungai yang dapat kita amati misalnya :
2. Permukiman
Perumahan rakyat yang disediakan khusus oleh suatu proyek baik pemerintah atau swasta memiliki pola yang teratur,
biasanya memiliki jarak dan ukuran seragam. Sedangkan rumah yang di bangun oleh penduduk cenderung memiliki pola
tidak beraturan, dengan bentuk dan jarak yang tidak seragam.
Perumahan Teratur, ukuran dan jarak antar rumah cenderung sama jika dibandingkan dengan perumahan di atasnya.
Perkebunan kelapa sawit terlihat teratur pada pola tanam dan jarak antar tanamannya.
2. Jembatan
Jembatan dapat dikenali dari bayangannya yang memotong sebuah sungai.
5. Menara.
Menara suatu bangunan terlihat jelas dari bayangannya
Monumen Nasional (Monas) terlihat lebih jelas pada foto udara karena ada bayangannya yang tampak.
Apabila pemotretan dilakukan pada sore hari, bayangan obyek akan terletak di sebelah timur.
Posisi bayangan obyek pada foto udara yang dipotret pada sore hari dan bulan-bulan tertentu di Equator.
Gerak semu matahari juga akan menyebabkan letak bayangan berbeda meskipun sama-sama dipotret pada pagi atau
sore hari. Gerak semu matahari menyebabkan matahari seolah-olah mengalami perpindahan letaknya di garis paralel
bumi pada bulan-bulan tertentu.
Bayangan dapat digunakan untuk menentukan orientasi/arah mata angin pada foto udara.
1. Letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya (Estes dan Simonet, 1975). Van Zuidam menjelaskan pengertian ini
dengan situasi atau situs geografi, yang diartikan sebagai tempat kedudukan atau letak suatu obyek terhadap obyek lain
di sekitarnya. Misal pengaruh letak iklim terhadap interpretasi citra untuk geomorfologi
2. Letak suatu obyek terhadap bentang darat (Estes dan Simonet, 1975), seperti misalnya situs suatu obyek di rawa, di
puncak bukit yang kering dan di sepanjang tepi sungai. Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situs topografi,
yaitu letak suatu obyek dengan obyek lain di sekitarnya.
Beberapa contoh kenampakan obyek yang dapat dikenali dengan menggunakan unsur situs misalnya :
Situs permukiman memanjang/linear umumnya sejajar dengan bentukan alam dan budaya tertentu, misalnya :
1. Pola permukiman memanjang sejajar dengan jalan
2. Pola permukiman memanjang sejajar dengan garis pantai
3. Pola permukiman memanjang sejajar dengan sungai
Situs permukiman radial/melingkar biasanya karena mengelilingi suatu bentukan alam/budaya, misalnya :
1. Pola permukiman radial mengelilingi puncak gunung
2. Pola pemukiman radial mengelilingi danau
3. Pola permukiman radial mengelilingi fasilitas pemerintahan dll.
a. Situs kebun kopi terletak di tanah miring karena tanaman kopi menghendaki pengatusan yang baik.
b. Lahan pertanian berpetak dalam bentuk persegi dan cenderung lurus biasanya terdapat di daerah dataran,
sedangkan lahan pertanian dalam bentuk persegi, cenderung membengkok dan berteras-teras biasanya terdapat
di daerah miring.
c. Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma, bila tumbuhnya menggerombol dan berada di
daerah air payau maka mungkin sekali pohon nipah.
Keterkaitan suatu obyek dengan obyek lain dapat dimaksudkan sebagai berikut :
Sebuah obyek A dapat dikenali karena adanya obyek B yang mempunyai kaitan/hubungan dengan obyek A.
Dengan kata lain obyek B merupakan petunjuk bagi obyek A.
Obyek B dapat merupakan bagian dari obyek A, atau merupakan ciri-ciri khusus obyek A.
Obyek B belum tentu ciri-ciri khusus obyek A, tetapi sangat berhubungan dengan obyek A.
Beberapa contoh obyek dalam citra yang dapat dikenali melalui interpretasi mengggunakan unsur asosiasi misalnya :
1. Lapangan Sepakbola
Sebuah obyek dikenali sebagai lapangan sepakbola jika lapangan tersebut memiliki gawang pada dua sisi lapangannya.
Jika tidak terlihat adanya gawang maka obyek tersebut belum tentu merupakan lapangan sepakbola, bisa lapangan lain.
Obyek gawang dapat dikatakan sebagai ciri-ciri khas dari lapangan sepakbola.
3. Terminal Bis
Sebuah obyek dikenali sebagai terminal bis jika pada lahan bagian dalam terminal tersebut berupa lahan parkir yang
dipenuhi oleh bus/kendaraan angkutan umum. Lahan parkir di bagian dalam merupakan ciri-ciri terminal, sedangkan
bus/angkutan umum yang sedang diparkir bukan ciri-ciri terminal tetapi keduanya sangat berkaitan dengan bangunan
terminal itu sendiri.
4. Bandara/Lapangan Terbang
Sebuah obyek dikenali sebagai bandara/lapangan terbang jika di sekitar landasan terdapat hanggar dan area parkir untuk
pesawat.
5. Bangunan Sekolah
Sebuah bangunan dikenali sebagai sekolah jika di sekitar/dalam kompleks bangunan tersebut memiliki lapangan untuk
kegiatan olahraga seperti lapangan basket, tenis, voli atau badminton.
Di dalam mengenali obyek pada citra hendaknya tidak hanya menggunakan satu unsur interpretasi saja, tetapi dianjurkan
untuk menggunakan unsur sebanyak mungkin. Semakin banyak menggunakan kombinasi unsur-unsur interpretasi, semakin
menciut lingkupnya ke arah titik simpul tertentu. Jadi konvergensi bukti dapat pula dikatakan sebagai bukti-bukti yang
mengarah pada simpul-simpul tertentu.
Salah satu contoh penerapan konvergensi bukti dalam mengenali obyek pada citra misalnya dalam mengenali pohon.
2. Pola
Dengan menambahkan unsur pola maka dari hasil pengamatan diketahui pohon tersebut memiliki pola tanam yang tidak
teratur. Dari kelima jenis pohon yang disebutkan tadi kemudian diklasifikasi :
Kelapa sawit dan kelapa mempunyai pola tanam yang teratur karena kedua tanaman ini banyak dibudidayakan oleh
manusia.
Enau, sagu dan nipah mempunyai pola yang tidak teratur karena pohon ini banyak yang tumbuh secara alamiah dan
tidak dibudidayakan oleh manusia
Dari data tersebut makan identifikasi mengerucut pada pohon sagu, enau dan nipah saja
3. Ukuran
Penggunaan unsur ukuran digunakan untuk melihat berap tinggi pohon tersebut melalui interpretasi citra. Jika pohon
yang terdapat pada citra mempunyai tinggi 10 meter atau lebih maka kemungkinannya tinggal 2 yaitu pohon nipah dan
sagu.
4. Situs
Penggunaan unsur situs digunakan untuk mengamati lingkungan sekitar pohon tersebut. Jika dari hasil pengamatan
diketahui pohon tersebut terdapat di daerah bertanah becek dan berair payau, maka kemungkinan obyek tersebut
menciut ke satu titik simpul. Tumbuhan tersebut tidak lain adalah sagu, karena enau merupakan tumbuhan darat yang
tidak terdapat di daerah air payau.
Selain pemetaan distribusi spasial kependudukan, data inderaja juga dapat dimanfaatkan untuk meneliti dampak keberadaan
manusia dalam lingkungan hidup.
Oleh karena ukuran penduduk terlalu kecil, pola distribusinya hanya dapat diinterpretasi secara tidak langsung, yaitu
berdasarkan pola permukiman penduduk atau bukti lain yang tampak. Pola permukiman penduduk itu sendiri dapat
diketahui dengan menginterpretasikan bentuk lahan dan penggunaanya.
Aplikasi penginderaan jauh untuk bidang meteorologi dan klimatologi antara lain sebagai berikut :
Melakukan perekaman terhadap pola awan guna mengetahui bidang pergerakan tekanan udara.
Melakukan perekaman terhadap tingkat per-awanan dan kandungan air di udara untuk mengetahui keadaaan cuaca dan
iklim.
Salah satu contoh pemanfaatan teknologi inderaja untuk kegiatan di bidang pemetaan misalnya untuk pemetaan daerah
rawan genangan air di wilayah Jakarta. Untuk membuat peta ini diperlukan lebih dahulu foto udara wilayah Jakarta untuk di
interpretasi lebih lanjut.
Tahapan dalam pemetaan menggunakan hasil inderaja ini dengan membuat pola dengan menggunakan data inderaja yang di
awali dengan penggabungan foto udara dalam bentuk mozaik guna membatasi wilayah yang akan dipetakan.
Dari foto udara wilayah Jakarta misalnya di interpretasi pada tempat-tempat yang :
Memiliki ketinggian lebih rendah/sama dari permukaan air laut.
Berbentuk cekungan/basin.
Terletak di bantaran/pinggiran sungai.
Permukiman padat
Tidak memiliki lahan terbuka.
Tidak memiliki daerah resapan air
Wilayah yang diinterpretasi tersebut kemudian dideliniasi untuk membedakan dengan wilayah yang tidak rawan tergenang.
Hasil deliniasi kemudian dapat dibuat dan diproses lebih lanjut menjadi peta daerah rawan genangan air.
Data acuan berguna untuk membantu proses interpretasi, analisis dan verifikasi hasilnya.
2. Kunci Interpretasi
Kunci interpretasi pada citra umumnya berupa potongan citra yang telah di interpretasi, diyakinkan kebenarannya, dan
diberi keterangan berupa jenis obyek yang digambarkan, unsur interpretasi, serta keterangan tentang citra meliputi :
jenis citra yang digunakan
skala citra
waktu perekaman
lokasi yang diinterpretasi
3. Penanganan Data
Data yang tersimpan dalam citra perlu dijaga agar tidak menimbulkan goresan atau terhapus, sehingga perlu penanganan
yang hati-hati pada setiap citra.
4. Pengamatan Stereoskopis
Adalah suatu kegiatan menafsir citra dengan menggunakan alat bantu yang dinamakan stereoskop. Salah satu syarat
dapat dilakukan pengamatan stereoskopis adalah adanya daerah yang bertampalan pada sebuah foto udara. Pengamatan
stereoskopis pada citra yang bertampalan akan menimbulkan gambaran tiga dimensi. Jenis citra yang umum untuk
pengamatan stereoskopis adalah foto udara.
5. Metode Pengkajian
Adalah suatu cara yang bersistem dalam menelaah atau melakukan penyelidikan terhadap obyek.
6. Penerapan Konsep
Data inderaja diperoleh dengan menerapkan konsep multi, yang terdiri atas konsep multispektrum, multitingkat,
multitemporal, multiarah, multipolarisasi dan multidisiplin.
Hasil interpretasi yang memerlukan uji medan antara lain dipengaruhi oelh faktor-faktor berikut :
Kualitas citra meliputi skala, resolusi dan informasi yang harus diinterpretasi
Jenis Interpretasi atau analisisnya
Tingkat ketelitian yang diharapkan
Pengalaman dan pengetahuan pengguna dalam melakukan interpretasi
Kondisi medan
Ketersediaan data acuan
Kunci Interpretasi
Kunci interpretasi citra pada umunya dapat berupa potongan citra yang telah diinterpretasi, diyakinkan kebenarannya, dan
diberi keterangan sebelumnya. Keterangan pada kunci interpretasi ini dapat berupa :
Jenis obyek yang digambarkan
Unsur interpretasi yang digunakan
Keterangan tentang citra meliputi jenis, skala, waktu pemotretan dan lokasi daerahnya
Cara yang digunakan untuk mengelola hasil interpretasi penginderaan jauh. Data hasil interpretasi penginderaan jauh dapat
berupa :
1. Potongan-potongan citra yang diinterpretasi
2. Kertas/plastik transparansi yang digunakan untuk interpretasi
Tujuan dari penanganan data interpretasi citra adalah untuk memelihara citra atau plastik transparansi agar tidak tergores
atau bahkan mengalami kerusakan sehingga menyebabkan citra tersebut tidak dapat digunakan lagi untuk kegiatan
interpretasi.
Pengamatan Stereoskopis
Pengamatan Stereoskopis
Adalah suatu kegiatan interpretasi citra/ foto udara dengan menggunakan alat bantu yang bernama stereoskop. Pada
kegiatan pengamatan ini stereoskop berfungsi untuk menampilkan gambar 3 dimensi.
Gambar 3 dimesi dari citra yang diinterpretasi akan memudahkan pengamatan. Bidang 3 dimensi menunjukkan obyek yang
mempunyai unsur ukuran lebar, panjang dan tinggi. Bidang 3 dimensi memungkinkan dilakukan pengamatan terhadap beda
tinggi dan kemiringan lereng suatu obyek.
Foto udara pada umumnya lebih banyak menampilan gambar 2 dimensi, terutama pada foto udara tegaklurus. Untuk dapat
menampilkan bentuk 3 dimensi dari foto udara yang diamati, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :
1. Terdapat daerah bertampalan pada foto udara. Setiap foto udara/citra yang akan diinterpretasi harus merupakan foto
udara/citra yang berurutan garis terbangnya dan mempunyai daerah tampalan (pada foto 1 ada sebagian wilayah yang
sama dengan foto 2)
2. Untuk dapat diinterpretasi dengan jelas maka lebar daerah yang bertampalan kira-kira 1/3 2/3 dalam sebuah
foto/citra.
1. Multi Spektrum
Merupakan cara memperoleh dan menganalisis data penginderaan jauh dengan memanfaatkan banyaknya warna.
2. Multi Tingkat
Merupakan cara memperoleh dan menganalisis data penginderaan jauh dengan memanfaatkan perbedaan
ketinggian terbang atau orbit wahana pada saat melakukan inderaja
3. Multi Polarisasi
Merupakan cara memperoleh dan menganalisis data inderaja dengan memanfaatkan bidang obyek yang terekam
oleh sensor, apakah mengikuti bidang horisontal atau vertikal
4. Multi Arah
Merupakan cara memperoleh dan menganalisis data penginderaan jauah dengan memanfaatkan sensor yang dapat
diatur ke segala arah untuk meningkatkan kemampuan pengadaan data inderaja, terutama di daerah tropik yang
banyak tertutup awan.
5. Multi Temporal
Merupakan cara memperoleh dan menganalisis data penginderaan jauh dengan memanfaatkan waktu perekaman
yang berbeda. Obyek yang tergambar dalam citra menggambarkan kondisi dan waktu perekaman yang berbeda-
beda.
6. Multi Disiplin
Data yang terdapat dalam citra dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang keilmuan.
Metode Pengkajian :
Suatu cara bersistem dalam menelaah atau melakukan penyelidikan terhadap obyek pada citra.
Kegiatan Interpretasi citra mengikuti metode tertentu yaitu :
Metode pengkajian dalam kegiatan interpretasi citra secara umum menggunakan 2 macam metode, antara lain :
1. Fishing Expedition
Metode pengkajian obyek pada citra dengan cara melakukan pengamatan ke seluruh wilayah dan disertai dengan
pengambilan data. Kegiatan ini mirip dengan orang yang memancing, seluruh daerah perairan dijelajahi untuk mencari
ada tidaknya ikan. Sehingga metode ini kemudian disebut dengan metode Fishing Expedition atau Ekspedisi
Memancing
2. Logical Search
Pada metode ini pengamatan terhadap seluruh wilayah pada citra dilakukan tetapi pengambilan data hanya dilakukan
secara selektif pada daerah-daerah tertentu yang sesuai dengan tujuan interpretasi.
Citra merupakan salah satu jenis data hasil penginderaan jauh yang berupa data visual/gambar. Citra sering disebut dengan
Image atau Imagery. Hasil penginderaan jauh selain citra misalnya adalah data digital atau data angka/numerik.
Beberapa perbedaan antara citra foto dengan cira nonfoto antara lain :
Cita foto dibedakan atas dasar spektrum elektromagnetik yang digunakan, posisi sumbu kamera, sudut lipatan kamera, jenis
kamera, warna yang digunakan, dan sistem wahananya.
a. Citra Foto Udara, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan wahan yang bergerak di udara misalnya pesawat
terbang, helikopter dll
b. Citra Foto Satelit, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan wahana satelit yang bergerak di luar angkasa.
Prinsip memindai adalah merekam obyek di permukaan bumi dengan mekanisme parsial. Obyek dipermukaan bumi terbagi
dalam sub area berupa garis yang membentuk area seluruhnya. Mekanisme perekaman baris perbaris pada sub area inilah
yang di sebut perekaman secara parsial.
5. Karekteristik objek yang todak tampak dimungkinkan dapat dikenali berdasarkan perbedaan suhu, misalnya objek yang
direkam dengan cara inframerah termal.
6. Citra dapat memberi petunjuk untuk pemetaan daerah bencana alam secara cepat pada saat terjadi bencana, misalnya
pemetaan, daerah gempa bumi, daerah banjir, daerah yang terkena angin ribut /letusan gunung berapi.
7. Citra merupakan alat yang baik untuk memantau perubahan yang terjadi di suatu daerah , seperti pembukaan hutan,
pemekaran kota, perubahan kualitas lingkungan.
8. Citra juga dapat digunakan utnu meramalkan keadaan dimasa yang akan datang dan sekaligus untuk mencegah
kemungkinan-kemungkinan kejadian dimasa-masa mendatang.
9. Bagi para peneliti, khususnya peneliti dibidang geografi sehingga memudahkan untuk embuat suatu hubungan antara
fenomena yang satu dengan fenomena yang lain serta mengambil suatu keputusan. Selain itu, citra juga dapat digunakan
untuk menjelaskan keruangan baik secara parsial maupun secara kompleks.
Tujuan utama penginderaan jauh adalah merekam obyek untuk mengumpulkan data sumberdaya alam dan lingkungan.
A. Alasan pemanfaatan citra penginderaan jauh.
Pengindraan jauh banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain karena alasan berikut:
1. citra mengambarka obyek di permukaan bumi dengan wujud dan letak obyek mirip sebenarnya, gambar relative
lengkap, liputan daerah yang luas, dan sifat gambar yang permanent.
2. citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan menggunakan stereoskop. Gambar tiga
dimensi sangat menguntungkan antara lain karena menyajian model medan/obyek yang jelas, relief lebih jelas,
memungkinkan pengukuran lereng dan volume.
3. citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya. Sebagai
contoh terjadinya kebocoran pipa bawah tanah.
4. citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit di tempuh melalui daratan misalnya daerah rawa,
hutan , dan pegunungan.
5. citra merupakan satu-satunya cara un tuk pemetaan daerah rawan bencana.
Tujuan utama penginderaan jauh adalah merekam obyek untuk mengumpulkan data sumberdaya alam dan lingkungan.
A. Alasan pemanfaatan citra penginderaan jauh.
Pengindraan jauh banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain karena alasan berikut:
1. citra mengambarka obyek di permukaan bumi dengan wujud dan letak obyek mirip sebenarnya, gambar relative
lengkap, liputan daerah yang luas, dan sifat gambar yang permanent.
2. citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan menggunakan stereoskop. Gambar tiga
dimensi sangat menguntungkan antara lain karena menyajian model medan/obyek yang jelas, relief lebih jelas,
memungkinkan pengukuran lereng dan volume.
3. citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya. Sebagai
contoh terjadinya kebocoran pipa bawah tanah.
4. citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit di tempuh melalui daratan misalnya daerah rawa,
hutan , dan pegunungan.
5. citra merupakan satu-satunya cara un tuk pemetaan daerah rawan bencana.
2. Citra Nonfoto
Contoh penggunaan Citra satelit berdasarkan karakteristiknya:
a) Landsat
Landsat 5, diluncurkan pada 1 Maret 1984, sekarang ini masih beroperasi pada orbit polar, membawa sensor
TM (Thematic Mapper), yang mempunyai resolusi spasial 30 x 30 m pada band 1, 2, 3, 4, 5 dan 7. Sensor
Thematic Mapper mengamati obyek-obyek di permukaan bumi dalam 7 band spektral, yaitu band 1, 2 dan 3
adalah sinar tampak (visible), band 4, 5 dan 7 adalah infra merah dekat, infra merah menengah, dan band 6
adalah infra merah termal yang mempunyai resolusi spasial 120 x 120 m. Luas liputan satuan citra adalah 175 x
185 km pada permukaan bumi. Landsat 5 mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada
permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada ketinggian orbit 705 km (Sitanggang, 1999 dalam Ratnasari, 2000).
Sistem Landsat merupakan milik Amerika Serikat yang mempunyai tiga instrument pencitraan, yaitu RBV
(Return Beam Vidicon), MSS (multispectral Scanner) dan TM (Thematic Mapper). (Jaya, 2002)
- RBV:Merupakan instrumen semacam televisi yang mengambil citra snapshot dari permukaan bumi
sepanjang track lapangan satelit pada setiap selang waktu tertentu.
- MSS: Merupakan suatu alat scanning mekanik yang merekam data dengan cara men-scanning permukaan
bumi dalam jalur atau baris tertentu
- TM : Juga merupakan alat scanning mekanis yang mempunyai resolusi spectral, spatial dan radiometric.
-
Terdapat banyak aplikasi dari data Landsat TM: pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan,
pemetaan tanah, pemetaan geologi, pemetaan suhu permukaan laut dan lain-lain. Untuk pemetaan penutupan
dan penggunaan lahan data Landsat TM lebih dipilih daripada data SPOT multispektral karena terdapat band
infra merah menengah. Landsat TM adalah satu-satunya satelit non-meteorologi yang mempunyai band
inframerah termal.
Data termal diperlukan untuk studi proses-proses energi pada permukaan bumi seperti variabilitas suhu
tanaman dalam areal yang diirigasi.
b) IKONOS
Sejak diluncurkan pada September 1999, Citra Satelit Bumi Space Imagings IKONOS menyediakan data
citra yang akurat, dimana menjadi standar untuk produk-produk data satelit komersoal yang beresolusi tinggi.
IKONOS memproduksi citra 1-meter hitam dan putih (pankromatik) dan citra 4-meter multispektral (red, blue,
green dan near-infrared) yang dapat dikombinasikan dengan berbagai cara untuk mengakomodasikan secara
luas aplikasi citra beresolusi tinggi (Space Imaging, 2004)
Diluncurkan pada September 1999, IKONOS dimiliki dan dioperasikan oleh Space Imaging. Disamping
mempunyai kemampuan merekam citra multispetral pada resolusi 4 meter, IKONOS dapat juga merekam obyek-
obyek sekecil satu meter pada hitam dan putih. Dengan kombinasi sifat-sifat multispektral pada citra 4-meter
dengan detail-detail data pada 1-meter, Citra IKONOS diproses untuk menghasilkan 1-meter produk-produk
berwarna.
IKONOS adalah satelit komersial beresolusi tinggi pertama yang ditempatkan di ruang angkasa. IKONOS
dimiliki oleh Sapce Imaging, sebuah perusahaan Observasi Bumi Amerika Serikat. Satelit komersial beresolusi
tinggi lainnya yang diketahui: Orbview-3 (OrbImage), Quickbird (EarthWatch) dan EROS-A1 (West Indian
Space). IKONOS diluncurkan pada September 1999 dan pengumpulan data secara regular dilakukan sejak Maret
2000.
Karakteristik IKONOS:
Data IKONOS dapat digunakan untuk pemetaan topografi dari skala kecil hingga menengah, tidak hanya
menghasilkan peta baru, tetapi juga memperbaharui peta topografi yang sudah ada. Penggunaan potensial lain
IKONOS adalah precision agriculture; hal ini digambarkan pada pengaturan band multispektra, dimana
mencakup band infra merah dekat (near-infrared). Selain itu, citra Ikonos baik untuk perencanaan wilayah
karena resolusi spasialnya mencapai 1 meter.
c) Quickbird
Setelah kegagalan EarlyBird, satelit Quickbird diluncurkan tahun 2000 oleh DigitalGlobe. Namun, kembali
gagal. Akhirnya Quickbird-2 berhasil diluncurkan 2002 dan dengan resolusi spasial lebih tinggi, yaitu 2,4 meter
(multispektral) dan 60 sentimeter (pankromatik). Citra Quickbird beresolusi spasial paling tinggi dibanding
citra satelit komersial lain.
Selain resolusi spasial sangat tinggi, keempat sistem pencitraan satelit memiliki kemiripan cara merekam,
ukuran luas liputan, wilayah saluran spektral yang digunakan, serta lisensi pemanfaatan yang ketat. Keempat
sistem menggunakan linear array CCD-biasa disebut pushbroom scanner. Scanner ini berupa CCD yang disusun
linier dan bergerak maju seiring gerakan orbit satelit.
Jangkauan liputan satelit resolusi tinggi seperti Quickbird sempit (kurang dari 20 km) karena beresolusi
tinggi dan posisi orbitnya rendah, 400-600 km di atas Bumi. Berdasarkan pengalaman penulis, dengan luas
liputan 16,5 x 16,5 km, data Quickbird untuk 4 saluran ditambah 1 saluran pankromatik telah menghabiskan
tempat 1,8 gigabyte. Data sebesar ini disimpan dalam 1 file tanpa kompresi pada resolusi radiometrik 16 bit per
pixel.
Semua sistem menghasilkan dua macam data: multispektral pada empat saluran spektral (biru, hijau,
merah, dan inframerah dekat atau B, H, M, dan IMD), serta pankromatik (PAN) yang beroperasi di wilayah
gelombang tampak mata dan perluasannya. Semua saluran pankromatik, karena lebar spektrumnya mampu
menghasilkan resolusi spasial jauh lebih tinggi daripada saluran-saluran multispektral.
Resolusi spasial tinggi ditujukan untuk mendukung aplikasi kekotaan, seperti pengenalan pola
permukiman, perkembangan dan perluasan daerah terbangun. Saluran-saluran spektral B, H, M, IMD, dan PAN
cenderung dipilih, karena telah terbukti efektif dalam menyajikan variasi fenomena yang terkait dengan kota.
Kondisi vegetasi tampak jelas pada komposisi warna semu (false color), yang tersusun atas saluran-saluran B, H,
IMD ataupun H, M, IMD yang masing-masing ditandai dengan urutan warna biru, hijau, dan merah. Pada citra
komposit warna ini, vegetasi dengan berbagai tingkat kerapatan tampak bergradasi kemerahan.
Kehadiran Quickbird dan Ikonos telah melahirkan eforia baru pada praktisi inderaja yang jenuh dengan
penggunaan metode baku analisis citra berbasis Landsat dan SPOT. Klasifikasi multispektral standar
berdasarkan resolusi spasial sekitar 20-30 meter seringkali dianggap kurang halus untuk kajian wilayah
pertanian dan urban di Jawa. Model-model dengan knowledge-based techniques (KBT) yang berbasis Landsat
dan SPOT umumnya tidak tersedia dalam menu baku di perangkat lunak komersial, dan lebih sulit dioperasikan.
Quickbird menjawab kebutuhan itu. Resolusi 60 cm bila dipadukan dengan saluran multispektralnya akan
menghasilkan pan-sharped image, yang mampu menonjolkan variasi obyek hingga marka jalan dan tembok
penjara. Citra ini mudah sekali diinterpretasi secara visual. Meski demikian, para pakar inderaja saat ini masih
bergulat dengan pengembangan metode ekstraksi informasi otomatis berbasis citra resolusi tinggi seperti
Quickbird. Resolusi spasial yang sangat tinggi pada Quickbird telah melahirkan masalah baru dalam inderaja
digital, di mana respons spektral obyek tidak berhubungan langsung dengan karakter obyek secara utuh,
melainkan bagian-bagiannya. Bayangkan citra multispektral SPOT-5 beresolusi 10 meter, maka dengan relatif
mudah jaringan jalan dapat kita klasifikasi secara otomatis ke dalam kategori-kategori jalan aspal, jalan beton,
dan jalan tanah, karena jalan-jalan selebar sekitar 5 hingga 12 meter akan dikenali sebagai piksel-piksel
dengan nilai tertentu. Namun, pada resolusi 60 cm, jalan selebar 15 meter akan terisi dengan pedagang kakilima,
marka jalan, pengendara motor, dan bahkan koran yang tergeletak di tengah jalan. (Danoedoro, 2004)
d) NOAA
Data AVHRR terutama digunakan peramalan cuaca harian dimana memberikan data yang lebih detail
daripada Meteosat. Selain itu, juga dapat diterapkan secara luas pada banyak lahan dan perairan. Data AVHRR
data digunakan untuk membuat Peta Suhu Permukaan Laut (Sea Surface Temperature maps/SST Maps), dimana
dapat digunakan pada monitoring iklim, studi El Nino, deteksi badai, deteksi arus laut untuk memandu kapal-
kapal pada dasar laut dengan ikan berlimpah, dan lain-lain. Peta Tutupan Awan (Cloud Cover Maps) yang
berasal dari data AVHRR, digunakan untuk edtimasi curah hujan, dimana dapat menjadi input dalam model
pertumbuhan tanaman. Selain itu, hasil pengolahan lain dari data AVHRR adalah Normalized Difference
Vegetation Index Maps (NDVI). Peta ini memberikan indikasi tentang kuantitas biomassa (tons/ha). Data NDVI,
digunakan oleh FAO untuk Sistem Peringatan Dini Keamanan Pangan (Food Security Early Warning System
(FEWS). Data AVHRR sangat tepat untuk memetakan dan memonitor penggunaan lahan regional dan
memperkirakan keseimbangan energi (energy balance) pada areal pertanian (Janssen dan Hurneeman, 2001).