Anda di halaman 1dari 42

PENGANTAR PENGINDERAAN JAUH

A. Definisi Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi


tentang objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan
suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji
(Lillesand Kieffer dan Chipman, 2008; Nicholas, 2009). Sistem penginderaan jauh
terdiri dari penginderaan jauh sistem aktif dan passif. Penginderaan jauh sistem
aktif menggunakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dan diterima
oleh sistem itu sendiri atau menggunakan gelombang elektromagnetik buatan,
sedangkan penginderaan jauh sistem passif menggunakan gelombang
elektromagnetik yang bersumber dari matahari (Sutanto,1999).
Penginderaan jauh (inderaja) merupakan teknik yang sudah menjadi bagian
penting dalam proses analisa geografi. Di negara-negara maju inderaja sudah
menjadi teknologi yang sangat penting bagi pengembangan pembangunan
wilayah. Berikut ini beberapa definisi inderaja menurut berbagai ahli.
1) Menurut Lillesand dan Kiefer (1979/2007)
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang obyek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang
diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap
obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji.
2) American Society of Photogrammetry
Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari
beberapa sifat objek atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam
yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan objek atau
fenomena yang dikaji.

1
3) Avery
Mengidentifikasi dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi
pengamatan daerah kajian.
4) Campbell
Penginderaan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai
permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak
jauh.
5) Colwell
Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada
objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh
dari objek yang diindera.
6) Curran
Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik
untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan
sehingga menghasilkan informasi yang berguna.
7) Lindgren
Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk
perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
8) Welson Dan Bufon
Penginderaan jauh adalah sebagai suatu ilmu, seni dan teknik untuk
memperoleh objek, area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa
kontak langsung dengan objek, area dan gejala tersebut.

B. Komponen-Komponen Dalam Sistem Penginderaan Jauh


Pengindraan jauh merupakan suatu sistem karena terdiri dari komponen-
komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama secara terkoordinasi untuk
mencapai tujuan tertentu.
Komponen-komponen dalam pengindraan jauh yaitu sebagai berikut.
a. Sumber Tenaga
Dalam pengindraan jauh harus ada sumber tenaga, baik sumber tenaga
alamiah (sistem pasif) maupun sumber tenaga buatan (sistem aktif). Sistem pasif,

2
tenaga yang dipakai adalah tenaga elektromagnetik yang berasal dari sinar
matahari . Sedangkan sistem aktif, tenaga yang digunakan adalah tenaga buatan
(berupa gelombang mikro). Tenaga ini mengenai objek di permukaan bumi yang
kemudian dipantulkan ke sensor. Fungsi tenaga dalam pengindraan jauh adalah
menyinari objek permukaan bumi dan memantulkannya sensor.
Jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat berbeda-beda. Hal
tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1. Waktu penyinaran, jumlah energi yang diterima objek pada saat siang hari
(pada saat matahari tegak lurus) lebih besar daripada saat sore hari yaitu saat
posisi matahari miring. Semakin banyaknya energi yang diterima objek,
akan berpengaruh pada warna objek yang semakin cerah.
2. Sudut datang sinar matahari mempengaruhi jumlah energi yang akan
diterima bumi.
3. Bentuk permukaan bumi, permukaan bumi yang bertopografi halus dan
memiliki warna yang cerah pada permukaannya akan lebih banyak
memantulkan sinar dibandingkan dengan permukaan yang bertopografi
kasar serta berwarna gelap sehingga daerah yang bertopografi halus dan
cerah akan terlihat lebih terang dan jelas.
4. Keadaan cuaca, kondisi atau keadaan cuaca pada saat pengambilan gambar
atau pemotretan akan memperngaruhi kemampuan sumber tenaga dalam
memancarkan energi untuk sampai ke objek, misalnya akibat kondisi udara
yang berkabut hasil pengindraan jauh menjadi kurang jelas atau bahkan
tidak terlihat.
Tenaga elektromagnetik yang berasal dari matahari terdiri dari berkas atau
spektrum yang sangat luas yaitu spektrum gamma, X, ultraviolet, tampak,
inframerah, gelombang mikro atau bisa disebut gelombang microwave, radar, dan
radio. Jumlah dari seluruh spektrum tersebut disebut dengan spektrum
elektromagnetik.
b. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi permukaan bumi.
Sebelum mengenai objek, energi yang dihasilkan sumber tenaga merambat

3
melalui atmosfer. Namun atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang
sehingga hanya sebagian kecil tenaga elektromagnetik saja yang dapat mencapai
permukaan bumi dan dapat digunakan untuk pengindraan jauh.
c. Objek
Objek merupakan semua atau segala sesuatu yang menjadi target sasaran
dalam pengindraan jauh, antara lain atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan litosfer.
d. Interaksi antara Tenaga dan Objek
Interaksi antara tenaga dan objek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh
foto udara. Tiap-tiap objek memiliki karakteristik yang berbeda dalam
memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.Objek yang memiliki daya
pantul yang tinggi akan terlihat cerah pada citra dan sebaliknya yang memiliki
daya pantul rendah akan terlihat gelap pada citra.
e. Sensor
Tenaga yang datang dari objek di permukaan bumi akan diterima dan
direkam oleh sensor. Setiap sensor memiliki kepekaan sendiri-sendiri terhadap
bagian spektrum elektromagnetik. Disamping itu, juga memiliki kepekaan dalam
merekam objek terkecil yang masih dapat dikenali dan dibedakan terhadap objek
lain atau terhadap lingkungan sekitarnya. Kemampuan sensor untuk menyajikan
gambaran objek terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil objek yang dapat
direkam sensor, menandakan semakin baik dan berkualitas pula sensor yang
digunakan.
f. Wahana
Wahana adalah kendaraan yang mengangkut atau membawa alat pemantau
dalam pengindraan jauh.
g. Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara
interpretasi secara visual, serta dapat juga dilakukan dengan cara numerik atau
cara digital yaitu dengan menggunakan komputer.
h. Perolehan Data
Perolehan data dapat berupa data manual ataupun data numerik (digital).
Data manual dapat kita peroleh melalui kegiatan interpretasi citra. Untuk

4
membantu pengerjaan interpretasi citra secara manual kita memerlukan alat bantu
yang bernama stereoskop, Stereoskop berfungsi untuk melihat objek dalam bentuk
tiga dimensi.Data numerik(digital) dapat kita peroleh melalui penggunaan
software khusus untuk pengindraan jauh yang terdapat dapalam komputer serta
diterapkan.
i. Penggunaan Data
Penggunaan data adalah komponen akhir yang penting dalam sistem
pengindraan jauh, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil indraja.
Berikut lembaga-lembaga yang menggunakan data pengindraan jauh misalnya
sebagai berikut.
a. Bidang militer.
b. Bidang Kependudukan.
c. Bidang pemetaan.
d. Bidang meteorologi dan klimatologi.

C. Citra
Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang
sedang diamati sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Sebagai
contoh, memotret bunga di taman. Citra taman di halaman rumah yang berhasil
dibuat merupakan citra taman tersebut. Proses pembuatan citra dengan cara
memotret objek dapat dilakukan dengan arah horisontal maupun vertikal dari
udara (tampak atas). Hasil citra secarahorisontal tampak sangat berbeda
jikadibandingkan dengan hasil pemotretan dari atas atau udara. Gambar yang
dicitra dengan arah horisontal menghasilkan citra tampak samping, sedangkan
dengan arah vertikal menghasilkan citra tampak atas baik tegak maupun miring
(obliq).
Menurut Hornby, citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau alat
sensor lain. Adapun menurut Simonet dkk, citra adalah gambar rekaman suatu
objek (biasanya berupa gambaran pada citra) yang diperoleh melalui cara optik,
elektro-optik, optikmekanik, atau elektro –mekanik.

5
D. Sistem Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh sering dinamakan sebagai suatu sistem karena melibatkan
banyak komponen. Gambaran objek permukaan bumi merupakan hasil interaksi
antara tenaga dan objek yang direkam. Tenaga yang dimaksud adalah radiasi
matahari, tetapi jika perekaman tersebut dilakukan pada malam hari dibuat tenaga
buatan yang dikenal sebagai tenaga pulsar. Penginderaan jauh yang hanya
menggunakan sumber tenaga matahari sering pula dinamakan sistem
penginderaan jauh pasif.
a. Sumber Tenaga untuk Penginderaan Jauh
Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak jauh dengan
menggunakan sensor buatan. Oleh karena itu, diperlukan tenaga penghubung yang
membawa data objek ke sensor. Data tersebut di kumpulkan dan direkam melalui
tiga cara dengan variasi sebagai berikut.

1. Distribusi daya (force), contohnya Gravitometer mengumpulkan data yang


berkaitan dengan gaya tarik bumi.
2. Distribusi gelombang bunyi, contohnya Sonar digunakan untuk
mengumpulkan data gelombang suara dalam air.
3. Distribusi gelombang elektromagnetik, contohnya kamera untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan pantulan sinar.
Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga buatan disebut sistem
penginderaan jauh aktif. Hal ini didasarkan bahwa perekaman objek pada malam
hari diperlukan bantuan tenaga di luar matahari. Proses perekaman objek tersebut
melalui pancaran tenaga buatan yang disebut tenaga pulsar yang berkecepatan
tinggi karena pada saat pesawat bergerak tenaga pulsar yang dipantulkan oleh
objek direkam. Oleh karena tenaga pulsar memantul, pantulan yang tegak lurus
memantulkan tenaga yang banyak sehingga rona yang terbentuk akan berwarna
gelap. Adapun tenaga pantulan pulsa radar kecil, rona yang terbentuk akan cerah.
Sensor yang tegak lurus dengan objek membentuk objek gelap disebut near range,
sedangkan yang membentuk sudut jauh dari pusat perekaman disebut far range.

6
Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga yaitu matahari yang
merupakan sumber utama tenaga elektromagnetik alami. Penginderaan jauh
dengan memanfaatkan tenaga alamiah disebut penginderaan jauh sistem pasif.
Komponen dasar suatu sistem penginderaan jauh yang ideal meliputi :

1. sumber tenaga seragam;


2. atmosfer yang tidak mengganggu;
3. adanya interaksi antara tenaga dan benda di muka bumi;
4. sensor sempurna;
5. sistem pengolahan data tepatwaktu;
6. berbagai penggunaan data.
(Sumber: Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra,1998)

Radiasi matahari yang terpancar kemudian bersentuhan dengan objek di


permukaan bumi, kemudian dipantulkan ke sensor. Radiasi matahari juga dapat
berupa tenaga dari objek yang dipancarkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari
yang mencapai bumi (radiasi) di pengaruhi oleh waktu, lokasi, dan kondisi cuaca.
Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak jika dibandingkan
dengan jumlahnya pada pagi atau sore hari, bahkan malam hari. Kedudukan
matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan musim dan
peredaran semu tahunan matahari.
b. Atmosfer
atmosfer megelilingi sebuah planet dengan lapisan yang sangat tebal,
bahkan jaraknya sampai ribuan kilometer dari planet tersebut ke atas atau ke luar
angkasa.Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang sehingga hanya
sebagian kecil tenaga elektromagnetik yang dapat mencapai permukaan bumi dan
dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang
mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut jendela
atmosfer. Jendela atmosfer yang paling dikenal orang dan digunakan dalam
penginderaan jauh hingga sekarang spektrum tampak yang dibatasi oleh
gelombang 0,4 m hingga 0,7 m.

7
Tenaga elektromagnetik dalam jendela atmosfer tidak seluruhnya dapat
mencapai permukaan bumi secara utuh karena sebagian terhalang oleh atmosfer.
Hambatan ini terutama disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer, seperti
debu, uap air, dan berbagai macam gas. Proses penghambatannya dapat terjadi
dalam bentuk serapan, pantulan, dan hamburan.
c. Alat Pengindera
Alat pengindera disebut juga sensor. Sensor adalah alat yang digunakan
untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek dalam daerah jangkauan
tertentu. Setiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum
elektromagnetik.

TabelSpektrum Elektromagnetik dan Bagian-bagiannya


Spektrum Panjang Gelombang Keterangan
Saluran
(1) (2) (3)
Gamma 0,03 nm Diserap oleh atmosfer, tetapi
benda radioaktif dapat diindra
dari pesawat yang terbang
rendah
X 0,03–3 nm Diserap oleh atmosfer, sinar
buatan digunakan dalam
kedokteran
Ultraviolet (UV) 3 nm–0,4 μm Diserap oleh atmosfer, sinar
buatan digunakan dalam
kedokteran
UV fotografik 0,3–0,4 μm Hamburan atmosfer berat
sekali, diperlukan lensa kuarsa
dalam kamera
Tampak 0,4–0,7 μm
Biru 0,4–0,5 μm
Hijau 0,5–0,6 μm

8
Merah 0,6–0,7 μm
Inframerah (IM) 0,7–1,000 μm
IM Pantulan 0,7–3 μm Jendela atmosfer terpisah oleh
saluran absorpsi
IM Fotografik 0,7–0,9 μm Film khusus dapat merekam
hingga
panjang gelombang hampir 1,2
μm
IM termal 3–5 μm Jendela-jendela atmosfer dalam
spektrum ini
Gelombang 0,3–300 cm Gelombang panjang yang
mikro mampu
menembus awan, citra dapat
dibuat
dengan cara pasif dan aktif
Radar 0,3–300 cm Penginderaan jauh sistem aktif
Ka 0,8–1,1 cm yang paling banyak digunakan
K 1,1–1,7 cm yang paling banyak digunakan
Ku 1,7–2,4 cm
X 2,4–3,8 cm
C 3,8–7,5 cm
S 7,5–15 cm
L 15–30 cm
P 30–100 cm
Radio Tidak digunakan dalam
penginderaan jauh

Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil disebut resolusi spasial.


Semakin kecil objek yang dapat direkam oleh suatu sensor, semakin baik kualitas
sensor tersebut dan semakin baik pula resolusi spasial dari citra.

9
Jika memerhatikan proses perekamannya, sensor dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu sebagai berikut.
1. Sensor Fotografi
Pada sensor fotografi proses perekamannya berlangsung secara kimiawi.
Tenaga elektromagnetik diterima dan direkam pada emulsi film yang jika diproses
akan menghasilkan citra. Jika pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau
wahana lainnya, citranya disebut foto udara. Jika pemotretannya dilakukan
melalui antariksa, citranya disebut citra orbital atau foto satelit.
2. Sensor Elektrik
Sensor elektrik menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik.
Alat penerima dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor lainnya.
Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetik, kemudian diproses menjadi data
visual maupun menjadi data digital yang siap diolah dengan menggunakan
komputer.
Proses perubahan data digital menjadi citra dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu sebagai berikut.
Memotret data yang direkam dengan pita magnetik yang diwujudkan
secara visual pada layar monitor.
Menggunakan film perekam khusus, hasil akhirnya dinamakan citra
penginderaan jauh.
Kecepatan radiasi elektromagnetik bersifat tetap, yaitu sebesar 3
× 108 m/detik jika di ruang hampa. Apabila radiasi elektromagnetik ini melalui
benda kecepatannya akan berubah. Kecepatan radiasinya bergantung pada sifat
benda dan frekuensi gelombangnya. Frekuensi gelombang tidak berubah pada saat
memasuki benda, panjang gelombang berubah karena kecepatannya berubah.
(Sumber: Penginderaan Jauh Jilid 1, 1998)
Kepekaan sensor tidak sama. Sensor fotografik hanya peka terhadap
spektrum tampak (0,4 m–0,7 m) dan perluasannya, yaitu spektrum ultraviolet
dekat (0,3 m–0,7 m) dan spektrum inframerah dekat (0,4 m–0,7 m). Sensor
elektronik lebih besar kepekaannya, yakni meliputi spektrum tampak dan

10
perluasannya, spektrum inframerah termal, dan spektrum gelombang mikro.
(Sumber: Penginderaan Jauh Jilid 1, 1998)

d. Perolehan Data
Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan
interpretasi secara visual dan dapat pula dengan cara digital, yaitu dengan
menggunakan alat bantu komputer. Citra udara pada umumnya ditafsirkan secara
manual, sedangkan data hasil penginderaan jauh secara elektronik dapat
ditafsirkan secara manual maupun secara digital.
e. Pengguna Data
Pengguna (user) merupakan komponen penting dalam penginderaan jauh
karena pengguna data ini dapat menentukan diterima atau tidaknya hasil
penginderaan jauh tersebut. Data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh
merupakan data yang sangat penting bahkan mungkin termasuk dalam kategori
sangat rahasia untuk kepentingan orang banyak. Di negara-negara maju, data hasil
penginderaan jauh dijadikan sebagai rahasia negara sehingga tidak sembarang
pengguna yang dapat mengakses dan menggunakannya.

E. Konsep Resolusi Dalam Penginderaan Jauh


Resolusi adalah kemampuan suatu sistem optik-elektronik untuk
membedakan informasi yang secara spasial berdekatan atau secara spektral
mempunyai kemiripan”(Swain dan Davis, 1978)
Karakteristik dari instrumen penginderaan jauh yang beroperasi pada
spektrum tampak dan IR dapat dijelaskan oleh resolusi spasial, spektral, dan
radiometrik (Mather, 2004). Seiring berjalannya waktu ditambahakan aspek waktu
(temporal) di dalamnya. Dalam bidang penginderaan jauh, terdapat empat konsep
reolusi yang sangat penting, yaitu resolusi spasial, resolusi spektral, resolusi
radiometrik, dan resolusi temporal. Resolusi layar pun memegang peranan penting
ketika berkaitan dengan praktik pengolahan citra (Danoedoro, 2012).
Resolusi spasial dalam penginderaan jauh bukanlah konsep yang mudah
untuk didefinisikan. Hal tersebut dapat dijelaskan pada bentuk angka dengan
berbagai cara tergantung tujuan penggunanya (Mather, 2004). Pada pemahaman

11
secara komprehensif, Townsend (1980) menjelaskan bahwa terdapat empat
kriteria tersendiri yang berguna menjadi dasar dalam pendefinisian resolusi
spasial. Kriteria-kriteria tersebut ialah informasi geometris dari sistem
penginderaan jauh, kemampuan untuk membedakan antar titik-titik target,
kemampuan untuk mengukur secara periodik target yang berulang, dan
kemampuan untuk mengukur informasi spektral dari target-target yang kecil.
Danoedoro (2012) menjelaskan pengertian praktis dari resolusi spasial adalah
ukuran terkecil yang masih dapat dideteksi oleh suatu sistem pencitraan. Semakin
kecil ukuran objek (terkecil) yang dapat terdeteksi, semakin halus atau tinggi
resolusi spasialnya. Begitu pula sebaliknya, semakin besar ukuran objek terkecil
yang dapat terdeteksi, semakin kasar atau rendah resolusinya. Sebagai contoh
ialah, citra satelit SPOT yang beresolusi 10 dan 20 meter dapat dikatakan
beresolusi lebih tinggi dibandingkan dengan citra satelit Landsat TM yang
beresolusi 30 meter.
Resolusi spektral adalah kemampuan suatu sistem optik-elektronik untuk
membedakan informasi (objek) berdasarkan pantulan atau pancaran spektralnya
(Danoedoro, 2012). Jika semakin banyak jumlah salurannya terlebih lagi dengan
julat yang sempit maka akan semakin tinggi kemungkinannya untuk membedakan
objek-objek berdasarkan respons spektralnya. Hal ini menjelaskan bahwa semakin
sempit julat (interval panjang gelombangnya) dan/atau banyak jumlah salurannya
dapat dikatakan semakin tinggi pula resolusi spektral yang dimiliki.
Resolusi radiometrik atau tingkat sensitivitas radiometrik mengacu pada
nilai dari tingkat kuantisasi digital yang digunakan untuk mengekspresikan data
yang dikumpulkan oleh sensor (Mather, 2004). Danoedoro (2012) menjelaskan
bahwa resolusi radiometrik ialah kemampuan sensor dalam mencatat respons
spektral objek. Sensor yang peka dapat membedakan selisih respons yang paling
lemah sekalipun. Kemampuan sensor ini secara langsung dikaitkan dengan
kemampuan koding, yaitu mengubah intensitas pantulan atau pancaran spektral
menjadi angka digital. Kemampuan ini dinyatakan dalam bit. Landsat 7 ETM+
memiki resolusi radiometrik sebesar 8 bit yang berarti 256 tingkat kecerahan (0-
255), 0 untuk sinyal terlemah (hitam) dan 255 untuk sinyal terkuat (putih).

12
Berbeda halnya dengan Landsat 8 OLI yang memiliki resolusi radiometrik sebesar
16 bit yang berarti 65536 tingkat kecerahan 0 untuk sinyal terlemah (hitam) dan
65535 untuk sinyal terkuat (putih). Hal tersebut menjelaskan bahwa Landsat 8
OLI memiliki resolusi radiometrik lebih tinggi dibandingkan Landsat 7 ETM+.
Semakin tinggi resolusi radiometrik yang dimiliki maka akan semakin tinggi pula
kemampuan untuk membedakan objek-objek di permukaan bumi.

13
TAMPILAN CITRA DIGITAL

A. Resolusi Spasial Citra Landsat 7

Kenampakan bumi disediakan dalam misi satelit berawak dan pada awalnya
satelit meteorology mendorong perkembangan program Satelit teknologi sumber-
daya bumi atau ERTS, Earth Resources Technology Satellites. Program ini
dikembangkan oleh NASA di Amerika, dan secara resmi diubah menjadi program
Landsat pada tahun 1975 untuk membedakannya dari program satelit kelautan
Seasat. Landsat merupakan satelit tak berawak pertama yang dirancang secara
spesifik untuk memperoleh data sumber daya bumi dalam basis yang sistematik
dan berulang. Landsat 7 dikontrol oleh USGS, yang telah mengambil alih dari
EOSAT.
Landsat 7 diluncurkan pada tanggal 15 Desember 1998. Landsat 7
dilengkapi dengan sensor Enhanced Thematic Mapper Plus. Satelit Landsat 7
diluncurkan dengan ketinggian orbit 705 km. Orbit yang rendah ini dipilih untuk
membuat satelit secara potensial dapat dicari oleh pesawat ruang angkasa dan
untuk meningkatkan resolusi tanah pada sensor. Setiap orbit membutuhkan kira-
kira 99 menit dengan lebih dari 14,5 orbit dilengkapi setiap hari. Orbit ini
menghasilkan putaran berulang selama 16 hari, yang berarti suatu lokasi di
permukaan bumi bisa direkam setiap 16 hari. Landsat 7 tidak memiliki
kenampakan off-nadir sehingga tidak bisa menghasilkan cakupan yang meliputi
seluruh dunia secara harian. Citra Landsat 7 ETM+ tampak sama seperti data
Landsat TM, yang keduanya memiliki resolusi 25 meter. Satu layar penuh
mencakup luasan 185 km2, sehingga sensor dapat mencakup daerah yang besar di
permukaan bumi.
Citra Landsat TM dan Landsat ETM+ memiliki persamaan, dimana
keduanya memiliki ukuran piksel sebesar 25 meter. Bagaimanapun juga citra
Landsat ETM+ memiliki band pankromatik yang mampu menghasilkan citra
pankromatik dengan resolusi 12,5 meter. Hal ini memungkinkan untuk
menghasilkan citra multispektral pankromatik yang dipertajam (citra gabungan

14
pankromatik dan multispektral dengan resolusi spectral 7 band dan resolusi
spasial 12,5 meter) tanpa merektifikasi citra yang satu ke citra lainnya. Hal ini
disebabkan citra pankromatik dan multispektral direkam dengan sensor yang sama
sehingga bisa diregister secara otomatis. Citra Landsat 7 juga memiliki band
thermal yang dipertajam. Sensor ETM+ menggunakan panjang gelombang dari
spectrum tampak mata sampai spectrum infra merah. Secara radiometric, sensor
ETM+ memiliki 256 angka digital (8 bit) yang memungkinkan pengamatan
terhadap perubahan kecil pada besaran radiometric dan peka terhadap perubahan
hubungan antar band.
Band-band ETM+ berguna untuk mengkaji air, pemilihan jenis vegetasi,
pengukuran kelembaban tanah dan tanaman, pembedaan awan, salju, dan es, serta
mengidentifikasi jenis batuan. Sama dengan Landsat tTM, Landsat ETM+ bisa
digunakan untuk penerapan daerah perkotaan, akan tetapi dengan resolusi spektral
yang tinggi akan lebih sesuai jika digunakan untuk membuat karakteristik alami
suatu bentang alam. Spesifikasi Teknis:
ETM+ dirancang untuk mengumpulkan, menyaring, dan mendeteksi radiasi
dari bumi dalam petak seluas 185 km yang melewatinya. Viewing swath
dihasilkan oleh rata-rata system oscillating mirror yang menyapu melewati jalur
sebagaimana bidang pandang sensor bergerak maju sepanjang jalur yang
disebabkan pergerakan satelit. Data dari ETM+ merupakan output dalam dua
channel yang masing-masing pada 75 Mbps. Setiap channel berisi data dari
beberapa detector bersama-sama dengan data koreksi satelit (Payload Correction
Data/PCD), time stamp, dan status instrument. Data tiap channel berisi :
a. Channel 1 = band 1-3 (visible), band 4 (VNIR), Band 5 (SWIR), Band 6
(LWIR), waktu, PCD, data status.
b. Channel 2 = band 6 (LWIR), band 7 (SWIR) dan band 8 (pankromatik),
waktu, PCD, data status.
Data dari tiap band bisa dipilih untuk menghasilkan output yang lebih
tinggi atau lebih rendah, com-mandable setting untuk mengatur tegangan referensi
mul-tiplexor. Band 6 muncul dikedua channel, dengan data di channel 1 berada
dalam high gain dan data di channel 2 berada dalam low gain.

15
Sensor ETM+ ditambah dengan dua sistem mo-del kalibrasi untuk gangguan
radiasi matahari (dual mode solar calibrator system) dengan penambahan lampu
kalibrasi untuk fasilitas koreksi geometric (Hardiyanti, 2001).
Ciri khas dari citra Landsat 7 dengan sensor ETM+ adalah jumlah band yang
terdiri dari delapan band. Band-band yang terdapat pada sensor ETM+
mempunyai kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda dalam menangkap
gelombang elektromagnetik dan dipancarkan oleh obyek di permukaan bumi
seperti pada tabel. Masih banyak kegunaan lainnya dari penggunaan Landsat 7
seperti pada tabel. Tiap band pada Landsat 7 ETM + memiliki ukuran tersendiri.

B. Saluran atau Band Citra Landsat 7


Satelit Landsat merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang
dikembangkan oleh NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat.
Satelit generasi kedua adalah satelit membawa dua jenis sensor yaitu sensor MSS
dan sensor Thematic Mapper (TM). Perubahan tinggi orbit menjadi 705 km dari
permukaan bumi berakibat pada peningkatan resolusi spasial menjadi 30 x30
meter untuk TM1 – TM5 dan TM7 , TM 6 menjadi 120 x 120 meter. Resolusi
temporal menjadi 16 hari dan perubahan data dari 6 bits (64 tingkatan warna)
menjadi 8 bits (256 tingkatan warna). Kelebihan sensor TM adalah menggunakan
tujuh saluran, enam saluran terutama dititikberatkan untuk studi vegetasi dan satu
saluran untuk studi geologi tabel (2.1) Terakhir kalinya akhir era 2000- an NASA
menambahkan penajaman sensor band pankromatik yang ditingkatkan resolusi
spasialnya menjadi 15m x 15m sehingga dengan kombinasi didapatkan citra
komposit dengan resolusi 15m x 15 m

Tabel: Saluran Citra Landsat TM


Kisaran Kegunaan Utama
Gelombang (µm)
1 0,45 – 0,52 Penetrasi tubuh air, analisis penggunaan lahan,
tanah, dan vegetasi. Pembedaan vegetasi dan
lahan.

16
2 0,52 – 0,60 Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada
saluran hijau yang terletak diantara dua saluran
penyerapan. Pengamatan ini dimaksudkan untuk
membedakan jenis vegetasi dan untuk
membedakan tanaman sehat terhadap tanaman
yang tidak sehat
3 0,63 – 0,69 Saluran terpenting untuk membedakan jenis
vegetasi. Saluran ini terletak pada salah satu
daerah penyerapan klorofil
4 0,76 – 0,90 Saluran yang peka terhadap biomasa vegetasi.
Juga untuk identifikasi jenis tanaman.
Memudahkan pembedaan tanah dan tanaman serta
lahan dan air.
5 1,55 – 1,75 Saluran penting untuk pembedaan jenis tanaman,
kandungan air pada tanaman, kondisi kelembapan
tanah.
6 2,08 – 2,35 Untuk membedakan formasi batuan dan untuk
pemetaan hidrotermal.
7 10,40 – 12,50 Klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi.
Pembedaan kelembapan tanah, dan keperluan lain
yang berhubungan dengan gejala termal.
8 Pankromatik Studi kota, penajaman batas linier, analisis tata
ruang
Sumber : Lillesand dan Kiefer, 1979 dengan modifikasi)
a. Karakteristik Data Landsat TM
Data Landsat TM (Thematic Mapper) diperoleh pada tujuh saluran spektral
yaitu tiga saluran tampak, satu saluran inframerah dekat, dua saluran inframerah
tengah, dan satu saluran inframerah thermal. Lokasi dan lebar dari ketujuh saluran
ini ditentukan dengan mempertimbangkan kepekaannya terhadap fenomena alami
tertentu dan untuk menekan sekecil mungkin pelemahan energi permukaan bumi
oleh kondisi atmosfer bumi.Jensen (1986) mengemumakan bahwa kebanyakan

17
saluran TM dipilih setelah analisis nilai lebihnya dalam pemisahan vegetasi,
pengukuran kelembaban tumbuhan dan tanah, pembedaan awan dan salju, dan
identifikasi perubahan hidrothermal pada tipe-tipe batuan tertentu.
Data TM mempunyai proyeksi tanah IFOV (instantaneous field of view)
atau ukuran daerah yang diliput dari setiap piksel atau sering disebut resolusi
spasial. Resolusi spasial untuk keenam saluran spektral sebesar 30 meter,
sedangkan resolusi spasial untuk saluran inframerah thermal adalah 120 m
(Jensen,1986).
Citra multi spektral Landsat dengan resolusi spasial 30m memiliki
beberapa band yang karakteristiknya berbeda-beda:
1. Band 1 0.45 – 0.52 mm: Band biru ini memiliki informasi yang tinggi
terhadap tubuh air jadi sangat sesuai untuk penggunaan lahan, tanah dan
vegetasi.
2. Band 2 0.52 – 0.60 mm: Band hijau ini memiliki informasi mengenai
vegetasi selain cocok untuk penggunaan lahan, jalan dan air namun
sesuai pula untuk diskriminasi dan assesmen vegetasi. Dimana tanaman-
tanaman yang kurang sehat dapat diketahui karena absorbsi cahaya
merah oleh klorofil menurun atau refleksi pada daerah merah naik
sehingga menyebabkan daun berwarna kuning
3. Band 3 0.63 – 0.69 mm: Band merah ini memiliki informasi mengenai
perbedaan antara vegetasi dan non vegetasi, misalnya dapat dilihat
adanya perbedaan antara vegetasi dengan tanah khususnya pada daerah
urban.
4. Band 4 0.76 – 0.90 mm: Band inframerah dekat ini memiliki informasi
mengenai varietas tanam-tanaman serta adanya perbedaan antara unsur
air dengan unsur tanah, oleh karena itu dapat dilihat garis pantai dengan
jelas.
5. Band 5 1.55 – 1.75 mm: Band inframerah gelombang pendek ini
memiliki informasi mengenai perbedaan warna antara tanah terbuka
dengan objek-objek lain. Band ini sesuai untuk studi kandungan air

18
tanah, air pada tanam-tanaman, formasi batu-batuan dan geologi pada
umumnya
6. Band 6 10.40 -12.50 mm: Band inframerah thermal ini memiliki
informasi tentang studi kandungan air tanah, serta dapat membedakan
kelembaban tanah dan fenomena-fenomena thermal.
7. Band 7 2.08 – 2.35 mm: Band inframerah gelombang pendek ini
memiliki informasi mengenai tanah terbuka sama halnya dengan band 5
akan tetapi lebih mengacu pada studi geologi maupun formasi batu-
batuan.
Sedangkan untuk band 8 atau sering disebut band pankromatik memilki
resolusi spasial 15m. Citra Landsat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
citra Landsat ortho 14,25m dimana sudah digabungkan antara multispektral
dengan pankromatiknya serta kombinasi band yang digunakan hanya band 7, 4
dan 2.
Untuk memudahkan dalam melihat serta menganalisa wilayah yang akan
dikaji maka perlu dilakukan penggabungan tiga band (saluran) dari citra satelit
Landsat. Penggabungan saluran ini menggunakan format RGB (Red Green Blue)
yang nantinya bisa menghasilkan gambar “true color” atau “false color”.
True color adalah gambar yang dihasilkan dari penggabungan band yang
hasilnya memiliki warna yang sama dengan yang dilihat mata manusia.
Kombinasi yang digunakan untuk menghasilkan image true color adalah RGB
(3,2,1).

19
Sedangkan gambar false color adalah gambar yang dihasilkan dari
penggabungan band yang hasilnya memiliki warna berbeda dengan yang dilihat
mata manusia, hal ini disebabkan penggunaan inframerah dalam kombinasi RGB
(4,3,2).

Dari kombinasi-kombinasi yang menghasilkan gambar dengan warna yang


berbeda ini dapat mempermudah dalam proses klasifikasi tutupan dan penggunaan
lahan yang akan dilakukan. Contohnya pada saat ingin mengetahui daerah yang
memiliki vegetasi maka bisa digunakan kombinasi RGB (541). Dari kombinasi
tersebut akan menampakkan warna hijau sebagai daerah vegetasi.

20
Berikut adalah beberapa kombinasi band yang digunakan dalam mendeteksi
jenis tutupan lahan yang ada pada citra satelit yang digunakan serta penggunaanya
untuk pendeteksian tutupan lahan tertentu:

Tabel: Kombinasi Band Serta Penggunaannya

Kombinasi (RGB) Pendeteksian


R = 4; G = 3; B = 2 Vegetasi
R = 7; G = 3; B = 1 Pemukiman
R = 3; G = 2; B = 1 Lahan terbuka
R = 4; G = 5; B = 7 Air
R = 1; G = 3; B = 5 Awan

C. Proses Menampilkan Citra Per Saluran atau Band


Proses penampilan citra per saluran terlebih dahulu membuka aplikasi Envi
sebagaimana di tampilkan sebagai berikut.

21
Maka langkah selanjutnya memasukkan landsat 7 dengan mengklik file,kemudian
akan tampil seperti dibawah ini.

Langkah selanjutnya mencari folder penyimpanan Landsat 7 yang akan kita


masukkan ke Envi

Setelah kita membuka file Lansad 7 maka akan tampil seperti gambar berikut

22
Langkah selanjutnya kita membuka band 1

Selanjutnya kita membuka band 2 dengan cara klik new display kemudia klik
band 2, setelah itu klik load.maka akan tampil seperti gampar di bawah ini.

23
Untuk membuka band 3, band 4, band 5, dan band 7 sama seperti langkah
membuka band 2. Setelah membuka semua band maka akan tampil seperti gambar
di bawah ini.

24
PENYUSUNAN CITRA KOMPOSIT

A. Proses menampilkan komposit warna asli

Proses menampilkan komposit warna asli, terlebih dahulu membuka landsat 7


sebagaimana di tampilkan dibawah ini.

Langkah selanjutnya klik RGB color, maka akan tampil seperti gambar di bawah
ini.

Klik band 3, band 2, dan band 1, setelah itu klik load maka akan tampil komposit
warna asli seperti gambar di bawah ini.

25
POLA RESPON SPEKTRAL

A. Pengenalan Nilai Pikcel

Langkah pertama membuka semua band atau saluran landsat 7 seperti langkah
diatas, maka akan muncul seperti gambar di bawah ini.

Setelah semuanya telah terbuka maka langkah selanjutnya ialah melakukan link
display dengan cara klik tools lalu cari link display.maka akan tampil seperti
gambar dibawah ini.

26
Setelah kita melakukan link display maka akan tampil seperti gambar di bawah ini

Langkah selanjutnya klik windows, cari cursor location.seperti gambar di bawah


ini

27
Setelah kita melakukan cursor location maka akan tampil seperti gambar di bawah
ini

Screensoot cursor location

1. Laut band 1

28
2. Vegetasi band 4

29
3. Awan band

30
4. Tanah lembab band 1

31
5. Tanah kering band 5

32
6. Danau band 1

33
7. Jalan aspal band 1

34
B. Pola Respon Spektral Pada Setiap Objek
Setelah melakukan screenshoot pada cursor location seperti di atas, langkah
selanjutnya membuat tabel dan grafik seperti di bawah ini.

1 VegetasiKerapatanTinggi
JenisObyek Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7
VKT 1 65 51 37 97 72 33
VKT 2 65 51 38 97 67 29
VKT 3 69 52 40 93 80 38
VKT 4 65 46 36 71 57 25
VKT 5 69 53 40 81 72 31
VKT 6 64 47 36 73 59 28
VKT 7 68 51 38 70 57 27
VKT 8 66 50 38 83 63 29
Rata-rata 66.375 43.75 33.625 69.125 54.5 26.875

35
Grafik Nilai Spektral VKT
120
VKT 1
100 VKT 2
80 VKT 3

60 VKT 4
VKT 5
40
VKT 6
20
VKT 7
0
VKT 8
Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7

2 Tanah Lembab
JenisObyek Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7
Tanah Lembab 1 75 54 39 73 58 29
Tanah Lembab 2 73 51 39 68 55 25
Tanah Lembab 3 68 50 37 61 54 27
Tanah Lembab 4 73 51 37 71 58 28
Tanah Lembab 5 66 45 35 37 27 14
Tanah Lembab 6 69 46 45 57 40 22
Tanah Lembab 7 62 44 31 46 39 22
Tanah Lembab 8 65 45 33 56 46 23
Rerata 68.875 48.25 37 58.625 47.125 23.75

36
Grafik Nilai Spektral Tanah Lembab
80
Tanah Lembab 1
70
Tanah Lembab 2
60
50 Tanah Lembab 3

40 Tanah Lembab 4
30 Tanah Lembab 5
20 Tanah Lembab 6
10 Tanah Lembab 7
0 Tanah Lembab 8
Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7

3 Awan
JenisObyek Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7
Awan 1 253 222 243 139 199 157
Awan 2 208 188 212 135 208 157
Awan 3 255 248 255 149 221 176
Awan 4 179 156 163 121 169 125
Awan 5 180 159 166 126 174 126
Awan 6 255 255 255 230 255 255
Awan 7 255 255 255 186 248 196
Awan 8 255 255 225 200 255 255
Rerata 230 217.25 221.75 160.75 216.125 180.875

Grafik Nilai Spektral Awan


300
Awan 1
250 Awan 2
200 Awan 3

150 Awan 4
Awan 5
100
Awan 6
50
Awan 7
0
Awan 8
Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7

37
4 Tanah Kering
JenisObyek Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7
Tanah Kering 1 78 63 63 73 102 59
Tanah Kering 2 81 70 70 71 123 70
Tanah Kering 3 81 63 65 50 113 85
Tanah Kering 4 86 66 71 60 134 76
Tanah Kering 5 85 65 71 65 131 80
Tanah Kering 6 82 67 73 66 117 66
Tanah Kering 7 79 67 63 65 105 61
Tanah Kering 8 85 69 74 59 102 70
Rerata 82.125 66.25 68.75 63.625 115.875 70.875

Grafik Nilai Spektral Tanah Kering


160
Tanah Kering 1
140
120 Tanah Kering 2

100 Tanah Kering 3

80 Tanah Kering 4

60 Tanah Kering 5
40 Tanah Kering 6
20 Tanah Kering 7
0 Tanah Kering 8
Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7

5 JalanAspal
JenisObyek Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7
JalanAspal 1 89 60 52 28 42 31
JalanAspal 2 93 69 61 47 57 35
JalanAspal 3 94 71 59 47 38 21
JalanAspal 4 97 62 46 20 16 12
JalanAspal 5 118 94 92 73 107 78
JalanAspal 6 116 91 93 76 106 72
JalanAspal 7 109 87 81 79 104 70
JalanAspal 8 113 92 86 88 109 68
Rerata 103.625 78.25 71.25 57.25 72.375 48.375

38
Grafik Nilai Spektral Jalan Aspal
140 Jalan Aspal 1
120
Jalan Aspal 2
100
Jalan Aspal 3
80
Jalan Aspal 4
60
Jalan Aspal 5
40
Jalan Aspal 6
20
Jalan Aspal 7
0
Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7 Jalan Aspal 8

6 Danau
JenisObyek Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7
Danau 1 81 52 42 18 19 18
Danau 2 86 54 42 18 19 18
Danau 3 84 55 41 18 19 19
Danau 4 81 50 40 17 17 14
Danau 5 85 54 43 18 18 17
Danau 6 84 56 40 19 20 18
Danau 7 82 53 40 17 18 16
Danau 8 84 55 45 19 21 19
Rerata 83.375 53.625 41.625 18 18.875 17.375

Grafik Nilai Spektral Danau


100
Danau 1
80 Danau 2
Danau 3
60
Danau 4
40 Danau 5

20 Danau 6
Danau 7
0
Danau 8
Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7

39
7 Laut
JenisObyek Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7
Laut 1 93 58 51 20 25 21
Laut 2 93 58 47 20 24 20
Laut 3 95 61 55 22 30 25
Laut 4 98 64 61 25 35 21
Laut 5 91 53 43 18 18 17
Laut 6 93 57 46 19 21 19
Laut 7 92 56 44 18 20 18
Laut 8 87 50 37 15 14 12
Rerata 92.75 57.125 48 19.625 23.375 19.125

Grafik Nilai Spektral Laut


120 Laut 1
100 Laut 2
80 Laut 3

60 Laut 4

40 Laut 5
Laut 6
20
Laut 7
0
Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7 Laut 8

NilaiRerataSpektralObyek

JenisObyek Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 7


VKT 66.375 43.75 33.652 69.125 54.5 26.875
Tanah Lembab 68.875 48.25 37 58.625 47.125 23.75
Awan 230 217.25 221.75 160.75 216.125 180.875
Tanah Kering 82.12 66.25 68.75 63.625 115.875 70.875
JalanAspal 103.625 78.25 71.25 57.25 72.375 48.375
Danau 83.375 53.625 41.625 18 18.875 17.375
Laut 92.75 57.125 48 19.625 23.375 19.125

40
G RA FI K NI LA I SPE K T RA L PE R O BYE K
250
VKT
200
Tanah Lembab
150 Awan
Tanah Kering
100
Jalan Aspal
50 Danau

0 Laut
BAND 1 BAND 2 BAND 3 BAND 4 BAND 5 BAND 7

JenisObyek Band 3 Band 4


VegetasiKerapatanTinggi 33.652 69.125
Tanah Lembab 37 58.625
Awan 221.75 160.75
Tanah Kering 68.75 63.625
JalanAspal 71.25 57.25
Danau 41.625 18
Laut 48 19.625

41
42

Anda mungkin juga menyukai