Nim: 2000273
Kelas: SAIG 2B
A. PENDAHULUAN
1. Pengertian
Penginderaan jauh (Remote Sensing) adalah suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data
dan informasi dari suatu objek yang ada di permukaan bumi dengan menggunakan alat yang
tidak berhubungan langsung dengan objek yang dikajinya (Lillesand dan Kiefer, 1979). Jadi,
penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk menginderakan permukaan bumi dari jarak
yang jauh, dimana perekaman dilakukan di udara atau di angkasa menggunakan alat (sensor)
dan wahana. Alat yang dimaksud ialah alat yang mampu merekam tanpa harus berhubungan
langsung dengan objek yang dikajinya. Alat tersebut tidak berada di permukaan bumi
melainkan berada di udara atau angkasa. Maka dari itu, saat proses perekaman digunakan
wahana seperti satelit, pesawat udara, balon udara, dan sebagainya. Nantinya data yang
didapatkan dari hasil perekaman masih berupa data mentah. Agar dapat menjadi informasi yang
Menurut Lindgren (1985), penginderaan jauh merupakan teknik. Hal ini disebabkan
karena dalam proses perolehan data, penginderaan jauh melibatkan interaksi antara tenaga,
objek, alat, dan wahana yang membentuk suatu citra dan data citra. Keakuratan data yang
diperoleh dengan teknologi tersebut pada akhirnya dikembangkan oleh berbagai negara.
Penginderaan jauh yang berkembang saat ini sudah hamper digunakan oleh seluruh negaranegara maju.
Data dan infromasi penginderaan jauh digunakan untuk perencanaan
oleh matahari ke segala arah terutama ke permukaan bumi. Tenaga pantulan dan pancaran
tersebut direkam oleh alat yang disimpan oleh wahana. Data hasil perekaman tersebut terbagi
menjadi dua yaitu data visual (citra) dan data numerik. Data visual merupakan gambar dri objek
yang direkam (citra). Secara singkat, citra merupakan gambaran objek yang direkam akibat
adanya interaksi tenaga elektromagnetik yang dipanntulkan dan dipancarkan objek yang
direkam oleh detektor pada sensor. Sedangkan data numerik adalah data digital yang diperoleh
melalui penggunaan perangkat lunak khusus penginderaan jauh yang diterapkan pada
komputer.
B. INTERPRETASI CITRA
Baik data visual (citra) maupun data numerik, keduanya merupaka data mentah yang
sama sekali belum diolah agar dapat memberikan informasi yang berguna. Data ini perlu
dianalisis dengan cara iinterpretasi. Dalam interpretasi citra, seorang interpreter atau penafsir
citra melakukan beberapa penalaran dengan tahapan (1) deteksi, (2) identifikasi, (3) klasifikasi,
dan (4) menilai. Proses penalaran ini harus bersifat objektif, kewajaran, dan rasionalisasi,
karena setiap objek yang ada di permukaan bumi memiliki karakteristik yang berbeda. Sifat
dan karakteristik objek pada citra memiliki bentuk yang sama namun, ukuran objek Nampak
berbeda.
Dari pengertian penginderaan jauh tersebut menunjukkan cara memperoleh data dan
informasi dari suatu objek yang ada di permukaan bumi, sedangkan pengertian geografi sendiri
adalah ilmu yang mempelajari segala gejala geosfer. Dengan menggunakan data penginderaan
jauh tersebut, seorang interpreter dalam mengkaji objek permukaan bumi yang tergambar pada
pengaruh terhadapa perkembangan ilmu penginderaan jauh dan geografi. Perkembangan ini
memberikan kemudahan dalam memberikan data atau informasi tentang suatu objek yang ada
di permukaan bumi secara akurat, cepat dengan data yang mutakhir. Gambaran objek
permukaan bumi merupakan hasil interaksi antara tenaga dan objek yang direkam. Tenaga yang
dimaksud ialah radiasi matahari. Namun, apabila perekaman dilakukan pada malam hari, maka
diperlukan tenaga buatan atau yang biasa disebut tenaga pulsa. Berdasarkan tenaganya, sistem
penginderaan jauh dibedakan menjadi dua yaitu (1) Sistem pasif, dengan sumber tenaga dari
alam yaitu matahari dan (2) Sistem aktif, dengan sumber tenaga buatan.
1. Sistem Tenaga
Salah satu hal yang paling diperlukan untuk mendapatkan data objek permukaan bumi
dalam penginderaan jauh ialah tenaga. Sebagai contohnya yaitu tenaga matahari dalam bentuk
tenaga elektromagnetik yang membentuk panjang gelombang (𝜆). Radiasi tersebut memancar
ke permukaan bumi namun terhambat oleh atmosfer bumi, sehingga ada bagian radiasi yang
dipantulkan kembali, dihambur, diserap, dan diteruskan. Pada malam hari, penginderaan jauh
tidak mungkin mengandalkan sinar matahari sehingga dibuat tenaga pulsa. Maka dikenal 2
tenaga matahari dikenal sebagai sistem pasif. Penginderaan jauh sistem pasif yang
menggunakan tenaga matahari dengan cara perekaman tenaga pantulan maupun pancaran yaitu
b. Sumber Tenaga Buatan : Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga buatan disebut
dengan sistem aktif. Tenaga pulsa dipancarkan dengan alat yang berkecepatan tinggi kemudian
dipantulkan objek dan direkam. Tenaga pulsa yang memantul, maka menghasilkan pantulan
tenaga yang tegak lurus dengan tenaga tinggi. Sehingga, jika pancaran tenaga 100%, maka
pantulan tenaga 100% akan membentuk rona yang gelap. Sensor yang tegak lurus dengan objek
membentuk rona yang gelap disebut near range, yang sulit diinterpretasi. Sedangkan, yang
Radiasi matahari yang terpancar ke segala arah termasuk ke bumi terurai menjadi
berbagai panjang gelombang (𝜆), mulai dari unit terkecil (pikometer) yang dikenal dengan
gelombang pendek hingga unit terbesar (kilometer) yang dikenal dengan gelombang panjang.
Chanlett (1979) dalam Sutanto (1986) mengemukakan bahwa tenaga elektromagnetik adalah
paket elektrisitas dan magnetisme yang bergerak dengan kecepatan sinar pada frekuensi dan
matahari dengan suhu 6.000-20.000°𝐾 membentuk tenaga elektromagnetik yang terjalin dalam
B. JENDELA ATMOSFER
Energi yang dipancarkan dalam bentuk tenaga elektromagnetik hanya sebagian kecil
yang masuk ke permukaan bumi dan sisanya dihamburkan, dipantulkan, dan diserap oleh
atmosfer. Energi yang dapat mencapai permukaan bumi melalui celah-celah atmosfer disebut
jendela atmosfer. Pada waktu suhu udara di atas permukaan bumi lebih rendah dibandingkan
suhu objek, maka tenaga yang diserap oleh objek akan dikeluarkan kembali ke udara/angkasa
berupa tenaga pancar. Tenaga yang terpancar maupun terpantul oleh objek mempunyai
perbedaan pantulan dan panjang gelombang, karena perbedaan kekerasan, kandungan air,
mineral, dan sebagainya. Hal tersebut yang menyebabkan tenaga bila direkam akan
Untuk memperoleh data penginderaan jauh, diperlukan adanya wahana, tenaga alami
atau buatan, objek yang direkam, alat (sensor), dan detektor. Tenaga yang memancar dari
matahari akan memantul dan sebagian tenaga yang memantul atau memancar akan direkam
oleh alat (sensor). Pada alat (sensor), terdapat detektor yang akan dipasang di wahana. Jenis
pantulan spektral menunjukkan perbedaan panjang gelombang yang membentuk suatu kurva.
Pantulan spektrum tenaga elektromagnetik dari tumbuhan dimanifestasikan pada pundak dan
lembah suatu kurva. Pantulan dari vegetasi sehat meningkat secara drastis pada spektrum
inframerah 0,7-1,3𝜇𝑚, karena pantulan tenga dari daun sekitar 50% meningkat pada energi
yang sampai pada objek. Berdasarkan cara perolehan data penginderaan jauh dalam
tenaga alami dan merekam pantulan yang akan membentuk gambar dari objek. Maka,
diperlukan alat dengan detektor yang peka dengan pantulan. Detektor yang peka terhadap
pantulan ialah film. Film memiliki kandungan unsur kimia yang yang disebut dengan perak
halid. Atas dasar pantulan tenaga elektromagnetik tersebut, semakin besar tenaga yang
b. Sistem Non-Fotografik : Sistem ini mirip dengan sistem fotografik namun perekaman
objeknya menggunakan sensor elektrik dengan detektornya berupa pita magnetik. Oleh karena
itu, untuk merekam objek dengan puncak pancaran diperlukan detektor yang peka terhadap
panjang gelombang tersebut. Detektor untuk merekam panjang gelombang dengan spektrum
termal, gelombang mikro tersebut dikenal dengan pita magnetik, sedangkan alat (sensor) yang
digunakan scanner, sedangkan untuk mendeteksi pantulan maupun pancaran tenaga tersebut
a. Wahana dan Sensor : Wahana diperlukan untuk menyimpan alat perekam objek. Hasil
yang didapatkan dari penginderaan jauh dipengaruhi oleh kerincian objek sehingga wahana
tentu berada pada ketinggian yang berbeda-beda. Khusus wahana yang menggunakan pesawat
terbang, tingkat kerincian objeknya dapat ditingkatkan. Sedangkan, wahana lain seperti satelit
telah ditentukan sebelumnya, sehingga tingkat kerincian objek tergantung pada kemampuan
pixel dan kemampuan lensa dalam merekam objek terkecil. Sensor merupakan alat penerima
tenaga pantulan dan pancaran yang direkam oleh detektor. Sensor penginderaan jauh dibedakan
pantulan tenaga dari objek, sedangkan detektornya berupa film yang dilapisi perak halid, yang
- Sensor Elektrik : Sensor ini menggunakan sinyal elektrik yang dipantulkan maupun energy
yang dipancarkan.
b. Fisika Penginderaan Jauh : Tenaga alami yang memancarkan tenaga dalam bentuk
tenaga gelombang elektromagnetik yang bergerak ke segala arah dengan kecepatan simultan
(c), sedangkan jarak dari puncak gelombang ke puncak lain (𝜆) dan frekuensi (f) dapat
Gelombang elektromagnetik tersebut yang memancar secara tetap, maka suhu permukaan bumi
tersebut sekitar 6000°K dan semua material permukaan bumi di atas 0°K. Dengan mengetahui
𝜆𝑚 =
𝐴
𝑇
mencapai permukaan bumi melalui celah-celah atmosfer yang disebut jendela atmosfer.
Jendela atmosfer yang sejak dulu digunakan adalah spektrum nampak. Spektrum ini memiliki
menghambat, menyerap, dan memantulkan tenaga radiasi. Material ini disebut dengan
a. Hamburan Rayleigh : Berisi unsur-unsur kimia yang sangat ringan seperti nitrogen,
oksigen, ozon, dan gas. Diameter hamburan ini lebih kecil dari spektrum tampak. Hal ini
dicirikan dengan warna langit yang cerah kebiruan. Lillesand dan Kiefer (1979) menyebutkan
bahwa hamburan Rayleigh menyebabkan foto hitam putih nampak berkabut, sedangkan pada
foto berwarna memberikan warna abu kebiruan yang mengurangi ketajaman objek pada foto.
spektrum nampak, karena inti kebiruan ini menempati lapisan atmosfer yang tersebar di bawah
hamburan Rayleigh. Hamburan ini terdiri debu, kabut, asap, dan sebagainya. Hal ini dicirikan
dengan warna langit yang cerah keputihan dan banyak tersebar saluran hijau.
spektrum nampak. Hal ini dicirikan dengan warna langit yang gelap.
ada objek yang nampak dan yang tidak nampak. Untuk objek yang tampak, data dapat langsung
diolah dan dianalisis, namun pada objek yang tidak nampak dapat diinterpretasi dengan cara
a. Teknik Langsung : Interpretasi objek yang nampak pada citra dan secara langsung
diidentifikasi batas-batas objek yang berbeda. Misalnya pemukiman, sawah, danau, dan
sebagainya.
b. Teknik Tidak Langsung : Interpretasi objek yang tidak nampak pada citra, tetapi dalam
patahan.
Analisis citra maupun data digit diwujudkan dengan cara interpretasi maka diperlukan
a. Karakteristik spektral
- Rona/Warna = Unsur ini nampak pada citra tingkat cerah dan gelapnya suatu objek.
Umumnya, rona atau warna dibedakan menjadi cerah, agak cerah, sedang, agak kelabu, dan
kuantitatif. Ukuran secara kualitatif ditunjukkan dengan besar, sedang, atau kecil. Sedangkan
- Bentuk = Unsur ini menunjukkan bentuk objek yang berbeda-beda. Misalnya jalan
- Tekstur = Unsur ini menunjukkan kehalusan suatu rona, dimana perrbedaan rona tidak
terlalu mencolok. Misalnya rona air jernih/kotor bertekstur halus, tetapi bila objek bervariasi
seperti hutan belukar, pantulan dari pohon saat direkam menghasilkan tekstur kasar.
- Pola = Unsur ini menujukkan keteraturan dari suatu objek yang ada di permukaan bumi.
Objek buatan manusia biasanya memiliki pola tertentu karena sudah diatur sedemikian rupa.
- Tinggi = Unsur ini akan terlihat apabila objek tersebut memiliki tinggi, namun pada citra
- Bayangan = Unsur ini biasanya dimiliki oleh objek yang juga memiliki unsur tinggi.
Bayangan dilihat dari ukuran yang terlihat pada citra mauapun data digit.
- Situs = Unsur ini merupakan unsur yang dimiliki setiap objek seperti lapangan bola
memiliki situs yaitu gawang, sawah memiliki situs yaitu pematang, dll.
- Asosiasi = Unsur ini dapat menghubungkan atau menunjukkan keterkaitan suatu objek
dengan objek lainnya. Misalnya sawah yang berasosiasi dengan aliran air (irigasi).
Dalam menginterpretasi citra atau data digit, tidak semua unsur harus digunakan. Meskipun
hanya dengan beberapa unsur, namun objek dapat diperkirakan. Tetapi, jika objek belum
A. SPEKTRUM ELEKTROMAGNETIK
Penginderaan jauh sistem fotografik didasari dengan pantulan tenaga alami, sehingga
disebut sistem pasif. Sistem ini menggunskan panjang gelombang antara 0,3-0,9 𝜇𝑚, yang
saluran (band).
a. Spektrum Ultraviolet 𝝀𝟎, 𝟎𝟎𝟐 − 𝟎, 𝟒 𝝁𝒎
- Ultraviolet jauh λ0,002 − 0,2 μm, belum dimanfaatkan untuk penginderaan jauh.
- Ultraviolet sedang λ0,002 − 0,3 μm, belum dimanfaatkan untuk penginderaan jauh.
- Ultraviolet dekat λ0,3 − 0,4 μm, sudah dimanfaatkan untuk penginderaan jauh.
- Saluran biru λ0,4 − 0,5 μm, digunakan untuk penginderaan jauh berwarna dasar biru.
- Saluran merah λ0,6 − 0,7 μm, digunakan untuk penginderaan jauh berwarna dasar merah.
Ketiga saluran ini digunakan dalam perekaman dengan hasil citranya yaitu citra pankromatik.
Namun, pada saat perekaman objek dapat digunakan campuran spektrum tampak dengan
inframerah. Hal ini tergantung kepada kepekaan detektor (film) karena film hitam putih hanya
memiliki kemampuan merekam λ0,4 − 0,7 μm, sedangkan film berwarna λ0,3 − 0,9 μm.
Citra merupakan gambaran visual yang direkam dari objek di permukaan bumi. Cita
dibedakan menjadi dua yaitu citra foto dan citra non foto. Citra foto sendiri memanfaatkan
pantulan tenaga dari objek dan perekamannya menggunakan sensor kamera dan detektornya
adalah film dengan proses yang bersifat kimiawi. Atas dasar penggunaan spektrum maupun
saluran, citra fotografik dibagi menjadi foto ultraviolet, foto ortokromatik, foto pankromatik,
0,4 μm. Spektrum ultraviolet dibagi menjadi tiga yaitu saluran jauh, saluran sedang, dan
saluran dekat. Spektrum yang digunakan untuk citra ultraviolet adalah spektrum ultraviolet
dekat. Spektrum ini peka terhadap objek yang lembab terutama air, karena air banyak menyerap
tenaga pancaran dari matahari. Penyerapan tenaga yang banyak menyebabkan pantulan rendah,
sehingga rona yang terbentuk adalah gelap. Nmaun, spektrum ini tidak mampu menembus
b. Citra Ortokromatik : Citra ini menggunakan spektrum tampak pada saluran biru dan
hijau. Artinya, film yang digunakan hanya mampu terhadap saluran hijau yang masih
dipeg\ngaruhi oleh hamburan Rayleigh dan hamburan Mie sehingga gambaran objek kurang
jelas (Lo, 1976, Sutanto, 1986). Hal ini disebabkan karena tenaga yang melalui atmosfer
dihambat oleh hamburan. Keunggulan citra ini adalah memiliki daya tembus pada objek yang
ada di bawah permukaan air laut yang jernih, sehingga baik digunakan untuk mempelajari
c. Citra Pankromatik : Citra ini menggunakan spektrum tampak dengan λ0,4 − 0,7 μm,
karena menggunakan semua saluran pada spektrum tampak, sehingga kesan objek yang
direkam sesuai dengan keadaan sebenarnya dan sesuai dengan kepekaan mata manusia. Citra
pankromatik dibagi 2 yaitu citra pankromatik hitam putih dan citra pankromatik berwarna.
Objek yang tergambar pada citra ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
d. Citra Inframerah : Citra ini menggunakan spektrum inframerah saluran dekat pada jendela
atmosfer dengan λ0,7 − 0,9 μm dan perluasannya sampai λ1,2 μm. Spektrum ini memiliki
C. CITRA MULTISPEKTRAL
Perekaman suatu objek pada waktu yang sama dengan beberapa spektrum yang berbeda
disebut multispektral. Hal ini dilakukan dengan tujuan membandingkan kepekaan dari saluran
dan lensa, maka kamera dalam perekaman objek menggunakan beberapa lensa pada objek dan
waktu yang sama disebut multilensa. Untuk membandingkan tingkat kerincian objek,
perekaman objek dilakukan dengan ketinggian wahana yang berebeda-beda. Untuk kerincian
data dan informasi, dalam perekaman objek dilakukan dengan ketinggian yang berbeda-beda
V. FOTOGRAMETRI
A. PENDAHULUAN
Penginderaan jauh sistem fotogrametri adalah sistem perekaman objek yang didasarkan
pantulan. Semakin besar pantulan tenaga dari objek, rona yang dihasilkan pun semakin cerah
juga sebaliknya. Sehubungan dengan sumbu kamera yang tegak lurus, maka ukuran objek yang
lebih sesuai dan akurat adalah objek yang tegak lurus. Artinya, semakin jauh dari sumbu tegak
lurus dengan kamera, maka kesalahan ukuran makin besar. Kedudukan sumbu kamera dapat
mempengaruhi skala karena bila sumbu kamera tidak tegak lurus, jarak medan yang sama akan
mempunyai perbedaan jarak pada foto udara. Sumbu kamera berkaitan dengan sumbu liputan,
B. HASIL REKAMAN
Sumbu kamera dan sudut liputan berkaitan dengan kegeometrikan foto udara. Sumbu
kamera merekam suatu objek yang luas dalam bentuk persegi panjang atau persegi, meskipun
distorsinya bersifat radial. Berdasarkan kedudukan kameranya, foto udara dibedakan menjadi
2 jenis, yaitu :
a. Foto Udara Vertikal : Titik tembus sumbu kamera pada foto udara vertical diperoleh
perpotongan garis yang ditarik dari tanda fiducial yang terletak di pinggir maupun sudut foto
b. Foto Udara Miring (Oblique) : Foto udara ini posisinya condong. Kamera diposisikan
Rumusnya : S = 𝑓
𝐻−ℎ
f : Fokus kamera
H : Tinggi pesawat
h : Tinggi objek
a. Tanda Fiducial berfungsi untuk mengetahui titik prinsipal foto udar, dimana titik prinsipal
foto merupakan titik tembus dari sumbu kamera pada objek/daerah yang direkam.
b. Nomor Seri berfungsi memberikan informasi mengenai daerah yang dipotret, tanggal
Pergerakan wahana sebagai pembawa sensor yang tidak stabil dapat dipengaruhi oleh
keadaan udara pada saat perekaman. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan arah dan
ketinggian pada wahana, sehingga hasil perekaman objek di permukaan buminya tidak
maksimal.
a. Distorsi : Pada foto udara apabila letak suatu objek bergeser maka dapat menyebabkan
perubahan karakteristik pada objek yang akhirnya disebut distorsi. Distorsi sering disebabkan
oleh pengerutan film, refraksi atmosferi berkas sinar, gerakan objek saat pemotretan, dan
distorsi lensa.
karakteristik objeknya. Displacement sering disebabkan oleh bentuk muka bumi yang
F. KEDUDUKAN PESAWAT
Pada saat melakukan pengambilan foto udara, posisi pesawat tidak selalu stabil. Hal ini
dipengaruhi oleh atmosfer dan keadaan udara, sehingga pesawat labil mengalami perubahan
kedudukan dan posisi. Ada 3 macam kedudukan pesawat saat melakukan perekaman objek
Sistem termal yang digunakan dalam penginderaan jauh umumnya didasarkan pada
tenaga alami. Perekamannya memanfaatkan pancaran panas dari objek yang direkam oleh
scanner. Semua objek memancarkan panas akibat gerak partikel setiap benda yang dapat
direkam. Panas yang dikandung dari objek tersebut disebut tenaga kinetic (Tkin), sedangkan
B. VARIASI PANCARAN
Menurut Sabin, tenaga pancaran suatu benda umumnya lebih kecil dari energi
kinetiknya. Konsentrasi tenaga kinetik dengan suhunya tersebut dapat diukur dengan
thermometer yang ditempelkan pada benda tersebut. Suhu setiap benda dan waktu berbeda,
sehingga perlu diketahui variasi suhu harian. Dengan suhu objek di atas -273°𝐾, maka pancaran
terbaiknya ada pada 𝜆9,6 𝜇𝑚. Nilai pancaran suatu objek dapat dihitung dengan rumus :
W = eT4
Rumus tersebut memberikan gambaran bahwa jumlah tenaga termal yang dipancarkan
Pancaran objek di permukaan bumi yang mencapai sensor termal kemudian direka oleh
sensor dan diproses menjadi data dalam bentuk citra maupun non citra. Oleh karena suhu di
atas -273°𝐾, maka sensor tersebut harus peka terhadap suhu yang paling rendah pada objek di
permukaan bumi. Sensor yang digunakan dalam perekaman tenaga pancaran ialah sensor
radiometer termal dan sensor spektometer termal. Sensor radiometer termal berfungsi untuk
memfokuskan tenaga pancaran pada detektor. Sedangkan, sensor spektometer termal berfungsi
Gangguan yang sering terjadi pada saat perekaman objek sistem termal biasanya
distorsi oleh kedudukan pesawat, biasanya hal ini terjadi karena keadaan atmosfer yang kurang
baik. Beberapa gangguan kedudukan pesawat seperti pitch, roll, dan yaw. Adapula gangguan
elektronik misalnya gelombang radio yang memancar dari matahari dan pesawat terbang
mempengaruhi perekaman objek. Kemudian, gangguan di atmosfer seperti adanya awan kabut
Keunggulannya ialah dapat melakukan perekaman pada malam hari dan mampu
merekam objek yang tidak nampak seperti kebakaran tambang batubara di bawah tanah,
kebocoran pipa gas, dan lain-lain. Sedangkan, keterbatasannya yaitu aspek geomterik yang
penyimpangannya lebih besar dari sistem foto udara dan sifat tenaga termal yang lebih rumit
tenaga alami dengan menggunakan gelombang mikro dari 1 mm-30 cm untuk penginderaan
jauh. Pantulan tenaganya tidak sesuai dengan kepekaan mata manusia sehingga mata manusia
tidak dapat merekam pantulannya sehingga menggunakan sensor yang memiliki kepekaan
A. SISTEM PASIF
Penginderaan jauh sistem pasif menggunakan spektrum gelombang mikro karena itu
proses dan spektrum sistem tersebut. Sistem gelombang mikro dalam merekam objek
membutuhkan beberapa komponen seperti tenaga, objek, sensor, detektor, dan wahana. Sistem
kerja gelombang mikro didasarkan pada pantulan tenaga dari objek. Sensor yang digunakannya
yang peka terhadap tenaga lemah. Keunggulannya antara lain dapat digunakan pada siang hari
ataupun malam hari dan dapat menembus awan. Sedangkan, kelemahannya sendiri yaitu
Penginderaan jauh sistem aktif gelombang mikro ini sering disebut pula dengan
penginderaan jauh sistem radar dan memanfaatkan tenaga buatan/tenaga pulsa berkekuatan
tinggi yang dipancarkan dalam waktu yang relatif pendek. Intensitas tenaga pantulan ini pada
dasarnya dipengaruhi oleh dua sifat utama yaitu sifat objek yang direkam dan sifat radarnya.
Kedua sifat tersebut dipengaruhi oleh sifat objek : (1) lereng, (2) kekasaran permukaan, (3)
complex dielectric conctant, (4) arah objek, (5) panjang gelombang yang digunakan, (6)sudut
Penginderaan jauh sistem satelit ini memiliki kesamaan dengan sistem fotografik,
sistem termal, bahkan sistem gelombang mirko dan radar. Alasannya karena satelit dapat
wahana yang digunakan. Selain itu, yang membedakan sistem satelit ini saat proses perekaman
objek dapat menggunakan beberapa spektrum sehingga dalam satu kali perekaman pada objek
yang sama dapat sekaligus memperoleh data dan informasi dari berbagai spektrum. Klasifikasi
Satelit ini juga dibedakan kembali menjadi dua jenis yaitu satelit berawak dan satelit tak
berawak. Pada tahun 1957, satelit berawak Sputnik I milik Rusia berhasil diluncurkan. Dari
satelit tersebut, didapatkan hasil pemotretan dari antariksa yang dilakukan oleh satelit.
Satelit ini pertama kali diluncurkan oleh Vanguard di Amerika Serikat pada tahun 1959.
Tujuannya untuk studi dan prakiraan cuaca. Satelit ini terbagi menjadi dua jenis lagi yaitu orbit
sinkron matahari (satelit yang mengelilingi matahari) dan orbit sinkron bumi (satelit yang
mengelilingi bumi searah dengan arah rotasi). Satelit orbit sinkron matahari mengorbit setiap
Satelit ini diluncurkan untuk kepentingan militer dengan tujuan untuk mengenal
medan/daerah lawan. Satelit militer dimiliki oleh Amerika Serikat dan Rusia. Ciri khas dari
satelit militer Amerika Serikat ialah sensornya yang mampu menggunakan spektrum tampak
pada malam hari. Sedangkan ciri khas satelit militer milik Rusia ialah kamera dengan fokus