Anda di halaman 1dari 21

1.

Konsep dasar pengindraan jauh

Penginderaan jauh adalah ilmu, teknologi dan seni perolehan data, pengolahan dan penyajian
data yang merekam interaksi antara energi elektromagnetik dengan suatu obyek. Dengan kata
lain dapat didefinisikan sebagai ilmu, teknologi dan seni untuk memperoleh informasi tentang
suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa
kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji.

Secara umum penginderaan jauh menunjukkan aktifitas perekaman, pengamatan dan


penangkapan fenomena obyek atau peristiwa dari jarak tertentu. Dalam penginderaan jauh,
sensor tidak langsung berkontak dengan obyek yang diamati. Hal tersebut membutuhkan alat
penghantar secara fisik atau media untuk menyampaikan informasi dari obyek ke sensor melalui
medium.

Energi Elektromagnetik dalam Penginderaan Jauh Satelit


Salah satu media yang paling banyak digunakan oleh penginderaan jauh dengan wahana satelit
ialah transmisi energi secara elektromagnetik. Contoh energi elektromagnetik ini ialah cahaya
yang nampak oleh mata manusia.

Ilustrasi perekaman fenomena di permukaan bumi


menggunakan teknologi penginderaan jauh

Energi elektromagnetik menunjukkan gejala gelombang yang ditransmisikan secara transversal.


Pada dasarnya gejala gelombang ini dapat digambarkan sebagai gerak berayun yang harmonis
memiliki frekuensi dan kecepatan tertentu serta dapat diilustrasikan sebagai gerak sinusoidal.

Gelombang elektromagnetik yang meliputi


gelombang elektrik sinusoidal (E) dan Gelombang magnetik sinusoidal (M)
Energi elektromagnetik bergerak dengan kecepatan tertentu yaitu 3x108 m/detik.
Karena kecepatan atau C tetap, maka frekuensi f dan panjang gelombang λ selalu berbanding
terbalik. Frekuensi atau panjang gelombang tertentu mempunyai karakteristik tertentu pula
sehingga dikelompok-kelompokkan sebagai spektrum.

Spektrum Elektromagnetik

Nama spektrum biasanya digunakan pada bagian spektrum elektromagnetik, seperti gelombang
inframerah, gelombang radio, gelombang mikro, dan sebagainya. Dan spektrum ini tidak
mempunyai batasan yang tegas antara satu bagian spektrum satu dengan spektrum berikutnya.
Bagian spektrum sinar tampak (± 0,4 – 0,7 μm) pada gambaran logaritmik merupakan bagian
sempit, yang dapat memberikan sensasi pada mata manusia.

Sifat radiasi elektromagnetik lebih mudah dijelaskan dengan menggunakan teori gelombang,
tetapi interaksi antara energi elektromagnetik dengan obyek-obyek lain dapat dijelaskan dengan
teori partikel. Teori partikel menyatakan bahwa radiasi elektromagnetik terdiri dari beberapa
bagian terpisah yang disebut sebagai foton. Hubungan antara teori gelombang dengan teori
quantum dalam perilaku radiasi elektromagnetik dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut:

E = hc / 
Karena besarnya energi berbanding terbalik dengan panjang gelombang, maka dapat dikatakan
bahwa makin panjang panjang gelombang yang digunakan makin rendah kandungan energinya.

Interaksi Energi Elektromagnetik dengan Atmosfer


Semua radiasi yang dideteksi oleh sensor pada sistem penginderaan jauh satelit melewati
atmosfer dengan jarak atau panjang jalur tertentu. Panjang jalur tesebut dapat bervariasi
panjangnya. Pada fotografi dari antariksa dihasilkan dari radiasi matahari yang melewati dua kali
tebal penuh atmosfer bumi pada perjalannya dari sumber radiasi ke sensor. Selain itu, sensor
termal yang mendeteksi energi yang dipancarkan oleh obyek di bumi, melewati jarak di atmosfer
yang relatif pendek. Perbedaan jarak yang dilalui, kondisi atmosfer, panjang gelombang yang
digunakan serta besarnya sinyal energi yang diindera berpengaruh terhadap variasi total
atmosfer.

Pengaruh atmosfer sangat bervariasi tergantung pada intensitas dan komposisi spektral radiasi
yang tersedia bagi suatu sistem penginderaan satelit. Pengaruh ini disebabkan oleh mekanisme
hamburan (scattering) dan serapan (absorption) oleh atmosfer.

Hamburan (Scaterring) dan Serapan (Absorption)

Interaksi Energi Elektromagnetik dengan Obyek di Permukaan Bumi


Bagian energi yang mengenai obyek dipermukaan bumi akan dipantulkan, diserap, atau
ditransmisikan dengan menerapkan hukum kekekalan energi. Dalam hukum kekekalan energi
tersebut dapat dinyatakan sebagai hubungan timbal balik antara tiga jenis interaksi energi
tersebut, sebagai berikut:

E1 () = ER () + EA +ET ()


E1 = energi yang mengenai obyek
ER = energi yang dipantulkan
EA = energi yang diserap
ET = energi yang ditransmisikan

Persamaan di atas merupakan suatu persamaan keseimbangan energi yang menunjukan


hubungan timbal balik antara mekanisme pantulan, serapan dan transmisi. Dari persamaan di atas
terdapat 2 (dua) hal penting :

1. Bagian energi yang dipantulkan, diserap dan ditransmisikan akan berbeda tergantung
pada jenis materi dan kondisi obyek muka bumi. Dari perbedaan ini, memungkinkan kita
dapat membedakan obyek yang berbeda pada suatu citra.
2. Dengan panjang gelombang yang berbeda, untuk obyek yang sama, bagian energi yang
dipantulkan diserap dan ditransmisikan kemungkinan akan berbeda. Sebagai akibatnya,
variasi spectral ini akan menghasilkan efek visual yaitu warna. Sebagai contoh: obyek
akan berwarna biru bila obyek tersebut banyak memantulkan bagian spectrum biru,
berwarna hijau bila banyak memantulkan bagian spectrum hijau, dan seterusnya.
Sehingga interpretasi visual dengan mata dapat menggunakan variasi spectral pada
besaran energi pantulan untuk menbedakan berbagai obyek.

Pantulan Spektral Vegetasi, Tanah dan Air


Pantulan spectral energi elektromagnetik matahari
terhadap vegetasi, tanah dan air yang diterima oleh sensor satelit

Pada gambar di atas ditunjukkan suatu kurva pantulan spectral pada tiga obyek utama di
permukaan bumi, yaitu vegetasi sehat berdaun hijau, tanah gundul (lempung coklat kelabu), dan
air jernih. Garis pada kurva tersebut menyajikan kurva pantulan rata-rata yang dibuat dengan
pengukuran sampel obyek yang jumlahnya banyak (Lillesand. 2002). Kurva ini menunjukkan
suatu indikator tentang jenis dari kondisi obyek yang berkaitan. Walaupun pantulan obyek secara
invidual akan berbeda besar di atas dan dibawah nilai rata-rata, tetapi kurva tersebut menunjukan
beberapa titik fundamental yang berkaitan dengan pantulan spektral.

Vegetasi sehat berwarna hijau disebabkan oleh besarnya penyerapan energi pada spektrum hijau.
Apabila tumbuhan mengalami beberapa gangguan, dan akan mempengaruhi proses pertumbuhan
dan produksinya secara normal maka hal itu akan mengurangi atau mematikan produksi klorofil.
Akibatnya berupa kurangnya serapan oleh klorofil pada saluran biru dan merah. Sering pantulan
pada spektrum merah bertambah hingga kita lihat tumbuhan tampak berwarna kuning, gabungan
antara hijau dan merah. (Lillesand 2000)
Kurva pantulan spektral yang mencirikan
obyek vegetasi, tanah dan air
Sensor
Sensor adalah alat untuk mengukur dan merekam energi elektromagnetik. Dalam sistem
penginderaan jauh, sensor dapat dibedakan dalam 2 kategori yaitu:

1. Sensor Aktif, mempunyai sumber energi sendiri. Pengukuran dengan sensor aktif lebih
dapat dikontrol karena tidak tergantung kepada kondisi cuaca dan waktu. Sebagai contoh
sensor aktif antara lain scanner LASER, RADAR altimeter, Citra RADAR, dsb
2. Sensor Pasif, tergantung pada sumber energi dari luar, yaitu matahari. Sehingga
penginderaan jauh sistem pasif menerima energi yang dipantulkan dan/atau dipancarkan
dari permukaan bumi. Teknologi penginderaan jauh satelit menggunakan sensor dengan
saluran tampak mata (visible) dan inframerah. Kamera fotografi adalah merupakan sensor
pasif yang paling lama dan umum dipakai. Sebagai contoh lain sensor pasif adalah
gamma-ray spectrometer, kamera udara, kamera video dan scanner multispektral dan
termal, dsb.

Wahana/Platform

Sistem wahana (platform) penginderaan jauh dapat dikategori dalam dua sistem:

1. Penginderaan jauh dengan airborne, yaitu dengan menggunakan pesawat udara (aircraft),
balon udara, dan sebagainya.
2. Sistem penginderaan jauh menggunakan sistem speceborne yaitu dengan menggunakan
wahana satelit, pesawat ruang angkasa, dsb.

Citra Penginderaan Jauh Satelit


Citra satelit penginderaan jauh adalah gambaran 2 dimensi (2D) yang menggambarkan suatu
obyek dari pandangan nyata. Citra penginderaan jauh satelit menggambarkan bagian dari
permukaan bumi yang terlihat dari suatu ruang.

Citra dapat berbentuk analog maupun digital. Sebagai contoh, foto udara merupakan citra analog
berupa film dengan proses kimiawi untuk mendapatkan citra, sedang citra satelit didapatkan dari
sensor elektronik dan diproses secara digital. Citra satelit yang dicetak atau dalam bentuk
hardcopy dapat juga disebut sebagai citra/data analog.

Data penginderaan jauh tidak hanya sekedar sebagai gambar, tetapi data citra disimpan dalam
format grid secara reguler yang biasa disebut sebagai data raster yang terdiri dari baris (row) dan
kolom (column). Satu elemen terkecil dinamakan sebagai pixel (picture element). Untuk setiap
pixel mempunyai informasi koordinat (row dan column) dan nilai spectral yang dikonversi dalam
bentuk angka, yang biasa disebut DN (Digital Number).

Tiap pixel menggambarkan bagian wilayah permukaan bumi dengan nilai intensitas serta lokasi
alamat dalam bentuk 2 dimensi. Nilai intensitas tersebut menggambarkan ukuran kuantitas fisik
yang merupakan pantulan atau pancaran radiasi matahari dari suatu obyek dengan panjang
gelombang tertentu yang diterima oleh sensor. Seperti disebutkan sebelumnya, intensitas pixel
disimpan sebagai nilai digital (DN; Digital Number). DN disimpan dalam bits dengan jumlah
tertentu.

Contoh Nilai Spektral Citra Satelit


Kualitas data penginderaan jauh pada utamanya ditentukan oleh karakteristik sistem sensor
platform.
Data citra satelit Landsat TM5
dengan nilai spektral yang dimilikinya
Resolusi

1. Resolusi Spektral atau radiometrik. Resolusi ini berdasarkan pada masing-masing


bagian dari Spektrum Elektromagnetik yang diukur dan perbedaan energi yang diamati.
Sebagi contoh : Landsat 7 ETM+ mempunyai 9 saluran/band, SPOT5 menggunakan 5
band dan IKONOS II menggunakan 5 band.
2. Resolusi Spasial. Resolusi spasial didasarkan pada unit terkecil suatu obyek yang diukur,
menunjukkan ukuran minimum obyek. Sebagai contoh ukuran per pixel untuk SPOT5
Pankromatik 5m x 5m dan 2.5m x 2.5; Multispektral 10m x 10m dan Landsat 7 ETM+
Pankromatik 15m x 15m; Multispektral 30m x 30m Termal A dan B 60m x60m; serta
IKONOS II Pankromatik 1m x 1m, Multispektral 4m x 4m.
3. Resolusi Temporal. Resolusi temporal (Revisit time) adalah waktu pengulangan
pengambilan atau perekaman data pada posisi obyek yang sama. Satelit Landsat 7 ETM+
melakukan pengambilan atau perekaman data pada posisi obyek yang sama setiap 16
hari, sedangkan satelit IKONOS II selama 4 hari untuk posisi tegak dan setiap hari dapat
melakukan perekaman karena kemampuannya untuk perekaman dalam posisi oblique
(miring).
2. Mekanisme Pengindraan jauh

1. Sistem Tenaga
Dalam pengindraan jauh harus ada sumber tenaga, baik sumber tenaga alamiah (sistem pasif)
maupun sumber tenaga buatan (sistem aktif). Sistem pasif, tenaga yang dipakai adalah tenaga
elektromagnetik yang berasal dari sinar matahari . Sedangkan sistem aktif, tenaga yang
digunakan adalah tenaga buatan (berupa gelombang mikro). Tenaga ini mengenai objek di
permukaan bumi yang kemudian dipantulkan ke sensor. Fungsi tenaga dalam pengindraan jauh
adalah menyinari objek permukaan bumi dan memantulkannya sensor.

Jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi
oleh faktor-faktor sebagai berikut.

1.Waktu penyinaran, jumlah energi yang diterima objek pada saat siang hari (pada saat matahari
tegak lurus) lebih besar daripada saat sore hari yaitu saat posisi matahari miring. Semakin
banyaknya energi yang diterima objek, akan berpengaruh pada warna objek yang semakin cerah.
2.Sudut datang sinar matahari mempengaruhi jumlah energi yang akan diterima bumi.
3.Bentuk permukaan bumi, permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna yang
cerah pada permukaannya akan lebih banyak memantulkan sinar dibandingkan dengan
permukaan yang bertopografi kasar serta berwarna gelap sehingga daerah yang bertopografi
halus dan cerah akan terlihat lebih terang dan jelas.
4.Keadaan cuaca, kondisi atau keadaan cuaca pada saat pengambilan gambar atau pemotretan
akan memperngaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan energi untuk sampai ke
objek, misalnya akibat kondisi udara yang berkabut hasil pengindraan jauh menjadi kurang jelas
atau bahkan tidak terlihat.

Tenaga elektromagnetik yang berasal dari matahari terdiri dari berkas atau spektrum yang sangat
luas yaitu spektrum gamma, X, ultraviolet, tampak, inframerah, gelombang mikro atau bisa
disebut gelombang microwave, radar, dan radio. Jumlah dari seluruh spektrum tersebut disebut
dengan spektrum elektromagnetik.
2. Atmosfer
Energi yang masuk ke permukaan bumi tidak seluruhnya sampai, tapi hanya sebagian kecil
masuk ke permukaan bumi. Energi tersebut dihambat oleh atmosfer melalui serapan,
dipantulkan, dan diteruskan.

3. Objek
Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam pengindraan jauh seperti atmosfer,
biosfer, hidrosfer dan litosfer.

4. Interaksi AntaraTenaga dan Objek


Dalam perekaman objek diperlukan wahana, tenaga alami, atau buatan, objek yang direkam, alat
sensor, dan deteksi (detector). Tenaga yang memancar ke permukaan bumi (objek) akan
memantul dan direkam oleh alat (sensor). Pada sensor terdapat alat untuk mendeteksi (detector),
di mana detector yang ada pada alat dipasang pada wahana (seperti balon udara, pesawat, dan
satelit).

Pengenalan objek biasanya dilakukan dengan menyelidiki karakteristik spectral objek yang
tergambar pada citra. Objek yang banyak memantulkan/memancarkan tenaga akan tampak cerah
pada citra, sedangkan objek yang pantulannya/pancarannya sedikit maka akan tampak gelap.
Namun kadang ada objek yang berlainan tetapi mempunyai karakteristik spectral yang sama atau
serupa sehingga menyulitkan penbedaannya pada citra. Hal ini dapat diatasi dengan menyelidiki
karakteristik lain selain karakteristik spectral, misalnya bentuk, ukuran, dan pola. Interaksi antara
tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap obyek
memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.

Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan obyek yang
daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan puncak gunung yang
tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada permukaan
puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.

5. Wahana dan Sensor


a. Wahana adalah kendaraan yang berfungsi untuk menyimpan alat perekam. Merekam objek
permukaan bumi bisa dilakukan di angkasa maupun di luar angkasa. Wahana yang digunakan di
pengindraan jauh di antaranya balon udara, pesawat terbang, pesawat ulang-alik, dan
satelit. Setiap jenis kendaraan memiliki kerincian objek yang berbeda. Pesawat terbang memiliki
kerincian objek yang dapat terus ditingkatkan karena pesawat dapat terbang pada ketinggian
yang berbeda, sedangkan satelit memiliki kerincian objek yang bergantung pada pixel karena
ketinggian wahana satelit sudah ditentukan.

b. Sensor adalah alat yang berfungsi sebagai penerima tenaga pantulan maupun pancaran yang
direkam oleh detector. Sensor sering juga disebut sebagai alat perekam.

Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan menjadi dua, yaitu sensor fotografik dan
sensor elektronik.

1. Sensor Fotografik
Sensor yang digunakan sistem fotografik adalah kamera. Cara kerja sensor ini berdasarkan
pantulan tenaga dari objek. Sedangkan detektornya adalah film sehingga sensor fotografik
menghasilkan foto. Sensor fotografik yang dipasang pada pesawat udara menghasilkan citra yang
disebut foto udara, sedangkan sensor fotografik yang dipasang di satelit sering disebut citra
satelit.
2. Sensor Elektronik
Sensor elektronik ini digunakan pada sistem pengindraan jauh nonfotografik karena proses
perekaman objek tidak berdasarkan pembakaran, tetapi berdasarkan sinyal elektronik yang
dipantulkan atau dipancarkan dan direkam oleh detektor. Detektor untuk sensor ini adalah pita
magnetik dan proses perekamannya didasarkan pada energi yang dipantulkan atau dipancarkan.
Sensor elektronik yang direkam pada pita magnetik selanjutnya diproses menjadi data visual
(citra) dan data digital dengan menggunakan komputer. Sensor elektromagnetik adalah sensor
bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spektrum yang lebih luas,
yaitu dari sinar-X sampai gelombang radio dan menghasilkan foto atau citra.

6. Perolehan Data
Data pengindraan jauh diperoleh melalui dua cara yaitu dengan cara manual dan digital. Cara
manual dilakukan dengan cara interpretasi secara visual. Sedangkan cara digital dilakukan
dengan menggunakan komputer. Foto udara biasanya diinterpretasi secara manual.

7. Pengguna Data
Pengguna data adalah orang atau lembaga yang memakai data pengindraan jauh. Data
pengindraan jauh dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Data pengindraan jauh yang
memiliki kerincian dan keandalan sangat dibutuhkan oleh pengguna data.
3. kegunaan / manfaat dan jenis

pemanfaatan pengindraan jauh

1. Pengembangan Tata Ruang Kota


-Peta kota sangat mudah diperbaharui dengan biaya yang relatif murah
-Mengurangi survei lapangan
-Peta dapat digunakan untuk perencanaan transportasi, resettlement, tata ruang, Air minum, listrik,
jalur hijau, parkir pemukiman , pertokoan, industri,dll.

2. Bidang Kehutanan
-Bidang kehutanan berkenaan: dengan pengelolaan hutan untuk kayu,pengambilan hasil kayu,
pemantauan penebangan dan penghutanan kembali.
-Pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, dan
rekreasi.
-Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah
akan sangat membantu dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan
temperatur secara kontinu.

3. Bidang Penggunaan Lahan


Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang
dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya. Integrasi
teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan
arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai
kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan
untuk usaha pertanian atau budidaya permukiman.

4. Bidang Meteorologi
Manfaat Inderaja di bidang meteorology:
-Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air dalam
udara.
-Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan daerah tekanan tinggi
dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon.
-Mengamati sistem/pola angin permukaan.
-Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.

5. Bidang Oseanografi
Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan):
-Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak
(0-200 m)
-Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).
-Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
-Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).

6. Bidang Hidrologi
Manfaat penginderaan jauh di bidang hidrologi:
-Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai.
-Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
-Pemantauan luas daerah intensitas banjir.

7. Bidang Geofisika
Manfaat penginderaan jauh di bidang geofisika, geologi dan geodesi:
-Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan
menggunakan aplikasi GIS.
-Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
-Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung berapi, dan
pemantauan persebaran debu vulkanik.
-Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi,macam, kepadatan,
dan perusakan), bahan tambang (emas, minyak bumi, dan batu bara).
-Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
-Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut
8. Pembuatan Peta
Peta citra merupakan citra yang telah bereferensi geografis sehingga dapat dianggap sebagai peta.
Informasi spasial yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang bersumber dari hasil.
Peranan peta citra (space map) dimasa mendatang akan menjadi penting sebagai upaya untuk
mempercepat ketersediaan dan penentuan kebutuhan peta dasar yang memang belum dapat
meliput seluruh wilayah nasional pada skala global dengan informasi terbaru (up todate).

JENIS JENIS PENGINDRAAN JAUH


Jenis penginderaan ini ada empat, yaitu: Penginderaan Inframerah (infrared Sensing),
Penginderaan Gelombang Mikro (Microwave Sensing), Penginderaan Radar (Radar Sensing),
Penginderaan sonar (Sonar Sensing).
Penginderaan Inframerah (infrared Sensing)
Seperti yang digambarkan oleh spektrum elektromagnetik i, mata manusia hanya dapat melihat
sebagian kecil dari cahaya atau spektrum elektromagnetik. Warna-warna yang kita lihat adalah
mereka yang sering kita kaitkan dengan pelangi. Sebagaimana panjang gelombang dari spektrum
elektromagnetik menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, menjadi tak terlihat oleh mata
manusia.
Penginderaan inframerah memberikan banyak keuntungan dibandingkan foto udara.
Menggunakan penginderaan inframerah, kartografer dapat mendeteksi suhu objek yang berbeda
di tanah. Hal ini dapat membantu saat memetakan benda hidup, seperti penyebaran tanaman dan
hewan.
Organisme hidup menghasilkan panas, sementara benda mati biasanya tidak. Untuk alasan ini,
penginderaan inframerah umumnya digunakan ketika mempelajari tanaman, dan kesehatan
habitat yang berbeda.

Hasil penginderaan dengan inframerah


Penginderaan Gelombang Mikro (Microwave Sensing)
Gelombang mikro ini dapat digunakan untuk lebih dari makanan saja memasak. Gelombang
mikro adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sangat panjang.
Dengan memindai bumi menggunakan gelombang mikro, geografi mendapatkan jenis yang unik
dari peta. Karena panjang gelombang panjang, jenis peta umumnya tidak terlalu rinci. Namun,
mereka sangat berguna dalam menggambarkan karakteristik yang ada di bawah permukaan
bumi.
Penginderaan Radar (Radar Sensing)
Menggunakan radar, geografi efektif dapat memetakan medan suatu wilayah. Radar bekerja
dengan mengirimkan sinyal radio, dan kemudian menunggu mereka untuk bangkit dari tanah dan
kembali. Dengan mengukur jumlah waktu yang diperlukan untuk sinyal untuk kembali, adalah
mungkin untuk membuat peta topografi yang sangat akurat. Keuntungan penting untuk
menggunakan radar adalah bahwa hal itu dapat menembus awan tebal dan kelembaban. Hal ini
memungkinkan para ilmuwan untuk secara akurat memetakan daerah-daerah seperti hutan hujan
yang sebaliknya terlalu tertutup oleh awan dan hujan.
Penginderaan sonar (Sonar Sensing)
Sonar bekerja dengan cara yang sama seperti radar. Namun, alih-alih mengirimkan gelombang
radio, peneliti mengirimkan gelombang suara. Dengan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk
gelombang suara ini untuk melakukan perjalanan menuju objek, memantul dari itu, dan
kemudian kembali, adalah mungkin untuk menghitung jarak. Penginderaan sonar digunakan
dalam air. Hal ini memungkinkan para ilmuwan untuk secara akurat memetakan dua pertiga dari
bumi yang berada di bawah air.
4.alat pengindraan jauh

Penafsiran potret udara merupakan ilmu yang berkembang pesat pada akhir abad ke-20 dan
menjadi dasar dalam penafsiran potret udara digital ataupun penafsiran citra satelit. Penafsiran
potret udara ini pada zaman sekarang akan lebih mendapatkan objek kajiannya (potret udara)
karena kamera aerial seperti drone sudah banyak tersedia di pasaran dengan harga yang terjangkau.
Hal ini menjadikan penafsiran potret udara masih diperlukan pada masa sekarang.

Potret udara dengan citra satelit hanya berbeda dalam hal tempat pengambilan gambar. Potret
udara didapat dari memotret keadaan bumi dari dalam atmosfer, sedangkan citra satelit memotret
keadaan bumi dari luar atmosfer. Keunggulan potret udara daripada citra satelit adalah kedetailan
gambar, potret udara dalam satu piksel bisa mewakili kurang dari 1m2 sedangkan citra satelit
sebagian besar tidak terlalu detail bahkan ada pula yang satu piksel pada citra mewakili 30m 2
daerah sebenarnya.

Dalam analisis atau penafsiran potret udara, biasanya menggunakan alat-alat tertentu yang khusus
digunakan untuk kegiatan ini. Alat-alat yang digunakan biasanya bekerja dalam pandangan tiga
dimensi atau stereoskopis.

Stereoskop Cermin

Stereoskop cermin merupakan alat optik yang digunakan untuk menafsirkan dua potret udara yang
bertampalan (saling tumpang tindih). Prinsip utama dari stereskop cermin adalah memperbesar
jarak kedua mata sehingga pandangan yang lebih stereoskopis lebih terlihat. Stereoskopis cermin
ini biasanya merupakan alat utama dalam penafsiran potret udara.

Stereoskop Saku

Stereoskop saku adalah stereoskop yang berukuran kecil sehingga dapat dimasukan ke dalam saku.
Potret udara yang diamati oleh alat ini merupakan potret udara khusus yang sudah ditentukan
daerah potret udara yang bertampalannya. Stereoskop saku relatif tidak lebih detail daripada
menggunakan stereoskop cermin.

Meja Sinar

Meja sinar adalah sebuah meja yang dari bagian bawah meja tersebut memancarkan sinar agar
potret udara mendapat sinar yang cukup untuk dilakukan suatu penafsiran. Alas dari meja ini
adalah kaca sehingga sinar dapat menerangi potret udara dengan baik. Bentuk dari meja sinar dapat
bermacam-macam asalakan memiliki prinsip yang sama.

Potret Udara

Potret udara merupakan objek utama dalam kajian penafsiran potret udara. Potret udar yang akan
dianalisis haruslah potret udara yang memiliki pertampalan sehingga potret udara yang digunakan
harus dua potret udara. Penggunaan dua potret udara ini dilakukan untuk mendapatkan pandangan
stereoskopis atau tiga dimensi. Pandangan tiga dimensi suatu objek didapatkan dari potret objek
dari dua tempat yang berbeda. Apabila diibaratkan, potret udara pertama seperti pandangan yang
dihasilkan mata kanan dan potret udara yang kedua seperti pandangan mata kiri. Pandangan tiga
dimensi ini menjadi dasar dari berbagai penghitungan parameter dalam penafsiran potret udara.

Sketmaster

Alat ini biasanya dilakukan untuk menghitung suatu diameter objek, kerapatan objek, dan
parameter lainnya yang sudah terstandar. Sketmaster ini merupakan alat bantu yang paling baik
dalam pengukuran objek karena memiliki ketelitian yang cukup baik.

Paralaks Meter

Fungsi utama dari alat ini adalah menghitung jarak dalam potret udara. Paralaks meter ini
merupakan alat yang sangat baik dalam mengukur jarak karena memiliki ketelitian yang tinggi dan
memiliki juga memiliki skala nonius.

Alat-alat tersebut merupakan alat yang biasa digunakan dalam penafsiran potret udara. Potret udara
tidak bisa ditafsirkan apabila dengan mata telanjang kecuali mata kita dapat memfokuskan ke dua
objek yang berbeda sehingga mata kita seperti alat stereoskop cermin atau saku. Alat-alat ini tidak
dengan mudah didapatkan di pasaran, apabila ingin melakukan penafsiran potret udara biasanya
dilakukakn di suatu laboratorium penafsiran potret udara di suatu instansi tertentu.

Pengamat warna aditif ( Color Additive Viewer )


Pengamat warna aditif menggunakan kode warna dan menumpangsusunkan tiga citra
multispektral untuk menghasilkan paduan warna yang lebih mudah diinterpretasikan. Pengamat
warna aditif dan Zoom Transfer Scope ( ZTS ) dapat digunakan secara terpadu sehingga
interprestasi citra udara yang dilakukan pada layar pengamat warna aditif dapat langsung
dipindahkan pada peta dasar yang berbeda skalanya.
ZTS secara optik dapat melakukan rotasi citra hingga 360° untuk mempeergunakan orientasi
antara foto dan peta. ZTS memiliki sistem lensa khusus ( anomorphic )yang mampu memperbesar
citra hingga 2x hanya pada satu arah.
Penganalisis Citra Elektronik ( Electronic Image Analyzer )
Pada dasarnya, alat ini merupakan sistem TV aliran tertutup ( Closed Circuit TV/CCTV ). Citra
tembus pandang ( biasanya citra hitam putih ) disinari pada meja sinar dan diamati dengan kamera
TV yang memiliki resolusi tinggi. Sinyal video tersebut disalurkan ke dalam unit pengolahan dan
kemudian ditampilkan dalam layar TV setelah sebelumnya diproses.
Iklan
5. Cara penggunaan alat sterskop
Stereoskop ialah suatu alat yang digunakan untuk dapat melihat sepasang gambar/foto secara
stereoskopis.
Untuk dapat melihat sepasang foto yang saling overlap secara streoskopis tanpa bantuan
perlengkapan optis, sangat dirasakan sekali kesulitannya. Hal ini disebabkan karena :
1. Melihat sepasang foto dari jarak yang dekat akan menyebabkan ketegangan pada otot-oto
mata.
2. Mata difokuskan pada jarak yang sangat pendek ± 15 cm dari foto yang terletak diatas
meja, sedangkan pada saat itu otak kita mengamati atau melihat sudut paralaktis dengan
tujuan dapat membentuk stereo model pada suatu jarak atau kedalaman.
Keadaaan yang demikian sangat mengacaukan pandangan stereoskop.
Karena kesukaran-kesukaran itulah diperlukan suatu stereoskop untuk membantu kita dalam
pengamatan. Ada 2 jenis stereoskop, yaitu :
a. Stereoskop saku atau stereoskop lensa
1. Lebih murah daripada stereoskp cermin
2. Cukup kecil hingga dapat dimasukkan kedalam saku
3. Terdiri dari susunan lensa convex yang sederhana
4. Mempunyai factor perbesaran yang cukup besar
5. Mudah dibawa ke lapangan
6. Daerah yang dpat dilihat secara stereoskopis sangat terbatas streoskop-saku

Gambar Streoskop Saku atau Stereoskop Lensa


b. Stereoskop cermin
1. Lebih besar dari stereoskop saku
2. Daerah yang dapat dilihat secara stereoskop lebih luas jika dibandingkan dengan
menggunakan stereoskop lensa
3. Karena bentuknya agak besar maka agak lebih sukar dibawa ke lapangan

Gambar Stereskop Cermin

Pada penggunaannya stereoskop mempunyai bagian-bagian pendukung yang mempunyai


fungsi-fungsi tertentu untuk menciptakan pencitraan, bagian-bagian tersebut adalah:
1. Lensa cembung, sebagai penyetaraan bayangan yang dilihat mata.
2. Lensa Binokuler, untuk melihat objek secara tiga dimensi.
3. Cermin, sebagai pemantul bayangan.
4. Tiang penyangga, sebagai penopang.
5. Handel, sebgai pegangan stereoskop

Gambar Bagian-bagian Stereskop


Untuk menggunakan stereoskop terdapat beberapa langkah-langkah yang harus dilakukun,
Cara menggunakan alat pengamat stereoskop adalah sebagai berikut :

1. Amati dua citra yang berurutan. Buatlah sedemikian sehingga foto di sebelah kiri tidak
berpindah pindah tempat (sudut-sudut foto diisolasi dengan meja praktikum) dan citra di
sebelah kanan dapat di geser-geser.
2. Pasang Stereoskop di atas kedua foto tersebut. Tempelkan mata pada lensa setereoskop
untuk melihat objek pada citra foto.
3. Tempelkan Telunjuk kiri pada salah satu objek yang mudah di kenal pada foto sebelah
kiri, kemudian tempelkan ujung telunjuk pada tangan kanan pada objek yang sama di foto
sebelah kanan. Geser-geser citra foto sebelah kanan bersama-sama dengan jari telunjuk
sehingga telunjuk tangan kiri dan telunjuk tangan kanan tampak saling bertindihan atau
menjadi satubila di lihat dari lensa Stereoskop.
4. Tunggu beberapa detik agar mata melakukan akomodasi, Setelah itu objek di citra foto
akan tampak tiga dimensi. Kemudian, buatlahcitra foto yang berbeda di sebelah kanan
menjadi tidak dapat bergeser juga (diisolasi bagian sudut foto).
5. Setelah itu interpretasi dapat dilakukan, Misalnya interpretasi jenis jenis penutup lahan,
rumput, rumah, sungai, jalan aspal dan jalan batu.

Anda mungkin juga menyukai