Penginderaan jauh adalah ilmu, teknologi dan seni perolehan data, pengolahan dan penyajian
data yang merekam interaksi antara energi elektromagnetik dengan suatu obyek. Dengan kata
lain dapat didefinisikan sebagai ilmu, teknologi dan seni untuk memperoleh informasi tentang
suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa
kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
Spektrum Elektromagnetik
Nama spektrum biasanya digunakan pada bagian spektrum elektromagnetik, seperti gelombang
inframerah, gelombang radio, gelombang mikro, dan sebagainya. Dan spektrum ini tidak
mempunyai batasan yang tegas antara satu bagian spektrum satu dengan spektrum berikutnya.
Bagian spektrum sinar tampak (± 0,4 – 0,7 μm) pada gambaran logaritmik merupakan bagian
sempit, yang dapat memberikan sensasi pada mata manusia.
Sifat radiasi elektromagnetik lebih mudah dijelaskan dengan menggunakan teori gelombang,
tetapi interaksi antara energi elektromagnetik dengan obyek-obyek lain dapat dijelaskan dengan
teori partikel. Teori partikel menyatakan bahwa radiasi elektromagnetik terdiri dari beberapa
bagian terpisah yang disebut sebagai foton. Hubungan antara teori gelombang dengan teori
quantum dalam perilaku radiasi elektromagnetik dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut:
E = hc /
Karena besarnya energi berbanding terbalik dengan panjang gelombang, maka dapat dikatakan
bahwa makin panjang panjang gelombang yang digunakan makin rendah kandungan energinya.
Pengaruh atmosfer sangat bervariasi tergantung pada intensitas dan komposisi spektral radiasi
yang tersedia bagi suatu sistem penginderaan satelit. Pengaruh ini disebabkan oleh mekanisme
hamburan (scattering) dan serapan (absorption) oleh atmosfer.
1. Bagian energi yang dipantulkan, diserap dan ditransmisikan akan berbeda tergantung
pada jenis materi dan kondisi obyek muka bumi. Dari perbedaan ini, memungkinkan kita
dapat membedakan obyek yang berbeda pada suatu citra.
2. Dengan panjang gelombang yang berbeda, untuk obyek yang sama, bagian energi yang
dipantulkan diserap dan ditransmisikan kemungkinan akan berbeda. Sebagai akibatnya,
variasi spectral ini akan menghasilkan efek visual yaitu warna. Sebagai contoh: obyek
akan berwarna biru bila obyek tersebut banyak memantulkan bagian spectrum biru,
berwarna hijau bila banyak memantulkan bagian spectrum hijau, dan seterusnya.
Sehingga interpretasi visual dengan mata dapat menggunakan variasi spectral pada
besaran energi pantulan untuk menbedakan berbagai obyek.
Pada gambar di atas ditunjukkan suatu kurva pantulan spectral pada tiga obyek utama di
permukaan bumi, yaitu vegetasi sehat berdaun hijau, tanah gundul (lempung coklat kelabu), dan
air jernih. Garis pada kurva tersebut menyajikan kurva pantulan rata-rata yang dibuat dengan
pengukuran sampel obyek yang jumlahnya banyak (Lillesand. 2002). Kurva ini menunjukkan
suatu indikator tentang jenis dari kondisi obyek yang berkaitan. Walaupun pantulan obyek secara
invidual akan berbeda besar di atas dan dibawah nilai rata-rata, tetapi kurva tersebut menunjukan
beberapa titik fundamental yang berkaitan dengan pantulan spektral.
Vegetasi sehat berwarna hijau disebabkan oleh besarnya penyerapan energi pada spektrum hijau.
Apabila tumbuhan mengalami beberapa gangguan, dan akan mempengaruhi proses pertumbuhan
dan produksinya secara normal maka hal itu akan mengurangi atau mematikan produksi klorofil.
Akibatnya berupa kurangnya serapan oleh klorofil pada saluran biru dan merah. Sering pantulan
pada spektrum merah bertambah hingga kita lihat tumbuhan tampak berwarna kuning, gabungan
antara hijau dan merah. (Lillesand 2000)
Kurva pantulan spektral yang mencirikan
obyek vegetasi, tanah dan air
Sensor
Sensor adalah alat untuk mengukur dan merekam energi elektromagnetik. Dalam sistem
penginderaan jauh, sensor dapat dibedakan dalam 2 kategori yaitu:
1. Sensor Aktif, mempunyai sumber energi sendiri. Pengukuran dengan sensor aktif lebih
dapat dikontrol karena tidak tergantung kepada kondisi cuaca dan waktu. Sebagai contoh
sensor aktif antara lain scanner LASER, RADAR altimeter, Citra RADAR, dsb
2. Sensor Pasif, tergantung pada sumber energi dari luar, yaitu matahari. Sehingga
penginderaan jauh sistem pasif menerima energi yang dipantulkan dan/atau dipancarkan
dari permukaan bumi. Teknologi penginderaan jauh satelit menggunakan sensor dengan
saluran tampak mata (visible) dan inframerah. Kamera fotografi adalah merupakan sensor
pasif yang paling lama dan umum dipakai. Sebagai contoh lain sensor pasif adalah
gamma-ray spectrometer, kamera udara, kamera video dan scanner multispektral dan
termal, dsb.
Wahana/Platform
Sistem wahana (platform) penginderaan jauh dapat dikategori dalam dua sistem:
1. Penginderaan jauh dengan airborne, yaitu dengan menggunakan pesawat udara (aircraft),
balon udara, dan sebagainya.
2. Sistem penginderaan jauh menggunakan sistem speceborne yaitu dengan menggunakan
wahana satelit, pesawat ruang angkasa, dsb.
Citra dapat berbentuk analog maupun digital. Sebagai contoh, foto udara merupakan citra analog
berupa film dengan proses kimiawi untuk mendapatkan citra, sedang citra satelit didapatkan dari
sensor elektronik dan diproses secara digital. Citra satelit yang dicetak atau dalam bentuk
hardcopy dapat juga disebut sebagai citra/data analog.
Data penginderaan jauh tidak hanya sekedar sebagai gambar, tetapi data citra disimpan dalam
format grid secara reguler yang biasa disebut sebagai data raster yang terdiri dari baris (row) dan
kolom (column). Satu elemen terkecil dinamakan sebagai pixel (picture element). Untuk setiap
pixel mempunyai informasi koordinat (row dan column) dan nilai spectral yang dikonversi dalam
bentuk angka, yang biasa disebut DN (Digital Number).
Tiap pixel menggambarkan bagian wilayah permukaan bumi dengan nilai intensitas serta lokasi
alamat dalam bentuk 2 dimensi. Nilai intensitas tersebut menggambarkan ukuran kuantitas fisik
yang merupakan pantulan atau pancaran radiasi matahari dari suatu obyek dengan panjang
gelombang tertentu yang diterima oleh sensor. Seperti disebutkan sebelumnya, intensitas pixel
disimpan sebagai nilai digital (DN; Digital Number). DN disimpan dalam bits dengan jumlah
tertentu.
1. Sistem Tenaga
Dalam pengindraan jauh harus ada sumber tenaga, baik sumber tenaga alamiah (sistem pasif)
maupun sumber tenaga buatan (sistem aktif). Sistem pasif, tenaga yang dipakai adalah tenaga
elektromagnetik yang berasal dari sinar matahari . Sedangkan sistem aktif, tenaga yang
digunakan adalah tenaga buatan (berupa gelombang mikro). Tenaga ini mengenai objek di
permukaan bumi yang kemudian dipantulkan ke sensor. Fungsi tenaga dalam pengindraan jauh
adalah menyinari objek permukaan bumi dan memantulkannya sensor.
Jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi
oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1.Waktu penyinaran, jumlah energi yang diterima objek pada saat siang hari (pada saat matahari
tegak lurus) lebih besar daripada saat sore hari yaitu saat posisi matahari miring. Semakin
banyaknya energi yang diterima objek, akan berpengaruh pada warna objek yang semakin cerah.
2.Sudut datang sinar matahari mempengaruhi jumlah energi yang akan diterima bumi.
3.Bentuk permukaan bumi, permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna yang
cerah pada permukaannya akan lebih banyak memantulkan sinar dibandingkan dengan
permukaan yang bertopografi kasar serta berwarna gelap sehingga daerah yang bertopografi
halus dan cerah akan terlihat lebih terang dan jelas.
4.Keadaan cuaca, kondisi atau keadaan cuaca pada saat pengambilan gambar atau pemotretan
akan memperngaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan energi untuk sampai ke
objek, misalnya akibat kondisi udara yang berkabut hasil pengindraan jauh menjadi kurang jelas
atau bahkan tidak terlihat.
Tenaga elektromagnetik yang berasal dari matahari terdiri dari berkas atau spektrum yang sangat
luas yaitu spektrum gamma, X, ultraviolet, tampak, inframerah, gelombang mikro atau bisa
disebut gelombang microwave, radar, dan radio. Jumlah dari seluruh spektrum tersebut disebut
dengan spektrum elektromagnetik.
2. Atmosfer
Energi yang masuk ke permukaan bumi tidak seluruhnya sampai, tapi hanya sebagian kecil
masuk ke permukaan bumi. Energi tersebut dihambat oleh atmosfer melalui serapan,
dipantulkan, dan diteruskan.
3. Objek
Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam pengindraan jauh seperti atmosfer,
biosfer, hidrosfer dan litosfer.
Pengenalan objek biasanya dilakukan dengan menyelidiki karakteristik spectral objek yang
tergambar pada citra. Objek yang banyak memantulkan/memancarkan tenaga akan tampak cerah
pada citra, sedangkan objek yang pantulannya/pancarannya sedikit maka akan tampak gelap.
Namun kadang ada objek yang berlainan tetapi mempunyai karakteristik spectral yang sama atau
serupa sehingga menyulitkan penbedaannya pada citra. Hal ini dapat diatasi dengan menyelidiki
karakteristik lain selain karakteristik spectral, misalnya bentuk, ukuran, dan pola. Interaksi antara
tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap obyek
memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.
Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan obyek yang
daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan puncak gunung yang
tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada permukaan
puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
b. Sensor adalah alat yang berfungsi sebagai penerima tenaga pantulan maupun pancaran yang
direkam oleh detector. Sensor sering juga disebut sebagai alat perekam.
Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan menjadi dua, yaitu sensor fotografik dan
sensor elektronik.
1. Sensor Fotografik
Sensor yang digunakan sistem fotografik adalah kamera. Cara kerja sensor ini berdasarkan
pantulan tenaga dari objek. Sedangkan detektornya adalah film sehingga sensor fotografik
menghasilkan foto. Sensor fotografik yang dipasang pada pesawat udara menghasilkan citra yang
disebut foto udara, sedangkan sensor fotografik yang dipasang di satelit sering disebut citra
satelit.
2. Sensor Elektronik
Sensor elektronik ini digunakan pada sistem pengindraan jauh nonfotografik karena proses
perekaman objek tidak berdasarkan pembakaran, tetapi berdasarkan sinyal elektronik yang
dipantulkan atau dipancarkan dan direkam oleh detektor. Detektor untuk sensor ini adalah pita
magnetik dan proses perekamannya didasarkan pada energi yang dipantulkan atau dipancarkan.
Sensor elektronik yang direkam pada pita magnetik selanjutnya diproses menjadi data visual
(citra) dan data digital dengan menggunakan komputer. Sensor elektromagnetik adalah sensor
bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spektrum yang lebih luas,
yaitu dari sinar-X sampai gelombang radio dan menghasilkan foto atau citra.
6. Perolehan Data
Data pengindraan jauh diperoleh melalui dua cara yaitu dengan cara manual dan digital. Cara
manual dilakukan dengan cara interpretasi secara visual. Sedangkan cara digital dilakukan
dengan menggunakan komputer. Foto udara biasanya diinterpretasi secara manual.
7. Pengguna Data
Pengguna data adalah orang atau lembaga yang memakai data pengindraan jauh. Data
pengindraan jauh dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Data pengindraan jauh yang
memiliki kerincian dan keandalan sangat dibutuhkan oleh pengguna data.
3. kegunaan / manfaat dan jenis
2. Bidang Kehutanan
-Bidang kehutanan berkenaan: dengan pengelolaan hutan untuk kayu,pengambilan hasil kayu,
pemantauan penebangan dan penghutanan kembali.
-Pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, dan
rekreasi.
-Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah
akan sangat membantu dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan
temperatur secara kontinu.
4. Bidang Meteorologi
Manfaat Inderaja di bidang meteorology:
-Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air dalam
udara.
-Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan daerah tekanan tinggi
dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon.
-Mengamati sistem/pola angin permukaan.
-Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.
5. Bidang Oseanografi
Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan):
-Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak
(0-200 m)
-Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).
-Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
-Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).
6. Bidang Hidrologi
Manfaat penginderaan jauh di bidang hidrologi:
-Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai.
-Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
-Pemantauan luas daerah intensitas banjir.
7. Bidang Geofisika
Manfaat penginderaan jauh di bidang geofisika, geologi dan geodesi:
-Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan
menggunakan aplikasi GIS.
-Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
-Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung berapi, dan
pemantauan persebaran debu vulkanik.
-Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi,macam, kepadatan,
dan perusakan), bahan tambang (emas, minyak bumi, dan batu bara).
-Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
-Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut
8. Pembuatan Peta
Peta citra merupakan citra yang telah bereferensi geografis sehingga dapat dianggap sebagai peta.
Informasi spasial yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang bersumber dari hasil.
Peranan peta citra (space map) dimasa mendatang akan menjadi penting sebagai upaya untuk
mempercepat ketersediaan dan penentuan kebutuhan peta dasar yang memang belum dapat
meliput seluruh wilayah nasional pada skala global dengan informasi terbaru (up todate).
Penafsiran potret udara merupakan ilmu yang berkembang pesat pada akhir abad ke-20 dan
menjadi dasar dalam penafsiran potret udara digital ataupun penafsiran citra satelit. Penafsiran
potret udara ini pada zaman sekarang akan lebih mendapatkan objek kajiannya (potret udara)
karena kamera aerial seperti drone sudah banyak tersedia di pasaran dengan harga yang terjangkau.
Hal ini menjadikan penafsiran potret udara masih diperlukan pada masa sekarang.
Potret udara dengan citra satelit hanya berbeda dalam hal tempat pengambilan gambar. Potret
udara didapat dari memotret keadaan bumi dari dalam atmosfer, sedangkan citra satelit memotret
keadaan bumi dari luar atmosfer. Keunggulan potret udara daripada citra satelit adalah kedetailan
gambar, potret udara dalam satu piksel bisa mewakili kurang dari 1m2 sedangkan citra satelit
sebagian besar tidak terlalu detail bahkan ada pula yang satu piksel pada citra mewakili 30m 2
daerah sebenarnya.
Dalam analisis atau penafsiran potret udara, biasanya menggunakan alat-alat tertentu yang khusus
digunakan untuk kegiatan ini. Alat-alat yang digunakan biasanya bekerja dalam pandangan tiga
dimensi atau stereoskopis.
Stereoskop Cermin
Stereoskop cermin merupakan alat optik yang digunakan untuk menafsirkan dua potret udara yang
bertampalan (saling tumpang tindih). Prinsip utama dari stereskop cermin adalah memperbesar
jarak kedua mata sehingga pandangan yang lebih stereoskopis lebih terlihat. Stereoskopis cermin
ini biasanya merupakan alat utama dalam penafsiran potret udara.
Stereoskop Saku
Stereoskop saku adalah stereoskop yang berukuran kecil sehingga dapat dimasukan ke dalam saku.
Potret udara yang diamati oleh alat ini merupakan potret udara khusus yang sudah ditentukan
daerah potret udara yang bertampalannya. Stereoskop saku relatif tidak lebih detail daripada
menggunakan stereoskop cermin.
Meja Sinar
Meja sinar adalah sebuah meja yang dari bagian bawah meja tersebut memancarkan sinar agar
potret udara mendapat sinar yang cukup untuk dilakukan suatu penafsiran. Alas dari meja ini
adalah kaca sehingga sinar dapat menerangi potret udara dengan baik. Bentuk dari meja sinar dapat
bermacam-macam asalakan memiliki prinsip yang sama.
Potret Udara
Potret udara merupakan objek utama dalam kajian penafsiran potret udara. Potret udar yang akan
dianalisis haruslah potret udara yang memiliki pertampalan sehingga potret udara yang digunakan
harus dua potret udara. Penggunaan dua potret udara ini dilakukan untuk mendapatkan pandangan
stereoskopis atau tiga dimensi. Pandangan tiga dimensi suatu objek didapatkan dari potret objek
dari dua tempat yang berbeda. Apabila diibaratkan, potret udara pertama seperti pandangan yang
dihasilkan mata kanan dan potret udara yang kedua seperti pandangan mata kiri. Pandangan tiga
dimensi ini menjadi dasar dari berbagai penghitungan parameter dalam penafsiran potret udara.
Sketmaster
Alat ini biasanya dilakukan untuk menghitung suatu diameter objek, kerapatan objek, dan
parameter lainnya yang sudah terstandar. Sketmaster ini merupakan alat bantu yang paling baik
dalam pengukuran objek karena memiliki ketelitian yang cukup baik.
Paralaks Meter
Fungsi utama dari alat ini adalah menghitung jarak dalam potret udara. Paralaks meter ini
merupakan alat yang sangat baik dalam mengukur jarak karena memiliki ketelitian yang tinggi dan
memiliki juga memiliki skala nonius.
Alat-alat tersebut merupakan alat yang biasa digunakan dalam penafsiran potret udara. Potret udara
tidak bisa ditafsirkan apabila dengan mata telanjang kecuali mata kita dapat memfokuskan ke dua
objek yang berbeda sehingga mata kita seperti alat stereoskop cermin atau saku. Alat-alat ini tidak
dengan mudah didapatkan di pasaran, apabila ingin melakukan penafsiran potret udara biasanya
dilakukakn di suatu laboratorium penafsiran potret udara di suatu instansi tertentu.
1. Amati dua citra yang berurutan. Buatlah sedemikian sehingga foto di sebelah kiri tidak
berpindah pindah tempat (sudut-sudut foto diisolasi dengan meja praktikum) dan citra di
sebelah kanan dapat di geser-geser.
2. Pasang Stereoskop di atas kedua foto tersebut. Tempelkan mata pada lensa setereoskop
untuk melihat objek pada citra foto.
3. Tempelkan Telunjuk kiri pada salah satu objek yang mudah di kenal pada foto sebelah
kiri, kemudian tempelkan ujung telunjuk pada tangan kanan pada objek yang sama di foto
sebelah kanan. Geser-geser citra foto sebelah kanan bersama-sama dengan jari telunjuk
sehingga telunjuk tangan kiri dan telunjuk tangan kanan tampak saling bertindihan atau
menjadi satubila di lihat dari lensa Stereoskop.
4. Tunggu beberapa detik agar mata melakukan akomodasi, Setelah itu objek di citra foto
akan tampak tiga dimensi. Kemudian, buatlahcitra foto yang berbeda di sebelah kanan
menjadi tidak dapat bergeser juga (diisolasi bagian sudut foto).
5. Setelah itu interpretasi dapat dilakukan, Misalnya interpretasi jenis jenis penutup lahan,
rumput, rumah, sungai, jalan aspal dan jalan batu.