Definisi penginderaan jauh atau remote sensing (RS) dapat dijumpai di berbagal literatur.
Remote berarti „dari jauh‟, sedangkan sensing berarti „mengukur‟. Jadi, remote sensing berarti „mengukur
dari jauh‟ atau „mengukur tanpa menyentuh objek yang diukur‟.
Salah satu definisi penginderaan jauh diberikan oleh Rango etall (1996):
“Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, luasan,
atau tentang fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari sensor. Dalam hal ini, sensor tidak
berhubungan langsung dengan objek atau benda yang menjadi target.”
.
Gambar: 2.6. Panjang gelombang yang dipergunakan dalam Inderaja (pasif & aktif).
Informasi atas objek di peroleh dengan penerapan efek Doppler pada pergerakan relatif antara objek
dan platform; sedang lokasi dan bentuk spasial dari objek ditentukan oleh linearity dari arah
transmisi serta besar amplitudonya; dan bidang polarisasi mempengaruhi bentuk geometri dari objek pada
rentang gelombang mikro pada saat terjadinya refleksi gelombang EM serta pantulan terpencar (scattered) saat
mengenai objek.
Radiasi Benda hitam (Black body radiation).
Hukum Radiasi Planck
Hukum yang mengendalikan radiasi dari suatu benda hitam disebut hukum Planck (Planck's radiation
law). Hukum Planck mengendalikan intensitas radiasi yang diemisikan oleh satu satuan luas ke sudut
ruang (solid angle) tertentu dan benda hitam sebagai fungsi panjang gelombang dan suhu.
Teori untuk menyatakan emisi panas didasarkan pada konsep benda hitam: suatu benda hitam adalah
objek yang menyerap semua radiasi gelombang EM pada setiap panjang gelombang yang
mengenainya.
Benda hitam juga mengemisikan radiasi, yang besarnya tergantung pada suhu dan dinyatakan dengan
hukum Planck: Setiap objek yang memiliki suhu di atas nol absout akan memancarkan energi.
Nilai Emisivitas berkisar antara 0 dan 1, tergantung pada kondisi permukaan objek; kekasaran,
temperaturnya, panjang gelombangnya serta sudut datang.
Reflektan
Reflektansi didefinisikan sebagai rasio insiden „fluks‟ pada suatu sampel permukaan fluks dan
terpantul dari permukaan tersebut seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Reflektansi
berkisar dari 0 ke 1. Reflektansi awalnya didefinisikan sebagai rasio dari insiden fluks dari cahaya putih
yang terpantul dari bumi. Peralatan untuk mengukur reflektansi disebut spectrometer.
1. Radiasi dapat diteruskan (transmitted) melewati suatu materi. Kecepatan radiasi elektromagnetik
berubah ketika diteruskan dari udara atau ruang hampa ke benda lain.
2. Radiasi juga dapat diserap (absorbed) oleh benda dan memanaskan benda tersebut.
3. Radiasi juga dapat diemisikan (emitted) oleh suatu benda karena karakteristik struktur dan suhu
benda tersebut. Semua benda yang memiliki suhu di atas 00 K akan mengemisikan energi.
4. Radiasi juga dapat dihamburkan (scattered) dan arah datangnya atau disebar ke segala arah, misalnya
ketika radiasi tersebut menyentuh bagian atmosfer bumi.
5. Radiasi juga dapat dipantulkan (reflected) oleh suatu permukaan benda dengan perubahan sudut
tertentu yang berbeda dari arah datangnya.
6. Radiasi elektromagnetik yang ditangkap oleh citra adalah sisa radiasi setelah melewati berbagai
proses di atas.
Gambar: 2.9. Jumlah energy matahari yang mencapai permukaan bumi serta obstakelnya.
Di Atmosfer:
1. Scattering 5. specular
2. Reflectance 6. diffuse
3. Absorption 7. Absorption
Pada tanah atau permukaan air 8. Transmission
4. Reflectance
Gambar dibawah memberikan contoh bagaimana rentang spektrum bagi unsur-unsur liputan
lahannya.
Pantulan spektrum (spectral reflectance) gelombang EM atas Liputan Lahan
Pantulan Spektrum pada liputan lahan umumnya dipakai untuk melihat jenis liputan lahannya, hal ini
didapat hanya dengan melihat nilai pantulan spektrum dari masing masing unsur liputan lahannya.
Gambar: 2.10. Hubungan beberapa jenis unsur liputan lahan dengan reflektannya.
Jika diperhatikan reflektan pada gambar diatas, maka terlihat pantulan vegetasi persentasinya sangat
tinggi pada rentang „near infrared‟ hal ini dikarenakan rendahnya penyerapan energi oleh vegetasi.
Sedangkan utk reflektan soil hampir terlihat seluruhnya persentasenya tinggi, dan reflektan untuk air,
hampir tidak ada pantulan pada rentang spektrum di area „infrared‟
Gambar diatas kanan menunjukkan beberapa macam batuan dan mineral yang dapat di deteksi
dengan memilih dan menerapkan panjang gelombang dalam rentang 1,4 μm sd 2,4 μm.
Saat ini sudah sudah ada multi-band sensor (malah ada hyperspectral) yang mempergunakan:”narrow
wavelength interval” guna mendeteksi berbagai macam tipe kelas batuan dan juga dipergunakan untuk
memetakan “ocean color”.
Sensor
Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor dapat
dibedakan menjadi dua:
Sensor fotografik, merekam objek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto.
Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang
dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam
dalam pada pita magnetic, CCD atau CMOS yang kemudian dapat diproses menjadi data
visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan
sebutan citra. (lihat catatan tentang CCD dan CMOS pada halaman 175).
Wahana/Platform
“The vehicle or carrier for remote sensors are borne is called the platform.
Typical platforms are satellite and aircraft, but they can also include radio controlled airplanes,
balloons, kites for low altitude remote sensing, as well as ladder trucks or ”fruits pickers" for ground
investigations”.
Gambar: 2.11. a). Jenis sensor dan b). jenis wahana Inderaja.
Resolusi
Resolusi dalam Inderaja dan Perbandingan ke 4 resolusi.
Bentuk /Shape:
Ukuran /Size:
Asosiasi / Association
Bentuk bayangan dari satu objek dapat memberikan petunjuk atas objek sebenarnya.
Bayangan juga memberikan gambaran atas relief dari bentang alam.
Bayangan-bayangan pohon, jembatan, monument dsb.
Hal ini memberikan keuntungan dalam mengobservasi kondisi angin laut, arah gelombang laut, efek
Doppler, polarisasi , back scattered dan lain sebagainya dimana penggunaan panjang gelombang visible
maupun infra merah tidak memungkinkan.
Kelemahannya adalah mengolah data yang diperoleh dari rekamam inderaja aktif adalah memerlukan
analisa data yang canggih dan peralatan yang mumpuni.
Tipe dari Radar tergantung atas frequensinya Tabel: 2.1 Tipe, panjang gelombang dan frequensi
dan panjang gelombang yang dipergunakan.
Tabel disebelah memberikan gambaran
hubungan keduanya. Setiap frequensi dan
panjang gelombang yang dipergunakan yang
mempunyai kemampuan untuk menembus
suatu objek baik dipermukaan maupun di
dalam tanah, diberikan nama yang sesuai
yang disebut BAND.
Untuk Radar Inderaja, wilayah spectrum yang dipergunakan
mencakup dari 0.3 GHz sampai dengan 300 GHz, atau dalam
panjang gelombang mikro mulai dari 1 m sampai dengan 1 mm
(GHz = Giga Hertz atau 10 cycle/second).
Yang paling umum yang dipergunakan adalah mencakup
frequensi antara l.25 GHz dan 35.2 GHz (24 cm to 0.8 cm).
Nama yang umum dan karakteristiknya dari band yang
dipergunakan dalam suvey Radar adalah:
X-band: Umumnya dipergunakan dalam bidang militer
Gambar: 2.23. Jenis dan kemampuan penetrasi maupun survey bentang alam (terrain surveys).
RaDAR.
C-band: Umum dipergunakan dalam bidang riset untuk radar frequensi banyak (multifrequency radars)
yang di letakkan di satelit.
L-band: Sama dengan C-band. Dengan wahana pesawat ulang alik (US Space Shuttle).
Ketelitian atau resolusi sistem radar tergantung pada dua parameter:
panjang pulsa, dan
lebar antena.
Pulsa ditransmisikan dan gema diterima menggunakan antena balok tunggal (single beam-forming
antenna), dengan panjang gelombang satu meter sampai beberapa milimeter. Ketika perangkat SAR di
atas pesawat atau pesawat ruang angkasa bergerak, lokasi antena relatif terhadap target berubah
seiring waktu. Pemrosesan sinyal dari gema radar yang direkam berurutan memungkinkan
penggabungan rekaman dari berbagai posisi antena saat perekaman tersebut. Proses ini membentuk
bukaan antena sintetis dan memungkinkan pembuatan citra dengan resolusi lebih tinggi daripada
yang dimungkinkan dengan antena fisik yang diberikan.
Interferometer
Teknik Interferometrik SAR (InSAR) memanfaatkan informasi perbedaan fase yang diekstraksi dari
dua citra SAR bernilai kompleks yang diperoleh dari posisi orbit yang berbeda. Informasi ini dapat
digunakan untuk menentukan topografi permukaan bumi, kemiringan, deformasi permukaan
(gunung berapi, tanah longsor, gempa bumi, geologi dan geofisika) studi pergerakan gletser,
perubahan vegetasi dll.
Interferometri dalah suatu proses untuk mendapatkan data ketinggian dari object pada citra (pixel)
yang berdasarkan pada perbedaan Phase dan Koherensi dari radar.
Untuk mendapatkan data tinggi ini, radar mempunyai dua konfigurasi yaitu:
Dual Pass dan Single Pass
Dual Pass mempergunakan satu antena tapi dengan penerbangan dua kali dari daerah yang
sama tersebut dengan membedakan posisi titik pemancaran energi dari antenenya (=disebut
BASIS), hasil kurang akurat
Single Pass, mempergunakan dua antena pada sistem radarnya dengan mengatur posisi BASIS
nya maka hasil akan lebih akurat
Hasil proses Interferrometry berupa DEM, (digital elevation model) yang sangat berhubungan dengan
jenis radar yang dipergunakan (C, X, L dsb)
Pentingnya aplikasi InSAR didasarkan pada resolusi spasial yang tinggi dan potensi presisi yang baik
dalam kemampuannya untuk men-generate secara otomatis Digital Elevation Model (DEM). Produk
citra dari SAR adalah citra permukaan Bumi yang dapat dianggap sebagai peta dengan resolusi tinggi
dalam akurasi skalanya. Masalah besar muncul dalam geolokasi, yaitu menentukan lokasi keseluruhan
citra dalam koordinat geografis, yaitu bujur dan lintang geografis. Metode geolokasi yang paling
efektif adalah tiepointing di mana fitur-fitur geografis yang diketahui dicocokan antara citra dan
informasi yang sama pada peta yang ada. SAR menjadi instrumen radar aktif, memberikan informasi
yang akurat tentang jangkauan dari satelit ke target dan kaidah aplikasi Doppler yang dicerminkan
oleh pantulan sinyal dari targetnya. Informasi tersebut dapat dengan tepat menentukan koordinat
satelitnya yang dikaitkan secara akurat dengan koordinat permukaan Bumi. Hal ini memungkinkan
untuk menyusun serangkaian persamaan yang akan memberikan lokasi dengan presisi tinggi di Bumi
untuk setiap piksel pada citra rekamannya.
Hasil dari proses SAR ini adalah citra orthorektifikasi secara otomatis dan presisi, co-registrasi, dan
korelasi sub-pixel dari citra satelit, yang berguna untuk aplikasi pengukuran deformasi di permukaan
bumi (ground deformation measurements). Pada tahun 2010, SAR sistem udara memberikan resolusi
sekitar 10 cm, sistem ultra-lebar memberikan resolusi beberapa milimeter, dan terahertz SAR
eksperimental memberikan resolusi sub-milimeter di laboratorium
LiDAR, adalah metode penginderaan jauh yang menggunakan pancaran cahaya dalam bentuk pulsa
sinar laser untuk mengukur jarak serta waktu ke objek di Bumi. Pulsa cahaya laser ini
dikombinasikan dengan data lain seperti mengukur selang waktu antara transmisi pulsa dan deteksi
sinyal yang dipancarkan yang dicatat oleh suatu sistem yang menghasilkan informasi tiga dimensi
yang sangat detail atas bentang alam permukaan Bumi serta sifat dan karakteristik permukaannya.
Pemetaan mempergunakan LiDAR
Seperti kita ketahwi bahwa LiDAR adalah teknologi penginderaan jauh yang menggunakan pulsa dari
laser untuk mengumpulkan pengukuran yang kemudian dapat digunakan untuk membuat model 3D
dan peta objek dari lingkungannya.
Pemetaan LiDAR menggunakan sistem pemindaian laser dengan Inertial Measurement Unit (IMU) dan
penerima GNSS yang terintegrasi yang memungkinkan setiap pengukuran, atau titik dalam cloud titik
yang dihasilkan, untuk di-georeferensi. Setiap 'titik' bergabung untuk membuat representasi 3D dari
objek atau area target. (Gambar 2.27).
Peta LiDAR dapat digunakan untuk memberikan akurasi posisi - baik absolut maupun relatif, untuk
memungkinkan pemakai data mengetahui di mana di dunia data dikumpulkan dan bagaimana
masing-masing titik berhubungan dengan objek berdasar jarak.
Data LiDAR, dalam bentuk atau titik awan .(„point cloud‟.), dapat digunakan untuk memetakan seluruh
kota, memungkinkan pembuat keputusan untuk secara akurat menunjukkan struktur atau bidang
yang diminati dalam detail milimeter sempurna. Fitur dan objek seperti jaringan jalan, jembatan,
perabotan jalan dan tumbuh-tumbuhan dapat diklasifikasikan dan diekstraksi.
Peta LiDAR juga dapat digunakan untuk melihat perubahan dan kelainan seperti degradasi
permukaan, perubahan kemiringan dan pertumbuhan vegetasi.
Gambar: 2.30. SONAR dari platfor kapal dan hasil rekaman SONAR objek bawah laut serta
Perangkat lunak yang menyertai untuk interpretasi obyek-obyek permukaan bawah laut dalam bentuk
dijital dan mudah untuk melakukan analisa spasialnya.
Biasanya, pulsa suara dihasilkan menggunakan sejenis loudspeaker bawah air yang ditarik di belakang
kapal. Denyut suara, atau "ping," menyebar melalui air dan dipantulkan kembali oleh benda-benda di
dalam air, seperti dasar laut, ikan, atau kapal selam. Mikrofon bawah air mengukur suara yang
dipantulkan.
Waktu yang dibutuhkan gema untuk kembali kira-kira sebanding dengan jarak ke objek pantulan.
Seperti gema di udara.
Mengukur jarak ke satu objek relatif mudah karena mengembalikan gema sederhana. Membuat peta
dasar laut jauh lebih sulit karena suara memantulkan kembali dari berbagai arah, dari bukit dan
lembah di dasar laut. Matematika rumit diperlukan untuk menghitung peta dasar laut.
-o0o-