Anda di halaman 1dari 21

I N D E R A J A - (Pengideraan Jarak Jauh )

(Re mot e Sens ing )


It is a most quick and most effective approach to monitoring environment
used multi temporal remote sensing images at present.

Gambar: 2.1. Beberapa citra Inderaja.

2.1. Definisi Penginderaan Jauh atau Remote Sensing (RS)

Definisi penginderaan jauh atau remote sensing (RS) dapat dijumpai di berbagal literatur.
Remote berarti „dari jauh‟, sedangkan sensing berarti „mengukur‟. Jadi, remote sensing berarti „mengukur
dari jauh‟ atau „mengukur tanpa menyentuh objek yang diukur‟.
Salah satu definisi penginderaan jauh diberikan oleh Rango etall (1996):
“Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, luasan,
atau tentang fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari sensor. Dalam hal ini, sensor tidak
berhubungan langsung dengan objek atau benda yang menjadi target.”

Beberapa definisi Penginderaan Jauh yang lain adalah sebagai berikut:


• Menurut Lintz dan Simonett (1976), “Remote sensing is the acquisition of physical data of an object without
touch or contact.” (Penginderaan jauh adalah akuisisi data fisik dan sebuah objek tanpa menyentuh
atau menyinggungnya.)
• Menurut Barrett dan Curtis (1976: 71), “Remote sensing is the observation of a target by a device separated
from it by some distance.” (Penginderaan jauh adalah pengamatan target dengan perangkat yang
terpisah darinya dalam jarak tertentu.)
• Menurut Colwell (1966: 71), „The term „remote sensing‟ in its broadest sense merely means „reconnaissance at
a distance‟.” (Secara umum, istilah penginderaan jauh berarti „peninjauan dari jarak jauh‟.)
• Menurut Landgrebe (1978), “Remote sensing is the science of deriving information about an object from
measurement made at a distance from an object, i.e without actually coming in contact with it. The quantity most
frequently measured in present-day remote sensing systems is electromagnetic energy emanating from objects of
interest, and although there are possibilities (e.g., seismic waves, sonic waves, and gravitational force), our attention
... is focused upon systems which measure electromagnetic energy.“
• Terjemahannya, penginderaan jauh adalah ilmu untuk memperoleh informasi mengenai objek dari pengukuran
yang dilakukan dari jarak tertentu, yaitu tanpa benar-benar bersinggungan dengan objek tersebut. Kuantitas
yang paling sering diukur dalam sistem PJ masa kini adalah energi elektromagnetik yang berasal dari objek-
objek kepentingan, dan meskipun ada kemungkinan (misalnya, gelombang seismik, gelombang bunyi, dan gaya
gravitasi), perhatian kita... terfokus pada sistem yang mengukur energi elektromagnetik saja.

Rangkuman definisi inderaja meliputi:


Inderaja adalah Ilmu dan seni untuk memperoleh informasi terhadap “objek”, daerah atau
fenomena melalui analisis dan interpretasi dari citra yang diperoleh dengan suatu wahana yang tidak
menyentuh langsung dari objek, daerah atau fenomena tersebut, atau
Penginderaan jauh adalah suatu ilmu untuk mendapatkan informasi, meng-identifikasi, meng-
klasifikasi, meng-interpretasi dan meng-analisa dari suatu objek maupun fenomena dengan tanpa
menyentuh langsung.
Informasi dari permukaan bumi tersebut diperoleh dengan cara perekaman, pengukuran dan
interpretasi dari gelombang elektromagnetik baik aktif (sumber energi yang memancarkan
gelombang elektromagnetik) maupun pasif yang dipancarkan kembali atau dipantulkan kembali
setelah sinar matahari sebagai sumber gelombang elektromagnetik (EM/EL) mengenai objek di
permukaan bumi.
Elemen Dasar Inderaja (pasif & aktif).

Gambar: 2.2. Hubungan komponenInderaja Pasif.


Inderaja mencakup penyelidikan mengenai energi, sifat-sifatnya dan interaksinya. Oleh karenanya
perlu diperhatikan perihal TARGET diatas permukaan bumi. Target tersebut dibandingkan dengan
LATAR BELAKANG nya yang menerima energi EM/EL dari SUMBER ENERGI. Sehingga
TARGET diidentifikasikan sebagai karakteristik PANTULAN ENERGI yang diterimanya.
PANTULAN ENERGI ini diterima kembali oleh SENSOR yang diletakkan diatas WAHANA
dalam jarak tertentu diatas muka bumi.
Inderaja merangkum unsur-unsur disiplin ilmu:
• Perolehan (Akuisisi) data, dimana didalamnya tercakup disiplin ilmu-ilmu fisika, meteorologi,
elektro, optik, fotogrametri, pemetaan dan lain sebagainya.
• Pemrosesan data yang mencakup disiplin ilmu-ilmu pengolahan citra, fotografi, optik, statistik
matematik dan lain sebagainya.
• Aplikasi yang merangkum beberapa terapan untuk bidang kehutanan, perkebunan, geologi,
kependudukan, penggunaan tanah, lingkungan hidrologi, oseanografi, meteorologi dan banyak
terapan lainnya.

Arah Tahapan Inderaja

Gambar: 2.3. Arah Tahapan Inderaja.

2.2. Energi Elektromagnetik (EM/EL) – Electromagnetic Energy

a). Definisi Energi


Energi dari bahasa Yunani yang artinya 'aktivitas', 'operasi', dari tvEpyo'q energos, 'aktif, 'kerja')
merupakan besaran fisika.
Energi sering didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja (ability to do work).
Ada banyak bentuk dan istilah energi yang kita gunakan untuk menyatakan fenomena alam,
misalnya energi kinetik untuk menyatakan gerak, energi termal untuk menyatakan panas, energi
gravitasi, energi suara, energi cahaya, dan energi elektromagnetik (EM/EL).

b). Matahari (Inderaja Pasif)


Matahari adalah sumber energi radiasi gelombang EM.
Cahaya matahari adalah bentuk radiasi yang memancar melalui ruang angkasa ke planet bumi tanpa
perantara benda cair atau padat. Energi yang diterima bumi dikembalikan ke atmosfer melalui
radiasi juga.
Gelombang Elektromagnetik (EM) adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada
medium.
c). Gelombang Elektromagnetik (EM)
Gelombang EM, adalah gelombang yang mempunyai sifat listrik dan magnetik bersama-sama.
Merupakan gelombang transversal.
Contoh: Gelombang radio adalah bagian dari gelombang EM. pada spektrum frekuensi radio.
Gelombang dikarakterisasikan oleh frekuensi dan panjang gelombang:
V = f.λ, dimana: v: kecepatan (m/dt), di ruang bebas vc: 3x108m/dt,
f=frekuensi (Hz), λpanjang gelombang

Gambar: 2.4. Anatomi gelombang EM

Sifat-sifat Gelombang Elektromagnetik


Gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam ruang tanpa medium
Merupakan gelombang transversal.
Tidak memiliki muatan listrik sehingga bergerak lurus dalam medan magnet maupun medan listrik
dapat mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), perpaduan (interferensi), pelenturan
(difraksi), pengutuban (polarisasi)
Perubahan medan listrik dan medan magnet terjadi secara bersamaan, sehingga medan listrik dan
medan magnet sefase dan berbanding lurus
Panjang Gelombang utk Inderaja

Gambar: 2.5. Beberapa jenis panjang gelombang dari gelombang EM.


Ke-empat Informasi yang dapat diberikan oleh gelombang elektromagnetik
Frequensi atau panjang gelombang sangat berhubungan sekali dengan warna dari objek pada panjang
gelombang visibel; pada rentang gelombang mikro

.
Gambar: 2.6. Panjang gelombang yang dipergunakan dalam Inderaja (pasif & aktif).

Informasi atas objek di peroleh dengan penerapan efek Doppler pada pergerakan relatif antara objek
dan platform; sedang lokasi dan bentuk spasial dari objek ditentukan oleh linearity dari arah
transmisi serta besar amplitudonya; dan bidang polarisasi mempengaruhi bentuk geometri dari objek pada
rentang gelombang mikro pada saat terjadinya refleksi gelombang EM serta pantulan terpencar (scattered) saat
mengenai objek.
Radiasi Benda hitam (Black body radiation).
Hukum Radiasi Planck
Hukum yang mengendalikan radiasi dari suatu benda hitam disebut hukum Planck (Planck's radiation
law). Hukum Planck mengendalikan intensitas radiasi yang diemisikan oleh satu satuan luas ke sudut
ruang (solid angle) tertentu dan benda hitam sebagai fungsi panjang gelombang dan suhu.
Teori untuk menyatakan emisi panas didasarkan pada konsep benda hitam: suatu benda hitam adalah
objek yang menyerap semua radiasi gelombang EM pada setiap panjang gelombang yang
mengenainya.
Benda hitam juga mengemisikan radiasi, yang besarnya tergantung pada suhu dan dinyatakan dengan
hukum Planck: Setiap objek yang memiliki suhu di atas nol absout akan memancarkan energi.

Gambar: 2.7 Hubungan radian dan panjang gelombang


Hubungan antara panjang gelombang dan jumlah energi yang dipancarkan (radiated) pada panjang
gelombang yang berbeda diilustrasikan oleh Gambar diatas dan mengikuti persamaan diatas, (ET
adalah Black Body).
Dalam Inderaja, objek di bumi hampir tidak ada yang menyamai hitamnya seperti “Black body”,
kebanyakan lebih ke abu-abu an.
Oleh karena itu rumus emisivitas black body perlu dikoreksi/ disesuaikan dengan kondisi realitas
keadaan bumi. Maka modifikasi rumus menjadi:

Nilai Emisivitas berkisar antara 0 dan 1, tergantung pada kondisi permukaan objek; kekasaran,
temperaturnya, panjang gelombangnya serta sudut datang.

Reflektan
Reflektansi didefinisikan sebagai rasio insiden „fluks‟ pada suatu sampel permukaan fluks dan
terpantul dari permukaan tersebut seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Reflektansi
berkisar dari 0 ke 1. Reflektansi awalnya didefinisikan sebagai rasio dari insiden fluks dari cahaya putih
yang terpantul dari bumi. Peralatan untuk mengukur reflektansi disebut spectrometer.

Gambar: 2.8. Anatomi dari energy datang dan pantulannya.

Interaksi dan Karakteristik Spektrum Elektromagnetik


Energi elektromagnetik yang ditangkap oleh sistem inderaja mengalami interaksi dengan atmosfer.
Hal ini perlu dipahami terlebih dahulu agar kita dapat menginterpretasikan citra secara tepat.
Demikian juga, sejumlah interaksi mungkin terjadi ketika gelombang elektromagnetik menyentuh
berbagai benda di permukaan bumi (baik padat, gas, maupun cair).
lnteraksi yang terjadi pada permukaan suatu objek disebut fenomena permukaan (surface phenomena).
Radiasi elektromagnetik juga dapat masuk ke dalam benda dan berinteraksi di bawah permukaan,
yang kita sebut fenomena volume (volume phenomena).

1. Radiasi dapat diteruskan (transmitted) melewati suatu materi. Kecepatan radiasi elektromagnetik
berubah ketika diteruskan dari udara atau ruang hampa ke benda lain.
2. Radiasi juga dapat diserap (absorbed) oleh benda dan memanaskan benda tersebut.
3. Radiasi juga dapat diemisikan (emitted) oleh suatu benda karena karakteristik struktur dan suhu
benda tersebut. Semua benda yang memiliki suhu di atas 00 K akan mengemisikan energi.
4. Radiasi juga dapat dihamburkan (scattered) dan arah datangnya atau disebar ke segala arah, misalnya
ketika radiasi tersebut menyentuh bagian atmosfer bumi.
5. Radiasi juga dapat dipantulkan (reflected) oleh suatu permukaan benda dengan perubahan sudut
tertentu yang berbeda dari arah datangnya.
6. Radiasi elektromagnetik yang ditangkap oleh citra adalah sisa radiasi setelah melewati berbagai
proses di atas.

Interaksi: interaksi Atmosfer dengan Gelombang Elektromagnetik

Gambar: 2.9. Jumlah energy matahari yang mencapai permukaan bumi serta obstakelnya.

Di Atmosfer:
1. Scattering 5. specular
2. Reflectance 6. diffuse
3. Absorption 7. Absorption
Pada tanah atau permukaan air 8. Transmission
4. Reflectance

Interaksi Energy Tergantung atas (Energy Interaction Affected):


Tergantung Musim (Season or time), musim hujan atau panas.
• Kondisi Cuaca (Wheater Condition), cerah, berawan.
• Kondisi Permukaan (Surface condition), kemiringan lereng, puncak, lembah, aspek (timur, barat dsb.)
• Tutupan Vegetasi (Vegetation cover), area lahan basah, vegetasi yang hetrogen, unsur alam yang
teratur-halus-kasar, jenis kanopi hutan, ukuran unsur.

Gambar dibawah memberikan contoh bagaimana rentang spektrum bagi unsur-unsur liputan
lahannya.
Pantulan spektrum (spectral reflectance) gelombang EM atas Liputan Lahan
Pantulan Spektrum pada liputan lahan umumnya dipakai untuk melihat jenis liputan lahannya, hal ini
didapat hanya dengan melihat nilai pantulan spektrum dari masing masing unsur liputan lahannya.

Gambar: 2.10. Hubungan beberapa jenis unsur liputan lahan dengan reflektannya.

Korelasi Liputan Lahan dengan Persentasi Reflektan


Pantulan Spektrum pada liputan lahan umumnya dipakai untuk melihat jenis liputan lahannya, hal ini
didapat hanya dengan melihat nilai pantulan spektrum dari masing masing unsur liputan lahannya.
Gambar diatas memberikan contoh bagaimana rentang spektrum bagi unsur-unsur liputan lahannya.

Jika diperhatikan reflektan pada gambar diatas, maka terlihat pantulan vegetasi persentasinya sangat
tinggi pada rentang „near infrared‟ hal ini dikarenakan rendahnya penyerapan energi oleh vegetasi.
Sedangkan utk reflektan soil hampir terlihat seluruhnya persentasenya tinggi, dan reflektan untuk air,
hampir tidak ada pantulan pada rentang spektrum di area „infrared‟
Gambar diatas kanan menunjukkan beberapa macam batuan dan mineral yang dapat di deteksi
dengan memilih dan menerapkan panjang gelombang dalam rentang 1,4 μm sd 2,4 μm.
Saat ini sudah sudah ada multi-band sensor (malah ada hyperspectral) yang mempergunakan:”narrow
wavelength interval” guna mendeteksi berbagai macam tipe kelas batuan dan juga dipergunakan untuk
memetakan “ocean color”.

Sensor
Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor dapat
dibedakan menjadi dua:
Sensor fotografik, merekam objek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto.
Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang
dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam
dalam pada pita magnetic, CCD atau CMOS yang kemudian dapat diproses menjadi data
visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan
sebutan citra. (lihat catatan tentang CCD dan CMOS pada halaman 175).

Wahana/Platform
“The vehicle or carrier for remote sensors are borne is called the platform.
Typical platforms are satellite and aircraft, but they can also include radio controlled airplanes,
balloons, kites for low altitude remote sensing, as well as ladder trucks or ”fruits pickers" for ground
investigations”.

Gambar: 2.11. a). Jenis sensor dan b). jenis wahana Inderaja.

Inderaja diklasifikasikan dalam 3 tipe berdasar rentang panjang gelombangnya:


1. Visible dan Reflective Infrared Remote Sensing;
2. Thermal Infrared Remote Sensing dan;
3. Microwave Remote Sensing.
Rentang Radiasi Panjang Gelombang EM

Gambar: 2.12. Rentang radiasi panjang gelombang EM.

Resolusi
Resolusi dalam Inderaja dan Perbandingan ke 4 resolusi.

Resolusi secara umum adalah suatu yang berhubungan dengan:


• Jumlah PIXEL (picture element), unsur terkecil dari citra.
• Area di muka bumi yang diwakili oleh.
Ada 4 macam Resolusi: resolutions:
• Spectral Resolution
• Spatial Resolution
• Radiometric Resolution
• Temporal Resolution

Gambar: 2.13. Macam resolusi dalam Inderaja.

1. Ketelitian Spasial, (contoh. Pixel=20 mtr x 20 mtr)


Data Inderaja terdiri atas matriks citra yang dikenal dengan piksel. Piksel adalah satuan terkecil
dari citra satelit.
Piksel citra berbentuk persegi dan merepresentasikan suatu luasan di dalam citra. Perlu
diperhatikan perbedaan antara ukuran piksel dan resolusi spasial (keduanya tidak bolak-balik).
Ketelitian spasial suatu citra (image resolution) dinyatakan dengan jumlah piksel per milimeter.
Ketelitian spasial citra dinyatakan sebagai luas wilayah di permukaan tanah yang dicakup oleh satu
piksel.
Tiap piksel pada citra menyatakan sejengkal luasan dari permukaan bumi. Detail objek di per-
mukaan yang dapat digambarkan oleh citra tergantung pada ketelitian spasial sensor. Ketelitian
spasial juga menentukan seberapa detail suatu objek dapat dibedakan dari objek lainnya di dalam
citra.
Ketelitian spasial tergantung pada ukuran detektor dari sensor yang digunakan, jarak fokus (focal
length), dan ketinggian sensor.

2. Ketelitian Spektral , (rentang panjang gelombang)


Sensor yang dipasang pada sistem satelit menangkap (capture) radiasi yang diemisikan (emitted) atau
dipantulkan (reflected) oleh objek di permukaan bumi pada interval panjang gelombang tertentu
sesuai dengan kapasitas sensor tersebut.
Ketelitian spektral didefinisikan sebagai kemampuan atau sensitivitas sensor untuk membedakan
radiasi elektromagnetik yang terekam pada frekuensi yang berbeda.
Semakin sensitif suatu sensor dalam menangkap dan menguantifikasi interval kecil dari panjang
gelombang (small spectral differences or small wavelength intervals), semakin tinggi ketelitian spektral
sensor tersebut.
Ketelitian spektral suatu sensor ditentukan oleh filter optik yang dipasang. Filter optik tersebut
akan memilah dan memisahkan radiasi elektromagnetik yang datang ke dalam beberapa kanal
spektral yang lebih sempit.

3. Ketelitian Radiometrik, (contoh. Radiometric Resolution 8 bit (0 ~ 255))


Susunan piksel menggambarkan struktur spasial dari suatu citra, sebaliknya karakteristik
radiometrik menggambarkan kandungan yang sebenarnya dan informasi di dalam citra.
Setiap kali suatu citra direkam ke dalam film/CCD/CMOS oleh sensor, sensitivitas terhadap
energi elektromagnetik akan menentukan ketelitian radiometriknya.
Ketelitian radiometrik suatu sistem Inderaja menyatakan kemampuannya untuk membedakan atau
menangkap perbedaan energi elektromagnetik yang sangat tipis.
Semakin tinggi ketelitian radiometrik suatu sensor, semakin sensitif deteksi perbedaan kecil energi
elektromagnetik yang dipantulkan atau diemisikan.

4. Ketelitian Tempopral, (contoh. Interval perekaman= 16 hari sekali).


Ketelitian temporal (temporal resolution) berkaitan dengan frekuensi data yang dihasilkan oleh satelit
dalam satuan waktu tertentu.
Data Inderaja diperoleh/direkam dengan interval waktu tertentu. Di samping itu, resolusi ini
bervariasi dari satu sensor ke sensor lainnya dan tergantung pada satelit yang digunakan. Data
radar dapat diperoleh setiap 5 menit. Satelit geostasioner menyediakan data tiap 30 menit dan
beberapa satelit berorbit polar menyediakan data dengan interval waktu tiap 16 hari.

2.3. Interpretasi Citra - (Image interpretation)

Pengenalan Unsur / Recognition of Elements


Untuk mengenali unsur-unsur yang terekam oleh foto/satelit, perlu dicari suatu cara untuk mengenal
objek/unsur tersebut. Beberapa cara yang umum yang dapat diterapkan dalam pengenalan dan
interpretasi dari objek/unsur di permukaan bumi adalah sebagai berikut. Ada delapan kunci visual
yang perlu diperhatikan agar dapat mengenali unsur/objek yang terekam tersebut.

Kedelapan kunci tersebut adalah:


Bentuk/Shape, Ukuran/Size, Warna/Color/Tone, Tektur/Texture, Pola/Pattern, Situs, lokasi/Site,
Asosiasi, hubungan sekitar/Association, Bayangan/Shadow.

Bentuk /Shape:

Gambar: 2.14. Pengenalan Bentuk liputan


lahan sebagai kunci dalam interpretasi
Inderaja.
Unsur buatan manusia – berbentuk geometri, batas yang tegas.
Unsur alam – bentuk tidak beraturan juga batasnya,
Bentuk dapat membantu untuk mengenali bentuk bentuk bentang alam, bnetuk buatan manusia.

Ukuran /Size:

Gambar: 2.15. Pengenalan Ukuran liputan


lahan sebagai kunci dalam interpretasi Inderaja.
Perbandingan relative bentuk-bentuk unsur dapat dipergunakan sebagai acuan dalam pengenalan
objek, rumah /apartemen bertingkat, jalan tol/ jalan biasa, tajuk pohon lebar sempit dsb.

Warna / Color / Tone:

Gambar: 2.16. Pengenalan Warna liputan lahan


sebagai kunci dalam interpretasi Inderaja.
Area basah dan kering, tajuk pohon jarum/ pohon lainnya, titik panas, asap, hutan, tanah terbuka
dsb.
Tektur / Texture:

Gambar: 2.17. Pengenalan Tekstur liputan


lahan sebagai kunci dalam interpretasi Inderaja.
Tektur kasar/halus, teratur / tidak teratur, tanaman baru dan tanaman sudah tua, aliran lava /aliran
sungai dsb.
Pola / Pattern:

Gambar: 2.18. Pengenalan Pola liputan lahan


sebagai kunci dalam interpretasi Inderaja.
Pola teratur-buatan manusia/ tidak teratur- hasil alam, Bentuk aliran dapat memberikan petunjuk
atas tipe batuan dsb.

Lokasi / situs /Site:


Gambar: 2.19. Pengenalan Lokasi liputan lahan
sebagai kunci dalam interpretasi Inderaja.
Hubungan relasi antara lingkungan dengan unsurnya, lubang tambang/ lingkungan sekitar dsb.

Asosiasi / Association

Gambar: 2.20. Pengenalan Asosiasi liputan


lahan sebagai kunci dalam interpretasi Inderaja.
Korelasi antara unsur satu dengan lainnya untuk mengenali unsur lainnya. identifying one feature can help
i.d. another - correlation
Bentuk-bentuk geometri sebagai pengenal unsur.
Bayangan / Shadows:

Gambar: 2.21. Pengenalan Bayangan liputan


lahan sebagai kunci dalam interpretasi
Inderaja.

Bentuk bayangan dari satu objek dapat memberikan petunjuk atas objek sebenarnya.
Bayangan juga memberikan gambaran atas relief dari bentang alam.
Bayangan-bayangan pohon, jembatan, monument dsb.

Prinsip Inderaja Aktif - (Principles of Microwave Remote Sensing)


Inderaja dengan mempergunakan panjang gelombang pendek dari spectrum cahaya yaitu dengan
mempergunakan radiasi panjang gelombang antara satu sentimeter sampai dengan perpuluhan
sentimeter.
Dengan panjang gelombang tersebut, maka Inderaja dapat mengobservasi kondisi cuaca tanpa
dipengaruhi oleh awan maupun hujan.
Hal ini yang menyebabkan keuntungan dari pemakaian radar disbanding dengan panjang gelombang
visible maupun infra merah.

Hal ini memberikan keuntungan dalam mengobservasi kondisi angin laut, arah gelombang laut, efek
Doppler, polarisasi , back scattered dan lain sebagainya dimana penggunaan panjang gelombang visible
maupun infra merah tidak memungkinkan.
Kelemahannya adalah mengolah data yang diperoleh dari rekamam inderaja aktif adalah memerlukan
analisa data yang canggih dan peralatan yang mumpuni.

1. Radar (RAdio Detection And Ranging),


Radar mempergunakan gelombang radio atau transmisi gelombang mikro (disebut Doppler) dan
dengan bantuan antenna yang terarah dipergunakan untuk menerima dan mengukur waktu
sampainya gelombang yang dipantulkan balik dari objek yang di ukur.
Radar dapat memancarkan dan menerima energy gelombang radio, khususnya panjang gelombang
antara 0.225 Ghz ~ 36.6 Ghz. Mengingat kemampuan dari dalam hal memancarkan dan menerima
energy dari benda yang di ukur, maka inderaja jenis ini disebut Inderaja Aktif.
Kenapa disebut aktif, karena energy yang dipancarkan tersebut diperoleh dengan mengaktifkan
sumber energy sendiri setiap waktu tanpa bantuan matahari, sehingga perolehan rekaman data akan
tidak tergantung pada siang maupun malam hari.
Radar mendeteksi benda berdasarkan jarak, waktu perjalanan gelombang radio (delay time) dan
posisi dari benda yang di ukur.

Gambar: 2.22. Citra Radar Bandara Soeta Jakarta


RaDAR yang umum dipergunakan

Tipe dari Radar tergantung atas frequensinya Tabel: 2.1 Tipe, panjang gelombang dan frequensi
dan panjang gelombang yang dipergunakan.
Tabel disebelah memberikan gambaran
hubungan keduanya. Setiap frequensi dan
panjang gelombang yang dipergunakan yang
mempunyai kemampuan untuk menembus
suatu objek baik dipermukaan maupun di
dalam tanah, diberikan nama yang sesuai
yang disebut BAND.
Untuk Radar Inderaja, wilayah spectrum yang dipergunakan
mencakup dari 0.3 GHz sampai dengan 300 GHz, atau dalam
panjang gelombang mikro mulai dari 1 m sampai dengan 1 mm
(GHz = Giga Hertz atau 10 cycle/second).
Yang paling umum yang dipergunakan adalah mencakup
frequensi antara l.25 GHz dan 35.2 GHz (24 cm to 0.8 cm).
Nama yang umum dan karakteristiknya dari band yang
dipergunakan dalam suvey Radar adalah:
X-band: Umumnya dipergunakan dalam bidang militer
Gambar: 2.23. Jenis dan kemampuan penetrasi maupun survey bentang alam (terrain surveys).
RaDAR.

C-band: Umum dipergunakan dalam bidang riset untuk radar frequensi banyak (multifrequency radars)
yang di letakkan di satelit.
L-band: Sama dengan C-band. Dengan wahana pesawat ulang alik (US Space Shuttle).
Ketelitian atau resolusi sistem radar tergantung pada dua parameter:
 panjang pulsa, dan
 lebar antena.

SAR - Synthetic-Aperture Radar


Synthetic-aperture radar (SAR) adalah bentuk radar yang digunakan untuk membuat citra dua dimensi
atau rekonstruksi objek tiga dimensi, seperti lanskap.
Synthetic Aperture Radar (SAR) adalah juga suatu sistem pencitraan gelombang mikro aktif yang
koheren. SAR memancarkan pulsa informatif yang tinggi dan mencatat informasi yang tersebar
secara acak dari target dalam bentuk sinyal kompleks yang membawa informasi amplitudo dan fase
tentang sifat reflektif permukaan bumi.
SAR menggunakan gerakan antena radar di atas wilayah
target untuk memberikan resolusi spasial yang lebih baik
daripada radar pemindaian sinar konvensional. SAR biasanya
dipasang pada platform yang bergerak, seperti pesawat
terbang atau pesawat ruang angkasa, dan asal-usulnya dalam
bentuk radar udara tampak samping (SLAR). Jarak perangkat
SAR bergerak ke target dalam waktu yang diambil untuk
pulsa radar untuk memantul kembali ke antena menciptakan
bukaan/apertur antena yang besar-(large synthetic antenna
aperture) (ukuran antena).

Gambar: 2.24. Konvigurasi SAR Satelit


Biasanya, semakin besar apertur, semakin
tinggi resolusi citranya, terlepas dari apakah
aperturnya bersifat fisik (antena besar) atau
sintetis (antena bergerak) - ini
memungkinkan SAR untuk membuat citra
resolusi tinggi dengan antena fisik yang
relatif kecil.
Untuk membuat citra SAR, pulsa
gelombang radio yang berurutan
ditransmisikan untuk "menerangi" target,
dan gema setiap pulsa diterima dan direkam.
Gambar: 2.25. Konvigurasi SAR Pesawat

Gambar: 2.26. Citra RaDar sebelum dan setelah diolah.

Pulsa ditransmisikan dan gema diterima menggunakan antena balok tunggal (single beam-forming
antenna), dengan panjang gelombang satu meter sampai beberapa milimeter. Ketika perangkat SAR di
atas pesawat atau pesawat ruang angkasa bergerak, lokasi antena relatif terhadap target berubah
seiring waktu. Pemrosesan sinyal dari gema radar yang direkam berurutan memungkinkan
penggabungan rekaman dari berbagai posisi antena saat perekaman tersebut. Proses ini membentuk
bukaan antena sintetis dan memungkinkan pembuatan citra dengan resolusi lebih tinggi daripada
yang dimungkinkan dengan antena fisik yang diberikan.

Interferometer
Teknik Interferometrik SAR (InSAR) memanfaatkan informasi perbedaan fase yang diekstraksi dari
dua citra SAR bernilai kompleks yang diperoleh dari posisi orbit yang berbeda. Informasi ini dapat
digunakan untuk menentukan topografi permukaan bumi, kemiringan, deformasi permukaan
(gunung berapi, tanah longsor, gempa bumi, geologi dan geofisika) studi pergerakan gletser,
perubahan vegetasi dll.

Interferometri dalah suatu proses untuk mendapatkan data ketinggian dari object pada citra (pixel)
yang berdasarkan pada perbedaan Phase dan Koherensi dari radar.
Untuk mendapatkan data tinggi ini, radar mempunyai dua konfigurasi yaitu:
Dual Pass dan Single Pass
 Dual Pass mempergunakan satu antena tapi dengan penerbangan dua kali dari daerah yang
sama tersebut dengan membedakan posisi titik pemancaran energi dari antenenya (=disebut
BASIS), hasil kurang akurat
 Single Pass, mempergunakan dua antena pada sistem radarnya dengan mengatur posisi BASIS
nya maka hasil akan lebih akurat
Hasil proses Interferrometry berupa DEM, (digital elevation model) yang sangat berhubungan dengan
jenis radar yang dipergunakan (C, X, L dsb)
Pentingnya aplikasi InSAR didasarkan pada resolusi spasial yang tinggi dan potensi presisi yang baik
dalam kemampuannya untuk men-generate secara otomatis Digital Elevation Model (DEM). Produk
citra dari SAR adalah citra permukaan Bumi yang dapat dianggap sebagai peta dengan resolusi tinggi
dalam akurasi skalanya. Masalah besar muncul dalam geolokasi, yaitu menentukan lokasi keseluruhan
citra dalam koordinat geografis, yaitu bujur dan lintang geografis. Metode geolokasi yang paling
efektif adalah tiepointing di mana fitur-fitur geografis yang diketahui dicocokan antara citra dan
informasi yang sama pada peta yang ada. SAR menjadi instrumen radar aktif, memberikan informasi
yang akurat tentang jangkauan dari satelit ke target dan kaidah aplikasi Doppler yang dicerminkan
oleh pantulan sinyal dari targetnya. Informasi tersebut dapat dengan tepat menentukan koordinat
satelitnya yang dikaitkan secara akurat dengan koordinat permukaan Bumi. Hal ini memungkinkan
untuk menyusun serangkaian persamaan yang akan memberikan lokasi dengan presisi tinggi di Bumi
untuk setiap piksel pada citra rekamannya.
Hasil dari proses SAR ini adalah citra orthorektifikasi secara otomatis dan presisi, co-registrasi, dan
korelasi sub-pixel dari citra satelit, yang berguna untuk aplikasi pengukuran deformasi di permukaan
bumi (ground deformation measurements). Pada tahun 2010, SAR sistem udara memberikan resolusi
sekitar 10 cm, sistem ultra-lebar memberikan resolusi beberapa milimeter, dan terahertz SAR
eksperimental memberikan resolusi sub-milimeter di laboratorium

Noise (Bising) – (lihat Gambar: 2.26).


 Dalam Radar ada dua efek noise yang umum terbentuk
 efek SPECKLE umum disebut „statistical noise‟ akibat sifat umum dari SAR, dimana tiap cel
merupakan penjumlahan yang mungkin nol atau tak berhingga dari energi pantulan yang
terpencar/„scatterer‟
 efek TOPOGRAFI akibat sudut datang energi yang tidak ortogonal (relief displacement)
 Speckle dapat dihilangkang dengan :
 Proses pengolahan citra dengan Transformasi Fourier (fungsi Sinus & Cosinus)
 Filter Frekuensi Rendah, Filter Median, (menghilangkan noise dan mempertahankan tepi) dan
Frekuensi Tinggi
 Semua bertujuan untuk: Smoothing (memperhalus noise)
 Mempertahankan Tepi dan Batas
 Mempertahankan Tekstur
 Efek Topografi dapat dikurangi dengan:
 Interferometri (model-model topografi)
 Membuat citra simulasi (DEM=digital terrain model)
Interpretasi Citra Radar secara Visual
Dengan mengingat komponen interpretasi seperti :
 Dengan membedakan Tone-nya, merupakan tingkat keabuan citra yang terbentuk sesuai dengan
kuat-lemahnya „backscatter‟ dari object;
 Dengan membedakan dan mengenal Texture-nya, kenampakan variasi „tonal‟ dari object yang
membentuk kelompok kenampakan: halus, melajur, kasar, berbutir dsb.
 Dengan membedakan dan membandingkan ukuran/Size-nya, ukuran dari unsur yang tampak
untuk dapat dibedakan bedasarkan besar-kecil kenampakan.
 Dengan membedakan dan mengetahui bentuk/Shape-nya, unsur dibumi dapat dikenali.
 Dengan menghubungkan unsur berdasar asosiasi/Association-nya, sehingga dapat diketahui
dimana letak unsur tersebut agar mudah meng-interpretasi

2. LiDAR (Light Detection And Ranging);


LiDAR bekerja dengan cara yang mirip dengan Radar dan Sonar namun menggunakan gelombang
cahaya dari laser, bukan gelombang radio atau suara. Mempergunakan sinar LASER (Light
Amplification by Stimulated Emission of Radiation) tanpa mempergunakan gelombang radio maupun
radiasi gelombang mikro.
Sistem LiDAR menghitung berapa lama cahaya untuk mengenai benda atau permukaan dan
memantulkannya kembali ke pemindai.
Jarak tersebut kemudian dihitung menggunakan kecepatan cahaya*). Ini dikenal sebagai pengukuran
'Waktu Transmisi („Time of Flight‟)
Sistem LiDAR dapat menembakkan sekitar 1.000.000 pulsa per detik. Masing-masing pengukuran
ini, atau dikembalikan, kemudian dapat diproses menjadi visualisasi 3D yang dikenal sebagai titik-
titik awan'.(„point cloud‟.)
*) Kecepatan, atau kecepatan cahaya adalah 299.792.458 meter per detik

Gambar: 2. 27. Cara kerja airborn LiDAR &


Perjalanan sinar laser merekam permukaan bumi
(Sumber: Pasco Int. Co).

LiDAR, adalah metode penginderaan jauh yang menggunakan pancaran cahaya dalam bentuk pulsa
sinar laser untuk mengukur jarak serta waktu ke objek di Bumi. Pulsa cahaya laser ini
dikombinasikan dengan data lain seperti mengukur selang waktu antara transmisi pulsa dan deteksi
sinyal yang dipancarkan yang dicatat oleh suatu sistem yang menghasilkan informasi tiga dimensi
yang sangat detail atas bentang alam permukaan Bumi serta sifat dan karakteristik permukaannya.
Pemetaan mempergunakan LiDAR
Seperti kita ketahwi bahwa LiDAR adalah teknologi penginderaan jauh yang menggunakan pulsa dari
laser untuk mengumpulkan pengukuran yang kemudian dapat digunakan untuk membuat model 3D
dan peta objek dari lingkungannya.
Pemetaan LiDAR menggunakan sistem pemindaian laser dengan Inertial Measurement Unit (IMU) dan
penerima GNSS yang terintegrasi yang memungkinkan setiap pengukuran, atau titik dalam cloud titik
yang dihasilkan, untuk di-georeferensi. Setiap 'titik' bergabung untuk membuat representasi 3D dari
objek atau area target. (Gambar 2.27).
Peta LiDAR dapat digunakan untuk memberikan akurasi posisi - baik absolut maupun relatif, untuk
memungkinkan pemakai data mengetahui di mana di dunia data dikumpulkan dan bagaimana
masing-masing titik berhubungan dengan objek berdasar jarak.
Data LiDAR, dalam bentuk atau titik awan .(„point cloud‟.), dapat digunakan untuk memetakan seluruh
kota, memungkinkan pembuat keputusan untuk secara akurat menunjukkan struktur atau bidang
yang diminati dalam detail milimeter sempurna. Fitur dan objek seperti jaringan jalan, jembatan,
perabotan jalan dan tumbuh-tumbuhan dapat diklasifikasikan dan diekstraksi.
Peta LiDAR juga dapat digunakan untuk melihat perubahan dan kelainan seperti degradasi
permukaan, perubahan kemiringan dan pertumbuhan vegetasi.

Gambar: 2.28. Hasil rekaman LiDAR dengan alat LiDAR horizontal


3. Sonar (SOund Navigation And Ranging)
Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan
dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi objek di dalam air atau untuk mengukur
jaraknya. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan
komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.
Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan air dan
kemudian menunggu gelombang pantulannya (echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui
pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.
Gambar: 2.29. SONAR dari platfor kapal dan hasil rekaman SONAR objek bawah laut
Pemetaan Sonar
Pemetaan Sonar menggunakan gelombang suara untuk memetakan kontur atau bentuk dasar laut.
Sonar adalah akronim untuk Sound Navigation Ranging.

Gambar: 2.30. SONAR dari platfor kapal dan hasil rekaman SONAR objek bawah laut serta
Perangkat lunak yang menyertai untuk interpretasi obyek-obyek permukaan bawah laut dalam bentuk
dijital dan mudah untuk melakukan analisa spasialnya.
Biasanya, pulsa suara dihasilkan menggunakan sejenis loudspeaker bawah air yang ditarik di belakang
kapal. Denyut suara, atau "ping," menyebar melalui air dan dipantulkan kembali oleh benda-benda di
dalam air, seperti dasar laut, ikan, atau kapal selam. Mikrofon bawah air mengukur suara yang
dipantulkan.
Waktu yang dibutuhkan gema untuk kembali kira-kira sebanding dengan jarak ke objek pantulan.
Seperti gema di udara.
Mengukur jarak ke satu objek relatif mudah karena mengembalikan gema sederhana. Membuat peta
dasar laut jauh lebih sulit karena suara memantulkan kembali dari berbagai arah, dari bukit dan
lembah di dasar laut. Matematika rumit diperlukan untuk menghitung peta dasar laut.

-o0o-

Anda mungkin juga menyukai