Kegiatan Belajar 2
1. Teori Relativitas Khusus
Kerangka Acuan Inersia
Salah satu enis kerangka acuan adalah
kerangka acuan inersial, yaitu kerangka
acuan dimana objek yang diamati tidak
mengalami percepatan jika tidak ada
resultan gaya yang bekerja padanya.
Istilah lainnya, kerangka acuan inersial
adalah kerangka acuan dimana Hukum I
Newton berlaku.
Transformasi Galileo: Relativitas
Galileo
Andaikan ada sebuah kejadian (event)
yang berlangsung dan diamati oleh
pengamat yang diam pada suatu
kerangka acuan inersial. Lokasi dan
waktu kejadian dapat dinyatakan dalam
empat koordinat ruang dan waktu (𝑥, 𝑦,
𝑧, 𝑡). Kita dapat melakukan transformasi
dari satu kerangka acuan inersial ke
kerangka cuan inersial yang bergerak
relatif terhadap kerangka acuan inersial
tersebut Seorang pengamat di S
mendeskripsikan kejadian
tersebut berlangsung pada koordinat
ruang waktu (𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡), sedangkan
pengamat di S’ mendeskripsikan
kejadian tersebut berlangsung pada
koordinat ruang waktu (𝑥′, 𝑦′, 𝑧′, 𝑡′).
𝑥′ = 𝑥 − 𝑣 𝑡
𝑦′ = 𝑦
𝑧′ = 𝑧
𝑡′ = 𝑡
Postulat Relativitas Khusus
Einstein
Teori relativitas khusus atau teori
relativitas Einstein mengacu pada dua
konsep:Hukum fisika berlaku untuk
setiap objek dalam semua kerangka
acuan yang bergerak dengan kecepatan
tetap terhadap yang lain; artinya bentuk
persamaan fisika akan selalu sama
walaupun diamati dalam keadaan
bergerak. Kelajuan cahaya dalam ruang
hampa selalu sama untuk semua
pengamat dan tidak tergantung pada
gerak sumber cahaya maupun
pengamatnya (cahaya melaju secepat c =
300.000.000 m/s). Teori ini
menunjukkan bahwa tidak ada satupun
benda bermassa yang dapat menempuh
atau menyamai kecepatan cahaya.
Berikut disajikan bagaimana pengaruh
dari teori relativitas khusus terhadap
beberapa aspek
a. Dilatasi Waktu
Dilatasi waktu adalah konsekuensi dari
teori relativitas khusus di mana dua
pengamat yang bergerak relatif terhadap
satu sama lain akan mengamati bahwa
jam pengamat lain berdetak lebih lambat
dari jamnya. Peristiwa ini bukanlah
akibat dari kesalahan jam atau faktor
teknis lainnya, tetapi merupakan sifat
dasar dari pembengkokan ruang-waktu
yang dijelaskan dalam teori relativitas.
Sehingga persamaannya adalah :
b. Kontraksi Panjang
Konsekuensi yang kedua akibat postulat
Einstein adalah panjang suatu benda
bersifat relative, berubah menurut
pengamat dalam kerangka acuan
tertentu. Seorang pengamat yang berada
dalam keadaan diam terhadap objek
yang diukur akan mengukur panjang
objek dalam keadaan sebenarnya.
Panjang objek tersebut disebut panjang
objek dalam keadaan diam (Lo) atau
proper lenght. Jika benda tersebut
bergerak, ini artinya pengamat yang
diam tadi relative bergerak terhadap
objek, pengukuran terhadap panjang
objek ternyata menghasilkan keadaan
yang lebih pendek untuk panjang objek
yang searah gerak benda. Keadaan ini
disebut dengan kontrasksi panjang
(penyusutan panjang). Secara matematis
persamaannya dituliskan sebagai
berikut:
c. Momentum Relativistik
Dalam kerangka acuan inersia, untuk
kelajuan yang jauh lebih kecil dari
kelajuan cahaya. Momentum
didefinisikan sebagai perkalian massa
dengan kecepatan. Hal ini menunjukkan
bahwa momentum juga akan bersifat
relative karena faktor massa yang
berubah ketika benda bergerak
mendekati kelajuan cahaya. Momentum
suatu benda akan terlihat bertambah
besar ketika benda bergerak. Momentum
ini disebut memontum relativistik benda.
Secara matematis, persamaan
momentum dituliskan sebagai berikut
d. Energi Relativistik
Ketika sebuah partikel atau benda dalam
keadaan diam, partikel tersebut memiliki
energi diam yang ditunjukkan dengan
perkalian massa diam dengan kuadrat
kelajuan cahaya. Tentunya energi ini
bukanlah energi potensial kimia yang
tersimpan dalam benda. Jika benda
bergerak dengan kalajuan mendekati
kelajuan cahaya, energi total benda
membesar sama halnya seperti
massanya yang ikut membesar. Energi
ini sering pula disebut sebagai energi
relativistik benda. Selisih energi
relativistik terhadap energi diamnya
merupakan energi kinetik benda. Secara
matematis energi relativistik dapat
dituliskan sebagai berikut:
Kegiatan Belajar 3
2. Sinar X
Sinar X dihasilkan ketika elektron
berkecepatan tinggi menumbuk target.
Spektrum sinar X memiliki panjang
gelombang minimum mengikuti
persamaan
min = h c / e Va
3. Efek Chompton
Efek Compton terjadi ketika cahaya
dihamburkan oleh elektron bebas.
Panjang gelombang cahaya terhambur
lebih besar daripada panjang gelombang
cahaya datang. Untuk menjelaskan
peristiwa ini cahaya dipandang sebagai
partikel
yang memiliki momentum sebesar:
p=h/λ
Pergeseran panjang gelombang
tergantung kepada sudut hamburan
mengikuti
persamaan
∆𝜆 = λc (1- cos 𝜃)
dengan λc: panjang gelombang Compton
yang bernilai 0,024 Å
Kegiatan Belajar 4