Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RADIASI BENDA HITAM


Kesuksesan yang spektakuler dari teori Maxwell tentang asumsi cahaya, telah
memungkinkan dilakukan suatu usaha untuk mengaplikasikan teori tersebut pada percobaan
untuk menemukan jawaban dari teka teki lama tentang radiasi yang dikenal dengan
masalah “benda hitam”.

Gambar 1. Benda Hitam


Istilah "benda hitam" pertama kali diperkenalkan oleh Gustav Robert Kirchhoff pada
tahun 1862. Benda hitam adalah benda yang menyerap semua radiasi (radiasi termal) yang
datang padanya. Dengan kata lain, tidak ada radiasi yang dipantulkan keluar dari benda
hitam. Jadi, benda hitam mempunyai harga absorptansi dan emisivitas yang besarnya sama
dengan satu. Emisivitas diberi lambang (e) adalah koefisien yang disebut emisivitas .
Emisivitas adalah ukuran seberapa besar pemancaran radiasi kalor suatu benda
dibandingkan dengan benda hitam.
Namun demikian, dalam fisika klasik, secara teori benda hitam haruslah juga
memancarkan seluruh panjang gelombang energi yang mungkin, karena hanya dari sinilah
energi benda itu dapat diukur.
Meskipun namanya benda hitam, dia tidaklah harus benar-benar hitam karena dia
juga memancarkan energi. Jumlah dan jenis radiasi elektromagnetik yang dipancarkannya
bergantung pada suhu benda hitam tersebut. Benda hitam dengan suhu di bawah sekitar 700
Kelvin hampir semua energinya dipancarkan dalam bentuk gelombang inframerah, sangat
sedikit dalam panjang gelombang tampak. Semakin tinggi temperatur, semakin banyak
energi yang dipancarkan dalam panjang gelombang tampak dimulai dari merah, jingga,
kuning dan putih.
Dalam kehidupan sehari-hari benda hitam dapat dilihat pada lubang udara ventilasi
yang terdapat pada dinding rumah. Lubang udara tersebut tampak gelap (hitam) dari
kejauhan. Lubang seperti ini pun mendekati criteria benda hitam.

B. PROSES TERJADINYA RADIASI BENDA HITAM


Benda hitam ideal digambarkan oleh suatu rongga hitam dengan lubang kecil. Sekali
suatu cahaya memasuki rongga itu melalui lubang tersebut, berkas itu akan dipantulkan
berkali-kali di dalam rongga tanpa sempat keluar lagi dari lubang tadi. Setiap kali
dipantulkan, sinar akan diserap dinding-dinding berwarna hitam.

Gambar 2. Pemantulan Radiasi Benda Hitam

Benda hitam akan menyerap cahaya sekitarnya jika suhunya lebih rendah daripada
suhu sekitarnya dan akan memancarkan cahaya ke sekitarnya jika suhunya lebih tinggi
daripada suhu sekitarnya. Radiasi yang dipancarkan inilah yang disebut sebagai radiasi
benda hitam. Radiasi benda hitam dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Kirchhoff (1859) menunjukkan dari hukum kedua termodinamika, bahwa radiasi di
dalam rongga benda hitam bersifat isotropik yaitu fluks radiasi bebas dari arah/orientasi,
kemudian juga bersifat homogeny yaitu fluks radiasi sama untuk disetiap titik, dan juga sama
dalam semua rongga pada suhu yang sama, untuk setiap sepanjang gelombang.
Setiap benda secara kontinu memancarkan radiasi panas dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Bahkan sebuah kubus es pun memancarkan radiasi panas, sebagian kecil
dari radiasi panas ini ada dalam daerah cahaya tampak. Walaupun demikian kubus es ini tak
dapatdilihat dalam ruang gelap. Serupa dengan kubus es, badan manusia pun
memancarkan radiasi panas dalam daerah cahaya tampak, tetapi intensitasnya tidak cukup
kuat untuk dapat di lihat dalam ruang gelap. Setiap benda memancarkan radiasi panas, tetapi
umunya benda terlihat oleh kita karena benda itu memantulkan cahaya yang datang
padanya, bukan karena ia memacarkan radiasi panas.
Benda baru terlihat karena meradiasikan panas jika suhunya melebihi 1000 K. Pada
suhu ini benda mulai berpijar merah seperti kumparan pemanas sebuah kompor listrik. Pada
suhu diatas 2000 K benda berpijar kuning atau keputih-putihan, seperti besi berpijar putih
atau pijar putih dari filamen lampu pijar. Begitu suhu benda terus ditingkatkan, intensitas
relatif dari spectrum cahaya yang dipancarkannya berubah.Ini menyebabkan pergeseran
dalam warna-warna spektrum yang diamati, yang dapat digunakan untuk menaksir suhu
suatu benda.

C. HUKUM DAN TEORI RADIASI BENDA HITAM


a. Hukum Stefan Boltzman
Pada tahun 1879 seorang ahli fisika dari
Austria, Josef Stefan melakukan eksperimen untuk
mengetahui karakter universal dari radiasi benda hitam. Ia
menemukan bahwa daya total per satuan luas yang
dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda hitam
panas (intensitas total) adalah sebanding dengan pangkat
empat dari suhu mutlaknya.
Untuk kasus benda panas yang bukan benda hitam, akan memenuhi hukum yang
sama, hanya diberi tambahan koefisien emisivitas yang lebih kecil daripada 1
sehingga:
I=eσT
dimana:

σ = 5,67 × 10-8 Wm-2K-4 (tetapan Stefan-Boltzman)

I = intensitas radiasi (watt/m2)


T = suhu mutlak benda (K)
e = koefisien emisivitas, untuk benda hitam = 1
Intensitas merupakan daya per satuan luas, maka persamaan diatas dapat ditulis sebagai:
𝐏
= 𝐞𝛔𝐓𝟒
𝐀

dengan:
P = daya radiasi (W)
A = luas permukaan benda (m2)
e = koefisien emisivitas
T = suhu mutlak (K)
σ = 5,67 × 10-8 Wm-2K-4 (tetapan Stefan-Boltzman)

Beberapa tahun kemudian, berdasarkan teori


gelombang elektromagnetik cahaya, Ludwig Boltzmann (1844
– 1906) secara teoritis menurunkan hukum yang diungkapkan
oleh Joseph Stefan (1853 – 1893) dari gabungan
termodinamika dan persamaan-persamaan Maxwell. Oleh
karena itu, persamaan diatas dikenal juga sebagai Hukum
Stefan-Boltzmann, yang berbunyi:
"Jumlah energi yang dipancarkan per satuan permukaan
sebuah benda hitam dalam satuan waktu akan berbanding lurus dengan pangkat empat
temperatur termodinamikanya".

b. Hukum Pergeseran Wien


Fenomena pemancaran cahaya (gelombang
elektromagnetik) dari suatu bahan yang dipanaskan pada
suhu tinggi, seperti pada besi dalam sebuah tungku atau
elemen pemanas pada kompor listrik dikenal sebagai radiasi
termal. Radiasi termal dari sebuah benda hitam, di mana
benda hitam adalah sebuah contoh ideal tidak terjadinya
pemantulan cahaya dan fenomena radiasi ini disebut sebagai
radiasi benda hitam. Pengukuran spektroskopi terhadap
Wilhelm Wien

intensitas gelombang elektromagnetik yang dipancarkan sebagai fungsi panjang gelombang


λ, atau frekuensi v, menghasilkan bentuk karakteristik dari spektra tersebut. Spektra
radiasi benda hitam pada suatu temperatur menunjukkan karakteristik tertentu dan
perubahan bentuknya sangat bergantung pada temperatur.
Panjang gelombang pada titik maksimum, λmaks bergeser menuju panjang
gelombang pendek jika temperatur absolutnya dinaikkan. Perkalian antara λmaks dengan T
adalah mendekati konstan. Fenomena ini dikenal sebagai hukum pergeseran Wien.
Gambar 3. Spektra dari radiasi benda hitam.
Gambar diatas menunjukkan grafik antara intensitas radiasi yang dipancarkan oleh
suatu benda hitam terhadap panjang gelombang (gambar 3) pada berbagai suhu. Total energi
kalor radiasi yang dipancarkan adalah sebanding dengan luas di bawah grafik. Tampak
bahwa total energi kalor radiasi radiasi meningkat dengan meningkatnya suhu ( menurut
hukum Stefan- Bolztman. Energi kalor sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak.
Radiasi kalor muncul sebanding suatau spectra kontinu, bukan spectra diskret seperti
garis-garis terang yang dilihat dalam spectra nyala api. Atau garis-garis gelap yang dapat
dilihat dalam cahaya matahari (garis Fraunhofer) (Spektra adalah bentuk tunggal spectrum)
Sebagai gantinya, semua panjang gelombang hadir dalam distribusi energi kalor yang luas
ini. Jika suhu benda hitam meningkat, panjang gelombang untuk intensitas maksimum (lm)
bergeser ke nilai panjang gelombang yang lebih pendek
Jika sebuah benda meradiasikan kalor pada temperatur tinggi (maksimum) puncak
spektrum radiasi akan bergeser kearah panjang gelombang yang makin kecil. Untuk sebuah
benda hitam, berlaku suatu hubungan antara panjang gelombang dengan suhu mutlak yang
dinyatakan.

λmT = C = 2,899 x 10-3 mK


dengan:
λm= panjang gelombang yang sesuai dengan radiasi energi maksimum
T = temperatur termodinamik benda
C = tetapan pergeseran Wien

c. Teori Planck
Teori kuantum dari Max Planck mencoba menerangkan radiasi karakteristik yang
dipancarkan oleh benda mampat. Radiasi inilah yang menunjukan sifat partikel dari
gelombang. Radiasi setiap benda yang dipancarkan terjadi secara
tidak kontinyu (discontinue) dipancarkan dalam satuan kecil yang
disebut kuanta (energi kuantum). Pada tahun-tahun yang dimulai
dari akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, tidak ada
penjelasan teoritis yang dengan baik berhasil menjelaskan
fenomena radiasi termal, meski terdapat beberapa usaha untuk
Max Planck
menjelaskannya berdasarkan hukum-hukum fisika yang telah
diketahui sebelumnya. Karenanya, bagi ahli fisika pada tahun-tahun itu, hal tersebut sangat
membingungkan. Max Planck, ahli fisika dari Jerman, pada tahun 1900 mengemukakan teori
kuantum. Planck menyimpulkan bahwa atom-atom dan molekul dapat memancarkan atau
menyerap energi hanya dalam jumlah tertentu. Jumlah atau paket energi terkecil yang dapat
dipancarkan atau diserap oleh atom atau molekul dalam bentuk radiasi elektromagnetik
disebut kuantum. Menurut Planck, energi yang dipancarkan dan diserap tidaklah kontinu.
Tetapi, energi dipancarkan dan diserap dalam bentuk paket-paket energi diskret yang disebut
kuanta.
Teori Planck ini memasukkan sebuah unit energi elementer yang berbanding lurus
dengan frekuensi, v untuk setiap osilator dan mengijinkan energi dari osilator ini untuk
diasumsikan sebagai perkalian bilangan bulat dari frekuensi v dan ditulis nhv. Ini adalah
jumlah satuan energi minimum hv yang disebut sebagai kuantum energi dan h adalah
konstanta Planck. Hasil eksperimen memberikan nilai h sebesar h = 6.6262 x 10-34 J.s.
Ada dua hipotesis yang dikemukakan oleh Planck:
 Energi radiasi yang dipancarkan oleh benda bersifat diskret, yang besarnya:
En = n h f
n = bilangan kuantum (bilangan asli)
h = 6,626x10-34 Js
 Molekul-molekul dalam benda memancarkan (emisi) atau menyerap (absorbsi)
energi radiasi dalam paket-paket diskret yang disebut kuantum atau foton sebesar:
En = h f

Salah satu fakta yang mendukung kebenaran dari teori kuantum Max Planck
adalah efek fotolistrik, yang dikemukakan oleh Albert Einstein pada tahun 1905. Planck
menganggap hawa energi elektromagnetik yang diradiasikan oleh benda, timbul secara
terputus-putus walaupun penjalarannya melalui ruang merupakan gelombang
elektromagnetik yang kontinyu.
D. CONTOH PERISTIWA RADIASI BENDA HITAM
Radiasi benda hitam adalah suatu peristiwa yang terjadi secara alami. Penjelasan-
penjelasan di atas cukup mewakili penjelasan tentang radiasi benda hitam. Apabila hanya
mempelajari teorinya saja, mungkin kita belum terlalu paham mengenai radiasi benda hitam
ini. Namun ketika teori tersebut telah diaplikasikan ke dalam suatu peristiwa nyata, mungkin
kita akan lebih mudah untuk memahaminya. Sebenarnya dalam kehidupan sehari- haripun
kita telah bertemu dengan radiasi benda hitam ini, hanya saja kita belum terlalu
memahaminya. Lalu apa sajakah aplikasi dari radiasi benda hitam ini dalam kehidupan
sehari- hari? Mari kita simak berikut ini:

 Gejala Pemanasan Global atau Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca merupakan salah satu penyebab dari pemanasan global. Efek
rumah kaca menyebabkan peningkatan suhu bumi rata- rata antara 1° hingga 5° Celcius.
Contoh sederhana untuk menyatakan kasus ini adalah ketika kita memarkir mobil di
tempat parkir yang tidak ada atapnya pada siang hari. Dan ketika kita kembali pada sore
hari dan ingin masuk mobil, biasanya suhu di dalam mobil lebih panas daripada suhu di
luar mobil. Hal ini karena energi panas sebagian besar telah diserap oleh kursi, dashboard,
dan juga karpet mobil. Pada saat benda- benda tersebut melepaskan energi panas, maka
tidak semuanya dapat keluar melalui jendela namun sebagian ada yang dipantulkan
kembali. Hal yang menyebabkannya adalah perbedaan panjang gelombang sinar
matahariyang memasuki mobil dan energi panas yang dilepaskan kembali oleh benda-
benda tersebut, sehingga jumlah energi yang masuk lebih banyak dibandingkan energi
yang dapat keluar. Hal ini berakibat pada kenaikan yang bertahap pada suhu di dalam
mobil tersebut. Nah seperti itulah analogi efek rumah kaca. Maka seandainya Bumi tidak
ditutupi oleh atmosfer maka energi dari sinar matahari yang bisa sampai ke Bumi bisa
mencapai 800° Celcius, terutama di daerah khatulistiwa.
 Penggunaan pakaian
Aplikasi dari radiasi benda hitam
lainnya adalah ketika kita memakai baju atau
penjemuran baju. Pada siang hari, ketika
matahari terik kita akan lebih merasa panas
apabila kita menggunakan baju yang berwarna
hitam daripada baju berwarna cerah. Hal ini
karena warna gelap merupakan penyerap
panas yang sangat baik dan juga pemancar
kalor yang sangat baik pula daripada warna- warna cerah. Selain warna- warna yang
cerah, permukaan yang mengkilap juga merupakan penyerap dan pemancar kalor yang
buruk. Pada saat kita menjemur pakaian pun maka baju yang berwarna gelap atau hitam
akan lebih cepat kering daripada baju yang berwarna putih atau cerah.

 Penggunaan termos
Termos juga merupakan salah satu aplikasi atau
penerapan dari radiasi benda gelap. Prinsip kerja termos
adalah lapisan perak yang mengkilap mencegah
perpindahan kalor secara radiasi. Lapisan perak tersebut
memantulkan radiasi kembali ke dalam termos. Dinding
gelas adalah konduktor yang jelek sehingga tidak dapat
memindahkan kalor. Ruang vakum di antara dua dinding
akan mencegah perpindahn kalor, baik secara konveksi
maupun konduksi. Sumbat pada termos dibuat dengan bahan isolator. Hal ini bertujuan
untuk mencegah agar tidak terjadi konveksi dengan udara yang ada di luar.

 Panel surya
Aplikasi dari radiasi benda hitam lainnya ada
pada alat panel surya yang menyerap energi panas
untuk diubah menjadi energi listrik. Panel surya terdiri
dari wadah- wadah yang terbuat dari logam berongga
yang kemudian di cat hitam dengan panelnya yang
terbuat dari bahan kaca. Kalor radiasi dari matahari
diserap oleh permukaan hitam dan dihantarkan secara konduksi melalui logam. Bagian
dalam dari panel ini tetap hangat karena dijaga oleh efek rumah kaca, kemudian sirkulasi
air melalui wadah logam akan membawa kalor menjauh untuk dimanfaatkan pada sistem
pemanas air domestik dan juga untuk memanasi kolam renang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Istilah "benda hitam" pertama kali diperkenalkan oleh Gustav Robert Kirchhoff pada
tahun 1862. Benda hitam adalah benda yang menyerap semua radiasi (radiasi termal)
yang datang padanya
 Benda hitam akan menyerap cahaya sekitarnya jika suhunya lebih rendah daripada
suhu sekitarnya dan akan memancarkan cahaya ke sekitarnya jika suhunya lebih tinggi
daripada suhu sekitarnya.
 Hukum-hukum radiasi benda hitam
 Hukum Stefan Boltzman
 Hukum Pergeseran Wien
 Teori Planck
 Aplikasi radiasi benda hitam
 Gejala Pemanasan Global atau Efek Rumah Kaca
 Penggunaan pakaian
 Penggunaan termos
 Panel surya
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, R., Chasanah, R. 2017. Detik Detik Ujian Nasional Fisika Tahun Pelajaran 2016 /
2017. PT. Intan Pariwara: Klaten
Halliday, D., Resnick, R. 1994. Physics, terjemahan: Pantur Silaban dan Erwin
Sucipto. Erlangga: Jakarta.
Kanginan, M .2013. Fisika untuk SMA/MA kelas XII. Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai