Dalam fisika, benda hitam (bahasa ingris black body) adalah obyek yang menyerap seluru
radiasi elektromagnetik yang jatuh padanya. Tidak ada radiasi yang dapat keluar atau
dipantulkannya. Namun, dalam fisika klasik, secara teori benda hitam haruslah juga
memancarkan seluruh panjang glombang energi yang mungkin, karena hanya dari sinilah energi
bendda itu dapat diukur.
Sinar yang masuk pada dinding berongga dengan lubang kecil sinar akan dipantulkan
intensitasnya selalu berkurang ( karena sebagian senar diserap dinding ) sampai suatu saat
energinya kecil sekali ( hampir nol ). Jadi dapat dikatakan bahwa sinar yang mengenai lubang ini
dinamakan benda hitam. Semakain kecil lubang semakin mirip dengan benda hitam sempurna
( karena semakin sedikit keluarnya sinar tersebut ).
Pada saat benda hitam dipanaskan atau benda beronga dipanaskan minsalnya T maka
dinding disekeliling rongga akan memancarkan radiasi dan memantulakn sebagian radiasi yang
datang (dan menyerap sisanya). Peristiwa penyerapan dan pemancaran olleh taip-tiap begian
dinding berongga akan berlansung terus-menerus sehingga terjadi kesetimbangan termal. Pada
keadaan seimbang termal suhu bagian dinding yang sudah sama besar sehingga radiasi yang
dipancarkan sama dengan energi yang diserapnya, dalam keadaan ini dalam rongga dipenuhi
oleh gelombang-gelombang yang dipancarkan olh taip titik pada dinding rongga. Radiasi dalam
rongga ini bersifat uniform. Jika dinding ongga diberisebuah lubang maka radiasi ini akan keluar
dari lubang, radiasi yang keluar ini dianggap sebagai radiasi benda hitam.
Gambar 1.1
kotak dicat putih tetapi ketika kotak ditutup, lubang kotak tampak hitam pada siang hari.
Mengapa demikian? Ketika radiasi dari cahaya matahari memasuki lubang kotak, radiasi
dipantulkan berulangulang (beberapa kali) oleh dinding kotak dan setelah pemantulan ini
hamoir dapat dikatakan tidak ada lagi radiasi yang tersisa (ssemua radiasi telah diserap di dalam
kotak)dengan kata lain , lubang telah berfungsi menyerap semua radiasi yang dating padanya.
Akibatnya benda tampak hitam.
Benda-hitam: penyerap semua radiasi elektromagnet yang mengenainya, atau pengemisi
semua radiasi elektromagnet yang dimiliknya. Berdasarkan termodinamika, distribusi panjang
gelombang spektrumnya hanya bergantung pada temperatur tidak pada jenis bahan benda-hitam.
b.
Suatu lubang kecil pada sebuah dinding berongga dapat dianggap sebagai benda hitam.
Padawaktu suatu benda berongga dipanaskan, misalnya pada suhu T maka dinding sekeliling
rongga akan memancarkan radiasi dan memantulkan sebagian radiasi yang datang (menyerap
sisanya). Peristiwa penyerapan dan pemancaran oleh tiap-tiap bagian dinding berongga akan
berlangsung terus-menerus hingga terjadi kesetimbangan termal. Pada keadaan setimbang suhu
tiap bagian dinding sudah sama besar sehingga radiasi yang dipancarkannya samadengan energi
yang diserapnya.
Radiasi yang terkumpul dalam rongga berupa gelombang elektromagnet
Dalam keadaan ini rongga dipenuhi gelombang-gelombang yang dipancarkan oleh tiaptiap titik pada dinding rongga. Radiasi dalam rongga ini bersifat uniform. Jika dinding rongga
diberi sebuah lubang maka radiasi ini akan cari titik keluar dari lubang. Radiasi yang keluar ini
dianggap sebagai radiasi benda hitam. Ketika benda berongga dipanaskan, elektron-elektron atau
molekul-molekul pada dinding rongga akan mendapatkan tambahan energi sehingga electron
bergerak dipercepat. Menurut teori elektromagnetik muatan yang akan dipercepat akan
memancarkan radiasi. Radiasi inilah yang disebut sebagai sumber radiasi benda hitam
B. Hukum Hukum Pada Benda Hitam
1. Hukum Stefan-Boltzman
( Rf
= J ( f ,T )
Gambar 8-1
Dengan J (f,T) adalah suatu fungsi universal (sama untuk semua benda) yang bergantung
hanya pada f , frekuensi cahaya, dan T, suhu mutlak benda. Persaman (8-1) menunjukkan bahwa
daya yang dipancarkan persatuan luas persatuan frekuensi oleh suatu benda hitam bergantung
hanya pada suhu dan frekuensi cahaya dan tidak bergantung pada sifat fisika dan kimia yang
menyusun benda hitam, dan ini sesuai dengan hasil pengamatan. Perkembangan selanjutnya
untuk memahami karakter universal dari radiasi benda hitam datang dari ahli fisika Austria, Josef
Stefan (1835-1893) pada tahun 1879. Ia mendapatkan secara eksperimen bahwa daya total
persatuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda hitam panas, Itotal
(intensitas radiasi total), adalah sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya. Karena
itu, bentuk persamaan empiris hukum Stefan ditulis sebagai berikut :
Gambar 8-2
Ket :
Itot = intensitas (daya persatuan luas) radiasi pada permukaan benda hitam pada esmua
frekuensi.
Rf = intensitas radiasi persatuan frekuensi yang dipancarkan oleh benda hitam.
T = suhu mutalak benda.
= tetapan Stefan-Boltzmann, yaitu _ = 5,67 10-8 W m-2 K-4.
untuk benda panas yang bukan benda hitam akan memenuhi hukum yang sama hanya diberi
tambahan koefisien emisivitas, e, yang lebih kecil dari 1:
Gambar 8-3
Ket :
P
: Daya radiasi/energi kalor tiap sekon (W/m2)
Q
: kalor/panas yang diradiasikan (kalori)1 Kal = 4,2 Joule
e
: emisitas, nilai e 0 e 1
s
: 5,67 x 10-8 Wm-2K-4
A
: luas permukaan benda (m2)
T4
: Suhu Mutlak (K-4)
W
: Energi radiasi kalor (joule)
T
:waktu selama benda meradiasai (sekon)
Lima tahun kemudian konfirmasi mengesankan dari teori gelombang elektromagnetik
cahaya diperoleh ketika Boltzmann menurunkan hukum Stefan dari gabungan termodinamika
dan persamaan-persamaan Maxwell. Karena itu persamaan (8-3) dikenal juga sebagai hukum
Stefan-Boltzmann.
2. Hukum Wien
Hukum Pergeseran Wien jika benda padat dipanaskan samapai suhu yang sangat tinggi, benda
akan tampak memijar dan gelombang elektromegnitik yang dipancarkan berada pada spektrum
cahaya tampak. Jika benda terus dipanaskan, intensitas relatif dari spektrum cahaya yan
dipancarkna berubah-ubah. Gejalah pergeseran nilai panjang gelombang meksimum dengan
berkurangnya suhu disebut pergeseran Wien. Bila suhu benda terus ditingkatkan, intensitas relatif
dari spektrum cahaya yang dipancarkan berubah. Ini menyebabkan dalam warna-warna spektrum
yang diamati, yang dapat digunakan untuk menaksir suhu suatu benda yang digambarkan pada
grafik berikut.
intensitas benda kita menyebutnya Pergeseran Wien terhadap panjang gelombang benda.
Hukum Wien menyatakan bahwa makin tinggi temperatur suatu benda hitam, makin pendek
panjang gelombangnya.
Hal ini dapat digunakan untuk menerangkan gejala bahwa bintang yang temperaturnya tinggi
akan tampak berwarna biru, sedangkan yang temperaturnya rendah tampak berwarna merah.
Energi pancaran tiap panjang gelombang semakin besar, jika suhu semakin tinggi, sedangkan
energi maximalnya bergeser kearah gelombang yang panjang gelombangnya kecil, atau ke
frekwensi besar.
Gambar (2)
Wien mempelajari hubungan antara suhu dan panjang gelombang pada intensitas
maksimum. Perhatikan gambar (2) di samping! Puncak-puncak kurva pada grafik (2)
menunjukkan intensitas radiasi pada tiap-tiap suhu. Dari gambar (2) tampak bahwa puncak kurva
bergeser ke arah panjang gelombang yang pendek jika suhu semakin tinggi. Panjang gelombang
pada intensitas maksimum ini disebut sebagai panjang gelombang maks.
Teori ini selanjutnya dikembangkan oleh Reyleigh dan Jeans yang berlaku untuk panjang
gelombang yang lebih panjang. Menurut teori medan listrik-magnet, gelombang.
3. Teori Rayleigh-Jeans
Lord Rayleigh dan James Jeans mengusulkan suatu model sederhana untuk
menerangkan bentuk spektrum radiasi benda hitam. Mereka menganggap bahwa molekul atau
muatan di permukaan dinding benda berongga dihubungkan oleh semacam pegas. Ketika suhu
benda dinaikkan, muatan-muatan tersebut mendapatkan energi kinetiknya untuk bergetar.
Dengan bergetar berarti kecepatan muatan berubah-ubah (positif - nol - negatif - nol - positif, dan
seterusnya.
Melalui model di atas, Rayleigh dan Jeans menurunkan rumus distribusi intensitas, yang jika
digambarkan grafiknya maka model yang diusulkan oleh Rayleigh dan Jeans berhasil
menerangkan spektrum radiasi benda hitam pada panjang gelombang yang besar, namun gagal
untuk panjang gelombang yang kecil.Rayleigh-Jeans mengasumsikan dinding rongga berupa
konduktor, yang jika dipanaskan elektron-elektron pada dinding rongga akan tereksitasi secara
thermal sehingga berosilasi. Berdasarkan teori Maxwell, osilasi elektron ini menghasilkan radiasi
elektromagnet. Radiasi ini akan terkurung di dalam rongga dalam bentuk gelombang-gelombang
tegak., maka di dinding rongga terjadi simpul-simpul gelombang, karena dinding rongga berupa
konduktor.
2)
benda hitam tidak memancarkan radiasi pada seluruh gelombang elektromagnetik dengan
intensitas yang sama (ada yang dominan meradiasikan gelombang elektromagnetik pada daerah
biru dengan intensitas yang lebih besar dibandingkan gelombang elektromagnetik pada panjang
gelombang lainnya. Konsekuensinya, benda tersebut akan nampak biru).
Panjang gelombang yang dipancarkan dengan intensitas maksimum (maks) oleh sebuah
benda hitam dengan temperatur T Kelvin adalah :
maks = 0,2898/ T
(maks dinyatakan dalam cm dan T dalam Kelvin)
Persamaan di atas disebut dengan Hukum Wien.
Hukum ini menyatakan bahwa makin tinggi temperatur, maka makin pendek panjang
gelombangnya
Hukum ini dapat digunakan untuk menerangkan gejalan bahwa bintang yang temperaturnya
tinggi akan tampak berwarna biru sedangkan yang temperaturnya rendah akan tampak berwarna
merah.
a. Fluks pancaran
1. Fluks Pancaran
Kuantitas yang pertama kali langsung dapat ditentukan dari pengamatan sebuah bintang adalah
fluks pancarannya, yaitu jumlah cahaya atau energi yang diterima permukaan kolektor (mata atau
teleskop) per satuan luas per satuan waktu. Biasanya dinyatakan dalam satuan watt per cm2
(satuan internasional) atau erg per detik per cm2 (satuan cgs).
Besarnya fluks energi yang dipancarkan sebuah benda hitam (F) dengan temperatur T Kelvin
adalah :
F = T4
( : konstanta Stefan-Boltzman : 5,67 x 10^-8 Watt/m2K4)
Sedangkan total energi per waktu / daya yang dipancarkan sebuah benda hitam
dengan luas permukaan pemancar A dan temperatur T Kelvin disebut dengan Luminositas.
Besarnya luminositas (L) dihitung dengan persamaan :
L = A T4
Untuk bintang, bintang dianggap berbentuk bola sempurna sehingga luas
pemancar radiasinya (A) adalah 4R2 ; dengan R menyatakan radius bintang.
Jadi, luminositas bintang (L) adalah :
L = 4R2 T4
Benda hitam memancarkan radiasinya ke segala arah. Kita bisa menganggap
pancaran radiasi tersebut menembus permukaan berbentuk bola dengan radius
d dengan fluks energi yang sama, yaitu E. Besarnya E :
E = L/(4d2)
Fluks energi inilah yang diterima oleh pengamat dari bintang yang berada pada
jarak d dari pengamat. Oleh karena itu, fluks energi ini sering disebut fluks
energi yang diterima pengamat. (Perhatian : bedakan antara besaran E dan F).
2. Intensitas Radiasi Benda Hitam
Radiasi benda hitam adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh sebuah benda hitam.
Radiasi ini menjangkau seluruh daerah panjang gelombang. Distribusi energi pada daerah
panjang gelombang ini memiliki ciri khusus, yaitu suatu nilai maksimum pada panjang
gelombang tertentu. Letak nilai maksimum tergantung pada temperatur, yang akan bergeser ke
arah panjang gelombang pendek seiring dengan meningkatnya temperatur. Pada tahun 1879
seorang ahli fisika dari Austria, Josef Stefan melakukan eksperimen untuk mengetahui karakter
universal dari radiasi benda hitam. Ia menemukan bahwa daya total per satuan luas yang
dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda hitam panas (intensitas total) adalah
sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya. Sehingga dapat dirumuskan:
I total = . T4 ....................................................... (1)
dengan I menyatakan intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada semua frekuensi, T
adalah suhu mutlak benda, dan adalah tetapan Stefan
Boltzman, yang bernilai 5,67 10-8 Wm-2K-4.
Untuk kasus benda panas yang bukan benda hitam, akan memenuhi hukum yang sama, hanya
diberi tambahan koefisien emisivitas yang lebih kecil daripada 1 sehingga:
I total = e..T4 ............................................................ (2)
Intensitas merupakan daya per satuan luas, maka persamaan (2) dapat ditulis sebagai:
P/A = = e. . T4 ...................................................... (3)
dengan:
P = daya radiasi (W)
A = luas permukaan benda (m2)
e = koefisien emisivitas
T = suhu mutlak (K)
Beberapa tahun kemudian, berdasarkan teori gelombang elektromagnetik cahaya, Ludwig
Boltzmann (1844 - 1906) secara teoritis menurunkan hukum yang diungkapkan oleh Joseph
Stefan (1853 - 1893) dari gabungan termodinamika dan persamaan-persamaan Maxwell. Oleh
karena itu, persamaan (2) dikenal juga sebagai Hukum Stefan- Boltzmann, yang berbunyi:
Jumlah energi yang dipancarkan per satuan permukaan sebuah benda hitam dalam satuan waktu
akan berbanding lurus dengan pangkat empat temperatur termodinamikanya.
4. Teori Planck Radiasi Benda Hitam
Pada tahun 1900, fisikawan Jerman, Max Planck, mengumumkan bahwa dengan membuat
suatu modifikasi khusus dalam perhitungan klasik dia dapat menjabarkan fungsi P (,T) yang
sesuai dengan data percobaan pada seluruh panjang gelombang. Hukum radiasi Planck
menunjukkan distribusi (penyebaran) energi yang dipancarkan oleh sebuah benda hitam. Hukum
ini memperkenalkan gagasan baru dalam ilmu fisika, yaitu bahwa energi merupakan suatu
besaran yang dipancarkan oleh sebuah benda dalam bentuk paketpaket kecil terputus-putus,
bukan dalam bentuk pancaran molar. Paket-paket kecil ini disebut kuanta dan hukum ini
kemudian menjadi dasar teori kuantum.
Rumus Planck menyatakan energi per satuan waktu pada frekuensi v per satuan selang
frekuensi per satuan sudut tiga dimensi yang dipancarkan pada sebuah kerucut tak terhingga
kecilnya dari sebuah elemen permukaan benda hitam, dengan satuan luas dalam proyeksi tegak
lurus terhadap sumbu kerucut.
Pernyataan untuk intensitas jenis monokromatik Iv adalah:
Iv = 2hc-2v3/(exp (hv/kT) 1) ....................................... (2)
dengan h merupakan tetapan Planck, c adalah laju cahaya, k adalah tetapan Boltzmann, dan T
adalah temperatur termodinamik benda hitam.
Intensitas juga dapat dinyatakan dalam bentuk energi yang dipancarkan pada panjang gelombang
per satuan selang panjang gelombang. Pernyataan ini dapat dituliskan dalam bentuk:
Iv = 2.c-2.v2.k.T
Atau
I = 2.c.-4 .k.T
Pada persamaan tersebut tidak mengandung tetapan Planck, dan dapat diturunkan secara klasik
dan tidak berlaku untuk frekuensi tinggi, seperti energi tinggi, karena sifat kuantum foton harus
pula diperhitungkan.
2. Pada frekuensi tinggi v >> (kT/h), dan pada panjang gelombang yang pendek << (hc/kT),
maka akan berlaku rumus Wien:
Iv = 2.h.c-2v3exp (-hv/kT)
Atau
Max Planck menyatakan dua anggapan mengenai energi radiasi sebuah benda hitam.
Pancaran energi radiasi yang dihasilkan oleh getaran molekul-molekul benda dinyatakan oleh:
E = n.h.v ........................................................ (4)
dengan v adalah frekuensi, h adalah sebuah konstanta Planck yang nilainya 6,626 10-34 Js, dan
n adalah bilangan bulat yang menyatakan bilangan kuantum.
b. Energi radiasi diserap dan dipancarkan oleh molekul-molekul secara diskret yang disebut kuanta
atau foton. Energi radiasi ini terkuantisasi, di mana energi untuk satu foton adalah:
E = h.v ........................................................ (5)
dengan h merupakan konstanta perbandingan yang dikenal sebagai konstanta Planck. Nilai h
ditentukan oleh Planck dengan menyesuaikan fungsinya dengan data yang diperoleh secara
percobaan. Nilai yang diterima untuk konstanta ini adalah:
h = 6,626 10-34 Js = 4,136 10-34 eVs.
Planck belum dapat menyesuaikan konstanta h ini ke dalam fisika klasik, hingga Einstein
menggunakan gagasan serupa untuk menjelaskan efek fotolistrik.
5. Hukum Rayleigh
JeansTeori ini dikemukakan oleh Lord Rayleigh dan Sir James Jeans,menurut teori ini
muat- muatan di sekitar dinding benda beronggadihubungkan oleh semacam pegas. Ketika
suhu benda dinaikkan, padamuatan timbul energi kinetik sehingga muatan bergetar. Akibat
getarantersebut, kecepatan muatan berubah-ubah, atau dengan kata lainsetiap saat muatan selalu
mendapatkan percepatan. Muatan yangdipercepat inilah yang yang menimbulkan radiasi.Melalui
penelitian yang dibuatnya, Rayleigh dan Jeans berhasilmenurunkan rumus distribusi
intensitas, yang digambarkan grafiknyamaka model yang diusulkan oleh Rayleigh dan Jeans
berhasilmenerangkan spektrum radiasi benda hitam pada panjang gelombangyang besar, namun
gagal untuk panjang gelombang yang kecil.
Kesimpulan
Benda hitam didefinisikan sebagai benda yang akan menyerap seluruhradiasi yang jatuh
ke dirinya (tidak ada yang dipantulkan). Radiasi benda hitam berasal dari ketika benda berongga
dipanaskan dan kemudian menyerap danmemantulkan radiasi. Radiasi ini berlangsung terus
menerus hingga mencapaikeseimbangan termal, radiasi ini disebut radiasi benda hitam.Ada
beberapa Hukum dan Teori yang menjelaskan tentang radiasi bendahitam, seperti sebagai
berikut:
Hukum Stefan Boltzmann, yang menyatakan bahwa walaupun suhu benda sama, benda akan
tetap memancarkan gelombangelektromagnetik dengan berbagai macam gelombang. Total
radiasimeningkat secara tajam dari pada peningkatan suhu benda. Secaramatematis besar
radiasi yang memancar dari sebuah benda sebandingdengan pangkat empat dari suhunya.
Hukum Pergeseran Wien, yang menyatakan bahwa jika benda padatdipanaskan sampaisuhu yang
sangat tinggi, benda akan tampakmemijar dan gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan berada pada spektrum cahaya tampak. Jika benda terus dipanaskan, intensitas relatif
dari spektrum cahaya yang dipancarkan berubah-ubah.
Teori Planck yang mempunyai dua kesimpulan yaitu yang pertama,Sebuah osilator tidak dapat
mempunyai energi, tetapi hanya energi-energi yang diberikan. Sedangkan yang kedua, Osilator-
osilator tidak meradiasikan energi secara kontinu, tetapi hanya dalam loncatan-loncatan atau
kuanta (quanta).
Hukum Rayleigh James, yaitu ini muatan muatan di sekitardinding benda berongga dihubungkan
oleh semacam pegas. Ketikasuhu benda dinaikkan, pada muatan timbul energi kinetik
sehinggamuatan bergetar, dan getaran tersebut menimbulkan percepatan yangselanjutnya
menimbulkan radiasi.
Rayleigh dan Jeans meramalkan bahwa benda hitam ideal pada kesetimbangan termal akan
memancarkan radiasi dengan daya tak terhingga. Akan tetapi, ramalan Rayleigh dan Jeans tidak
terbukti secara eksperimental. Ramalan ini dikenal sebagai bencana ultraungu. Ilmuwan lain
yang mempelajari spektrum radiasi benda hitam adalah Wilhelm Wien.
DAFTAR PUSTAKA
A. J. Pointon. 1967. An Introduction to Statistical Physics for Students. First Print.Budiyanto,
Joko. 2009.
Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta:
Pusat
PerbukuanDepartemen
Pendidikan
Nasional.Kanginan, Marthen.2007.
Fisika Untuk Sma Kelas XII . Jakarta : Erlangga
M. Ali Yaz. 2007. Fisika 3. Yogyakarta : Yudhistira
Oxtoby, Gillis, Nachtrieb. 2003. Prinsip Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid
Dua.Jakarta : Airlangga
Surya, Yohannes. 2009. Fisika Modern. Tangerang : Kandel
Chang, Raymond. 2009. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid Satu. Jakarta : Airlangg
Posted by Andika Rahman at 2:43 AM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Max Planck Pada topik sebelumnya kalian telah mempelajari tentang hukum pergeseran Wien,
dan teori Rayleigh-Jeans. Kedua teori tersebut mengkaji tentang hubungan intensitas radiasi
benda hitam dengan panjang gelombang yang dipancarkan. Akan tetapi, kajian ini menjadi bahan
perdebatan yang sangat panjang dan Ilmuwan berikutnya yang mengemukakan masalah ini
adalah Karl Max Planck.
ilmuwan yang bernama Heinrich Rubens. Hal ini menunjukkan bahwa teori Max Planck
memang terbukti kebenarannya.
E=hf=hc
Jika terdapat N buah foton, maka energi totalnya menjadi seperti berikut.
E=Nhf=Nhc
Keterangan:
E = energi foton (J);
h = tetapan Planck (6,63 x 10-34 Js);
f = frekuensi cahaya (Hz) ;
= panjang gelombang cahaya (m);
c = kecepatan cahaya di udara (3 x 108 m/s); dan
N = jumah foton.
2. Molekul-molekul memancarkan energi dalam satuan diskret dari energi cahaya
Berdasarkan teori kuantum, Planck mampu menyatukan hukum radiasi Wien dan
Rayleigh-Jeans yang sesuai untuk semua spektrum panjang gelombang yang dipancarkan oleh
benda. Teori kuantum Planck inilah yang menjadi dasar lahirnya fisika modern, yang membuka
pemahaman baru manusia akan sifat-sifat partikel dari cahaya. Sebelumnya fisika klasik
memandang cahaya hanya memiliki gejala sebagai gelombang.
Kalian perlu memahami bahwa kedua pandangan ini yaitu cahaya sebagai gejala partikel dan
cahaya sebagai gelombang sama-sama diterima kebenarannya.
Untuk meningkatkan pemahaman kalian terhadap teori kuantum Max Planck, perhatikan contoh
soal berikut ini.
Contoh Soal
Jika h = 6,6 x 10-34 Js, maka tentukan energi tiap foton yang berasal dari cahaya dengan panjang
gelombang 660 nm!
Penyelesaian
Diketahui:
= 660 nm = 6,6 x10-7 m
h = 6,6 x 10-34 Js
Ditanyakan: E1 ?
Jawab: