Oleh :
Auliya Rahmatul Ummah
(14640029)
M. izdiharudin Maftuh
(14640037)
Mayang Fauni
(14640051)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALIKI MALANG
September 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Studi tentang Fisika Inti berpusat pada dua permasalahan utama. Pertama,
upaya untuk memahami sifat-sifat gaya yang bekerja pada inti. Kedua, upaya
untuk menggambarkan perilaku sistem banyak partikel seperti pada inti atom. Ada
dua perbedaan utama dalam mengkaji sifat-sifat atom dan inti. Dalam fisika atom,
elektron-elektron mengalami gaya yang diberikan oleh inti. Gerak partikelpartikel penyusun inti terjadi karena pengaruh gaya yang diberikan oleh partikelpartikel itu sendiri. Interaksi antara elektron-elektron mempunyai pengaruh kecil
terhadap tingkat energi atomic, sebagian struktur atom ditentukan oleh interaksi
antara elektron dengan inti, sehingga pengaruh elektron lain dipandang sebagai
gangguan kecil. Dalam fisika inti interaksi antara partikel-partikel penyusunnya
memberikan gaya inti, sehingga dapat dijelaskan masalah sistem banyak benda ini
sebagai gangguan (pertubasi).
Sesuai dengan teori Weisskopf, beberapa reaksi inti berlangsung melalui
rangkaian tahapan-tahapan. Pada saat partikel mencapai tepi potensial inti,
interaksi yang pertama adalah refleksi sebagian dari fungsi gelombang yang
dikenal sebagai bentuk hamburan (elastis shape elastic scattering). Setiap
diskontinuitas potensial memiliki koefisien refleksi yang tertentu dari fungsi
gelombang datang yang independen terhadap arah penjalaran gelombang. Bagian
fungsi gelombang yang memasuki inti mengalami penyerapan. Frescbach
mengusulkan bahwa langkah pertama dalam proses serapan/absorpsi terdiri dari
tumbukan dua benda.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada makalah ini adalah.
1.
2.
3.
4.
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk.
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
4
2
He +
14
7
N 11 H + 178O
ketika reaksi fisi ditemukan oleh Hann, Stassman, Meitner, dan Frisch; hampir
seluruh pengetahuan tentang proses nuklir yang dapat dihasilkan dengan energi
penembakan diatas 10 MeV telah ditemukan. Karena penembakan inti telah dapat
ditingkatkan sampai orde 10 BeV, dan banyak tipe-tipe baru reaksi inti yang telah
dihasilkan, termasuk meson dan zarah-zarah penstabilnya (Wiyatmo,2006 : 194).
Reaksi inti atau disebut juga reaksi nuklir menurut Hahn dan Stasmann
merupakan reaksi pembelahan inti atom,dimana setelah terjadinya reaksi
pembelahan tersebut tidak ditemukan lagi inti atom U-235. Dalam reaksi ini inti
atom U-235 pecah menjadi inti-inti atom dengan nomor massa lebih kecil dari U235,namun jumlah nomor massa inti atom dari inti-inti atom pecahan tersebut
sama dengan nomor massa inti atom U-235 semula. Reaksi yang ditemuka oleh
Hahn dan Strasmann ternyata sangat berlainan dengan reaksi kimia biasa yang
sudah dikenal pada saat itu. Pada reaksi kimia biasa, reaksi itu terjadi antara
unsur-unsur kimia. Misalnya, reaksi antara senyawa Hidrogen (H 2 ) dengan
senyawa Oksigen (O2 ) akan menghasilkan molekul air (H 2 O). Dari reaksi ini
terlihat , bahwa insur-unsur yang bereaksi (H dan O) masih tetap bisa ditemukan
dalam senyawa hasil reaksi (H2 O) (Akhadi,1997:37).
Wiyatmo (2006:198) Untuk energi penembakan inti di bawah 100 MeV,
reaksi inti biasanya menghasilkan dua zarah hasil. Reaksi inti dinotasikan
dengan :
a + X b + Y atau X (a,b)Y
(1.1)
dengan :
a = Proyektil (zarah penembak)
b = Zarah hasil (ringan)
X = target
Y = Ini hasil reaksi
Pada dasarnya reaksi nuklir merupakan proses tumbukan antara zarah
nuklir dengan inti atom target. Kemungkinan hasil tumbukan antara proyektil a
dengan target X adalah :
inelastis. Jika hanya sinar gamma yang terpancar setelah reaksi disebut reaksi
penangkapan (capture reactions). Jika inti hasil memiliki massa yang
sebanding , disebut reaksi pembelahan (spallation/fission).
Contoh reaksi inti :
1. Hamburan elastis proton
Jika proyektil dan partikel terdeteksinya sama dinamakan reaksi
hamburan. Pada penembakan inti, jika inti berada dalam keadaan tereksitasi
dimana hasilnya a = b dan X = Y disebut peristiwa hamburan elastis. Partikel
penembak menumbuk inti sasaran, ia kehilangan sebagian energi kinetiknya,
yang
dialihkan
pada
inti
sasaran.
Tidak terjadi perubahan energi potensial total, dan energi kinetiknya kekal.
Jumlah energi yang ditransfer ke inti sasaran dapat dihitung dengan rumus :
1. dimana Em adalah energi kinetik awal dari partikel penembak dengan
massa m, dan EM adalah energi kinetik yang diterima oleh inti sasaran
dengan massa M. Teta ( ) adalah besar sudut penyimpangan dari arah
datang semula dengan arah setelah menumbuk inti sasaran.
2. Hamburan elastis digunakan dalam perlambatan neutron cepat oleh
moderator di dalam reaktor inti.
Contoh :
2. Hamburan inelastis proton
Jika inti sisa dalam keadaan tak tereksitasi, maka hamburannya dinamakan
hamburan tak elastis. Suatu proses penghamburan dianggap tak elastis jika
sebagian energi kinetik partikel misil digunakan untuk menaikkan energi
potensial inti sasaran,antara lain berupa eksitasi ketingkat energi yang
lebih tinggi. Dalam kasus ini energi kinetik sistem tidak kekal.
Contoh :
3. Reaksi penangkapan proton
Jika proyektil penembak inti target memperoleh nukleon dari inti target
dinamakan reaksi tangkapan. Bila partikel misil diserap oleh inti sasaran, inti
sasaran tereksitasi yang kemudian memancarkan radiasi satu atau lebih
photon gamma (). Reaksi yang paling umum adalah (n, ), dimana hasilnya
adalah isotop dari inti sasaran yang massanya satu satuan massa lebih besar.
Contoh : 23Na (n, ) 24Na, 31P (n, ) 32P, 179Au (n, ) 180Au
Selain reaksi (n, ) ada pula reaksi (p, ), tetapi disini inti hasilnya bukan
isotop dari inti sasaran.
Contoh : 19F (p, ) 20Ne, 27Al (p, ) 28Si
Reaksi inti jenis lain meliputi reaksi (n,p), (p,n), (n, ), (,n), d,p), (d,n),
(,t).
2.3
seperti pada peristiwa jatuhnya berkas cahaya pada sebuah bidang permukaan,
dalam hal ini sebagian berkas akan diserap oleh bidang dan sebagian lagi akan
dipantulkan. Dalam reaksi nuklir sebagian partikel proyektil akan dihamburkan
dan sebagian lainnya diserap oleh inti atom target. Tahap-tahap reaksi nuklir yaitu
1. Tahap Partikel Bebas
Pada tahap partikel bebas, inti atom target dipandang sebagai suatu
potensial kompleks yang dinyatakan dengan persaman berikut :
V(r) = V1 + iV2
dimana V1 adalah potensial real dan iV2 adalah potensial imaginer. Jika V(r)
bernilai real maka hanya akan terjadi hamburan saja. Sebaliknya jika V(r)
bernilai imaginer maka hanya akan terjadi serapan saja. Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa pada setiap reaksi nuklirselalu terjadi hamburan dan
serapan, dalam hal ini V(r) harus kompleks. Pada tahap partikel bebas ini
sebagian partikel proyektil dihamburkan secara elastis dan sebagian diserap
oleh inti atom target untuk memasuki tahap inti majemuk.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Reaksi nuklir merupakan proses dua nukleus bertubrukan untuk
memproduksi hasil yang berbeda dari produk awal Banyak reaksi nuklir
sebenarnya berkaitan dengan dua langkah terpisah. Pertama partikel
datang menumbuk inti target dan keduanya bergabung membentuk inti
baru yang disebut inti majemuk yang nomor atomik dan nomor massanya
merupakan penjumlahan dari nomor atomik partikel-partikel semula dan
nomor-nomor massanya.
klasifikasi Reaksi Inti berdasarkan berbagai jenis zarah:
(a) Reaksi zarah bermuatan, dihasilkan oleh : proton (p), deteron (d),
alfa,inti berat C12 dan O16 .
(b) Reaksi Neutron
(c) Reaksi fotonuklir, dihasilkan oleh sinar gamma.
(d) Reaksi imbas elektron (electron-induced reactions).
Mekanisme pada Reaksi ini terjadi tahapan inti/zarah bebas, tahap
inti majemuk, dan tahap akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur.1981. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
Gautrea,Ronald, dan Savin,William. 1981. Fisika Modern Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.
Kenneth,kranne.tahun. konsep fisika modern. Jakarta : Erlangga.
Mukhlis,Akhadi. 1997. Pengantar Teknologi Nuklir . Jakarta :PT Aneka Cipta.
Wiyatmoko,Yusman. 2006. Fisika Nuklir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.