Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 2

Nama : 1. Zara Paradita 1513022007


2. Nurul Kartika 1513022031

Klasifikasi Reaksi Inti:

1. Klasifikasi reaksi inti menurut partikel penembak


Menurut klasifikasi ini dapat digolongkan dalam beberapa golongan, yakni:
a. Reaksi partikel bermuatan
Termasuk reaksi ini adalah reaksi p (proton), d (deutron), α (partikel alpha), 12
C,
dan16O.
b. Reaksi neutron
Partikel yang ditembakkan adalah neutron
c. Reaksi foto nuklir
Partikel yang ditembakkan adalah foton (sinar gamma)
d. Reaksi elektron
Partikel yang ditembakkan adalah elektron

2. Klasifikasi reaksi inti menurut energi partikel penembak


a. Untuk reaksi neutron, energi neutron penembak dapat digolongkan dalam empat
golongan, yaitu:
Neutron termik dengan energi datang ~ 1/40 eV
Neutron epitermik dengan energi datang ~ 1 eV
Neutron lambat dengan energi datang ~ 1 keV
Neutron cepat dengan energi datang 0,1 – 10 MeV

b. Untuk reaksi partikel bermuatan, partikel penembak digolongkan sebagai berikut:


Partikel berenergi rendah ~ 0,1 – 10 MeV
Partikel berenergi tinggi ~ 10 – 100 MeV

Dikenal ada tiga macam reaksi inti, yaitu reaksi penembakan dengan partikel
(peluruhan), reaksi tranmutasi inti, dan reaksi penghasil energi (reaksi fisi, dan reaksi
fusi).

1. Reaksi Peluruhan
Reaksi Peluruhan berjalan dengan spontan dan exoergic (rekasi nuklir yang disertai
pelepasan energi). Pada reaksi peluruhan terjadi perubahan inti tidak stabil menjadi
inti stabil. Secara umum terdapat 3 rekasi peluruhan yaitu peluruhan alpha, beta,
dan gamma, tetapi ada rekasi peluruhan lain yang juga penting untuk dipahami.
Berikut gambar berbagai rekasi peluruhan:
Gambar 1. Reaksi Peluruhan

Contoh: 226
88𝑅𝑎 →
222
86𝑅𝑛 + 42𝛼 dan 14
6𝐶 → 14
7𝑁 + −10𝛽

2. Reaksi Transmutasi Inti


Pada reaksi transmutasi inti, suatu inti menyerap suatu partikel dan berubah menjadi
inti lain dengan memancarkan suatu radiasi. Suatu cara untuk menyerdahanakan
penamaan reaksi inti hanyalah dengan menyebutkan (a,b) pada inti sasaran. Contoh
untuk reaksi 35Cl (n,p) 35S, disebut reaksi (n,p) pada 35Cl.

𝑎+𝑋 →𝑏+𝑌
a adalah partikel penembak, X adalah inti sasaran, b adalah radiasi atau partikel
yang dipancarkan, dan Y adalah inti produk.

Berdasarkan sifat-sifat dari a (partikel penembak) dan b (partikel yang dipancarkan)


maka reaksi-reaksi inti dibedakan ke dalam beberapa jenis seperti diuraikan berikut
ini.

a. Hamburan Elastis
Pada penembakan inti, dimana hasilnya a = b dan X = Y, disebut peristiwa
hamburan elastis. Partikel penembak menumbuk inti sasaran, ia kehilangan
sebagian energi kinetiknya yang dialihkan pada inti sasaran. Tidak terjadi
perubahan energi potensial total, dan energi kinetiknya kekal. Hamburan elastik
digunakan dalam perlambatan neutron cepat oleh moderator di dalam reaktor
nuklir.
Ada dua kerangka acuan dalam mengidentifikasi rekasi nuklir pada hamburan
elastik yaitu kerangka acuan laboratorium dan pusat massa. Berdasarkan
kerangka acuan laboratorium yaitu inti yang mula-mula dalam keadaan diam
ditumbuk oleh partikel dengan energi Eo dan momentum mvo , sesudah terjadi
hamburan energi partikel adalah E1 dengan kecepatan v1 pada sudut φ, ketika
inti produk memiliki momentum MV pada sudut Ψ. Sedangkan tumbukan yang
dianalisis dengan acuan pusat massa dimana tumbukan hanya mengubah arah
bukan besarnya. Kecepatan pusat massa ditulis sebagai berikut:

Gambar 2. Perbedaan Kerangka Acuan Lab dan Pusat Massa

Gambar ilustrasi dari hamburan elastik disajikan pada gambar 3 berikut:

Gambar 3. Hamburan Elastik

b. Hamburan Inelastik
Suatu proses penghamburan dianggap inelastik jika sebagian energi kinetik
partikel penembak digunakan untuk menaikkan energi potensial inti sasaran,
antara lain berupa eksitasi ketingkat energi yang lebih tinggi. Dalam kasus ini
energi kinetik sistem tidak kekal. Berikut gambar ilsutrasi hamburan inelastik:
Gambar 4. Hamburan Inelastik

c. Reaksi Photonuklir
Reaksi-reaksi inti yang diinduksi oleh sinar-X atau photon g berenergi tinggi
(>1 MeV) dipandang sebagai reaksi-reaksi photonuklir. Dalam reaksi ini a = g
dan b lebih sering adalah n atau p dan bila menggunakan photon dengan energi
sangat tinggi maka b kemungkinan besar adalah d, t atau a atau bahkan
campuran partikel-partikel.

Gambar 5. Rekasi Photonuklir

d. Tangkapan Radioaktif
Bila partikel misil (partikel penembak) diserap oleh inti sasaran, inti sasaran
tereksitasi yang kemudian memancarkan radiasi satu atau lebih photon gamma
(g). Salah satu contoh pancaran radiasi gamma yang menyertai penangkapan
elektron yaitu Isotop Iridium-192 meluruh menjadi Osmium-192
192
77𝐼𝑟 + −10𝑒 → 192
76𝑂𝑠

192 ∗ 192
76𝑂𝑠 → 76𝑂𝑠 +𝛾

3. Reaksi Penghasil Energi


a. Reaksi Fisi (pembelahan)
Reaksi fisi adalah reaksi yang terjadi pada inti berat yang ditumbuk oleh sebuah
partikel (umumnya neutron) kemudian membelah menjadi dua inti baru yang
lebih ringan. Neutron lebih mudah diserap oleh inti karena neutron tidak
bermuatan, sehingga neutron tersebut tidak mengalami gaya Coulomb yang
bersifat menolak ketika neutron mendekati permukaan inti. Karena inti berat
tidak stabil dibandingkan produknya, proses ini melepaskan banyak energi.
Gambari ilustrasi reaksi fisi dapat dilihat pada gambar 6 berikut:

Gambar 6. Reaksi Fisi

Reaksi fisi inti yang dikaji pertama kali ialah pembombardiran Uranium-235
dengan neutron lambat, yang kecepatannya sebanding dengan kecepatan
molekul udara pada suhu kamar. Pada kondisi ini, Uranium-235 mengalami
fisi. Gambar ilustrasi rekasi fisi pada Uranium-235 dapat dilihat pada gambar
7 berikut:

Gambar 7. Rekasi Fisi pada Uranium-235

b. Reaksi Fusi
Reaksi fusi (fusion) adalah suatu reaksi inti ketika dua inti atau inti-inti yang
relatif ringan (A < 20) bergabung membentuk suatu inti yang lebih berat,
dengan hasil pembebasan energi. Gambar ilustrasi reaksi fusi dapat dilihat pada
gambar 8 berikut:

Gambar 8. Rekasi Fusi


Salah satu contoh reaksi fusi adalah pembentukan sebuah deutron dari sebuah
proton dan sebuah neutron :
1
1 H  01 H  21 H Q = 2,23 MeV

Reaksi fusi yang lainnya adalah pembentukan sebuah partikel  oleh fusi dua
buah deutron.
2
1 H  21 H23 He  01n Q = 2,23 MeV

Berikut gambar ilsutrasi pembentukan partikel  dari dua deutron:

Gambar 9. Rekasi Fusi Pembentukan Partikel  dari Dua Deutron

Meskipun energi-energi ini lebih kecil dari yang dibebaskan dalam suatu reaksi
fisi khas ( 200 MeV), tetapi energi per satuan massanya lebih besar sebab
massa partikel-partikel yang terlibat lebih kecil. Pembebasan energi dalam fusi
menunjukkan bahwa untuk inti-inti ringan, energi ikat per nukleon (partikel inti)
pada umumnya meningkat dengan bertambahnya nomor massa A. Sebagai
akibatnya, inti yang lebih berat yang dibentuk dari dua inti yang lebih ringan
memiliki energi ikat per nukleon yang lebih besar dari yang dimiliki masing-
masing inti semula. Tetapi energi ikat per nukleon yang lebih besar dari yang
dimiliki masing-masing inti semula. Tetapi energi ikat yang lebih tinggi berarti
massa diam yang bersangkutan lebih rendah.
Sumber:
Ali Abdulwahab Ridha. 2016. Chapter Six Nuclear Reaction. Tersedia di
https://www.researchgate.net/publication/307594033_Chapter_Six_Nuclear_Reactions

https://chem.libretexts.org/Textbook_Maps/General_Chemistry/Map%3A_Chemistry_(Averi
ll_and_Eldredge)/20%3A_Nuclear_Chemistry/20.2%3A_Nuclear_Reactions

https://www.nuclear-power.net/nuclear-power/reactor-physics/nuclear-engineering-
fundamentals/neutron-nuclear-reactions/neutron-elastic-scattering/elastic-and-inelastic-
scattering/

https://fas.org/nuke/guide/usa/doctrine/dod/fm8-9/1ch2.htm

https://slideplayer.com/slide/9266743/

https://www.google.co.id/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi
TgMLLyMveAhUH6Y8KHTNkDacQMwgpKAEwAQ&url=http%3A%2F%2Fcafe-
radiologi.blogspot.com%2F2011%2F02%2Fsinar-x-bremstrahlung-dan-sinar-
x.html&psig=AOvVaw2ddh77lO-
cKPI2XGj2uFpd&ust=1541999145367665&ictx=3&uact=3

https://www.slideshare.net/novasn16/reaksi-inti-makalah-fisika-17258306

https://koplakcom.files.wordpress.com/2013/05/9-reaksi-inti.doc

Anda mungkin juga menyukai