Anda di halaman 1dari 4

STELARIANI SIAMA

15 505 052
B / VII
PENDIDIKAN FISIKA

FISI NUKLIR
A. Apakah Nuklir ?
Apakah Atom dan Nuklir saling berhubungan ?
 Nuklir adalah suatu kata sifat yang khusus berhubungan dengan nucleus atau inti atom.
 Reaksi Nuklir : adalah reaksi yang melibatkan inti atom. Biasanya terjadi antara inti
atom dengan inti atom atau dengan partikel elementer yang menghasilkan produk yang
berbeda dengan inti atom atau partikel sebelum terjadinya reaksi. Secara umum reaksi
nuklir dapat dibedakan menjadi reaksi penggabungan (fusi) dan reaksi pembelahan (fisi).

B. Reaksi Fisi Nuklir


Peristiwa pecahnya inti atom menjadi dua atau tiga buah inti atom lain yang lebih
ringan. Prosesnya berawal dari masuknya /bertabrakannya partikel elementer neutron ke
dalam inti atom, yang membuat inti atom tidak stabil dan akhirnya pecah menjadi
beberapa inti atom lain, disertai lepasnya beberapa buah neutron (n), energi dalam
bentuk panas / kalor dan radiasi gamma (γ).

C. Energi Nuklir
Energi yang dibebaskan dalam proses reaksi nuklir, seperti dalam reaksi fisi
dinamakan energi nuklir. Proton dan neutron merupakan partikel bebas, sehingga ketika
bergabung membentuk satu inti atom, partikel-partikel ini terikat oleh energi yang
disebut energi ikat inti. Pada suatu proses reaksi fisi, sebagian dari energi ikat inti ini
terlepas, energi yang dilepaskan inilah yang menjadi sumber energi nuklir.
Sekitar 80% dari energi nuklir, dibawa oleh produk dari reaksi fisi dalam bentuk
energi kinetik yang kemudian terdisipasi menjadi panas di dalam medium bahan bakar.

*Energi Nuklir :
D-T fusion : 14,1 MeV Fisi U-235 : 180 MeV 1 eV = 1,602 x 10-19 J
D. Reaksi Fisi Berantai
Ketika inti atom suatu bahan bakar seperti uranium mengalami fisi, maka akan
dilepaskan pula sebanyak 2 atau 3 buah neutron baru (neutron bebas) hasil dari reaksi
fisi tersebut. neutron-neutron bebas tersebut bisa menjadi pemicu untuk terjadinya reaksi
fisi berikutnya dari inti atom uranium lain yang berada di sekitarnya. Jika reaksi-reaksi
fisi ini terus berlanjut, maka terjadilah apa yang dinamakan dengan reaksi fisi berantai.
Syarat agar terjadinya reaksi fisi berantai sehingga dapat terus dipertahankan
adalah: Pertama, tersedianya bahan bakar nuklir dalam jumlah yang cukup, agar reaksi
dapat dipertahankan (masa kritis).

a. Reaksi fisi berantai Lanjutan


Kedua, neutron yang digunakan harus berenergi relatif rendah (mengapa ?)
padahal neutron bebas hasil dari reaksi fisi adalah neutron dengan energi relatif tinggi
(fast neutron).
Energi neutron ini diturunkan (prinsip moderasi) dengan menggunakan
moderator agar reaksi fisi berikutnya pada reaksi fisi berantai dapat terjadi. Hal ini
dilakukan dengan cara memantulkan-mantulkan neutron pada atom-atom material yang
berfungsi sebagai moderator (biasanya air dan grafit / karbon), karena pantulan inilah
energi neutron menjadi turun.
Ketiga, populasi neutron, populasi yang terlalu banyak dari neutron maka akan
menyebabkan reaksi fisi berantai yang berlangsung cepat dan tidak terkendali. Untuk
mengendalikan jumlah neutron, sehingga reaksi fisi terkendali, maka dipakai material
penyerap neutron seperti boron (B). Boron hanya menyerap neutron tanpa mengganggu
reaksi fisi.

• Untuk mengukur kestabilan inti digunakan besaran energi ikat inti per nukleon. Inti
dengan energi ikat paling besar (A = 60) adalah inti yang paling stabil.
• Dengan melihat energi ikat inti nukleon, untuk nuklida ringan, sedang, dan berat.
Misalnya: H-1 = 1,1 MeV; Ni-60 = 8,8 MeV dan U-238 = 7,6 MeV.
• Nuklida ringan dan berat relatif kurang stabil, jika dibandingkan dengan nuklida
pertahanan. Hal ini dikarenakan akan dilepaskan energi apabila suatu nuklida berat
mengalami perpecahan atau suatu nuklida ringan mengadakan penggabungan.
• Peristiwa pecahnya nulkida berat menjadi dua nuklida sedang disebut reaksi FISI nuklir.
• Sedangkan peristiwa penggabungan nuklida ringan menjadi nuklida sedang disebut reaksi
FUSI nuklir.
• Misal: U-236 pecah menjadi X-96 dan Y-140 dengan energi ikat inti per nukleon
berturut-turut: 7, 5 MeV, 8,6 MeV dan 8,3 MeV.
• Energi total dalam inti U-236 = [- 1770 MeV]
• Energi total dalam inti X -96 = [- 825,6 MeV]
• Energi total dalam inti Y-140 = [- 1162,0 MeV]
• Energi total nuklida setelah reaksi: [-1987,6 MeV]
• Q = [+ 218 MeV] ---- dilepaskan
• Dalam prakteknya, energi yang dilepaskan sekitar 200 MeV, diantaranya 60% berwujud
panas (120 MeV).
• Agar dapat berlangsung suatu reaksi fisi nuklir, maka suatu nuklida berat, misal: U – 236
harus ditembak dengan partikel nuklir seperti netron, alfa, deteron dan gamma.
Diantaranya yang paling penting adalah reaksi fisi dari nuklida berat U – 235 yang
ditembak dengan partikel penembak netron.
• Mula-mula U-235 menangkap netron kemudian terbentuk U -236 yang tidak stabil,
segera pecah menjadi 2 inti sedang X dan Y. Nomor massa X dan Y tak tertentu
melainkan terdistribusi antara 60 – 170.
• Mungkin keduanya merupakan inti yang tidak stabil, tetapi sekurang-kurangnya satu
diantaranya merupakan inti yang tidak stabil.
• Netron yang terkandung pada nuklida berat, kelebihan netron dalam nuklida hasil fisi
akan dilepaskan menurut 2 cara, yaitu:
1. beberapa buah netron dilepaskan dalam waktu 10-14 detik. Neutron jenis ini disebut
netron serentak yang jumlahnya meliputi 99%. Beberapa menit kemudian baru
dilepaskan lagi netron yang disebut netron tertunda yang jumlahnya sangat sedikit yaitu
0,75%.
2. memancarkan partikel beta secara berturutan.

Anda mungkin juga menyukai