A. VERSI 1
REAKSI FISI
Reaktor tak lain adalah tempat bereaksi. Dalam hal ini, pengertian sehari
hari yang dipakai ialah reaksi inti. Reaksi fisi adalah suatu reaksi
pembelahan, yang disebabkan oleh neutron yang secara umum dapat
ditulis sebagai:
X + n > X1 + X2 + (2 - 3) n + E.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam jenis reaksi tersebut adalah:
1). X disebut inti bahan fisil (fisile material), yang secara populer disebut
"bahan bakar" karena dalam reaksi ini dibebaskan sejumlah energi. Hanya
beberapa inti dapat bereaksi fisi yaitu 238U, 235U, 233U dan 239Pu di
mana kedua unsur terakhir merupakan unsur buatan manusia karena tidak
terdapat di alam sebagai hasil dari reaksi inti-inti 232Th dan dan 238U
dengan neutron.
f (fission microscopic2). Keboleh jadian suatu inti berfisi dinyatakan
dengan cross section = penampang fisi mikroskopik), di mana besaran
tersebut tergantung dari energi neutron yang bereaksi dengan suatu intitertentu. Sebagai contoh f 238U besar pada energi neutron rendahdapat
disebutkan bahwa nilai f 238U kecil(termal) tetapi kecil pada energi
tinggi. Sebaliknya nilai fpada saat neutron berenergi besar. Untuk 239Pu
dan 233U mempunyai besar pada energi tinggi, oleh karena itu bahan ini
digunakan sebagai bahan bakar pada reaktor cepat.
3). Dari reaksi dihasilkan dua inti baru sebaga hasil fisi, X1 dan X2 yang
berupa inti-inti yang tidak stabil. Untuk menjadi stabil inti-inti tersebut
meluruh (decay) dengan mengeluarkan sinar-sinar maupun partikel.
4). Adanya neutron-neutron baru yang dihasilkan dari reaksi inti tersebut
dapat melanjutkan reaksi fisi hingga mungkin terjadi reaksi berantai, dan
pada keadaan tertentu bila tidak dikendalikan maka reaksi berantai
tersebut dapat menjadi suatu ledakan. Reaksi nuklir yang tidak
terkendali merupakan prinsip kerja bom nuklir. Neutron yang dihasilkan
oleh fisi 2mempunyai energi yang tinggi, MeV, jika fisii diharapkan
terjadi pada En rendah (energi termal 0,025 eV), maka neutron yang baru
lahir tersebut harus diturunkan energinya dahulu dengan jalan hamburanhamburan. Di dalarn reaktor neutron mempunyai kemungkinankemungkinan untuk:
a. diserap tanpa menimbulkan fisi
b. diserap mengakibatkan fisi
c. hilang dari sistim
d. hamburan
Jadi penurunan energi neutron berkompetisi dengan
kemungkinankemungkinan yang lain, dan untuk dapat menghitung
masing-masing kemungkinan perlu diselidiki mekanisme reaksi masingmasing.
5). Reaksi fisi mengeluarkan energi total E, sebesar 200 MeV. Dengan
menggunakan data konversi satuan dan data fisika, dapat dihitung
bahwa bila semua inti-inti 1 gram uranium melakukan fisi maka kalor yang
dikeluarkan setara dengan kalor yang dihasilkan oleh pembakaran 1 ton
batu bara. Jelas dari gambaran tersebut bahwa, kalor yang dikeluarkan
dari reaksi inti sangat besar.
Telah dijelaskan bahwa reaktor yang lazim dipakai saat ini bekerja atas
dasar reaksi fisi (pemecahan) inti atom. Sebagai bahan bakar umumnya
digunakan Uranium 235U yang kandungannya telah diperkaya. Uranium
alam mempunyai kandungan 235U hanya sekitar 0,7 persen, selebihnya
adalah 238U. Untuk memecah inti isotop Uranium digunakan neutron
lambat ('thermalneutron'). Uranium yang menangkap neutron segera
menjadi tidak stabil. Inti Uranium yang tidak stabil hanya dapat bertahan
selama kurang lebih sepertriliun detik (10-12 detik) sebelum mengalami
proses fisi menjadi inti-inti X1 dan X2 serta sekitar dua sampai tiga
neutron yang siap untuk memecah inti 235U lainnya. Kemudian ketiga
neutron tadi diserap oleh inti-inti isotop Uranium lain, tiga proses yang
sama akan terjadi dengan produksi akhir sekitar sembilan neutron. Proses
berulang-ulang ini dinamakan reaksi berantai ('chain reaction') yang
merupakan prinsip kerja reaktor. Pada setiap proses pemecahan tadi, inti
atom akan melepaskan energi yang sesuai dengan hilangnya jumlah
massa inti-inti di akhir proses rumus E=mc2. Jadi jumlah energi yang
dihasilkan akan sebanding dengan banyak proses yang terjadi dan
sebanding dengan jumlah neutron yang dihasilkan.
Untuk mengendalikan atau mengatur reaksi berantai dalam reaktor nuklir
digunakan bahan yang dapat menyerap neutron misalnya Boron dan
Cadmium, yang bertujuan untuk mengatur populasi neutron. Dengan
mengatur populasi neutron ini dapat ditentukan tingkat daya raktor,
bahkan reaksi dapat dihentikan sama sekali (tingkat daya mencapai titik
0) pada saat semua neutron terserap oleh bahan penyerap. Perangkat
pengatur populasi neutron pada reaktor ini disebut batang kendali. Jika
batang kendali disisipkan penuh diantara elemen bakar, maka batang
kendali akan menyerap neutron secara maksimum sehingga reaksi
berantai akan dihentikan dan daya serap batang kendali akan berkurang
bila batang kendali ditarik menjauhi elemen bakar.
Reaksi Fusi
Proses reaksi fusi adalah kebalikan dari reaksi fisi seperti arti harfiahnya,
proses ini merupakan reaksi penggabungan dua inti menjadi inti lain yang
lebih besar. Reaksi jenis ini tidak terjadi secara alamiah di permukaan
bumi, namun merupakan prinsip kerja pembakaran Hidrogen di pusat
matahari serta bintang-bintang. Sebenarnya, banyak tipe reaksi fusi yang
dapat terjadi di matahari yang sering disebut siklus proton-proton, mulai
dari penggabungan dua inti Hidrogen menjadi inti Deuterium hingga
penggabungan inti Deuterium dan inti Tritium. Kebanyakan reaksi ini
membutuhkan kondisi tertentu yang hanya terdapat di dalam inti matahari
ataupun bintang-bintang, misalnya tekanan yang sangat tinggi. Di dalam
inti matahari, tekanan yang sangat tinggi dihasilkan oleh gaya gravitasi.
Gaya gravitasi pada pusat matahari haruslah sangat besar untuk
mempertahankan strukturnya, mengingat komposisi matahari kebanyakan
terdiri dari gas Hidrogen. Reaksi fusi di dalam teras reaktor membutuhkan
Deuterium dan Tritium sebagai bahan bakar, yang jika bergabung pada
kondisi tertentu akan menghasilkan inti Helium yang stabil disertai sebuah
neutron yang membawa sebagian besar energi hasil fusi. Saat ini,
Deuterium bukan merupakan masalah, sebab tersediaannya di alam boleh
dikatakan tak terbatas. Deuterium dapat diekstraksi dari air biasa, untuk
setiap satu meter kubik air dapat diperoleh sekitar 200 gram Deuterium.
Berlainan dengan Deuterium, Tritium bersifat radioaktif. Tritium alam
sangat jarang dijumpai. Untungnya, Tritium dapat dihasilkan melalui
proses 'breeding' dengan menggunakan sebagian kecil neutron hasil
reaksi fusi serta dua jenis isotop Litium yang terdapat di alam, yaitu
Litium-6 dan Litium-7. Litium-6 dapat menangkap neutron cepat dan
neutron lambat, sedangkan Litium-7 hanya menangkap neutron cepat.
Litium yang menangkap neutron akan pecah menjadi Tritium serta Helium.
Reaktor Fusi
Banyak masalah yang harus dipecahkan sebelum reaktor fusi dapat
digunakan secara komersil. Untuk menggabungkan inti Deuterium dengan
Tritium, gaya tolak-menolak ('repulsive') akibat muatan positif kedua inti
harus diatasi. Cara yang paling mungkin adalah dengan menaikkan suhu
kedua inti hingga energi kinetiknya dapat mengatasi gaya 'Coulomb' tadi.
Masalahnya, untuk mengatasi gaya ini dibutuhkan suhu jutaan Celsius!
Suhu setinggi ini tidak aneh jika kita melihat suhu inti matahari dimana
proses fusi dapat dengan mudah terjadi (suhu inti matahari sekitar 15 juta
Celsius). Karena tidak ada material di atas permukaan bumi yang dapat
menahan suhu setinggi ini, diperlukan teknik supercanggih untuk
melokalisir plasma (inti bermuatan yang memiliki suhu sangat tinggi) pada
proses fusi agar tidak bersentuhan dengan komponen-kompnen reaktor.
Ada dua cara yang paling efektif untuk melokalisir plasma selama proses
fusi berlangsung, yaitu cara magnetis dan cara inersial.
Cara pertama dilakukan di dalam instrumen berbentuk 'donat', yang
Reaksi nuklir lain yang sudah dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
listrik adalah reaksi fisi. Reaksi fisi merupakan kebalikan dari reaksi fusi,
yaitu reaksi yang membelah suatu partikel atomik menjadi menjadi
beberapa partikel atomik lainnya dan sejumlah energi. Salah satu contoh
dari reaksi fisi adalah reaksi fisi pada partikel uranium-235 (235U) yang
ditumbuk oleh sebuah neutron yang bergerak pelan (Gambar 1.b). Proses
penyerapan neutron oleh uranium-235 mengakibatkan terbentuknya
partikel uranium-236 (236U) yang tidak stabil sehingga terbelah menjadi
partikel kr ypton-92 (92 Kr), barium-141 (141Br), dan beberapa neutron
bebas serta sejumlah energi. Reaksi fisi dapat berlangsung secara terus
menerus yang biasa disebut dengan reaksi rantai. Dalam reaksi rantai,
neutron yang telah terhambur dari reaksi fisi dapat mengakibatkan
terjadinya reaksi fisi lain sama baiknya dengan reaksi fisi sebelumnya.
Energi yang dihasilkan dari reaksi ini dapat dikonversi menjadi energi
listrik pada sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Tiga hal menarik yang terjadi pada proses reaksi fisi adalah sebagai
berikut:
Peluang sebuah atom U-235 menangkap sebuah neutron bernilai sangat
tinggi. Dalam sebuah reaktor yang bekerja (dikenal dengan keadaan
kritis), sebuah neutron yang terhambur dari setiap reaksi fisi dapat
menyebabkan terjadinya reaksi fisi yang lainnya.
Proses penyerapan dan penghamburan neutron terjadi dengan sangat
cepat pada orde pikosekon (110-12 sekon)
Jumlah energi yang dihasilkan berupa panas dan radiasi gamma luar
biasa besar pada sebuah reaksi fisi yang terjadi. Dalam reaksi ini
terbentuk beberapa produk fisi dan neutron dengan massa total yang
lebih ringan dari partikel U-235 pada awal reaksi. Perbedaan massa ini
diubah menjadi energi dengan nilai yang dirumuskan dalam E = mc2.
Dalam satu kali peluruhan atom U-235 bisa dihasilkan energi sebesar 200
MeV (1 eV = 1,6.10-19 joule). U-235 dapat bekerja dalam sebuah sampel
uranium yang diperkaya menjadi 2 sampai 3 persen. Pada senjata nuklir,
komposisi U-235 mencapai 90 persen atau lebih dari sebuah sampel
uranium.
B. VERSI 2
Bentuk reaksi nuklir secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam reaksi fisi dan fusi.
Reaksi-reaksi nuklir tergantung dari jenis nuklidanya, jenis partikel penembak, dan cara
peluruhan dari nuklida yang terbentuk.
Nuklida radioaktif yang mengalami reaksi nuklir dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok
nuklir radioaktif alami dan buatan; nuklida radioaktif ringan dan berat.
Partikel penembak yang menyebabkan reaksi nuklir dapat berwujud partikel yang
bermuatan, partikel yang tidak bermuatan, partikel berat, dan
gelombang
elektromagnet.
Cara peluruhan nuklida radioaktif dapat berjalan secara bertahap dan tidak bertahap;
secara berlanjut dan tidak berlanjut.
1 Reaksi Fisi
Reaksi fisi adalah suatu reaksi pembelahan nukleus atau reaksi yang menuju ke arah
penurunan massa nukleus. Reaksi fisi terjadi bila energi potensial coulomb Vc > Qfis; yang
mana Qfis adalah energi yang diperlukan atau diserap oleh sebuah nuklida untuk membelah
nukleus atau menurunkan jumlah massa nukleusnya. Nuklida-nuklida yang dapat atau mudah
mengalami reaksi fisi adalah nuklida yang memiliki bilangan hasil komparasi antara jumlah
netron dan protonnya tidak sama dengan satu.
Perbedaan yang cukup besar antara bilangan hasil komparasi jumlah netron dengan
proton dibandingkan dengan angka satu menyebabkan harga Vc >>> Qfis, sehingga reaksi
fisi semakin mudah terjadi. Hasil reaksi fisi dapat berupa nuklida yang sama tetapi sifat dari
nukleusnya baru atau nuklida baru yang disertai dengan timbulnya radiasi radioaktif dan
pembebasan sejumlah energi Qfis. Pada umumnya, jenis radiasi yang menyertai peluruhan
massa nuklida radioaktif yang terdapat di alam adalah radiasi alfa, beta, dan elektro capture.
Nuklida yang mudah ditemukan di alam yang memiliki hasil komparasi jumlah netron
terhadap protonnya lebih besar dari satu sehingga dapat mengalami reaksi fisi antara lain
isotop U-238, U-235, dan Th-232.
a. Reaksi Fisi Uranium
Uranium yang ada di alam terdiri dari tiga isotop nuklir yaitu isotop nuklida U-238
dengan kelimpahan 99,2%, nuklida U-235 dengan kelimpahan 0,7%, dan nuklida U-236
dengan kelimpahan 0,1%.
Misalnya, nuklida U-238 dapat meluruh membentuk nuklida Th-234 yang disertai
dengan radiasi partikel He-4 yang memerlukan waktu paruh t1/2 = 4,47 x 109 tahun, dan
persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:
U238 90Th234 + 2He4 + Qfis
92
Seterusnya nuklida Th-234 meluruh membentuk nuklida U-234 disertai dengan radiasi
beta yang memiliki waktu paruh t1/2 = 241 hari, dan persamaan reaksinya dapat dituliskan
sebagai berikut:
Th234 92U234 + 2 -1e0 + Qfis
90
Nuklida U-234 meluruh membentuk nuklida Th-230 disertai dengan radiasi partikel He4 yang memakai waktu paruh t1/2 = 8,0 x 104 tahun, dan seterusnya sampai diperoleh nuklida
yang benar-benar stabil.
b. Reaksi Fisi Thorium
Nuklida thorium yang ditemukan di alam adalah Th-232 dengan kelimpahan 100%.
Nuklida Th-232 ini dapat meluruh membentuk nuklida Ra-228 yang disertai dengan radiasi
partikel He-4 yang menggunakan waktu paruh t1/2 = 1,4 x 1010 tahun. Nuklida Ra-228 dengan
mudah meluruh membentuk nuklida Ac-228 yang disertai radiasi beta dengan waktu paruh
5,76 tahun, selanjutnya nuklida Ac-228 meluruh menghasilkan nuklida Th-228 yang disertai
dengan radiasi beta dalam waktu paruh 6,13 tahun, dan seterusnya sampai dihasilkan nuklida
yang stabil.
2 Reaksi Fusi
Reaksi fusi adalah reaksi penggabungandua nuklida atau lebih yang menghasilkan nuklida
yang sama dengan struktur nukleus yang baru atau nuklida yang benar-benar baru di samping
sejumlah energi dan radiasi radioaktif. Agar dua nuklida atau lebih dapat saling berinteraksi,
maka nuklida tersebut harus mampu mengatasi energi coulomb penghalang yang ada. Energi
coulomb yang ada merupakan bentuk energi tolak menolak yang ditimbulkan oleh nukleonnukleon yang bermuatan listrik positif yaitu proton yang ada di dalam dua nuklida atau lebih
yang akan melakukan reaksi fusi.
Untuk mengatasi energi tolak menolak coulomb, maka nuklida-nuklida harus menyediakan
energi awal yang besar yang antara lain dalam bentuk energi kinetik. Energi kinetik ini dapat
diperoleh dari hasil pengubahan nergi potensial yang sebelumnya telah dimiliki, atau dari
hasil menyerap sejumlah energi dari lingkungan. Besarnya energi kinetik yang dapat
digunakan untuk mengatasi energi tolak menolak coulomb tersebut minimal 0,1 MeV.
Apabila energi yang dilepaskan atau dibebaskan sewaktu reaksi fusi nuklir besarnya jauh
lebih besar dari energi kinetiknya, maka secara akumulatif hasil reaksi fusi masih disertai
dengan pembebasan energi sebesar Qfus.
Teknik yang digunakan untuk membantu terjadinya reaksi fusi antara dua nuklida atau lebih
adalah dengan memberikan energi kinetik dengan cara menembakkan partikel nuklida satu ke
nuklida yang lainnya. Misalnya, apabila dua nuklida H-2 saling bertabrakan akan terbentuk
nuklida He-4 yang disertai dengan pembebasan sejumlah energi Qfus. Persamaan reaksi
fusinya dapat dituliskan sebagai berikut:
H2 + 1H2 2He4 + Qfus
Contoh lain adalah reaksi fusi nuklida Be-9 dan He-4 yang menghasilkan nuklida C-12 yang
diikuti oleh radiasi partikel netron serta pembebasan sejumlah energi reaksi fusi nuklir Qfus.
Persamaan reaksinya:
Be9 + 2He4 6C12 + 0n1 + Qfus
Dengan menggunakan nuklida yang memiliki massa lebih tinggi dari ion nukleus C(+6) dan
setelah diberi energi kinetik yang cukup besar maka dapat digunakan untuk merubah sifat
nuklida-nuklida yang menjadi sasaran tembak dari non radioaktif menjadi radioaktif. Pada
contoh di atas, nuklida yang bersifat radioaktif adalah nuklida
35
proses penangkapan elektron yang berenergi terendah yaitu elektron dari orbital K sehingga
menurunkan jumlah muatan nukleusnya sebesar jumlah partikel elektron yang diserap dalam
waktu paruh sekitar 25,3 menit. Persamaan reaksi penangkapan elektronnya sebagai berikut:
35
Apabila suatu nuklida berat yang bernomor massa (A) memiliki jumlah proton yang
tidak jauh berbeda dengan netronnya, akan ada kecenderungan untuk mengubah protonnya.
Sebagai contoh, bila yang diubah adalah satu proton menjadi netron dan satu partikel beta
yang bermuatan positif (+1e0), satu massa neutrino yang bermuatan positif ( +1v) dan satu
netron. Akibat dari peristiwa ini yaitu nomor nuklidanya akan turun satu angka, jumlah
netronnya bertambah satu angka, dan nomor massanya tetap. Proses peluruhan partikel beta
yang bermuatan positif disebut proses peluruhan positron. Dampak dari peluruhan partikel
positron atau beta positif ini akan diikuti oleh proses anhilasi atau penghilangan energi
sebesar 1,02 MeV yang ekuivalen dengan dua kuanta radiasi gama. Ini terjadi karena partikel
positron yang meluruh dari nuklida akan berinteraksi dan saling menetralkan dengan elektron
yang mengorbit di luar nukleus.
Arah meluruhnya partikel beta yang bermuatan negatif dapat menuju ke nukleus dan
berinteraksi dengan nukleon yang bermuatan positif atau proton. Dampak terjadinya interaksi
antara satu proton dengan satu elektron adalah jumlah netron akan bertambah satu, jumlah
proton berkurang satu, dan disertai pembebasan energi sebesar Eo. Besarnya energi Eo dapat
ditentukan dengan cara sebagai berikut:
C. VERSI 3
Mengenal Reaksi Fisi dan Fusi
REAKSI FISI
Salah satu jenis reaksi nuklir disebut reaksi fisi. Reaksi fisi terjadi ketika sebuah neutron
mengahantam sebuah inti besar, memecahnya menjadi dua unsur baru atau lebih dengan inti
yang lebih kecil. Secara umum, persamaan untuk reaksi fisi adalah sebagai berikut :
Unsur W ditembaki dengan sebuah neutron (n) dan menghasilkan dua unsur baru, X dan Y,
serta lebih banyak neutron. Seperti sebelumnya, bilangan a dan z menunjukkan massa
atom dan nomor atom. (massa atom neutron adalah 1 dan nomor atomnya adalah 0).
Tidak seperti reaksi kimia, yang menciptakan ikatan di antara unsur-unsur yang berbeda,
reaksi fisi benar-benar menciptakan unsur baru. Reaksi fisi juga melepaskan banyak kalor dan
beberapa neutron. Neutron-neutron ini kemudian bebas menembaki inti radioaktif lainnya
dan memulai lebih banyak reaksi fisi. Ini disebut reaksi berantai. Reaktor nuklir di
pembangkit listrik mengendalikan reaksi berantai tersebut sehingga kalor dan radiasi
dilepaskan secara perlahan dan aman.
REAKSI FUSI
Reaksi fusi adalah kebalikan dari reaksi fisi. Reaksi fusi menggabungkan dua inti kecil
untuk menciptakan sebuah inti besar dan melepaskan banyak energi. Reaksi fusi sangat sulit
dimulai karena membutuhkan energi yang sangat besar untuk memulainya.
Satu tempat yang menjadikan reaksi fusi terjadi secara terus-menerus adalah di dalam
matahari. Matahari mengubah atom-atom hidrogen menjadi helium melalui reaksi fusi, dan
melepaskan energi yang menyinari dan menghangatkan planet kita.
Di bumi, para ilmuwan telah mencoba dengan berbagai cara untuk membangkitkan tenaga
dari reaksi fusi. Karena membutuhkan begitu banyak energi untuk memulai, reaksi tersebut
tidak mudah untuk diteliti. Reaktor fusi sedang dibangun untuk menguji apakah
memungkinkan untuk melepaskan lebih banyak energi dari reaksi fusi daripada energi yang
ditambahkan untuk memulainya. Jika ini berhasil, reaksi fusi bisa menjadi sumber tenaga
baru yang sangat berguna.