Anda di halaman 1dari 6

Contoh Reaksi Fisi dan Fusi Kimia, Berantai,

Reaktor, Nuklir, Aplikasi, Manfaat,


Kegunaan
Contoh Reaksi Fisi dan Fusi Kimia, Berantai, Reaktor, Nuklir, Aplikasi, Manfaat, Kegunaan -
Reaksi inti, seperti halnya reaksi elektronik, melibatkan perubahan energi. Akan tetapi, perubahan
energi dalam reaksi inti bersifat serta merta dan berantai sehingga perlu pengetahuan dan teknologi
tinggi untuk mengembangkan reaktornya. Ada tiga jenis reaktor nuklir, yaitu reaktor untuk reaksi
fusi, reaktor fisi, dan reaktor pembiak.

1. Reaksi Fisi

Reaksi fisi adalah reaksi pembelahan nuklida radioaktif menjadi nuklidanuklida dengan nomor
atom mendekati stabil. Pembelahan nuklida ini disertai pelepasan sejumlah energi dan sejumlah
neutron. Reaksi fisi inti uranium235 dioperasikan dalam reaktor tenaga nuklir untuk pembangkit
tenaga listrik. Jika inti 235U dibombardir dengan neutron, akan dihasilkan inti-inti atom yang lebih
ringan, disertai pelepasan energi, juga pelepasan neutron sebanyak 2 hingga 3 buah. Jika neutron
dari setiap reaksi fisi bereaksi lagi dengan inti 235U yang lain, inti-inti ini akan terurai dan
melepaskan lebih banyak neutron. Oleh karena itu, terjadi reaksi yang disebut reaksi berantai
(chain reaction).

Gambar 1. Reaksi fisi 235U dengan neutron membentuk kripton dan barium disertai pelepasan energi sebesar 3,5
10-11 J dan sejumlah neutron yang siap bereaksi fisi dengan inti yang lain.
Reaksi berantai adalah sederetan reaksi fisi yang berlangsung spontan dan serta merta, disebabkan
oleh neutron yang dilepaskan dari reaksi fisi sebelumnya bereaksi lagi dengan inti-inti yang lain.
Oleh karena satu reaksi fisi dapat menghasilkan 3 neutron, jumlah inti yang melakukan fisi berlipat
secara cepat, seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Reaksi berantai dari fisi inti merupakan dasar
dari reaktor nuklir dan senjata nuklir.
Gambar 2. Reaksi berantai pada reaksi fisi.
Agar dapat memanfaatkan reaksi berantai dari suatu sampel radioaktif yang berpotensi fisi maka
reaksi fisi harus dikendalikan dengan cara mengendalikan neutron yang dilepaskan dari reaksi itu.
Dengan demikian, hanya satu neutron yang dapat melangsungkan reaksi fisi berikutnya.

Berdasarkan hasil pengamatan, jika sampel radioaktif terlalu sedikit, neutron-neutron yang
dihasilkan dari reaksi fisi meninggalkan sampel radioaktif sebelum neutron-neutron itu memiliki
kesempatan untuk bereaksi dengan inti-inti radioaktif yang lain. Dengan kata lain, terdapat massa
kritis untuk bahan tertentu yang berpotensi fisi, yang dapat melangsungkan reaksi berantai (lihat
Gambar 3). Massa kritis adalah massa terkecil dari suatu sampel yang dapat melakukan reaksi
berantai.

Gambar 3. Konstruksi bom atom.


Jika massa terlalu besar (super kritis), jumlah inti yang pecah berlipat secara cepat sehingga dapat
menimbulkan ledakan dan petaka bagi manusia, seperti pada bom atom. Bom atom merupakan
kumpulan massa subkritis yang dapat melakukan reaksi berantai. Ketika dijatuhkan massa
subkritis menyatu membentuk massa super kritis sehingga terjadi ledakan yang sangat dahsyat.
Reaktor fisi nuklir adalah suatu tempat untuk melangsungkan reaksi berantai dari reaksi fisi yang
terkendali. Energi yang dihasilkan dari reaktor ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
nuklir. Reaktor nuklir terdiri atas pipa-pipa berisi bahan bakar radioaktif dan batang pengendali
neutron yang disisipkan ke dalam pipa bahan bakar nuklir tersebut. Perhatikan Gambar 4.

Gambar 4. Skema bagian inti dari reaktor nuklir.


Pipa bahan bakar berbentuk silinder mengandung bahan yang berpotensi fisi. Dalam reaktor air
ringan (1H2O), pipa bahan bakar berisi uranium yang berpotensi melangsungkan reaksi fisi.
Uranium yang digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir mengandung
isotop 235U sekitar 3%. Batang pengendali neutron dibuat dari bahan yang dapat menyerap neutron,
seperti boron dan kadmium sehingga dapat mengendalikan reaksi berantai.

Pengendalian neutron dilakukan dengan cara menaikkan atau menurunkan batang pengendali yang
disisipkan dalam pipa bahan bakar. Dalam keadaan darurat, batang-batang pengendali ini, dapat
dimasukkan seluruhnya ke dalam pipa bahan bakar guna menghentikan reaksi fisi. Selain batang
pengendali, terdapat alat yang disebut moderator
Moderator ini berguna untuk memperlambat gerakan neutron. Moderator dipasang jika bahan
bakar uranium235 merupakan fraksi terbanyak dari total bahan bakar. Moderator yang dipakai
umumnya air berat (2H2O), air ringan (1H2O), atau grafit.

Bahan bakar nuklir, selain uranium235, juga uranium238 dapat dijadikan bahan bakar.
Keunggulan dan kelemahan dari kedua bahan bakar tersebut, yaitu jika uranium238, bereaksi
lebih cepat dengan neutron hasil reaksi fisi dibandingkan uranium235, tetapi uranium235
bereaksi lebih cepat dengan neutron yang telah diperlambat oleh moderator.

Pada reaktor air ringan, 1H2O berperan sebagai moderator, sekaligus sebagai pendingin. Gambar
berikut menunjukkan rancang bangun reaktor air bertekanan atau reaktor air ringan.
Gambar 5. Reaktor nuklir air ringan (konstruksi air bertekanan) Batang bahan bakar
memanaskan air yang disirkulasikan ke penukar kalor. Uap yang dihasilkan dalam penukar kalor
dilewatkan ke turbin yang mendorong generator listrik.
Air dalam reaktor dipertahankan sekitar 350 C pada tekanan 150 atm agar tidak terjadi pendidihan.
Air panas ini disirkulasikan menuju penukar kalor, di mana kalor digunakan untuk menghasilkan
uap, dan uap tersebut menuju turbin untuk pembangkit listrik.

Setelah periode waktu tertentu, hasil reaksi fisi yang menyerap neutron berakumulasi dalam pipa
bahan bakar. Hal ini menimbulkan interferensi dengan reaksi rantai sehingga pipa bahan bakar
harus diganti secara berkala.

Buangan sisa bahan bakar menjadi limbah nuklir. Limbah ini dapat diproses ulang. Bahan bakar
sisa tersebut dipisahkan secara kimia dari limbah radioaktif. Plutonium239 adalah salah satu jenis
bahan bakar hasil pemisahan dari buangan limbah nuklir. Isotop ini diproduksi selama reaktor
beroperasi, yaitu pemboman uranium238 oleh neutron. Isotop plutonium239 juga berpotensi fisi
dan dipakai untuk membuat bom atom atau senjata nuklir.

Ketersediaan isotop plutonium239 dalam jumlah besar akan meningkatkan kesempatan negara-
negara maju untuk menyalahgunakan plutonium dijadikan bom atom atau senjata nuklir pemusnah
masal. Sisa bahan bakar nuklir sebaiknya tidak didaur-ulang. Masalah utama bagi lembaga tenaga
nuklir adalah bagaimana membuang sampah radioaktif yang aman.

Energi yang terdapat di matahari sebagai akibat dari reaksi fusi.

Energi tota l : + 26,7 MeV

Reaksi individu :
Bom hidrogen yang pernah dikembangkan juga menerapkan reaksi fusi inti untuk tenaga
penghancurnya.

2. Reaksi Fusi

Reaksi fusi adalah reaksi nuklida-nuklida ringan digabungkan menjadi nuklida dengan nomor
atom lebih besar. Misalnya, inti deuterium (2H) dipercepat menuju target yang mengandung
deuteron (2H) atau tritium (3H) membentuk nuklida helium. Persamaannya:

Untuk mendapatkan reaksi fusi inti, partikel pembom (proyektil) harus memiliki energi kinetik
yang memadai untuk melawan tolakan muatan listrik dari inti sasaran (lihat Gambar 6).

Gambar 6. Grafik energi antaraksi dua inti terhadap tolakan elektrostatis.


Disamping pemercepat partikel, cara lain untuk memberikan energi kinetik memadai kepada inti
proyektil agar dapat bereaksi dengan inti sasaran dilakukan melalui pemanasan inti sasaran hingga
suhu sangat tinggi. Suhu pemanasan inti sasaran sekitar 108 C. Pada suhu ini semua elektron
dalam atom mengelupas membentuk plasma. Plasma adalah gas netral yang mengandung ion dan
elektron.
Masalah utama dalam mengembangkan reaksi fusi terkendali adalah bagaimana kalor plasma yang
bersuhu sangat tinggi dapat dikendalikan. Kendalanya, jika plasma menyentuh bahan apa saja,
kalor dengan cepat dihantarkan dan suhu plasma dengan cepat turun.

Reaktor uji fusi inti Tokamak menggunakan medan magnet berbentuk donat untuk
mempertahankan suhu plasma dari setiap bahan, seperti ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Reaksi fusi inti tokamak.


Anda sekarang sudah mengetahui Contoh Reaksi Fisi dan Fusi. Terima kasih anda sudah
berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Sunarya, Y. dan A. Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 3 : Untuk Kelas XII Sekolah
Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta,
p. 298.

http://www.nafiun.com/2013/09/contoh-reaksi-fisi-dan-fusi-kimia.html

Anda mungkin juga menyukai