Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM TERMODINAMIKA KIMIA

PERCOBAAN 1

BOMB KALORIMETER

Nama : Awanda Gita

NRP : 01211640000007

Kelompok :5

Kelas :1

Asisten Laboratorium: Randy Yusuf Kurniawan

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS ILMU ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalor merupakan salah satu bentuk energi, sehingga kalor juga mampu melakukan
perpindahan. Perpindahan kalor terjadi jika terdapat perbedaan suhu diantara dua jenis
zat. Perpindahan kalor terjadi dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah (Rokhimi dan
Pujayanto, 2015). Suatu zat dapat dideteksi mengalami perpindahan kalor jika zat tersebut
mengalami perubahan suhu. Suatu zat yang memiliki suhu tinggi akan mengalami
penurun suhu jika dicampur dengan zat lain yang memiliki suhu lebih rendah, begitu juga
sebaliknya.
Kalor pembakaran merupakan kalor yang dihasilkan dari suatu reaksi pembakaran.
Pembakaran itu sendiri merupakan reaksi kimia yang terjadi karena adanya interaksi
secara spontan antara zat yang digunakan dengan oksigen. Zat yang digunakan ini
biasanya disebut sebagai bahan bakar, sedangkan oksigen yang menyebabkan
pembakaran terjadi disebut sebagai pengoksidasi (NASA, 2015).
Kalor pembakaran diukur dengan cara membakar sampel bahan bakar pada sebuah
wadah yang diisi oksigen atau yang sering disebut bomb, alat ini kemudian dikenal
sebagai bomb kalorimeter. Bomb kalorimeter ini menggunakan volume tetap untuk
mengukur kalor pembakaran suatu bahan bakar. Bomb kalorimeter merupakan suatu
sistem adiabatik karena tidak terjadi perpindahan panas dari bomb ke lingkungan. Bomb
kalorimeter terbuat dari bahan campuran yang anti karat (Jessup dan prosen, 1950).
Kalor pembakaran dari suatu bahan bakar dapat ditentukan dengan melakukan
standarisasi bomb kalorimeter dengan menggunakan suatu bahan standar yaitu asam
benzoat

1.2 Rumusan Masalah


Setiap jenis bahan bakar memiliki perbedaan dalam jumlah kalor yang dilepaskan,
maka dari itu perlu dilakukan pengukuran kalor yang dilepaskan (kalor pembakaran)
oleh suatu bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan di dalam percobaan ini berupa batu
bara dengan menggunakan bahan standarisasi berupa asam benzoat (C7H6O2) dan alat
berupa bomb kalorimeter sederhana.

1.3 Tujuan
Tujuan dalam percobaan ini adalah untuk merangkai alat bomb kalorimeter
sederhana serta menghitung kalor pembakaran dari sampel batu bara dengan
menggunakan bahan standarisasi berupa asam benzoat (C7H6O2) dan alat berupa bomb
kalorimeter sederhana.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hukum 1 Termodinamika


Hukum pertama termodinamika menjelaskan tentang kekalan energi. Hukum ini
berbunyi “Energi total semesta adalah konstan”. Lebih lengkapnya, energi di alam semesta
tidak dapat diciptakan maupun tidak dapat dimusnahkan namun bisa ditransfer dan diubah
menjadi jenis energi lain. Secara matematis dapat ditulis dengan persamaan berikut:

∆Esemesta = ∆Esistem + ∆Elingkungan

Total perubahan transfer energi (∆E) ini kemudian menghubungkan kerja (W) dengan
panas (q). Energi ditransfer ketika objek digerakka oleh suatu gaya dan selanjutnya
menimbulkan panas, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut;

∆E = Q + w
(Sibelberg, 2010)
Dimana p merupakan tekanan, v adalah volume, Cv adalah kalor panas dan dT merupakan
perubahan temperatur (sebelum dan setelah pembakaran berlangsung).

2.2 Kalor Jenis (c) dan Kapasitas kalor (C)


Kapasitas kalor merupakan jumlah kalor yang harus ditambahkan untuk
meningkatkan temperatur 1 gram bahan sebesar 1 K, atau secara matematis daat ditulis
sebagai berikut:
𝑄
C=
∆T

Dimana q merupakan kalor, dan ∆T adalah perubahan temperatur (sebelum dan


setelah pembakaran berlangsung).
Sedangkan kalor jenis merupakan besaran karakteristik dari suatu bahan tertentu,
dimana besarnya bergantung pada massa (m) dan kalor yang ditambahkan (q) dan dan
perubahan temperatur (sebelum dan setelah pembakaran berlangsung). Secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑄
c=
m. ∆T
(Yanti dkk, 2014)
2.3 Bomb Kalorimeter
Bomb kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur kalor,
secara umum terdapat dua jenis bomb kalorimeter, kedua bomb ini dibedakan berdasarkan
prinsip dan jenis kalor yang diukur. Jenis bomb kalorimeter yang pertama adalah bomb
kalorimeter dengan tekanan tetap, bomb kalorimeter ini digunakan untuk mengukur
perubahan kalor non-pembakaran. Bomb kalorimeter tekanan tetap dibuat dari dua buah coffe
cup berbahan styrofoam. Jenis bomb kalorimeter yang kedua adalah bomb kalorimeter
dengan volume tetap, bomb kalorimeter jenis ini digunakan untuk mengukur kalor
pembakaran. Bomb kalorimeter ini terdiri dari mangkuk pembakar yang berada di dalam
bomb dan bejana terisi air. Bomb kalorimeter volume tetap dianggap sebagai suatu sistem
termodinamika karena memiliki konsep kerja yang sesuai dengan hukum pertama
termodinamika, bomb kalorimeter merupakan suatu sistem adiabatik, air yang diisikan diluar
bomb pada bejana berfungsi untuk mentransfer panas pembakaran, sehingga tidak terjadi
transfer ke lingkungan (Atkins dan Paula, 2010)

Gambar bomb kalorimeter

Sumber: Chang, 2008

2.4 Asam Benzoat


Asam Benzoat memiliki rumus molekul (C7H6O2) asam benzoat merupakan salah satu
zat yang umum digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat memiliki bentuk
serbuk kristal padat, tidak berwarna, tidak berbau serta memiliki kelarutan tinggi pada
benzena dan aseton. Asam benzoat sendiri telah digunakan peneliti sebagai standar analisis
energi total pada bomb kalorimeter. Nilai asam benzoat ditentukan berdasarkan satuannya
yaitu sebesar Joule/Kg atau bisa juga dinyatakan sebagai satuan kalori yang setara dengan
1868 Joule yang sesuai dengan suhu 1 gram air yaitu dalam rentangan 16,50C-17,50C
(Mulyaningsih dan Rosida, 2002).

2.5 Batubara
Batubara merupakan salah satu jenis bahan fosil yang terbentuk dari endapan organik
berupa tumbuh-tumbuhan melalui suatu proses. Batubara umum digunakan dalam industri
semen sebagai bahan bakar dalam kiln untuk membentuk kilnker atau bahan dasar dari
semen. Dalam pengujian kualitas batubara, biasanya sulfur merupakan salah satu
parameternya. Jika kandungan sulfur rendah, maka batubara tersebut memiliki kualitas yang
baik (Permadi R. Dkk, 2015)
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan ini berupa satu buah bomb kalorimeter
sederhana, satu buah kaca arloji, dua buah sendok(pengaduk) aluminium, alat press, dan
neraca analitik serta selang pengalir oksigen. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
percobaan ini berupa 0,8 asam benzoat serbuk dan batubara, aquades, kawat sepanjang 10cm
serta gas O2.

3.2 Prosedur Kerja


Prosedur kerja dalam percobaan ini terbagi menjadi tiga tahapan yaitu (1) preparasi
asam benzoat dan batubara (2) persiapan alat (3) pengukuran kalor pembakaran
menggunakan bomb kalorimeter. (1) Diambil serbuk asam benzoat dari botol bahan dengan
menggunakan sendok, ditimbang asam benzoat serbuk 0,8 gram menggunakan kaca arloji
dengan neraca analitik, selanjutnya serbuk yang telah ditimbang dipindah menuju alat press
untuk dijadikan pellet, diambil serbuk batubara dari wadah dengan menggunakan sendok,
ditimbang 0,8 gram dengan menggunakan kaca arloji dengan neraca analitik, selanjutnya
serbuk batu bara dipindah menuju alat press untuk dijadikan pellet (2) Alat berupa bomb
kalorimeter disiapkan, bejana di isi dengan aquades, termometer dicek, disiapkan tabung
oksigen, dililitkan kawat sepanjang 10cm pada terminal knot. (3) Dimasukkan pellet asam
benzoat ke dalam mangkuk pembakaran, dengan posisi dibawah dan menyentuh kawat, posisi
kawat harus menempel pada pellet dan tidak boleh menempel pada mangkuk, selanjutnya
bomb bomb ditutup rapat lalu dialiri oksigen dari lubang kecil di atas bomb sebesar 25-30
atm, bomb selanjutnya dimasukkan ke dalam bejana yang telah diisi aquades sampai tanda
batas, setelah itu dua elektroda yang terdapat pada bomb kalorimeter dihubungkan dengan
kawat penjepit. Posisi bomb diatur agar tidak mengenai pengaduk, temometer dipasang,
rangkaian bomb kalorimeter ditutup lalu dijalankan pengaduk. Ditunggu selama 3 menit
untuk menentukan suhu awal sebelum pembakaran, setelah suhu konstan, suhu dicatat.
Selanjutnya tombol pada bomb kalorimeter ditekan untuk memulai pembakaran, selanjutnya
diamati jika lampu tombol menyala merah kemudian mati lalu menyala lagi seperti semula,
itu menandakan bahwa preparasi sampel sudah benar dan pembakaran berlangsung baik,
namun jika tidak demikian, hal itu menandakan bahwa preparasi sampel kurang baik dan
harus dilakukan preparasi dan perangkaian alat dari awal. Suhu diamati setiap perubahannya,
jika pembakaran telah selesai, maka suhu yang tertera pada termometer akan konstan, jika
suhu tiba-tiba turun, kerja bomb jangan cepat-cepat dihentikan karena hal ini juga
menandakan bahwa pembakaran telah selesai. Selanjutnya dibuka penutup bomb kalorimeter,
penjepit elektroda dilepas lalu bomb dikeluarkan dari bejana,aquades pada bejana dibuang
lalu diganti untuk melakukan pembakaran selanjutnya pada batubara setelah itu oksigen
dikeluarkan pelan-pelan melalui lubang kecil, setelah itu, kawat yang dililitkan pada terminal
knot dicek dan diukur, apabila terdapat sisa kawat, pembakaran yang terjadi adalah tidak
sempurna. Mangkuk pembakaran dibersihkan dengan tissue. Selanjutnya pengukuran kalor
pembakaran batubara dilakukan dengan langkah yang sama.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil
4.1.1 Tabel Percobaan

Suhu Suhu Panjang Panjang Tekanan


No. Bahan awal akhir kawat awal kawat akhir Oksigen
(⁰C) (⁰C) (cm) (cm) (atm)
1. 0,8016 gram asam
30,4 34,5 10 6 25-30
benzoat
2. 0,8002 gram batubara 30,8 33,9 10 7,9 25-30

4.1.2 Perhitungan
a. Standarisasi denngan Asam Benzoat untuk menentukan Cv (Kapasitas Kalor bahan
standar)

Qv Asam Benzoat = 6318 𝑘𝑎𝑙/𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 0,8016 𝑔𝑟𝑎𝑚


Qv Asam Benzoat = 5064,5008 𝑘𝑎𝑙

Qc Sisa kawat = 2,3 𝑘𝑎𝑙/𝑐𝑚 𝑥 6𝑐𝑚 = 13,8 𝑘𝑎𝑙

Q Total = 5064,5008 𝑘𝑎𝑙 − 13,8 𝑘𝑎𝑙


Q Total = 5050,7008 𝑘𝑎𝑙

Q = Cv x ∆T
𝑄
Cv =
∆T

5050,7008 𝑘𝑎𝑙
Cv = = 1231,88 𝑘𝑎𝑙/⁰C
4,1 ⁰C

b.Penentuan Kalor Pembakaran pada Batubara

Qc Sisa kawat = 2,3 𝑘𝑎𝑙/𝑐𝑚 𝑥 7,9𝑐𝑚 = 18,17 𝑘𝑎𝑙

Qv Batubara = 𝐶𝑣 𝑥 ∆T
Qv Batubara = 1231,88 𝑘𝑎𝑙/⁰C 𝑥 3,1⁰C = 3818,828 𝑘𝑎𝑙

Q Total = 3818,828 𝑘𝑎𝑙 − 18,17 𝑘𝑎𝑙


Q Total = 3800,658 𝑘𝑎𝑙
4. 2 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara merangkai bomb kalorimeter
sederhana dengan baik, serta menentukan kalor pembakaran bahan bakar berupa batubara
dengan menggunakan standarisasi awal dengan asam benzoat. Asam benzoat digunakan
untuk menstandarisasi bomb karena kalor yang dihasilkan sudah diketahui. Selanjutnya
setelah kalor standar dari asam benzoat diketahui, kalor ini kemudian digunakan untuk
menghitung kapasitas kalor asam benzoat, kapasitas kalor asam benzoat ini kemudian
digunakan untuk mencari kalor pembakaran dari batubara.
Percobaan pertama adalah standarisasi bomb kalorimeter dengan asam benzoat
Pada perangkaian alat bomb kalorimeter, bejana diisi air dengan tujuan untuk
menyalurkan panas pembakaran dari dalam bomb agar panas pembakaran tidak keluar ke
lingkungan. Kawat yang dililitkan dalam terminal knot berfungsi sebagai pendeteksi
pembaran berlangsung secara spontan atau tidak. Termometer yang digunakan pada bomb
kalorimeter menyentuh aquades di dalam bejana, hal ini bertujuan agar suhu yang terukur
adalah suhu aquades, dimana aquades mendapat transfer panas dari dalam bomb hasil
pembakaran. Kawat pada pembakaran asam benzoat pada percobaan kali ini tersisa sepanjang
6cm, sebenarnya secara teori, bahan standar akan menghasilkan kalor pembakaran sempurna,
sehingga kawat tidak ada yang tersisa, namun di dalam perhitungan digunakan anggapan
bahwa bahan standar terbakar secara sempurna sehingga Q (kalor) ditulis sesuai ketentuan
tanpa pengurangan terhadap panjang kawat. Kesalahan percobaan ini dapat terjadi akibat
human error yang berupa kesalahan dalam pelilitan kawat, perangkaian alat yang mungkin
tidak terdeteksi secara jelas, serta ketidak akuratan penimbangan sesuai dengan prosedur.

DAFTAR PUSTAKA

Atkins P., Paula P. 2010. Physical Chemistry Ninth Edition.Great Britain: Oxford University
Press.

Chang R. 2008. General Chemistry: The Essential Concepts, Fifth Edition. New York:
McGraw-Hill.

Jessup R.S dan Prosen. 1950. Heats of Combustion and Formation of Cellulose and
Nitrocellulose (Cellulose Nitrate). Research Paper RP2086. Volume 44, April 1950.
U . S. Department of Commerce National Bureau of Standards

Mulyaningsih Y dan Rosida J. 2002. Membdaningkan Hasil Analisis Energi Total


Menggunakan Bom Kalorimeter Dengan Hasil Analisis Proksimat. Temu Teknls
Fungslonal ion Peneliti. Balai Penelitian Ternak Ciavvi, Bogor

National Aeronautics Space and Administration. 2015. Combustion.


https://www.grc.nasa.gov/www/k-12/airplane/combst1.html. Diakses tanggal 16
November 2017.

Rendy P, dkk. 2015. Analisis Batubara dalam Penentuan Kualitas Batubara untuk
Pembakaran Bahan Semen di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Palimanan
Cirebon. Prosiding Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung. Gelombang
2,tahun pelajaran 2014-2015.

Rokhimi I.N, dan Pujayanto. 2015. Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor Konduksi.
Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015.
Vol. 6 No. 1 hlm. 270-271

Silberberg M.S. 2010. Principle of General Chemistry 2nd Edition. New York: McGraw-Hill.

Yanti R.P, dkk. 2014. Studi Penentuan Nilai Kalori


Pada Buah Durian (Durio Zibethinus). Jurnal Teknosains. Vol.8 No. 2 hlm. 161 – 174

Anda mungkin juga menyukai