PERCOBAAN 1
BOMB KALORIMETER
NRP : 01211640000007
Kelompok :5
Kelas :1
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS ILMU ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dalam percobaan ini adalah untuk merangkai alat bomb kalorimeter
sederhana serta menghitung kalor pembakaran dari sampel batu bara dengan
menggunakan bahan standarisasi berupa asam benzoat (C7H6O2) dan alat berupa bomb
kalorimeter sederhana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Total perubahan transfer energi (∆E) ini kemudian menghubungkan kerja (W) dengan
panas (q). Energi ditransfer ketika objek digerakka oleh suatu gaya dan selanjutnya
menimbulkan panas, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut;
∆E = Q + w
(Sibelberg, 2010)
Dimana p merupakan tekanan, v adalah volume, Cv adalah kalor panas dan dT merupakan
perubahan temperatur (sebelum dan setelah pembakaran berlangsung).
𝑄
c=
m. ∆T
(Yanti dkk, 2014)
2.3 Bomb Kalorimeter
Bomb kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur kalor,
secara umum terdapat dua jenis bomb kalorimeter, kedua bomb ini dibedakan berdasarkan
prinsip dan jenis kalor yang diukur. Jenis bomb kalorimeter yang pertama adalah bomb
kalorimeter dengan tekanan tetap, bomb kalorimeter ini digunakan untuk mengukur
perubahan kalor non-pembakaran. Bomb kalorimeter tekanan tetap dibuat dari dua buah coffe
cup berbahan styrofoam. Jenis bomb kalorimeter yang kedua adalah bomb kalorimeter
dengan volume tetap, bomb kalorimeter jenis ini digunakan untuk mengukur kalor
pembakaran. Bomb kalorimeter ini terdiri dari mangkuk pembakar yang berada di dalam
bomb dan bejana terisi air. Bomb kalorimeter volume tetap dianggap sebagai suatu sistem
termodinamika karena memiliki konsep kerja yang sesuai dengan hukum pertama
termodinamika, bomb kalorimeter merupakan suatu sistem adiabatik, air yang diisikan diluar
bomb pada bejana berfungsi untuk mentransfer panas pembakaran, sehingga tidak terjadi
transfer ke lingkungan (Atkins dan Paula, 2010)
2.5 Batubara
Batubara merupakan salah satu jenis bahan fosil yang terbentuk dari endapan organik
berupa tumbuh-tumbuhan melalui suatu proses. Batubara umum digunakan dalam industri
semen sebagai bahan bakar dalam kiln untuk membentuk kilnker atau bahan dasar dari
semen. Dalam pengujian kualitas batubara, biasanya sulfur merupakan salah satu
parameternya. Jika kandungan sulfur rendah, maka batubara tersebut memiliki kualitas yang
baik (Permadi R. Dkk, 2015)
BAB III
METODOLOGI
4. 1 Hasil
4.1.1 Tabel Percobaan
4.1.2 Perhitungan
a. Standarisasi denngan Asam Benzoat untuk menentukan Cv (Kapasitas Kalor bahan
standar)
Q = Cv x ∆T
𝑄
Cv =
∆T
5050,7008 𝑘𝑎𝑙
Cv = = 1231,88 𝑘𝑎𝑙/⁰C
4,1 ⁰C
Qv Batubara = 𝐶𝑣 𝑥 ∆T
Qv Batubara = 1231,88 𝑘𝑎𝑙/⁰C 𝑥 3,1⁰C = 3818,828 𝑘𝑎𝑙
DAFTAR PUSTAKA
Atkins P., Paula P. 2010. Physical Chemistry Ninth Edition.Great Britain: Oxford University
Press.
Chang R. 2008. General Chemistry: The Essential Concepts, Fifth Edition. New York:
McGraw-Hill.
Jessup R.S dan Prosen. 1950. Heats of Combustion and Formation of Cellulose and
Nitrocellulose (Cellulose Nitrate). Research Paper RP2086. Volume 44, April 1950.
U . S. Department of Commerce National Bureau of Standards
Rendy P, dkk. 2015. Analisis Batubara dalam Penentuan Kualitas Batubara untuk
Pembakaran Bahan Semen di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Palimanan
Cirebon. Prosiding Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung. Gelombang
2,tahun pelajaran 2014-2015.
Rokhimi I.N, dan Pujayanto. 2015. Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor Konduksi.
Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015.
Vol. 6 No. 1 hlm. 270-271
Silberberg M.S. 2010. Principle of General Chemistry 2nd Edition. New York: McGraw-Hill.