Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RBL (RESEARCH BASED LEARNING)

MOBIL LISTRIK SEDERHANA MENGGUNAKAN MESIN


SOLENOIDA

Luthfiana Rahmawati (16018017)

Michael Timotius Oei (16018067)

Eva Silvia S (16018097)

Fely Widiyani (16018132)

Siti Nur Aini (16018152)

Tegar Budi Ardita (16018157)

Muhamad Rizqi (16018162)

Jeremias G Natanael Situmorang (16018207)

Amna Yasya Mubarok (16018212)

Yogi Prakoso (16018372)

Kelas : K02

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2019
I. Tujuan

1. Menentukan jumlah lilitan pada solenoida agar mobil listrik dapat bergerak
minimal 2 m.
2. Menentukan laju rata-rata mobil.
3. Menentukan Frekuensi Sudut mobil listrik.
4. Menentukan besar Medan Magnet dari Solenoida.
5. Menentukan besar Gaya Lorentz yang dihasilkan Solenoida.
6. Menentukan besar Induktansi Diri pada Solenoida.
7. Menentukan galat perhitungan Medan Magnet.

II. Teori Dasar

Solenoida atau Solenoid adalah perangkat elektromagnetik yang dapat


mengubah energi listrik menjadi energi gerakan. Energi gerakan yang dihasilkan oleh
Solenoid biasanya hanya gerakan mendorong (push) dan menarik (pull). Pada
dasarnya, Solenoid hanya terdiri dari sebuah kumparan listrik (electrical coil) yang
dililitkan di sekitar tabung silinder dengan aktuator ferro-magnetic atau sebuah
Plunger yang bebas bergerak “Masuk” dan “Keluar” dari bodi kumparan.

Solenoida Linier adalah alat elektromagnetik atau elektromekanis yang


mengubah energi listrik menjadi sinyal magnetik atau energi gerakan mekanis. Cara
kerjanya sama dengan prinsip kerja Relay Elektromekanis yang dapat dikendalikan
dengan menggunakan Transistor, MOSFET dan komponen elektronika lainnya.
Solenoid jenis ini disebut dengan Solenoid Linier karena plunger atau
aktuatornya bergerak secara linier. Solenoid Linier ini biasanya tersedia dalam dua
bentuk konfigurasi dasar yaitu Solenoid Linier tipe Tarik (Pull Type) yang dapat
menarik beban kearah dirinya apabila diberi arus listrik dan Solenoida Linear tipe
Dorong (Push Type) yang dapat mendorong beban menjauhi dirinya apabila diberikan
arus listrik secukupnya. Pada umumnya, konstruksi dan struktur dasar Solenoid linier
tipe tarik maupun tipe dorong adalah sama, perbedaannya hanya terletak di desain
Plunger dan arah pegasnya.
Cara Kerja Solenoida Linier ini sendiri adalah ketika arus listrik diberikan ke
koil, koil tersebut akan menghasilkan medan magnet, medan magnet tersebut akan
menarik plunger yang berada di dalam koil masuk ke pusat koil dan merapatkan atau
mengkompreskan pegas yang terdapat di satu ujung Plunger tersebut. Gaya dan
kecepatan plunger tergantung pada kekuatan fluks magnetik yang dihasilkan oleh koil.
Bila arus listrik dimatikan (OFF), medan elektromagnet yang dihasilkan sebelumnya
akan hilang sehingga energi yang tersimpan pada pegas yang dikompres tersebut akan
mendorong plunger keluar kembali ke posisi semula.
Solenoid Linier ini sangat berguna dan banyak digunakan di aplikasi yang
memerlukan gerakan “Tutup” dan “Buka” atau “Keluar” dan “Masuk” seperti pada
kunci pintu yang dioperasikan secara elektronik, kontrol katup pneumatik atau
hidrolik, robotika, mesin otomotif dan pintu irigasi.
Menurut gagasan Michael Faraday, medan magnet juga dapat menghasilkan
arus listrik. Peristiwa munculnya arus listrik akibat pengaruh medan magnet tersebut
disebut dengan induksi elektromagnetik. Tegangan yang dihasilkan dari induksi
elektromagnetik disebut gaya gerak listrik (GGL) induksi dan arus listrik yang
dihasilkan disebut arus induksi.

Gambar 1 Percobaan Induksi Elektromagnetik

Percobaan yang dilakukan untuk membuktikan induksi elektromagnetik


menggunakan alat berupa galvanometer, kumparan, dan magnet. Galvanometer adalah
alat yang dapat mendeteksi adanya arus listrik yang mengalir di suatu benda.Ketika
magnet digerakkan masuk ke dalam kumparan, jarum pada galvanometer bergerak
menyimpang ke suatu arah. Jarum kembali bergerak ke titik 0 saat magnet dibiarkan
diam dalam kumparan. Saat magnet ditarik keluar kumparan, jarum pada
galvanometer kembali mengalami simpangan tetapi ke arah yang berbeda dari
sebelumnya. Menyimpangnya jarum galvanometer tersebut membuktikan bahwa
terdapat arus yang mengalir pada kumparan akibat adanya magnet yang digerakkan
keluar masuk kumparan.

Besarnya GGL yang dihasilkan oleh induksi elektromagnetik dipengaruhi oleh


beberapa faktor, yaitu kecepatan perubahan medan magnet, jumlah lilitan kumparan,
dan kekuatan magnet. Hubungan antara faktor dengan GGL ditunjukkan melalui
persamaan

∆∅
𝜀 = −𝑁
∆𝑡
∆∅
dimana 𝜀 adalah GGL induksi, N adalah jumlah lilitan kumparan, adalah
∆𝑡

perubahan fluks terhadap waktu. Nilai dari fluks dapat dicari dengan persamaan

∅ = 𝐵𝐴 𝑐𝑜𝑠𝜃

Besarnya medan magnet disumbu pusat (titik O) Solenoida dapat dihitung :

Bo = medan magnet pada pusat solenoida dalam tesla ( T )


μ0 = permeabilitas ruang hampa = 4π . 10 -7 Wb/amp. M
I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )
N = jumlah lilitan dalam solenoida
L = panjang solenoida dalam meter ( m )

Dengan arah medan magnet ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Arah arus
menentukan arah medan magnet pada Solenoida.
.
Besarnya medan magnet di ujung Solenida (titik P) dapat dihitung:

BP = Medan magnet diujung Solenoida dalam tesla ( T )


N = jumlah lilitan pada Solenoida dalam lilitan
I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )
L = Panjang Solenoida dalam meter ( m )
Jumlah lilitan kawat tembaga akan mempengaruhi besarnya nilai medan
magnet yang dihasilkan. Hubungan antara jumlah lilitan dengan besar medan magnet
yang dihasilkan adalah berbanding lurus, semakin banyak kawat tembaga yang
dililitkan maka medan yang akan dihasilkan semakin besar dan sebaliknya.

Induktansi
Induktansi diri pada kumparan adalah sifat dari kumparan yang mempengaruhi
timbulnya GGL sebagai akibat dari perubahan arus. Saat ada arus yang berubah-ubah
melewati suatu kumparan, terjadi perubahan fluks magnetik di dalam kumparan yang
akan menginduksi ggl pada arah yang berlawanan. Persamaan GGL yang telah
disebutkan sebelumnya juga dapat ditulis dalam bentuk

∆𝐼
𝜀 = −𝐿
∆𝑡

dimana L adalah nilai induktansi kumparan dan I adalah nilai arus sesaat. Dengan
menggunakan persamaan tersebut dan beberapa persamaan lain yang telah disebutkan
sebelumnya, maka didapat persamaan untuk mencari nilai induktansi kumparan
sebagai berikut

𝜇0 𝑁 2 𝐴
𝐿=
𝑙
dimana 𝜇0 adalah permeabilitas udara yang bernilai 4π x 10−7 Wb/Am, N adalah
jumlah lilitan kumparan, A adalah luas penampang kawat, dan l adalah panjang dari
kumparan.
III. Metode

3.1 Desain dan Bahan

3.1.1 Desain

Desain dari mobil listrik yang kami buat adalah sebagai berikut:

3.1.1.1 Desain Pergerakan Roda

3.1.1.2 Desain Badan Mobil

Desain gambar dari samping


Desain gambar dari atas

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan dari dari mobil listrik yang kami buat adalah sebagai berikut:

No. Bahan Harga

1. Tembaga Ber-Enamel Rp5.000

2. Magnet (3 Buah) Rp9.000

3. Batang Logam Rp5.000

4. Laher Rp22.000

5. Stik Es Krim Rp1.000

6. Kardus -

7. Karet Ban Bekas -

8. Baterai 9 Volt ( 2 Buah) Rp18.000

9. Kaleng bekas -

10. Kayu -

11. Wadah Pulpen Bekas -

12. Lem Rp5.000


Total Rp65.000

a. Cara Kerja Alat

Rancangan sistem penggerak dibuat sedemikian rupa sehingga arus yang


mengalir menjadi putus-putus. Cara kerja dari alat ini adalah ketika kawat tembaga
solenoid dihubungkan ke sumber tegangan , maka apabila sudah benar-benar
terhubung (tembaga pada besi sumbu roda menyentuh seng kaleng), maka solenoid
akan teraliri arus. Akibat adanya arus mengalir, maka akan timbul medan magnet
yang akan menyebabkan magnet tertarik ke dalam solenoid sehingga akan
menggerakkan piston. Pinson yang bergerak akan menyebabkan roda bergerak pula.
Roda berotasi secara berulang-ulang, sehngga mobil bergerak maju dalam jarak
tertentu sampai arus terputus.

b. Prosedur Percobaan

1. Pertama, sambungkan kawat tembaga solenoid ke baterai.

2. Setelah benar benar terhubung (tembaga pada besi sumbu roda menyentuh seng
kaleng), maka arus akan mengalir ke solenoid dan akan menghasilkan medan
magnet.

3. Karena adanya medan magnet ini, menyebabkan magnet tertarik ke dalam


solenoid dan akan menggerakkna piston.

4. Piston yang bergerak akan menggerakkan roda , dan menyebabkan roda berotasi
dan bergerak maju.

IV. Perhitungan Berdasarkan Desain Alat dan Teori Dasar

4.1 Data Frekuensi dan Kecepatan Sudut pada Ban

Jumlah Putaran Kecepatan Sudut


Waktu (sekon) Frekuensi (Hz)
Roda (n) (rad/sekon)

5 sekon 57 11,4 Hz 71,62 rad/s


10 sekon 107 10,7 Hz 67,196 rad/s
15 sekon 153 10,2 Hz 64,08 rad/
20 sekon 194 9,7 Hz 60,94 rad/s
Tabel 1. Tabel Frekuensi dan Kecepatan Sudut

4.2 Grafik Hubungan Frekuensi dan Kecepatan Sudut

4.3 Perhitungan dan Pengolahan Data

Dari mobil listrik solenoida yang kami buat, diketahui data sebagai berikut :

I = 37 mA

N = 150 lilitan

l = 2 cm

𝑟𝑠𝑜𝑙𝑒𝑛𝑜𝑖𝑑 = 6 𝑚𝑚

Perhitungan secara teoritis adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan Medan Magnet Solenoida


µ.𝐼.𝑁 4.𝜋.10−7 .37.10−3 .150
𝐵= = = 1,7435. 10−4 𝑇
2𝑙 2.2.10−3

2. Perhitungan Gaya Lorentz


𝐹 = 𝐵. 𝐼. 𝑙 = 1,7435. 10−4 . 37. 10−3 . 2. 10−2 = 1,129. 10−7 𝑁

3. Perhitungan Induktansi Diri


𝐿 = µ. 𝑁 2 . 𝐴. 𝑙 = 4. 𝜋. 10−7 . 1502 . (6. 10−3 )2 = 6,389. 10−8 𝑊𝑏/𝐴
4. Perhitungan Rapat Energi
1 2 1 2
𝐵 (1,7435.10−4 )
2 2
𝑈= = = 0,01209
µ 4.𝜋.10−7

5. Perhitungan Fluks
ɸ = 𝑁. 𝑙. 𝐵. 𝐴 = 150. 2. 10−2 . 1,7435. 10−4 . (6. 10−3 )2 = 5,92.10−8

Dari perhitungan di atas diperoleh nilai fluks yang sangat kecil, karena
nilai yang sangat kecil ini, kita tidak bisa menentukan ggl induksi dari
solenoida, karena perubahan fluks yang kecil ini sendiri dapat diabaikan.

4.4 Data Pengukuran dengan Menggunakan Alat Ukur

1. Amperemeter

Dengan menggunakan amperemeter diperoleh kuat arus sebesar 37mA.

2. Gaussmeter

Dengan menggunakan gaussmeter di peroleh medan magnet sebesar


1,325×10−4 T

4.5 Galat Medan Magnet Teoritis dengan Medan Magnet pada Pengukuran

Medan Magnet Teoritis − 𝑀𝑒𝑑𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑔𝑛𝑒𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛


𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100%
Medan Magnet Teoritis

1,7435×10−4 𝑇 − 1,325×10−4 T
= ×100% = 24%
1,7435×10−4 𝑇

V. Pengambilan Data Percobaan dan Analisis

Dari percobaan ini, kami mendapatkan 2 data medan magnet yang diperoleh
dari data perhitungan secara teoritis dan pengukuran menggunakan alat gauss meter.
Dari hasil tersebut, diperoleh medan magnet teoritis sebesar 1,7435 × 10−4 T dan
medan magnet pengukuran sebesar 1,325 × 10−4 T. Dari kedua hasil tersebut,
diperoleh galat sebesar 24%.

Terdapat perbedaan hasil medan magnet pengukuran dengan medan magnet


teoritis.Hal ini dapat disebabkan karena beberapa factor, salah satunyan adalah tangan
yang tidak stabil saat menghubungkan kawat dengan ujung kutub alat pengukur,
sehingga alat ukiur dalam membaca arus tidak akurat dan berubah-ubah.

Pada percobaan yang telah dilakukan, roda mobil listrik kami dapat berputar
dengan kencang. Namun, kami menemui satu kendala yakni mobil tidak dapat
berjalan sampai menempuh jarak 2 meter. Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan mobil listrik tidak bisa bergerak maju, yakni badan motor listrik terlalu
berat sehingga menyebabkan gaya gesek ban dengan lantai terlalu besar dibanding
gaya untuk menggerakkan mobil yang mengakibatkan mobil tidak bergerak. Selain
itu, juga dapat disebabkan karena perbandingan ukuran diameter solenoid dan magnet
terlalu jauh, jumlah lilitan kurang banyak sehingga medan magnet yang dihasilkan
kecil , dan arus dari baterai tidak mengalir sempurna.

Selain itu, ketika mobil listrik dihubungkan dengan 2 baterai, roba ban
berputar pelan, akan tetapi saat mobil listrik dihubungkan dengan charger, roda ban
berputar cepat. Hal ini karena arus dan voltase dari charger lebih stabil dan besar
dibandingkan dengan baterai.

VI. Kesimpulan

Dari percobaan dan perhitungan yang kami lakukan, maka kami dapat
menyimpulkan antara lain sebagai berikut:
1. Jumlah lilitan yang kami gunakan pada rangkain mobil solenoid ini adalah sebanyak
150 lilitan.
2. Laju rata-rata mobil tidak dapat ditentukan karena mobil yang telah kami buat tidak
dapat bergerak.
3. Dari data yang kami peroleh, pada saat 5 detik, frekuensi sudutnya adalah 71,62
rad/sekon. Saat 10 detik, frekuensi sudutnya adalah 67,196 rad/sekon. Saat 15 detik,
frekuensi sudutnya adalah 64,08 rad/sekon. Saat 20 detik, frekuensi sudutnya adalah
6-,94 rad/sekon.
4. Medan magnet dari solenoida adalah 1,7435.10-4 Tesla.
5. Gaya Lorentz yang dihasilkan solenoida adalah 1,129.10-7 𝑁.
6. Induktansi diri pada solenoida adalah 6,389. 10−8 𝑊𝑏/𝐴.
7. Galat Medan Magnet Teoritis dengan Medan Magnet pada Pengukuran adalah sebesar
24 %.

VII. Referensi

1. Halliday, D., Resnick, R., Walker, J. Fundamentals of Physics 7th Edition. New.
York. John Wiley & Sons Inc. 2004.
2. Nasrun M . 2015 . Medan Magnet pada Solenoida di
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Medan-
Magnet-2007/konten6.html ( di akses 19 April 2019)
3. Pengertian Solenoida dan Jenis-jenis Solenoida serta cara kerjanya di
https://teknikelektronika.com/pengertian-solenoida-cara-kerja-jenis-solenoid/
(di akses pada 20 April 2019)

VIII. Pembagian Tugas

No. Nama NIM Tugas


1. Amna Yasya Mubarok 16018212 Merakit alat, menentukan komponen
2. Eva Silvia 16018097 Membuat laporan, merakit alat
3 Fely Widiyani 16018132 Merakit alat, membuat laporan
4. Jeremias G Natanael S 16018207 Merakit alat, membeli bahan
5. Luthfiana Rahmawati 16018017 Membuat laporan, merakit alat
6. Michael Timotius Oei 16018067 Merakit alat, membeli bahan
7. Muhamad Rizqi 16018162 Merakit alat, membuat konsep
8. Siti Nur Aini 16018152 Merakit alat, membuat laporan
9. Merakit alat, membeli bahan,
Tegar Budhi Ardita 16018157
menentukan komponen
10. Membuat konsep, menentukan
Yogi Prakoso 16018372
komponen, merakit alat, membeli bahan
IX. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai