ELEKTROKIMIA
Disusun oleh :
Kelompok 2
Kelas A
PEKANBARU
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
BAB I TEORI
1.1 Elektrokimia .....................................................................................1
1.1.1 Sel Volta ..................................................................................2
1.1.2 Potensial Sel Standar ...............................................................4
1.1.3 Sel Elektrokimia ......................................................................6
1.1.4 Hukum Faraday .......................................................................8
BAB II METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat-alat yang digunakan ...............................................................10
2.2 Bahan-bahan yang dipakai .............................................................10
2.3 Prosedur Percobaan ........................................................................10
2.4 Rangkaian Alat ...............................................................................12
2.5 Pengamatan ....................................................................................13
BAB III HASIL DAN DISKUSI
3.1 Hasil ...............................................................................................14
3.2 Diskusi ...........................................................................................14
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ....................................................................................17
4.2 Saran ...............................................................................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Tugas ..............................................................................................18
5.2 Pertanyaan ......................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................20
LAMPIRAN A LEMBAR PERHITUNGAN
LAMPIRAN B DOKUMENTASI
i
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan ............................................................................ 13
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Sel Volta ............................................................................................. 2
iii
BAB I
TEORI
1.1 Elektrokimia
Reaksi elektrokimia dapat dibagi dalam dua kelas: yang menghasilkan arus
listrik (proses yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh arus listrik
elektrolisis. Tipe pertama reaksi bersifat serta merta, dan energy bebas system
kimianya berkurang; system itu dapat melakukan kerja, misalnya menjalankan
motor. Tipe kedua harus dipaksa agar terjadi (oleh kerja yang dilakukan terhadap
system kimia), dan energy bebas system kimia bertambah Elektrokimia adalah
didiplin ilmu kimia yang memperlajari tentang perubahan zat yang menghasilkan
arus listrik atau perubahan kimia yang disebabkan oleh arus listrik.
Dalam sebuah sel, energi listrik di hasilkan dengan jalan pelepasan elektron
pada suatu elektroda (oksidasi) dan penerima elektron pada elektroda lainnya
(reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron dinamakan anoda, sedangkan
elektroda yang menerima elektron dinamakan katoda. Suatu sel elektrokimia, kedua
sel setengah reaksi dipisahkan dengan maksud agar aliran listrik (elektron) yang
ditimbulkan dapat digunakan. Salah satu faktor yang mencirikan sebuah sel
elektrokimia adalah gaya gerak listrik (GGL) atau beda potensial listrik antara
anoda dan katoda (Oxtoby, 1999).
Elektron mengalir dari anoda seng ke katoda tembaga. Hal ini akan
menimbulkan perbedaan potensial antara ke-2 elektroda. Perbedaan potensial akan
mencapai maksimum ketika tidak ada arus yang mengalir. Perbedaan maksimum
ini dinamakan GGL sel atau Eo sel. Nilai E sel tergantung pada berbagai faktor. Bila
konsentrasi larutan seng dan tembaga 1,0 M dan suhu sistem 298 K (250C), E sel
berada dalam keadaan standar dan diberi simbol E0sel (Underwood, 1991).
1
2
Potensial sel tergantung pada suhu, konsentrasi ion dan tekanan parsial
gas dalam sel; Potensial sel standar E0 sel : potensial pada 25oC, konsentrasi ion
1 M dan tekanan parsial 1 atm. Potensial sel standar dihitung dengan
6
Keterangan:
Kanan dan kiri disini hanya berhubungan dengan notasi sel, tidak berhubungan
dengan susunan fisik sel tersebut di laboratorium. Jadi yang diukur di
laboratorium dengan potensiometer adalah emf dari sel sebagai volta atau sel
galvani, dengan emf > 0.
b. Potensial Elektroda
Arus listrik yang terjadi pada sel volta disebabkan karena elektron-elektron
mengalir dari elektroda negatif ke elektroda positif.
Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut sel galvani
(atau sel volta). Sel seperti ini mengubah energy kimia menjadi energy listrik yang
dapat digunakan untuk melakukan kerja. Elektrolisis adalah peristiwa elektrolit
dalam sel elektrolisis oleh arus listrik. Arus listrik berasal dari sumber arus
baterai/aki yang menghasilkan arus searah. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu
anion (ion negatif) ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang sehingga
bilangan oksidasinya bertambah. Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation
ditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron sehinggan bilangan
oksidasinya berkurang (Oxtoby, 1999).
7
Hubungan listrik antara dua setengah – sel harus dilakukan dengan cara
tertentu. Kedua electrode logam dan larutannya harus berhubungan, dengan
demikian lingkar arus yang sinambung terbentuk dan merupakan jalan agar partikel
bermuatan mengalir. Secara sederhana electrode saling dihubungkan dengan kawat
logam yang memungkinkan aliran electron (Petrucci, 1985).
Sel terdiri dari dua setengah – sel yang elektrodanya dihubungkan dengan
kawat dan larutannya dengan jembatan garam. (Ujung jembatan garam disumbat
dengan bahan berpori yang memungkinkan ion bermigrasi, tetapi mencegah aliran
cairan dalam jumlah besar). Potensiometer mengukur perbedaan potensial antara
dua electrode yaitu sebesar 0.463 Volt (V) (Petrucci, 1985).
Aliran listrik antara dua larutan harus berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya
dapat dilakukan melalui larutan lain yang "menjembatani" kedua setengah – sel dan
tak dapat dengan kawat biasa: hubungan ini disebut jembatan garam (= salt bridge)
Elektroda Zn akan mengalami reaksi oksidasi, sedangkan electrode Cu akan
mengalami reduksi. Electron mengalir dari atom Zn ke kawat penghantar, dan
dengan terbentuknya ion-ion Zn2+ ini memasuki larutan dan berdifusi menjauhi
lembatan (Petrucci, 1985).
Ion SO42- yang ditinggalkan oleh ion Cu2+ akan berdifusi menjauhi
electrode Cu. Dari jembatn garam NaCl, ion Na+ akan berdifusi keluar menuju ke
Cu. Jadi, sementara reaksi itu berjalan; terdapat gerakan keseluruhan dari ion
negative menuju electrode Zn dan gerakan keseluruhan ion positif menuju electrode
Cu. Jalan untuk aliran ion secara terarah lewat larutan ini dapat dibayangkan
sebagai rangkaian dalam, dan jalan untuk aliran electron lewat kawat penghantar
dibayangkan sebagai rangkaian luar.
8
Sel elektrolisis adalah arus listrik yang menimbulkan reaksi redoks. Pada sel
elektrolisis, katoda akan tereduksi dan anoda yang akan teroksidasi. Pada katoda,
terdapat 2 kemungkinan zat yang ada, yaitu:
a. Kation (K+)
b. Air (H2O) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan
atau lelehan).
Pada anoda, terdapat 3 (tiga) kemungkinan zat yang ada, yaitu :
a. Anion (A-)
b. Air (H2O) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan
atau lelehan)
c. Elektroda. Elektroda ada dua macam, antara lain inert (tidak mudah bereaksi,
seperti Platina (Pt), emas (Aurum/Au), dan karbon (C)) dan tidak inert (mudah
bereaksi, zat lainnya selain Pt, C, dan Au).
Ada berbagai macam reaksi pada sel elektrolisis, yaitu :
1) Reaksi yang terjadi pada katoda
a. Jika kation merupakan logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg,
Cr, Sr, Ba, Ra), Al dan Mn.
b. Jika kationnya berupa H+.
c. Jika kation berupa logam lain, maka reaksinya (nama logam)x+ + xe → (nama
logam)
2) Reaksi yang terjadi pada anoda
a. Jika elektroda inert (Pt, C, dan Au), ada 3 macam reaksi :
Jika anionnya sisa asam oksi (misalnya NO3-, SO42-), maka reaksinya 2 H20 → 4H+
+ O2 + 4 e
Jika anionnya berupa halida (F-, Cl-, Br-), maka reaksinya adalah 2 X(halida) → X
(halida)2 + 2e
b. Jika elektroda tak inert (selain tiga macam di atas), maka reaksinya Lx+ + xe
1.1.4 Hukum Faraday
Akibat aliran arus listrik serarah kedalam larutan elektrolit akan terjadi
perubahan kimia dalam larutan tersebut. Menurut Michael Faraday (1834) lewatnya
9
arus 1 F mengakibatkan oksidasi 1 massa ekivalen suatu zat pada suatu elektroda
(anoda) dan reduksi 1 massa ekivalen suatu zat pada elektroda yang lain (katoda).
1. Hukum Faraday I
“Massa zat yang timbul pada elektroda karena elektrolisis berbanding lurus
dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan.”
2. Hukum Faraday II
“ Jika 2 buah zat dielketrolisis dengan 2 buah arus yang sama dan
dihubungkan seri maka perbandingan massa zat larutan I dengan massa zat larutan
II sama dengan perbandingan massa ekivalennya.”
Diawal abad ke-19, Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang
mengalir dalam sel dan kuantitas klimia yang berubah dielektroda saat elektrolisis.
Ia merangkum hasil pengamatannya dalam dua hukum ditahun 1833 :
a. Jumlah zat yang dihasilkan dielektroda sebanding dengan jumlah arus listrik
yang melalui sel.
b. Bila jumlah tertentu atas listrik melalui sel, jumlah mol zat yang berubah
dielektroda adalah konstan tidak bergantung jenis zat.
BAB II
PERCOBAAN
2.1. Alat-alat yang digunakan
a. Hot plate
b. Labu ukur 100 ml
c. Dua gelas piala 500 ml, 100 ml
d. Penjepit
e. Lembaran tembaga
f. Termometer
g. Sumber arus DC
h. Stopwatch / jam tangan
i. Pipet ukur 10 ml
10
11
Elektroda
1. Disiapkan larutan A ( terdiri dari 10 gram NaCl dan 0,1 gram NaOH
dalam 100 ml air).
2. Disiapkan dua buah lempeng tembaga yang akan digunakan sebagai
elektroda, bersihkan dengan amplas.
3. Setelah elektroda digunakan sebagai anoda, ditimbang elektroda tersebut
pada neraca analitik
4. Kedua elektroda tembaga dicelupkan ke dalam 80 ml laritan A yang
ditempatkan dalam gelas piala, dan disusun rangkaian listrik
5. Panaskan larutan didalam gelas piala sampai suhu mencapai 75oC dan
suhu dijaga konstan
6. Aliran listrik dialiri pada larutan A. Catat waktu dengan stopwatch, arus
listrik harus dijaga kinstan dengan 3 ampere.
7. Setelah 10 menit, aliran listrik dimatikan, anoda dibersihkan dengan air
kemudian dikeringkan dengan tissue.
8. Timbang anoda sekali lagi.
2.4 Rangkaian Alat
2.5 Pengamatan
Dari praktikum ini kita mengamati tentang reaksi elektrolisis yang terjadi pada
lempeng tembaga dengan larutan NaCl pada suasana basa, perubahan warna yang
terjadi pada larutan, endapan yang terbentuk setelah proses elektrolisis selesai, dan
berkurangnya massa lempeng tembaga yang bertindak sebagai anoda.
BAB III
3.1 Hasil
Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan.
No Pengamatan Satuan
3.2 Diskusi
Pada percobaan ini dilakukan proses elektrolisis yang bertujuan untuk
menentukan bilangan Avogadro. Dalam hal ini digunakan NaCl sebagai larutan
elektrolit dimana 10 gram NaCl dan 0,1 gram NaOH dilarutkan dalam 100 ml
aquadest. Penggunaan NaOH bertujuan agar reaksi redoks berlangsung dalam
suasana basa. Kemudian disiapkan 2 keping tembaga yang telah ditimbang
menggunakan neraca analitik sebagai elektroda aktif dan diperoleh berat keping A
sebesar 3,76 gram dan berat keping B sebesar 3,33 gram dimana pada percobaan
ini keping A sebagai anoda dan keeping B sebagai katoda.
Selanjutnya kepingan dihubungkan ke ampermeter untuk menghasilkan
arus listrik yang diperlukan. Kemudian kepingan dicelupkan kedalam larutan
elektrolit dan dipanaskan hingga suhu 75o C pemanasan ini bertujuan untuk
mempercepat terjadinya reaksi redoks. Setelah mencapai suhu 75o dialirkan arus
listrik sebesar 3 ampere dan suhu dijaga konstan hal ini bertujuan agar jumlah
molekul yang diperoleh hasilnya sama dengan bilangan Avogadro. Hal ini sesuai
dengan hukum Avogadro yang berbunyi : "Jika dua macam gas (atau lebih) sama
volumenya, maka gas-gas tersebut sama banyak pula jumlah molekul-molekulnya
masing-masing, asal temperatur dan tekanannya sama pula". Dari pernyataan
tersebut maka dalam melakukan praktikum ini diharapkan suhu dan tekanan sama
agar jumlah molekul yang diperoleh, hasilnya sama dengan bilangan Avogadro.
14
15
Setelah 10 menit larutan berubah warna menjadi merah bata hal ini
disebabkan karena adanya endapan Cu yang teroksidasi. Secara teoritis
terbentuknya endapan Cu dikarenakan pada proses elektrolisis pada anoda terjadi
peristiwa oksidasi, elektron akan mengalir dari anoda menuju sumber arus
kemudian diteruskan ke katoda, massa anoda setelah reaksi elektrolisis akan
semakin berkurang dan warnanya juga semakin terang karena mengalami oksidasi.
Sedangkan elektrolisis pada katoda terjadi peristiwa reduksi, ion positif pada katoda
akan mengikat elektron dari sumber arus sedangkan yang dari larutan elektrolit
akan bergerak menuju batang katoda, setelah reaksi elektrolisis akan terbentuk zat
berwarna hitam yang menempel pada batang katoda.
Pada reaksi ini yang teroksidasi adalah elektroda Cu dan yang tereduksi
adalah H2O bukan Na+, karena pada deret volta H2O lebih mudah tereduksi. Pada
proses ini terjadi reaksi
Dari reaksi dapat diketahui bahwa pada katoda dihasilkan gas H2 dari hasil
reduksi air hal ini dapat dilihat dari munculya gelembung-gelembung disekitar
elektroda pada saat percobaan. Sementara itu, warna larutan pada awalnya tidak
berwarna, tetapi setelah proses elektrolisis berubah warna menjadi merah bata
disebabkan pada anoda terjadi oksidasi dari Cu menjadi ion Cu2+.
sumber arus dan larutan elektrolit akan bergerak menuju keping katoda (keping B)
sehingga terbentuk zat berwarna hitam yang menempel pada keping katoda.
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
17
BAB V
TUGAS/JAWABAN PERTANYAAN
A. Tugas
1. Hitung berapa Coulomb diperlukan untuk mengoksidasi x gram tembaga
w = x gr
e.I.t
w= = e.F
96500
F = w/e
= x gr/63,54
= x/63,54 C
e.I.t
w=
96500
I.t
F=
96500
3. Muatan satu ion Cu+ adalah 1,6 × 10-19 Coulomb. Hitung jumlah ion Cu+
yang terbentuk dalam percobaan (jumlah atom Cu dalam satu mol tembaga
sama dengan No)
18
19
B. Pertanyaan
1. Apakah nama endapan merah/jingga yang terbentuk dalam percobaan
elektrolisis?
Jawab: Endapan merah-jingga yang terbentuk adalah hasil oksidasi
tembaga, yaitu tembaga oksida. Endapan merah yang terbentuk pada sel
elektrolisis adalah Cu2O (tembaga (I) oksida). Cu2O tersebut karena
terurainya CuOH (hasil Cu+ + OH-) akibat pemanasan.
Reaksinya:
Di anoda : Cu(s) → Cu+(aq)
Di larutan : Cu+ + OH → CuOH
+
2 CuOH → Cu2 + H2O
Panas Jingga
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisik Jilid I. Terjemahan Irma I. Kartohadiprojo. Jakarta:
Erlangga.
Keenan, charles W. 1980. Ilmu Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar prinsip dan Terapan Modern. Jakarta:
Erlangga.
20
LAMPIRAN A
LEMBAR PERHITUNGAN
Q = I.t
= 3 . 900
= 1800 coulomb
2. Menghitung jumlah muatan yang diperlukan untuk proses oksidasi Cu (A)
𝑀𝑟 𝐶𝑢
A = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎 x Q
63,54
= x 1800
0,62
= 184470,96
𝐴
B = 𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑜𝑛 𝐶𝑢2+
= 184470,96 : 16.10-19 = 11,529 . 10-23mol-1
4. Menghitung presentase kesalahan
| 𝑁𝐴𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−𝑁𝐴 𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖 |
% kesalahan = x 100%
𝑁𝐴𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖
DOKUMENTASI
No Gambar Keterangan
1 Proses penimbangan
NaCl
3 Proses penimbangan
elektroda Cu.
4 Proses elektrolisis.
5 Warna larutan elektrolit
setelah proses elektrolisis
selesai.
6 Proses penimbangan
anoda setelah proses
elektrolisis selesai.