Anda di halaman 1dari 9

A.

Teori Oktet
Kaidah oktet (aturan oktet) adalah suatu kaidah sederhana dalam kimia yang menyatakan
bahwa atom-atom cenderung bergabung bersama sedemikiannya tiap-tiap atom memiliki
delapan elektron dalam kelopak valensinya, membuat konfigurasi elektron atom tersebut
sama dengan konfigurasi elektron pada gas mulia. Kaidah ini dapat diterapkan pada unsur-
unsur golongan utama, utamanya karbon, nitrogen, oksigen, dan halogen. Kaidah ini juga
dapat diterapkan pada unsur logam seperti natrium dan magnesium. Secara sederhana,
molekul ataupun ion cenderung menjadi stabil apabila kelopak elektron terluarnya
mengandung delapan elektron. Kaidah ini pertama kali dikemukakan oleh W. Kossel dan
G.N. Lewis.
 Cara Mencapai Kestablan Konfigurasi Elektron
Kecenderungan unsur-unsur lain mencapai konfigurasi stabil gas mulia (elektron
valensi 8) disebut dengan hukum oktet, sedangkan kecenderungan mencapai konfigurasi
stabil gas mulia (elektron valensi 2) disebut hukum duplet. Suatu atom dapat mencapai
kestabilan konfigurasi elektron atom gas mulia dengan cara melepaskan elektron,
menerima/menangkap elektron, dan menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama.
1. Pelepasan Elektron
Atom-atom yang memiliki kelebihan konfigurasi elektron (1, 2, atau 3 elektron)
dibandingkan dengan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat maka cenderung
untuk melepaskan elektronnya.
2. Penerimaan Elektron
Penerimaan elektron dapat terjadi pada atom yang memiliki kekurangan konfigurasi
(1, 2, atau 3 elektron) dibandingkan dengan konfigurasi elektron gas mulia yang
terdekat.
3. Penggunaan Elektron Bersama
Penggunaan elektron secara bersama-sama dapat terjadi pada atom yang
mempunyai keelektronegatifan tinggi atau atom yang sukar melepakan elektronnya.
Cara ini merupakan proses yang terjadi pada pembentukan ikatan kovalen. Ikatan ini
dapat terjadi pada unsur-unsur sesama nonlogam karena unsur-unsur yang sama
cenderung untuk menarik elektron. Konfigurasi elektron yang lebih stabil dicapai
dengan cara memasangkan elektron valensinya. Jumlah elektron yang dipasangkan
sesuai dengan keadaan paling stabil yang mungkin dicapai.
4. Menerima Pasangan Elektron
Elektron-elektron dilepas, ditambah, atau dipasangkan dalam mencapai konfigurasi
elektron yang paling stabil. Berbagai unsur mencapai konfigurasi elektron yang lebih
stabil dengan menerima pasangan elektron dari atom unsur lain. Kemudian, pasangan
elektron tersebut menjadi milik bersama membentuk ikatan kovalen koordinasi.
 Pengecualian Aturan Oktet
Walaupun semua ikatan kovalen mematuhi aturan oktet, ternyata masih ada beberapa
senyawa yang menyimpang dari aturan oktet, misalnya senyawa PCl5, BH3, NO2, BCl3, dan
SF6. Hal ini disebut penyimpangan aturan atau pengecualian aturan oktet.
Pengecualian aturan oktet dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yang ditandai oleh
oktet tak lengkap, jumlah elektron ganjil, dan terdapat lebih dari delapan elektron disekitar
atom pusat.
1. Oktet Tak Lengkap
Pada beberapa senyawa, jumlah elektron disekitar atom pusat dalam suatu molekul
stabil bisa kurang dari delapan. Misalanya, berilium unsur periode kedua dan Golongan 2A,
memiliki konfigurasi elektron 1s22s2. Be mempunyai dua elektron valensi pada orbital 2s.
Struktur Lewis BeH2 adalah
Dapat dilihat bahwa hanya ada empat elektron disekitar atom Be, dan tidak mungkin
untuk memenuhi aturan oktet untuk Be dalam molekul ini.
2. Molekul Berelektron Ganjil
Beberapa molekul mempunyai jumlah elektron yang ganjil, misalnya nitrogen oksida
(NO) dan nitrogen dioksida (NO2):

Aturan oktet tidak mungkin dipenuhi pada molekul dengan jumlah elektron valensi
ganjil, karena untuk memenuhi aturan oktet diperlukan pasangan elektron yang lengkap
(delapan elektron) yang merupakan bilangan genap.
3. Oktet yang Diperluas
Jumlah elektron valensi yang lebih besar dari delapan di sekitar satu atom bisa ditemui
dalam beberapa senyawa. Oktet yang diperluas hanya diperlukan untuk atom-atom dari
unsur-unsur dalam periode ketiga ke atas. Disamping orbital 3s dan 3p, unsur-unsur dalam
periode ketiga juga mempunyai orbital 3d yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan.
Salah satu contoh senyawa dengan oktet yang diperluas adalah sulfur heksafluorida (SF6)
yang merupakan senyawa yang sangat stabil. Konfigurasi elektron pada sulfur adalah
[Ne]3s23p4. Keenam elektron valensi dari S dalam molekul SF6 masing-masing digunakan
untuk membentuk satu ikatan kovalen dengan atom fluorin, sehingga terdapat duabelas
elektron disekitar atom pusat S:

B. Muatan Formal
Muatan formal (atau disebut juga muatan resmi) adalah suatu perhitungan yang dapat
digunakan pada struktur Lewis untuk menentukan muatan dari atom–atom yang membentuk
suatu ikatan ionik maupun ikatan kovalen. Muatan formal merupakan jumlah elektron valensi
dalam atom bebasnya dikurangi dengan jumlah elektron yang dimiliki oleh atom tersebut
dalam sruktur Lewisnya. Untuk menentukan jumlah elektron atom dalam struktur Lewisnya
dapat digunakan aturan sebagai berikut:
1. Semua elektron non-ikatan dalam atom dinyatakan sebagai milik atom tersebut
2. Membagi ikatan antara atom tersebut dengan atom lain dan menyatakan bahwa
separuh elektron ikatannya sebagai milik atom tersebut
Muatan formal dapat digunakan dalam menentukan struktur yang stabil dari suatu
ikatan. Bila ada beberapa kemungkinan struktur Lewis yang dapat dibuat, maka struktur
dengan muatan formal terkecil dan paling stabil yang dipilih. Kadang-kadang terdapat lebih
dari satu struktur Lewis yang mungkin untuk spesi tertentu. Pada kasus seperti ini, muatan
formal dapat membantu untuk memilih struktur Lewis yang lebih disukai. Petunjuk
penggunaannya adalah sebagai berikut:
1. Pada molekul netral, strukutur Lewis tanpa muatan formal lebih disukai daripada
struktur yang memiliki muatan formal
2. Struktur Lewis dengan muatan formal yang besar (2+, 3+, dan/atau 2-, 3-, dst) kurang
disukai daripada struktur dengan muatan formal yang kecil
3. Untuk struktur Lewis dengan distribusi muatan formal yang serupa, struktur yang
muatan negatifnya berada pada atom yang lebih elektronegatif lebih disukai.
 Penggunaan dalam penentuan struktur suatu atom
Dari data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa struktur yang kedua lebih disukai
karena H2SO4 merupakan senyawa netral yang tidak bermuatan (tanpa muatan formal).
Contoh senyawa lain yang juga memiliki lebih dari satu struktur lewis yang mungkin adalah
molekul NOCl. Molekul NOCl memiliki empat struktur lewis yang mungkin yang dapat
digambarkan sebagai berikut:

Untuk menentukan struktur yang paling mungkin untuk molekul NOCl, dapat dihitung
muatan formalnya.
Tabel muatan formal atom-atom pada molekul NOCl

Unsur Struktur 1 Struktur 2 Struktur 3 Struktur 4

Oksigen 0 +1 –1 +1

nitrogen 0 –1 0 –2

Klorin 0 0 +1 +1
Dari tabel dapat dilihat bahwa struktur yang pertama memiliki muatan formal yang
paling rendah untuk semua atomnya, sedangkan struktur yang lain tidak. Oleh karena itu,
untuk molekul NOCl, struktur yang lebih disukai adalah struktur yang pertama (struktur 1).
Molekul N2O (Dinitrogen oksida) memiliki 3 struktur lewis yang mungkin.

Struktur mana yang menyatakan ikatan yang sebenarnya terjadi dalam molekul N2O?
Apakah kedua atom N dihubungkan dengan ikatan tunggal, rangkap dua, atau rangkap tiga?
Sekali lagi kita menggunakan muatan formal untuk menentukan struktur terbaik untuk
molekul N2O tersebut, dimana kita memilih struktur yang masing-masing atomnya memiliki
muatan formal terendah dan muatan formal negatif berada pada atom yang lebih
elektronegatif.
Muatan formal untuk masing-masing atom pada ketiga struktur lewis dari molekul
N2O adalah sebagai berikut:

Jumlah muatan formal harus sama dengan muatan molekulnya, dimana dalam kasus ini
muatan formal N2O adalah 0 karena N2O adalah molekul netral.
Pada struktur 3 terdapat dua kesalahan. Yang pertama, muatan formal negatif
diletakkan pada atom nitogen yang kurang elektronegatif dibandingkan atom oksigen yang
lebih elektronegatif. Struktur tersebut juga memiliki muatan formal yang paling besar.
Struktur 2 juga meletakkan muatan formal negatif pada nitrogen, bukan pada oksigen. Oleh
karena itu, kedua struktur terssebut tidak lebih baik daripada struktur 1.
Berikut ada data eksperimen yang mendukung struktur 1 sebagai struktur terbaik untuk
molekul N2O. Karena nitrogen membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, dan ikatan
rangkap tiga pada struktur yang diusulkan di atas, maka data panjang ikatan akan sangat
membantu.
Kita menganggap ikatan tunggal N – N lebih panjang daripada ikatan rangkap dua N
= N, dan pasti lebih panjang daripada ikatan rangkap tiga N ≡ N. Berikut adalah karakteristik
panjang ikatan nitrogen – nitrogen untuk ketiga tipe ikatan.
Data panjang ikatan N - N

N−N 0.146 nm

N=N 0.125 nm

N≡N 0.110 nm
Penentuan eksperimental dari panjang ikatan nitrogen – nitrogen pada N2O
memberikan hasil panjang ikatan sebesar 0.113 nm yang bersesuaian dengan ikatan rangkap
tiga yang terdapat pada struktur 1. Oleh karena itulah struktur 1 yang lebih disukai untuk
molekul N2O.
C. Domain Elektron
Teori domain elektron adalah suatu cara meramalkan bentuk molekul bentuk molekul
berdasarkan tolak menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Teori ini merupakan
penyempurnaan dari teori VSEPR (valence shell electron pair repulsion). Domain elektron
berarti kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron. Jumlah domain elektron
ditentukan sebagai berikut :
o Setiap elektron ikatan (apakah ikatan tunggal, rangkap, atau rangkap tiga) berarti 1
domain.
o Setiap pasangan elektron bebas berarti 1 domain.
 Prinsip-prinsip dasar teori domain elektron adalah sebagai berikut :
o Antar domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak menolak sehingga
domain elektron akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian rupa sehingga
tolak menolak di antaranya menjadi minimum.
o Urutan kekuatan tolak menolak di antara domain elektron adalah sebagai berikut:
Tolakan antardomain elektron bebas > tolakan antardomain elektron bebas dengan
domain elektron ikatan > tolakan antardomain elektron ikatan. Perbedaan daya tolak
ini terjadi karena pasangan elektron bebas hanya terikat pada satu atom saja, sehingga
bergerak lebih leluasa dan menempati ruang lebih besar daripada pasangan elektron
ikatan. Akibat dari perbedaan daya tolak tersebut adalah mengecilnya sudut ikatan
karena desakan dari pasangan elektron bebas.
o Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron terikat.
Gambar Geometri molekul

Tabel : Susunan ruang domain elektron yang menghasilkan tolakan minimum


Jumlah domain Susunan Besar sudut
elektron ruang(geometri) ikatan
2 Linear 180°
3 Segitiga sama sisi 120°
4 Tetrahedron 109,5°
5 Bipiramida trigonal Ekuatorial=120° Aksial=90°
6 Oktahedron 90°

 Merumuskan Tipe Molekul


Jumlah domain (pasangan elektron) dalam suatu molekul, dapat dinyatakan sebagai
berikut :
1. Atom pusat dinyatakan dengan lambing A,
2. Domain elektron ikatan dinyatakan dengan X, dan
3. Domain elektron bebas dinyatakan dengan E
Tabel : Berbagai kemungkinan bentuk molekul yang atom pusatnya mempunyai 4, 5, atau 6
pasangan elektron

Jumlah Jumlah Rumus Bentuk molekul Contoh


PEI PEB
4 0 AX4 Tetrahedron CH4
3 1 AX3E Piramida trigonal NH3
2 2 AX2E2 Planar bentuk V H2O
5 0 AX5 Bipiramida trigonal PCl5
4 1 AX4E Bidang empat SF4
3 2 AX3E2 Planar bentuk T IF3
2 3 AX2E3 Linear XeF2
6 0 AX6 Oktahedron SF6
5 1 AX5E Piramida sisiempat IF5
4 2 AX4E2 Segiempat planar XeF4
Tipe molekul dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV)
2. Tentukan jumlah domain elektron ikatan (X)
3. Tentukan jumlah domain elektron bebas (E)
Cara penetapan tipe molekul tersebut hanya berlaku untuk senyawa biner berikatan
tunggal. Untuk senyawa biner yang berikatan rangkap atau ikatan kovalen koordinat
(misalnya dengan oksigen), maka jumlah elektron yang digunakan untuk membentuk
pasangan terikat menjadi 2 kali jumlah ikatan. Selanjutnya, langkah-langkah untuk
meramalkan geometri adalah sebagai berikut :
o Menentukan tipe molekul
o Menggambar susunan ruang domain-domain elektron di sekitar atom pusat yang
memberi tolakan minimum.
o Menetapkan pasangan terikat dengan menuliskan lambing atom yang bersangkutan.
o Menentukan geometri molekul setelah mempertimbangkan pasangan elektron bebas.
 Molekul polar dan nonpolar
Suatu molekul akan bersifat polar jika memenuhi 2 syarat nerikut :
1. Ikatan dalam molekul bersifat polar. Secara umum, ikatan antaratom yang berbeda
dapat dianggap polar.
2. Bentuk molekul tidak simetris, sehingga pusat muatan positif tidak berimpit dengan
pusat muatan negatif

Anda mungkin juga menyukai