Riswiyanto S
1
Kimia Organik
alkohol R OH
alifatik aromatik
alkana eter R O R'
O
C C
aldehida R C H
O
alkena
keton R C R'
C C O
Asam karboksilat R C OH
alkuna O
ester R C OR'
C C
2
Hidrokarbon
evaporate
NH 4OCN H2N-C-NH 2
O
amoniumcyanat urea
Ikatan Ion
Struktur Atom
Ikatan Kovalen
Ikatan Ion
Apabila atom mendapat atau memberikan elektron maka atom
akan menjadi bermuatan, Bila muatan ion dalah positif disebut Kation
dan jika negatif disebut Anion.
Li+ F-
Kation Anion
3
Ikatan Kovalen
1s 2s 2p BF3 B +3F F B F
F
hanya ada 6 elektron disekeliling B
hibridisasi sp
4
Kepolaran Molekul
Suatu molekul disebut polar jika molekul mempunyai perbedaan muatan positif
dan negatif yang relatif nyata, molekul semacam ini dikatakan mempunyai
momen dipol permanent.
Simbol momen dipol : kepala anak panah menunjukan kearah muatan
negatif.
Momen dipol (µ) adalah ukuran derajat pemisahan muatan (polaritas).
µ= e x d
dimana:
e = satuan elektrostatik muatan (esu dalam stat coulomb)
d = Jarak antar muatan dalam cm, satuan µ adalah statcoulomb-cm.
1 esu = 4,80 x 10-10 statcoulomb dan d dalam satuan 10-8 cm.
µ adalah 10-18 statcoulomb-cm. Momen dipol sering menggunakan satuan
Debye (D), dimana 1 D = 10-18 statcoulomb-cm.
Contoh: hidrogen klorida.
Panjang ikatan HCl adalah 1,28 Å = 1,28 x 10-8 cm.
µ = 4,80 x 10-10 statcoulomb x 1,28 x 10-8 cm = 6,16 D
Namun momen dipol yang terukur adalah µ = 1,03 D, jadi persentase sifat
ionik dalam ikatan tidak 100 %, melainkan 1,03 D / 6,16 x 100 = 17 %.
5
Tabel Beberapa Momen Dipol Ikatan (D)
3,0
3,0
N N
4,0 F F4,0 H H
2,1 2,1 1,46 D
F H2,1
4,0
0,24 D
6
Muatan Formal
−∑ ελεκτρονβε
ρικα
ταν
Muatan Formal= ∑ ελεκτρονϖα
λενσι −∑ ελεκτροντα
κβερικα
ταν
2
Contoh:
Bagaimana muatan formal senyawa : a). Diazometan H2C=N=N
b). Metil isosianida H3C-NC
c). Asetonitril oksida H3C-CN-O
Jawab:
H 1 2
a). H2C=N=N Struktur Lewis H C N N
Perhatian: Elektron valensi adalah elektron yang dimiliki oleh setiap unsur.
Elektron ikatan adalah elektron yang terlibat dalam ikatan antar atom.
Elektron tak berikatan adalah pasangan elektron sunyi (bebas/takberikatan)
7
Struktur Kimia Dan Resonansi
Ikatan rangkap dua pada oksigen ini ?
H H
O O
H C C H C C
O O
H H
Ion Asetat
Atau pada oksigen ini ?
Meskipun kedua atom oksigen berbeda dalam struktur Lewis, dalam percobaan
keduanya adalah equivalen.
Panjang ikatan resonansi C=O = 1,27 Ao.
pajang ikatan C-O = 1,35 Ao o
o 1,27 A
Panjang ikatan C=O =1,20 A
8
Aturan Struktur resonansi
H
H3C C C CH2 H3C C C CH2 H2C C C CH2
H H H
H H H
I II
9
Struktur resonansi (…continue)
H C O H
10
Struktur resonansi (…continue)
5. Semua atom yang terlibat dalam sistim delokalisasi harus terletak pada bidang
datar atau mendekati datar.
CH2
(H3C)3C
C C
H2C C(CH3)3
2,3-di-ters-butil-1,3-butadiena
11
Struktur resonansi (…continue)
A B
Struktur A mempunyai kontribusi lebih besar dari B, karena struktur A
merupakan karbonium tersier, sedangkan B adalah karbonium sekunder.
12
Prakiraan Kestabilan Struktur Resonansi
a. Struktur yang mempunyai ikatan kovalen lebih banyak adalah struktur yang paling
stabil. Struktur 1 paling stabil, karena mempunyai lebih dari satu ikatan rangkap.
b. Struktur yang memiliki atom dengan elektron sesuai dengan gas mulia
adalah yang paling stabil. Struktur II lebih stabil karena mempunyai
delapan elektron
I II
Atom karbon hanya Atom karbon mempunyai
mempunyai enam elaktron delapan elektron
H2C C Cl H2C C Cl
H H
I II
13
Hidrokarbon
Rumus umum alkana alifatik adalah CnH2n+2, dan tidak mengandung unsur-unsur
yang lain, alkana dikenal juga sebagai hidrokarbon jenuh karena hanya
mengandung ikatan C-C dan C-H.
Alifatik alkana secara kimiawi bersifat inert karena mempunyai jumlah
maksimum atom H per atom karbonnya. Alkana yang paling sederhana adalah
metana, berupa gas, mengikat empat atom hidrogen secara kovalen .
14
metana
H H H
Etana mempunyai rumus
H C C C H Iso-butana
C2H6 dan ditemukan dalam (2-metilpropana)
gas alam H H H
Propana
15
1. Alkana (Parafin)
Induk metana CH4
Rantai lanjut etana H3C-CH3
Hilang satu proton(H) menjadi gugus alkil
* gugus metil H3C-X
* gugus etil H3C-CH2-X
Seri homolog : CnH2n+2
Sifat-sifat fisik: -(ttk didih, ttk leleh, density)
-Non-polar (larut dlm benzen,eter,CCl4 dan tdk larut dalam air)
density
Nama Rumus Molekul o
ttk didih ( C ) (g/ml at 0 oC)
Propana CH 3CH 2CH 3 -42 gas
Butana CH 3CH 2CH 2CH 3 0 gas
Pentana CH 3CH 2CH 2CH 2CH 3 36 0,626
Heksana CH 3(CH 2)4CH 3 69 0,660
Heptana CH 3(CH 2)5CH 3 98 0,684
Oktana CH 3(CH 2)6CH 3 126 0,703
16
Alkil
R
H C H Alkil primer ( 1o )
H R
o K arbo n
p ri m e r
H C H H C R' Alkil sekunder ( 2 )
Metil R
Alkil trsier ( 3o ) CH 3
R'' C R'
H 3C C C CH 3
H2
H
Karbon tersier
Karbon sekunder
17
Contoh : isomer C7H16
siklopropana sikloheksana
Dalam sikloalkana, rotasi penuh tidak terjadi dalam ikatan C-C, dan bentuk disubstitusi
dapat berbentuk isomernya.Sikloalkana dapat terjadi di alam dan konformasi yang
paling stabil dalah konformasi kursi dengan sudut 109,50. Ikatan aksial terarah keatas
dan kebawah, parallel terhadap sumbu cincinnya. Dalam sikloalkana, struktur paling
stabil untuk bentuk tersubstitusi adalah yang mempunyai substituen dalam posisi
ekuatorial.
18
Isomer
Molecular Constitutional
Formula Isomers
CH 4 1
C 5 H 12 3
C 10 H 22 75
C 15 H 32 4,347
C 30 H 62 4,111,846,763
19
Nomenklatur
Tatanama dalam alkana ditentukan berdasarkan atas system IUPAC (International
Union of Pure Applied Chemistry). Suatu nama kimia terdiri atas awalan , induk ,
dan akhiran. Nama Awalan akan menerangkan substituennya, induk menerangkan
panjang rantai dan akhiran menunjukkan gugus fungsinya.
Cara penamaan :
1.Tentukan rantai karbon terpanjang dalam molekul, dan dipakai nama tersebut
sebagai nama induknya.
2.Penomoran rantai karbon dimulai dari yang terdekat dengan titik cabang yang
ada, sehingga akan memberikan nomor terkecil dalam urutan.
3.Identitaskan nomor dan substituen dari titik percabangan dalam rantai utamanya.
Jika ada dua substituen dalam atom C yang sama, diberikan nomor yang sama pula.
4.Tulis nama dengan tanda pemisah untuk awalan dan menggunakan tanda koma
untuk nomor. Jika ada dua substituen yang berbeda, urutkan sesuai alfabet. Jika dua
atau lebih substituen yang identik, diberi nama pada awalan di-, tri-, dan tetra- .
20
Tatanama
CH3 CH3 CH3 CH3
1 2 3 4 8 7 6 5
CH3-CH2-CH2-C-CH2-CH-CH2-CH3 Atau CH3-CH2-CH2-C-CH2-CH-CH2-CH3
5 6 7 8 4 3 2 1
CH3 CH3
4 + 4 + 6 = 14 3 + 5 + 5 = 13
CH3 C2H5 CH3 C2H5
CH3-CH2-CH-CH2-CH-CH-CH 3 CH3-CH2-CH-CH2-CH-CH-CH 3
1 2 3 4 5 6 7 7 6 5 4 3 2 1
I II
CH3 CH3 CH 3 CH 3
3 4
CH3-CH-CH 2-CH-CH-CH 3 CH 3-CH-CH 2-CH-CH-CH 3
6 5 4 2 1 1 2 3 5 6
CH 3 CH 3
II I
2 + 3 + 5 = 10 2 + 4 + 5 = 11
21
Tatanama
Br Br
3 2
CH3-CH-CH-CH3 CH3-CH-CH-CH3
1 2 4 4 3 1
Cl Cl
I II
C 2H 5
CH 3 CH 3 CH 3
8 7 6 5 4 3 2 1
CH 3-CH-CH-C-CH 3 CH 3-CH 2-CH 2-CH-CH-C-CH 2-CH 3
CH 3 CH C 2H 5
H 3C CH 3
22
Tatanama
H2
C H2C CH2
23
Klasifikasi Karbon dan Hidrogen
24
Nomenklatur
Awalan-Induk-Akhiran
International Berapa Banyak Atom Karbon ?
Union of
Pure and Dimana etak substituenya?
Applied
Chemistry Gugus Fungsi Apa ?
25
Nomenklatur
Awalan-Induk-Akhiran
26
Nomenklatur
Rantai yg paling panjang dari atom karbon
CH2-CH3
C-C-C-C-C-C-C-C-C
CH3 CH2-CH3
rantai panjang 9 H3C CH-CH CH-CH2-CH2-CH2-CH3
CH3
rantai panjang 8
CH2-CH3
H3C CH-CH2-CH CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
CH3
rantai panjang 6
27
Nomenklatur
28
Nomenklatur
Alkyl groups
Propil -CH2CH2CH3 Condensed
Isopropil -CHCH(CH3)2 Name Structural Formula
Butil - pentyl -CH2 CH2 CH2 CH2 CH3
CH2CH2CH2CH3
Isobutil - isopentyl -CH2 CH2 CHCH3
CH2CHCH(CH3)2 CH3
sek-butil - CH3
CH(CH3)CH2CH3 -CH2 CCH3
neopentyl
ters-butil -C(CH3)3
CH3
29
Nomenklatur
Tentukan rantai yang paling panjang
CH3
CH2 CH3 CH2
CH 3CH2CH2CH CH3 heksana H 3C CH CH CH 2CH 3
heptana
CH2CH 2CH 3
9 8
H 3C C H 2 CH3
3
C H 3C H C H 2C H 2C H C H C H 2C H 3 3-ethyl-4,7-dimethylnonane
7 6 5 4 CH2 CH3
2 1
If two different chains of equal length are present, choose the one with the
larger number of branch points.
CH3
CH3CHCHCH2CH2CH3
CH2 CH3
30
Nomenklatur
Penamaan substituen yg komplek, dimulai pada penomoran
substituen komplek kemudian berikan tanda kurung.
CH3
CH3CH CHCH2CH2CH CH2CH CH3
CH3 CH3 CH2CH2CH2CH3
1
CH3
2 3
CH3CH CHCH2CH2CH CH2CH CH3
CH3 CH3 CH2CH2CH2CH3
2,3-dimethyl-6-(2-methylpropyl) decane
31
Nomenklatur
CH 3 CH 3
CH 3 CH 3 CH CHCH3
CH3
CHCH3 CHCH2CH3 CH2CHCH3
C CH3
CH3 CH3 CH3
CH3
sec-butyl isobutyl tert-butyl
32
Nomenklatur
CH3 C H3
CH3 CH C H2 C H C H2 C CH3
1 2 3 4 5 6
C H3 C H C H2
7
CH3 C H2 C H3
8 9
4-isopropyl-2,6,6-trimethylnonane
33
Nomenklatur
1 CH3
CH3
2 CH2 4
CH3CHCHCH2CH2CH3 H 3C CH CH CH 2 CH3
CH2 CH3 3
CH 2 CH 2 CH3
5 6 7
34
Nomenklatur Sikloalkana
1. Penomoran cincin, cari nomor paling kecil pada substituen yang sama.
H2 H3C CH3
C CH3
H2C CH3
Ethylcyclohexane 3-Ethyl-1,1-dimethylcyclohexane
2. Jika dua gugus alkil mempunyai kemungkinan nomor yang sama, maka
penomoran menggunakan alfabet.
CH3
CH2CH3
1-Ethyl-2-methylcyclopentane
3. Jika cincin mempunyai atom lebih sedikit dari rantai yang tersubstitusi, cincin dianggap
sbg substituennya.
CH3CH2CHCH2CH3
3-Cyclopropylpentane 35
Isomer
H 3C C CH 3 dan CH 3 CH 2 CH 2 CH 3
H
Iso-butana B utana
(2-m etilpropana)
Isomer gugus fungsi
CH3CH2CH2-OH dan CH3-O-CH3
Isomer posisi NH 2
36
Isomer
37
Isomer Optik
E n a n s io m e r: S u a tu p a s a n g a n s e n y a w a y a n g m e ru p a k a n b e n d a d a n b a y a n g a n c e rm in
D ia s te r e o m e r :S u a tu p a s a n g a n s e n y a w a y a n g b u k a n m e r u a k a n b e n d a d a n b a y a n g a n
c e rm in .
O O O
O
C H C H
C H H C
H C OH HO C H
H C OH HO C H
HO C H H C OH
H C OH HO C H
CH 2 OH CH 2 OH
CH 2 OH CH 2 OH
(a ) (c ) (d )
(b )
P a sa n g a n E n a n sio m e r P a sa n g a n E n a n sio m e r
(e ry tro sa ) (th re o s a )
(a ) d a n (c ), (a ) d a n (d ), (b ) d a n (c ), (b ) d a n (d ) a d a la h d ia ste re o m e r
COOH COOH
COOH COOH
H C OH HO C H
H C OH HO C H
HO C H H C OH H C OH HO C H
H
H H
H H
Rotasi Rotasi 60o
H H HH H
H
H
staggerd Eclips
39
Konformasi Sikloalkana : Teori Tegangan Bayer
109 o
49o 19o 1o
60o
90o
40
Konformasi lingkar lima dan enam
S ik lo p en ta n a S ik lo h ek sa n a
H
H 4 1
2 3 4 H 6
H 5 H
H
3 2
5 H
H 2 H
1 5 6
3 H
H B e n tu k p e ra h u
4 BHe n tu k k u rsi
1
B e rg a ris te b a l m e n u n ju k k a n
p a n d a n g a n m e n d e k a ti p e n g a m a t
41
Konformasi …. continue
ax eq
ax eq eq
ax
flip
eq eq
ax
eq
ax sumbu cicin
ax
enam hidrogen axial (sejajar dengan sumbu cincin) enam hidrogen equatorial (seputar cincin)
42
ax
Konformasi …..cont ax
3
eq 1
ax 2
eq eq
eq eq
5 6
4 ax
eq
ax
ax
43
Reaksi-Reaksi Alkana
Alkana:
Inert terhadap reagen-reagen kimia
Ikatan kuat C-H sulit diputuskan, kecuali dengan
temperatur tinggi.
Karbon dan hidrogen mempunyai kepolaran yang
hampir sama (sedikit terpolarisasi), tidak dapat
dipengaruhi oleh basa.
Tidak mempunyai pasangan elektron bebas, tidak / sulit
bereaksi dengan asam.
Karena reaktivitasnya yang rendah, dis. Parafin.
Alkana dapat beeaksi dengan hebat bila bercampur
dengan oksigen dan campuran ini dibakar ( BBM )
44
Reaksi alkana :
1. Substitusi
2. Pembakaran
3. Pyrolisis (Cracking)
45
Reaksi pembuatan alkana
1. Hidrogenasi alkena (katalis logam; Ni, Pd)
C C H
H Ni or Pd
+ C H
C H pelarut
Alkana
Alkena
CH3 CH3
Ni
H3C C CH2 + H2 H3C C CH2
CH3CH2OH
(25oC,50 atm)
H H
2-metilpropena Isobutana
Ni
+ H2 CH3CH2OH
(25oC, 1 atm)
silkoheksena sikloheksana
46
Reaksi pembuatan……..
2. Reduksi alkil halida
(a). Hidrolisa pereaksi Grignard
H2O
R-X + Mg R-MgX R-H
pereaksi Grignard
Contoh:
Mg H2O
CH3-CH2-CH-CH3 CH3-CH2-CH-CH3 CH3-CH2-CH-CH3
Br MgBr H
sek-butil bromida sek-butil magnesium n-butana
bromida
Contoh:
H3 C CH 3
CH 3 CH 3 C CH3
Li
CuX
CH 3
H3 C C CH 3 H 3C C Cu-Li H 3C C CH2CH2CH2CH2CH3
Cl H 3C
H3C
ter-butil klorida
CH 3CH 2CH 2CH 2CH 2Br
2,2-dimetilheptana
n-pentilbromida
48
Reaksi Alkana
Halogenasi
(Substitusi)
H H H H H H
Cl 2
Cl H C C C H C C C Cl
H H H H H H
H H H n-propil radikal n-propil klorida
H C C C H
H H H
Propana H H H H H H
Cl Cl 2
H C C C H H C C C H
H H H Cl H
isopropil radikal Isopropil klorida
Cl2, cahaya
CH 3 CH 2 CH 3 CH 3 CH 2 CH 2 -Cl + CH 3 CHCH 3
45% Cl
55%
49
Alkana
H H
H C H H C H
Cl H H Cl 2
H H
H H 1o H C C C H C C C Cl
H C H H H H H H H
H H
Is o b u til r a d ik a l Is o b u til k lo r id a
H C C C H
H H H
H H
Is o b u ta n a
Cl H C H Cl H C H
2
H 3o H H H H
H C C C H H C C C H
H H H H
Cl
te r -b u til r a d ik a l
te r -b u tilk lo r id a
CH 3 CH CH
3 3
C l2, c a h a ya
CH 3 CHCH 3 CH 3 CHCH Cl + CH 3 CCH
2 3
Is o b u ta n a
CH 3
Is o b u tilk lo r id a te r-b u til k lo r id a
( 1 -k lo r o -2 -m e tilp r o p a n a ) ( 2 -k lo r o -2 -m e tilp r o p a n a )
50
Substitusi ……. continue
Reaktivitas halogen: Cl2 > Br2
Abstraksi Hidrogen: 3o > 2o > 1o > CH3-H
Br2, cahaya 127 oC
CH3CH2CH3 CH3CH2CH2Br + CH3CHCH 3
propana 3%
Br
97 %
o
Br2, cahaya 127 C
CH3CH2CH2CH3 CH3CH2CH2CH2Br + CH3CH2CHCH3
Br
2%
98%
CH 3 CH 3 CH 3
B r 2 , c a h a ya 1 2 7 o C
C H 3 -C H -C H 3 C H 3 -C H -C H 2 B r + C H 3 -C -C H 3
Iso b u ta n a
tra c e Br
> 99 %
51
Kecepatan reaksi
Cl
+ HCl
RH Eact +
Energi Potensial
R
R + Cl2
RCl + Cl
Laju reaksi
Diagram Perubahan energi potensial selama reaksi berlangsung:
Reaksi klorinasi alkana. Pembentukan radikal merupakan
tahapan pengendalian reaksi.
52
Pembakaran
Dehydrogenasi Ethene
heat
H2C CH2 HC CH
Bahan Alam
54
Keasaman alkuna
55
Sintesis dan pemanfaatan ion alkuna
Garam alkuna terminal dapat dibuat dengan
direaksikan oleh basa kuat . Basa yang umum
dipakai adalah natrium amida.
H C C H NH2 H C C NH3
56
Alkilasi alkuna terminal
Garam alkuina terminal adalah nukleofil yang abik dan dapat dipakai
membuat alkuna yang lebih besar dari alkil halida.
HC CNa RX HC C R
Reaksi ini efektif hanya jika memakai metil halida atau primer atau ester
sulfonat .
OH
RC CR + H2O RHC CR'
Rapid O
OH Isomerization
RHC CR' RCH2CR'
57
Alkuna (Nomenklatur)
Ubah ana dari alkana dengan una
Untuk alkena yang sederhana dapat menggunakan
nama etuna dan.
Penomoran , menggunakan ikatan rangkap tiga
sebagai prioritas pertama.
H3C
H3C C C C CH3
H3C
4,4-Dimethy-2-Butyne
58
2. ALKENA
Rumus umum alkena adalah CnH2n, yang isomer dengan sikloalkana, dan mempunyai
ikatan rangkap, diberi nama dengan akhira ‘ena’. Alkena yang paling sederhana adalah
etena (C2H4), Atom karbon dalam alkena tidak dapat lagi berotasi bebas, dan seluruh atom
hidrogen dalam keadaan rigid dalam bentuk planar.
propena C3H6
etena C2H4
Butena C4H8 dapat mempunyai konfigurasu cis/trans dan disebut isomer geometrik
cis-2-butena trans-2-butena
59
Struktur elektronik alkena
2p
1s 2s
C
promosi 1 elektron s
ke orbital p
2p
1s 2s
C Sp3 CH4
H H H H
Sp2
ma
1s 2s sig
ma sig
H H phi
C ma
C sigmaC sig
ma
sig
ikatan phi
C
1s 2s H H
H3C CH3
60
Isomer tersebut mempunyai sifat yang berbeda yaitu bentuk cis mempunyai titik
didih 40C dan titik leleh 1390C, sedangkan bentuk transnya mempunyai titik
didih 10C dan titik leleh 1060C. Molekul butena, C4H8 adalah molekul alkena
yang dapat menunjukkan isomerisasi, mempunyai empat buah isomer (dua buah
lebih banyak dari pada butana), dan kenaikan ikatan rangkap akan menaikkan
kemungkinan jumlah isomer yang terbentuk.
Aturan pemilihan prioritas terhadap empat buah substituen dalam ikatan rangkap C-C
adalah sebagai berikut :
1.Melihat gugus yang terikat pada masing-masing atom C nya, tentukan prioritas
atas adasar penurunan nomor atom.
2.Jika gugus berprioritas lebih tinggi berada dalam sisi sama, maka disebut ‘Z’
(zusammen), jika saling berseberangan/berlawanan disebut E (entgegen)
Penentuan E , Z
(E )-2-kloro-2-butena (Z )-2-kloro-2-butena
61
Reaksi Alkena
Sebagian besar reaksi alkena adalah adisi.
Y Z
C C + Y Z C C
Hydrogenasi
Addisi hydrogen kedalamikatan rangkap.
N i, P d, or P t
CH 3 CH CH 2 + H2 CH 3 CH 2 CH 3
25 o C
62
Panas Hidrogenasi
(Tabel. Panas hidrogenasi isomer C4H8)
Panas yg diahasilkan dari hidrogenasi. The heat given off from a hydrogenation
“Panas Hydrogenasi” dapat dipakai utk membandingkan kestabilan.
Panas hydrogenasi juga dpt dipakai utk memprakirakan kestabilan relatif
alkena yg bukan
63
Kestabilan Alkena
H2C CH2 RHC CH2 RHC CHR R2C CHR R2C CR2
64
Mekanisme hirdrogenasi katalitik pada alkena
65
Hidrogenasi (stereokimia hidrogenasi)
66
Addisi Hydrogen Halida
δ+ δ−
C C H X
H X
CH3CH2 CH2CH3
HBr CH3CH2CH2CHCH2CH3
C C
H H Br
67
Mekanisme reaksi.
H
R2C CR2 H X R2C CR2 X-
Base Acid Conjugate Conjugate
Acid Base
H X H
X- R2C CR2 R2C CR2
68
Regioselektivitas
H3C CH3
C CH2 + HBr CH3 C Br
H3C
CH3
CH3
CH3 + HCl
Cl
69
Keterangan aturan Markovnikov
CH3 T e tia ry
H 3C C CH3 C a r b o c a tio n
H 3C L e a d s to M a rk o v n ik o v P r o d u c t
C CH2 HCl CH3
H 3C P rim a ry
H 3C C H C H 2
C a r b o c a tio n
70
CH 3CH C(CH 3)2 CH 3CH C(CH 3)2
H H
no peroxides
CH2 CHCH2CH3 + HBr CH3CHCH2CH3
Br
peroxides
CH2 CHCH2CH3 + HBr BrCH2CH2CH2CH3
71
Step 1 Dissociasi peroxida menjadi radical alkoxy
RO OR 2 RO
RO H Br ROH + Br
72
Hidrasi Alkohol
H3C H CH3
+
C C H
H2O H3C C CH2
H3C CH3 OH CH3
73
H3C H H3C
C CH2 H O C CH3 + H2O
H3C H3C
H
H3C H CH3 H
C CH3 + O H3C C O
H3C
H CH3 H
CH3 H H CH3
H3C C O + O H3C C OH +
CH3 H H CH3 H2O
74
Adisi Elektrofilik
Hilangnya elektron π adalah nukleofilik (basa Lewis), bereaksi dengan
elektrofilik (asam Lewis)
H Br
Br
H
H3C
C C
H3C H H
karbokation
Br menyumbangkan pasangan elektronnya (intermedit)
ke atom karbon bermuatan positif, membentuk
ikatan sigma (C-Br) dan menghasilkan produk Br H
adisi. H3C C C
H
H3C H
75
Adisi Elektrofilik
Intermedit Karbokation
Transition state pertama Transition state kedua
G1 G2
H3C C CH3
CH3
CH3
H3C C CH2 + HBr Go
Energy
CH 3
H 3C C Br
CH 3
Keadaan reaksi
76
Adisi Elektrofilik
Adisi hidrogen halida
H X
C C + H X C C (X = Cl, Br, I)
Reaktivitas : HI > HBr > HCl >> HF (asam lebih kuat = elektrofil baik )
δ+ δ-
H X
X
H H X
C C C C C C
RLS fast
HBr
Br
I
HI
77
Adisi Elektrofilik
Adisi hidrogen halida
Mekanisme :
Br
Br
H Br CH3 CH CH3
2º carbocation
more stable
CH3 CH CH2
Br Br
CH3 CH2 CH2
1º carbocation
less stable
78
Struktur Karbonium Ion
R sp2 p H
sp2 R sp2
C R
sp2 sp2
C C
sp2
R 20o
1 R
79
Kestabilan Alkena
80
Adisi Elektrofilik
Adisi hidrogen halida
Mekanisme :
lower Ea ⇒
faster rate of Br
formation
Br
Br
Br
+ HBr
81
Adisi Elektrofilik
Adisi hidrogen halida
Rearanjemen karbokation
HBr
+
Br
HBr Br
Br
H
Br
1,2-H shift
Br
Br
82
Adisi hidrogen halida
Karbokation rearanjemen
HCl
+
Cl
Cl
no Br Orientasi Markovnikov
+ HBr
peroxides
83
Adisi hidrogen halida
Adisi radikal bebas HBr
Mekanisme radikal bebas :
∆
R O O R 2 RO
Inisiasi
RO + HBr RO H + Br
Br
C C + Br C C
Br Br H Propagasi
C C + H Br C C + Br
Br H
net: C C + H Br C C
84
Adisi Elektrofilik
Adisi hidrogen halida
Adisi radikal bebas HBr
Compare: addition of HBr with and without peroxides
Br
HBr Br Orientasi Markovnikov
(H+)
Intermediet
Lebih stabil
Regiochemical control
85
Adisi Elektrofilik
Adisi hidrogen halida
HBr
Br Br
3º
Br
86
Perbandingan : Adisi HBr dengan dan tanpa peroksida
Br
HBr Br
(H+)
Intermediet Lebih Orientasi
stabil Markovnikov
HBr HBr
Br Br
perox
Orientasi
(Br ) antiMarkovnikov
87
Adisi Elektrofilik
Hidrasi dengan katalis asam
+ H OH
H
C C + H2O C C
OH
H2O
Markovnikov
H2SO4
OH2 OH
H+ H2O -H+
-H+ -H2O H+
X X
C C + X2 C C (X = Cl or Br)
Visinal dihalida
Br
Br2
CCl4
trans saja
Br
89
Adisi halogen
H Br
Br H
H trans-1,2-dibromosiklopentana
Br-
H
H H Br
Br Br H H
intermedit karbokation
Siklopentena (planar)
Br Br
cis-1,2-dibromosiklopentana
(tidak terbentuk)
Stereokimia reaksi adisi Br2 pada siklopentena
Serangan intermedit dapat dari dua sisi (atas dan bawah), namun hasilnya hanya trans, oleh karena
itu disebut anti stereokimia dan jika hanya searah, dinamakan syn stereokimia.
90
Adisi Elektrofilik (halogen)
Br Br
Br
C C
Keterangan adisi anti, dijelaskan oleh George Kimball dan Irving Robert (1937), Ion bromonium
bahwa intermedit reaksi yang benar adalah bukan karbokation, tetapi adalah
bromonium ion ( membentuk cincin tiga).
91
Adisi Elektrofilik
Pembentukan halohidrin
X
X2,H2O
C C C C + HX
HO
Halohidrin
Br
Br
Br Br Br
C C C C -H+ C C
C C
OH2 OH
H2O
anti adisi
92
Adisi Elektrofilik
Pembentukan halohidrin
Cl OH
Regioselective Cl2
but not
H2O
OH Cl
Cl
Cl
Cl Cl Cl
larger major
contributor contributor
than 1º cation
93
Adisi Elektrofilik (Pembentukan halohidrin)
Cl Cl
δ+ δ+
resonance hybrid: OH2
OH2
Atom C yang mempunyai lebih banyak substituen (C lebih δ+ ) ,lebih
Mudah diserang oleh nukleofil
Contoh reaksi:
CH3
Br2
OCH3
CH3OH
Br
-H+
Br
Br
CH3
Br CH3
O
H
Br
CH3OH
94
Hidrasi
H H
O OH
H H3C H H3C H H
H3C OH2 H3C
H--A
C C C C H C C H C C H
H3C H3C H3C H H3C
H H H
Metilpropena intermedit alkohol terprotonasi 2-metil-2-propanol
95
Reaksi Alkena (hidroborasi-oksidasi)
H BR 2 H OH
R2BH H 2O 2
C C C C C C
OH -
Boron hidrida
organoboran
CH2CH3
THF H2O2
3 H2C CH2 + BH3 H3CH2C B 3 CH3CH2OH + B(OH)
OH-,H2O
etilena CH2CH3 Etilalkohol
trietilboran
CH3
1) B2H6
H anti-Markovnikov
2) H2O2, OH- syn addition
OH
96
Proses dua step. Hydroboration
R R
R2B H
R = Hydrogen or Alkyl H BR2
Step 2 Oxidation
R R
2 H2O2 4 OH- + 2 ROH
and B(OH)4-
H BR2 H OH
Characteristics of Hydroboration
97
Reaksi Alkena (hidroborasi-oksidasi)
Mekanisme :
δ- δ+
B2H6 2 BH3 H BH2
more
diborane borane
electropositive
than H
δ- δ+
H BH2 δ-
H BH2 H BH2
CH3 CH CH2 CH3 CH CH2 CH3 CH CH2
δ+ syn addition
more substituted C
bears larger δ+
OH
antiMarkovnikov
98
Reaksi adisi Alkena unsimetris
d+
H CH3
H CH3
H BH -
H H2B H
H kation 3o
BH3
transition state paling stabil
H CH3
d+
H CH3
H CH3
H BH2
H BH H
-
H
kation 2o
transition state kurang stabil
(tidak terbentuk)
99
Reaksi oksidasi Alkena dengan peroksida (Epoksida)
O O O
C C + R C O OH C C + R C OH
peroxy acid
O O epoxide
CH 3 C O OH
O OH
peroxyacetic acid m-chloroperoxybenzoic acid
(mCPBA)
Cl
100
Reaksi Alkena Lainnya
Epoxidasi
O
CH3CO3H
H H cis-2,3-epoksibutana
H3C CH3
O
" H CH3 trans-2,3-epoksibutana
H3C H
101
Reaksi alkena
Mekanisme Peroksida mentransfer oksigen ke alkena
R H
O H
C C O
+ O O +
C C C
C R
O R O
R
Cis-Alkena Asam Peroksida Epoksida Asam
R H
C O R H
C O
O
C O +
C
O R C C
R O R
R
Trans-Alkena Asam Peroksida
sterik hinderence
(hambatan ruang)
102
3. Alkuna
Rumus umum molekulnya adalah CnH2n-2, dimana senyawa ini mengandung
ikatan rangkap tiga, yang terdiri dari sebuah ikatan σ dan dua buah ikatan π
(π−py dan π−pz). Sifat ikatan rangkap tiga ini hampir sama dengan sifat ikatan
rangkap dua, dengan perbedaan bahwa ikatan rangkap tiga lebih reaktip dan
lebih bersifat asam.
. Tatanama (Nomenklatur)
Rumus bangun Penamaan menurut IUPAC
HC ≡ CH etuna
CH3 C ≡ CH propuna
H3C CH2 C ≡ C – CH3 2−pentuna
H3C CH – C ≡ CH 2−metil−1−butuna
|
CH3
HC ≡ C – C ≡ CH 1,3−butadiuna
103
Etuna atau asetilena tidak terdapat di alam bebas, karena sangat reaktip. Alkuna
dalam jumlah besar, terutama asetilena, dihasilkan dari proses “ Cracking “
fraksi-fraksi minyak bumi.
Sifat Fisik
Sifat fisik hampir sama dengan alkena dan alkana, tetapi daya
menguapnya
lebih rendah daripada alkena dan alkana
Sifat Kimia
Secara umum, alkuna lebih reaktip dari pada alkena, karena kecenderungan dari
alkuna untuk mengurangi ketidak jenuhannya. Reaksi yang penting adalah reaksi
adisi nukleofil. Dalam hal penyerangan oleh pereaksi nukleofil, alkuna lebih
reaktip dari pada alkena.
104
Keasaman Ikatan Rangkap
delta H H H
delta+ delta delta+ H
R C C H > C C > C C
H H H H
Contoh:
105
Reaksi Adisi Alkuna
H X H X
HX
C C + HX C C C C
H X
X X X X
X2
+ X2 C C C C
X X
106
Karbon allil dan vinil
Ikatan rangkap karbon-karbon mempengaruhi atom
tetangga yang berikatan dgn (double bond)
carbons sp2 and atoms yg terikat padanya disebut
sebagai vinyl vinyl (vinylic)
carbons sp3 and atoms terrikat padanya disebut
allyl (allylic)
H2
H C R
C C Allylic Hydrogens
H H
Vinylic Hydrogens
107
Karbokation Allil
CH3 CH3
H2C C C Cl H3C C CH3
H CH Cl
3
108
Delokalisasi muatan positif
CH3 CH3
H H
H2C C C H2C C C
CH3 CH3
H CH3
+
δ+ C C C δ
H H CH3
109
Allil rearranggement
(CH3)2CCH CH2
(CH3)2C CH2OH
OH
85% 15%
110
Halogenasi allilik
At high temperatures and low halogen concentrations
substitution becomes competitive with addition reactions in
alkenes.
Under these conditions attack at the allylic position(s) is highly
favored
500 oC
H2C CHCH2 H + Cl2 H2C CHCH2Cl
111
Brominasi allilik
O Br O
heat or light
NBr NH
O O
(NBS)
112
Diena terkonyugasi.
HBr
H H
Br- Br-
H H
Br
Br
113
Kestabilan diena
114
Ikatan dalam sistim konyugasi
Alkena terkonyugasi lebih stabil dari ikatan rangkap dua yang
terisolasi karena elektron dalam ikatan π dapat overlap satu
dengan yang lainnya.
Masing-masing elektron phi (π ) terdelokalisasi diantara keempat
atom karbonnya. Menyebabkan kenaikan kestabilan sistim.
115
Sintesa diena
Diena terisolasi dibuat dengan cara yang sama dengan
dehidrasi alkohol dan eleminasi alkil
Jika sistim konyugasi terbentuk, dapat merupakan produk
utama dari sautau reaksi .
CH3
H KHSO4, heat
H2C C CH2CCH2CH3
CH3
OH
H2C C C CCH2CH3
CH3 H
H
H2C C CH2CCH2CH3
KOH, heat
Br
CH3 CH3
H3C
KOC(CH3)3
DMSO, 70 oC
Cl CH3 Cl H3C
116
Halogenasi senyawa diena terkonyugasi
BrCH2 H
H2C CHCH CH2 Br2 BrCH2CCH CH2 C C
Br H CH2Br
37 % 63 %
117
Reaksi Diels Alder
Adisi konyugasi suata alkena (dieneophile) menghasilkan
diena terkonyugasi.
A B A
B
X Y Y
X
Y
X
118
Kondisi Reaksi
Kecepatan reaksi Diels-Alder bertambah dgn adanya
gugus penarik elektron seperti C=O dan N≡C pada
ikatan rangkap ( dienophile).
O O
H H
O O
O O
O O
O O
O O
O O
119
Reaksi Stereo Kimia
CO2H
CO2H
C6H5 C6H5
HO2C CO2H
120
4. Hidrokarbon Halida
Notasi umum dari senyawa kelas ini adalah RX, dimana R adalah gugus alkil
(CnH2n+1), alkenil (Cn H2n-1) atau gugus alkunil (CnH2n-3) dan X adalah halida
Alkil halida dibentuk dari hidrokarbon dan biasanya dinamakan turunan alkil
dari hidrogen halida, sebagai contoh, CHCl3 disebut metil klorida. Gugus alkil
bisa berupa rantai lurus atau bercabang dan gugus tersebut harus disebut secara
spesifik, contoh:
Rumus Bangun Penamaan menurut Trivial
H3CF metil fluorida
H3CCH2I etil jodida
H3CCH2CH2Br propil bromida
H3CCHBrCH3 iso−propil bromida
(H3C)2CHCH2I iso−butil klorida
(H3C)3CCl tersier−butil jodida atau neo−butil
jodida
121
Alkil halida juga dibedakan dalam bentuk primer (1o), sekunder (2o) dan tersier (3o)
122
Apa itu alkil halida?
123
Penamaan alkil halida
124
Pemberian nama jika terdapat banyak macam
halogen
Jika lebih dari satu macam halogen yang sama sbg substituen,
gunakan awalan di, tri, tetra
Jika ada bebearapa jenis halogen, berikan nama dan nomor
berdasarkan alaphabet.
125
Struktur alkil-halida
126
Pembuatan alkil halida
Adisi HCl, HBr, HI pada alkenes menghasilkan produk
Markovnikov (lihat Alkenes)
Alkyl dihalide dari adisi anti suatu bromida or chlorida
Alkane + Cl2 or Br2, panas atau cahaya C-H dengan C-X tetapi hasilnya
campuran .
Sulit dikontrol .
127
Pembuatan alkil halida
1. Alkohol
ROH + HX RX + H2O
Reaksi akan berlangsung dengan baik jika alkohol tersier, alkohol
sekunder dan primer bereaksi dengan lambat meski pada
temperatur yang cukup tinggi.
128
Pembuatan alkil halida dari alkohol
129
Reaksi Alkil Halida: Pereaksi Grignard
X = Cl, Br, I
130
Alkyl Halides beraksi dengan Nucleophiles dan Bass
131
Sifat reaksi substitusi
132
Mekanisme Substitusi
SN1
Dua tahap menghasilkan intermedit karbokation
sangat disukai pada alkil 3°, allyl, benzyl
SN2
Dua tahap tanpa intermediet
Biasa terjadi pada alkil primary, secondary
133
SN2
H CH3 CH3
H3C H
HO delta - delta -
H HO C Br HO C
C Br
H3CH2C CH2CH3
CH2CH3
(S)-2-bromobutana Trasnsition state (R)-2-butanol
nukleofilik (OH), menyerang dari arah belakang
atom bromida, menghasilkan transition state, OH
mulai berikatan dan Br mulai akan putus.
134
Mekanisme reaksi substitusi
SN1
Dua tahap dengan intermedit karbokation. .
Terjadi 3°, allyl, benzyl
SN2
Satu tahap – tanpa intermediet.
Beerlangsung pada primer, sekuder
135
Kinetika Reaksi Substitusi Nukleofilik
HO + H 3C Br HO CH3 + Br-
136
Transision state reaksi SN2 adalah planar.
137
Karakteristik Reaksi SN-2
138
Substrat
Karena reaksi SN2 melibatkan transition state (pembentukan ikatan baru dan keluarnya
gugus tinggal), maka hambatan sterik menjadi penting.Dimana atom karbon menjadi ter-
lindungi dari serangan nukleofilik.
H
Bromo-metana C Br
(alkil halida) H
H
H3C
Bromo etana C Br
alkil 1o H Makin kebawah
H semakin sterik,
Makin sulit ber
H3C langsung reaksi
SN2
2-bromopropana
alkil 2o
C Br
H
H3C
H3C
2-bromo-2-metil
C Br
propana H3C
alkil 3o
H3C
139
Derajat kereaktifan reaksi SN-2
140
Leaving group (gugus tinggal)
Sangat Kurang
Reaktif Reaktivitas leaving group Reaktif
141
Gugus tinggal
142
Gugus tinggal yang buruk
143
SN1
Kecepatan Reaksi = Kecepatan habisnya alkil halida
= k x [ RX ]
H3C C OH + H3O+
CH3
144
Stereokimia SN-1
145
Delokalisasi Karbokation
Delokalisasi karbokation meningkatkan kestabilan
muatan.
allyl Primer lebih stabil dari alkil primer.
benzyl Primer lebih stabil dari allil.
146
Karekterisasi Reaksi SN-1
147
Allil dan benzilik halida
148
2.Halogenasi alkana
Cl
hv
CH3-CH2-CH2-CH3 + Cl2 CH3-CH2-CH2-CH2Cl + CH3-CH2-CH-CH3 + di,tri,tetra,
danlain-lain
1-klorobutana 2-klorobutana
(30%) (70%)
C H
Hidrogen vinilik: sangat sulit diabstraksi
C H
Sehingga urutan reaktivitas adalah: Allilik > R3CH > R2CH2 > RCH3 >
Vinilik
149
Alkil Halida: Eliminasi
150
Aturan Zaitsev’s untuk Reaksi Elimination
151
Mekanisme Reaksi Eliminasi
Ingold : E – “eliminasi”
E1: X- pertama pergi menjadi karbokation.
Basa menarik proton dari karbokarion. .
E2: Perpindahan serentak proton ke basa dan melepaskan leaving
group
Mekanisme Reaksi E2
152
Produk yang diharapkan
E2 adalah stereospecific
Meso-1,2-dibromo-1,2-diphenylethane dengan
basa memberikan cis 1,2-diphenyl
RR atau SS 1,2-dibromo-1,2-diphenylethane
menghasilkan trans 1,2-diphenyl
153
Reaksi E1
Bersaingan dengan SN1 dan E2 pada alkil 3°
V = k [RX]
154
PerbandinganE1 dan E2
155
Reaksi - Reaksi Alkil halida
Substitusi nukleofilik
Dehidrohalogenasi
Reduksi
Grignard
Reaksi Grignard
d+
MgX
bersifat basa dan nukleofilik
d-
C
156
Alkil halida
Atom karbon (elektrofil) X
Alkil halida
(Nukleofilik)
Nu
Substitusi Eleminasi
Nu
Nu
H
C C
C
X
C C
+
C Nu-H + X-
Nu
+
157
Nukleofilik
Nukleofilik Netral Nu + R Y R Nu + Y
Suatu nukleofilik , juga tergantung pada substrat, pelarut, dan konsentrasi reaktan.
Kecepatan relatif berbagai nukleofil terhadap bromometana pada pelarut etanol adalah
sebagai berikut:
CH3Br + Nu CH3Nu + Br-
Sangat Kurang
Reaktif Reaktivitas Nukleofilik
Reaktif
158
Pelarut
Pelarut berproton, yang mengandung gugus -OH atau -NH pada umumnya
tidak baik untuk reaksi SN2.
Pelarut polar tidak berproton, sangat baik untuk reaksi SN2 ( tidak ada OH
dan NH2).
159
Produk campuran rasemat
H3C
C Br
C2H5 H
disosiasi
H3C
OH OH
CH3 H3C
HO C C OH
C
160
Kesatbilan Karbonium Ion 3o > 2o > 1o > Metil karbonium ion
Bagimana gugus metil dapat membantu menstabilkan muatan positif karbonium ion.
Kerapatan elektron dari ikatan sigma hidrogen-karbon dari gugus metil, bergerak ke
arah orbital kosong p dari karbonium ion, menyebabkan orbital menjadi relatif bermuatan
positif. Pergeseran kerapatan elektron ini menyebabkan karbon hibridisasi sp2 menjadi
kurang positif dari semula, dan atom hidrogen dari gugus metil menjadi bermuatan relatif
positif. Delokalisasi (pemencaran) muatan ini menyebabkan menaikkan kestabilan
karbonium ion. Interaksi suatu orbital ikatan dengan orbital p dinamakan hyperkonyugasi.
161
Reaksi Eleminasi Bimolekuler ( E2)
R Bdelta + H
H R R R
R R
C C C C C C + B-H + X-
R X R
R R -
X delta R R
Transition state
R 2C CR2 > R2C CHR > R2C CH2 , RHC CHR > RHC CH2
162
Kereaktifan relatif: SN-1 , SN-2 , E1, E2.
R2CHX Dapat terjadi dengan Dapat terjadi Dapat terjadi Lebih disukai
benzyl dan allil halida kompertisi dengan dengan benzyl jika memakai
( 2o ) reaksi eleminasi dan allil halida basa kuat
bimolekuler (E2)
Dapat terjadi Lebih disukai
kompertisi dengan jika memakai
R3CX Lebih disukai Tidak terjadi
dalam pelarut reaksi substitusi basa.
( 3o ) berproton unimolekuler ( SN-1 )
163
Alkil halida primer.
SN-2 berlangsung jika memakai leaving grup yang baik
seperti RS-, I-, CN-, NH3, atau Br-. Eleminasi E2 berlangsung
jika memakai basa kuat, sepeti tersier-butoksida.
Na+CN-
CH3CH2CH2CH2Br CH3CH2CH2CH2CN
THF-HMPA
1-bromobutana Pentananitril (90%)
(CH3)3CO-K+
CH3CH2CH2CH2Br CH3CH2CH=CH2
1-bromobutana 1-butena
(85 %)
164
SN-2 dan E-2
Alkil halida sekunder
SN-2 dan E2 dapat berkompetisi, dan akan menghasilkan produk
campuran. Jika memakai nukleofilik basa lemah dalam pelarut
polar tak berproton, akan dihasilkan reaksi SN-2. Jika memakai
basa kuat seperti CH3CH2O-, OH- atau NH2- akan menghasilkan
reaksi eleminasi(E2).
Contoh: O
O
H3 C C O-
O CCH3 + CH3CH=CH2
basa lemah
CH3CHCH3 Propena
(0%)
Br Isopropil asetat
( 100 % )
CH3CHCH3
2-bromopropana
CH3CH2O- O CH2CH3
165
SN-2 dan E-2
Alkil halida tersier
E2 dapat terjadi jika memakai basa seperti OH dan RO-, contoh
2-bromo-2-metilpropana akan menghasilkan produk eleminasi sebesar 97 %
jika memakai ion etoksida dalam pelarut etanol.Hasil yang berbeda jika reaksi
dalam kondisi non-basic ( pemanasan dengan etanol ) dapat menghasilkan
produk campuran dari SN-1dan E1.
CH3CCH3
CH3
2-bromo-2-metilpropana CH3 CH3
CH3CH2OH
CH3C -OCH2CH3 + CH3C =CH2
CH3 CH3
Etil tert-butil eter 2-metilpropena
(80 %) ( 20 % )
166
Alkohol, Fenol
Sifat-Sifat Alkohol dan Fenol: Ikatan Hidrogen
Alkohol dan Fenol menyerupai molekul Air, hibridisasi sp3
Alkohol dan fenols mempunyai titik didih lebuih besar dari
alkana dan alkil halida yang bersesuaian.
167
Alcohols Form Hydrogen Bonds
Atom hidrogen –OH terpolarisasi bermuatan positip dari molekul oksigen yang
mempunyai pasangan elektron sunyi.
Ini dapat menghasilkan gaya, yg dapat mengikat dua molekul saling bertautan.
Gaya interaksi molekul ini dapat terjadi dalam larutan, namun tidak dalam fase
gas, mengakibatkan naiknya titik didih suatu larutan.
168
Sifat-Sifat Alkohol dan Fenol : Keasaman dan
Kebasaan
Basa lemah dan asam lemah .
Alkohol adalah basa Brønsted lemah
Protonasi oleh asam kuat menghasilkan ion oxonium, ROH2+
169
Alkohol dan Fenol adalah asam Brønsted lemah
Dapat mentransfer proton ke air .
−,
Menghasilkan Produces H3O + dan ion alkoksida, RO−
−
atau ion phenoxide, ArO−
170
Nilai pKa berbagai senyawa bergugus fumgsi OH
171
Membuat Alkoksida dari Alkohol
Alkohol adalah asam lemah-membutuhkan basa kuat untuk
menghasilkan alkoksida seperti NaH. Natrium amida NaNH2
dan pereaksi Grignard (RMgX)
Alkoksisda adalah basa sebagai reagensia dalam kimia organik
172
Keasaman Fenol
fenols (pKa ~10) lebih asam dari alkohol (pKa ~ 16) disebabkan
karena kestabilan resonansi dari ion fenoksida.
Fenol bereaksi dengan larutan NaOH (tetapi alkohol tidak dapat),
membentuk garam yang mudah larut.
Senyaw fenolik dapat dipisahkan dari larutan organik dengan
mengekstraksi dalam larutan basa dan diisolasi setelah
penambahan asam.
173
Nitro Fenol
174
Preparation Alkhol:
175
Pembuatan Alkohol melalui Hidrasi Regiospesifik suatu
Alkena.
Hydroboration/oxidation: syn, hidrasi non-Markovnikov
Oxymercuration/reduction: hidrasi Markovnikov
176
Alkohol dari reduksi senyawa Karbonil
Reduksi karbonil umumnya menghasilkan alkohol
Catatan: Reaksi reduksi senyawa organik , memasukkan
molekul H2 kedalam senyawa karbonil
177
Pereaksi Reduksi : Sodium Borohydride
178
Mekhanisme Reduksi
179
Reduksi Asam Karboksilat dan and Esters
Asam karboksilat dan Ester direduksi menjadi
alkohol primer.
Dipakai LiAlH4 sebab NaBH4 tidak efektif.
180
Alkohol Reaksi senyawa Karbonil dengan Grignard
Alkil, aril, and vinilik halida bereaksi dengan magnesium dalam ether
atau tetrahydrofuran menjadi pereaksi Grignard, RMgX
Pereaksi Grignard breaksi dengan senyawa karbonil menjadi
alkohol.
181
Contoh Reaksi Grignard dengan Senyawa Karbonil
182
Mekhanisme
183
Beberapa Reaksi Alkohol
Dua Jenis Reaksi Yang Umum.
Pemutusan dapat terjadi :
1. Pada karbon dari ikatan C-O
2. Pemutusan pada ikatan O-H
184
Dehydrasi katalis asam: Alkohols menghasilkan Alkenes
185
Merubah Alkohol menjadi Alkil Halida
Alkohol 3°bereaksi dengan HCl atau HBr pada tempt rendah.
Alkohol 1°dan yang tahan terhadap asam, digunakan SOCl 2 atau
PBr3 melalui mekanisme SN2
186
Merubah Alkohol menjadi Tosylates
Reaksi dengan p-toluenesulfonyl chloride (tosyl chloride, p-
TosCl) dalam piridin menghasilkan alkil tosylates, ROTos
Pembentukan tosylat tidak melalui iktan C-O sehingga
konfigurasi pada atom khiral masih tetap dipertahankan.
Alkil tosylates bereaksi seperti alkl halida.
187
Stereochemical Memakai Tosylat
188
Oksidasi Alkohol
Dapat dipakai pereaksi anorganik seperti, KMnO4,
CrO3, dan Na2Cr2O7 atau yang lebih selektif, tetapi
peraksinya mahal.
189
Oksidasi Alkohol Primer.
Menjadi Aldehid : pyridinium chlorochromate (PCC,
C5H6NCrO3Cl) dalam dichloromethana
Pereaksi lain menghasilkan Karboksilat.
190
Oksidasi Alkohol sekunder.
Memakai pereaksi yang murah seperti Na2Cr2O7 dalam
asam asetat.
PCC dipakai untuk alkohol sensitif pada temperatur
rendah .
191
Reaksi-Reaksi Fenol
Gugus hidroksi adalah pengaktivasi kuat, menjadikan
fenol mudah disubstitusi elektrofilik dengan halogenasi,
nitrasi, sulfonasi, dan reaksi Friedel–Crafts
Reaksi fenol dengan oksidator kuat menjadi quinone
GaramFremy's [(KSO3)2NO] bekerja dalam kondisi kuat
melalui mekanisme radikal.
192
Summary: Alkohol
Sintesis
Reduksi aldehida dan keton
Addisi pereaksi Grignard menjadi aldehid dan keton
Reaksi-Reaksi
Perubahan menjadi alkil halida .
Dehidrasi
Oksidasi
Summary: Fenol
Lebih asam (pKa ≈ 10) dari alkohol
Substitusi cincin aromatis dengan gugus penarik elektron
menaikkankeasaman dari fenol .
Substitusi dengan gugus pendorong elektron menurunkan
keasaam fenol .
Oksidasi kuat menjadi quinon
Quinon direduksi menjadi hidroquinon
193
Eter
194
Struktur dan ikatan
Eter membentukm sudut seperti air dengan sudut ikatan C–O–C adalah 112
sudut ini bertambah dgn bertambahnya gugus eter yg lebih besar.
CH3CH2CH2CH2OH CH3CH2CH2CH3
Bp 117oC Bp -4 oC
9g/100 mL insoluble
CH3CH2OCH2CH3
Bp 35 oC
7.5 g/mL
195
5. Aromatik
Contoh tatanama :
CH3 CH3 CH3 CH3
CH3
CH3
metilbenzena 1,2-dimetilbenzena (meta-xylena) CH3
toluena ortho-dimetilbenzena
(para-xylena)
(o-xylena)
Cl
nafthalena
Cl benzo[a]pirena
p-dikhlorobenzena (sifat : karsinogen)
196
Ikatan Hydrogen antara diethyl ether dan air
197
Crown Eter
Macrocyclic Polyethers (Polieter lingkar ) sering disebut dengan
“Crown Ethers”
Dapat digunakan untuk mengkomplek ion-ion logam
denganberbagai macam.Garam –garam polar seperti KF dapat
berinteraksi dari larutan nonpolar seperti
198
Preparation of Ethers
Kondensasi katalis asam
alkohol.
H2SO4
2 CH3CH2OH CH3CH2OCH2CH3 + H2O
Umumnya untuk membuat eters simetri.
C H 3 C H 2 CH 2 CH 2 O Na C H 3C H 2I C H 3 C H 2 CH 2 CH 2 O CH 2 CH 3
( C H 3 ) 2 CHO N a C lH 2 C C H 2 O C H (C H 3 ) 2
199
Reaksi-Reaksi Eter
Salah satu gugus fungsi yang kurang reaktif.
Dapat dioksidasi dengan adanya udara menjadi
peroksida yang mudah meledak.
CH3CH2OCH2CH2 + O2 CH3CHOCH2CH3
OOH
ROR' 2 HX RX + R'X + H 2O
200
Epoksida
Sintesis Epoksida
Menggunakan asam para
(peroksida)
O O O
CR2 CR2 RCOOH R2C CR2 RCOH
201
Epoksida
Cincin tiga suatu epoksida menyebabkan strain yg tinggi,
banyak jenis nukleofilik yg dapat menyerang dan membuka
cincin. Beberapa nukleofilik yang dipakai adalah:
Grignard and Lithium Reagents
CN- , N3-, OH- and Alkoxide RO-
Serangan Stereochemistry
Nukleofil menyerang epoxides pada atom yang kurang rapat.
produk akhir OH dan nukleofil selalu trans
CH3 CH3
O CH3CH2CH2MgBr OH
H
CH2CH2CH3
202
Pembukaan Nukleofilik Cincin Epoksida
CH 3 CH 3
O CN - OH
H
CN
CH 3 CH 3
O NaOCH 3 OH
H
OCH 3
203
Pembukaan epoksida katalis asam
Dalam keadaan basa epoksida akan menghasilkan alkohol.
Stereochemistry reaction ini adalah anti addisi.
Regiochemistry berlawanan dengan adisis nukleofilik.
H 3C H 3C OH
C CH 2 HCl H 3C C CH 2
H 3C
O Cl
H 3C H 3C
C CH 2 C CH 2
H 3C H3C
O H Cl O
H
H 3C
δ + + Cl- H 3C OH
δ
C CH 2 C CH 2
H 3C H 3C
O
H Cl
204
Stereokiia adisi adalah anti.
Hydrolysis of an epoxide produces the net anti
hydoxylation of an alkene.
CH3 Br
CH3
O HBr
OH
H
H OH
O
H3O+
CH3COOH O
206
Reaksi Substitution Benzene
Seperti alkena , benzena dan turunannya bereaksi dengan elektrofil (E+).
Alkenes mengalami reaksi addisi
E
C C E Y
Y
Aril mengalami reaksi substitution.
H E
H Y
E Y
207
Mekanisme reaksi substitusi elektrofilik pada benzena
Langkah pertama adalah adisi elektrofil, melalui satu
ikatan rangkap menjadi sikloheksadienil kation.
(merupakan kunci intermediet dari reaksi ini. )
H H
E+ E
Cyclohexadienyl
Cation
H E
Y-
H Y
E
208
Brominasi Benzena
• Membutuhkan elektrofilik kuat dari pada Br2.
• Menggunakan katalis asam Lewis kuat FeBr3.
Br Br FeBr3 Br Br FeBr3
H
H H
H
H H _
Br
Br Br FeBr3 + + FeBr4
H H
H H
H
H
Br
+ HBr
209
Diagram Energi Reaksi Brominasi
210
Klorinasi dan Iodinasi
• Klorinasi mirip dengan brominasi, menggunakan
katalis asam Lewis AlCl3
• Iodinasi membutuhkan asam oksidator, asam nitrat
yang akan mengoksidasi iodin menjadi ion
iodinium
+ +
H + HNO3 + 1/2 I2 I + NO2 + H2O
211
Nitrasi Benzena
Menggunakan asam sulfat dan asam nitrat untuk membentuk elektrofilik ion
nitronium
O O H O
_
H O S O H H O N H O N + HSO 4
+
O O O
H O O NO2+ membentuk
H O N H 2O + N + sigma compleks dengan
+
O O benzena,
O
H O
N+
N O- H
H
O O
H
NO2
212
Sulfonasi
Sulfur trioksida, SO3, fasam sulfat asap (electrofil).
_
O O O O
S S+ S+ S +
_ _
O O O O O O O O
_ HO
H O O
O S
S O O
S +
O O
O H
benzenesulfonic acid
213
Nitrasi Toluena
• Toluena lebih reaktif 25 kali dibandingkan benzena,
gugus metil sebagai aktivator
• Produk berupa campuran subtituen orto dan para.
214
Kompleks Sigma
Intermediet lebih
stabil jika nitrasi
terjadi pada
posisi orto atau
para.
215
Diagram Energi
216
Aktivasi : Substitusi Pengarah Orto-, Para-
+
OCH3 OCH3
+
NO2 NO 2
H H
217
Gugus Amino
NH2
NH2
Br Br
3 Br2
H2O, N aHCO 3
Br
218
Rangkuman Aktivator
219
Substituen Pengarah Deaktivasi Meta-
220
Substitusi Orto pada Nitrobenzena
221
Substitusi Para pada Nitrobenzena
222
Substitusi Meta pada Nitrobenzena
223
Diagram Energi
224
Struktur Deaktivator Pengarah Meta-
225
Rangkuman Deaktivator
226
Deaktivator
227
Halobenzena
228
Kompleks Sigma Bromobenzena
Ortho attack Para attack
+
+ Br Br
Br Br (+)
+ (+) H
E
E (+) (+)
(+) (+)
E+ H E
Meta attack
Br
Br H Tidak terjadi ion bromonium
(+)
+
+
H pada serangan posisi meta.
E
(+) E
229
Diagram Energi
230
Rangkuman Efek Pengarah
231
Substituen Multi
232
Mekanisme Alkilasi Friedel-Crafts
Pembentukan karbokation
(CH3)3C AlCl4
H3 C
H CH3 C(CH3)3
C CH
3
H
Cl AlCl3
C(CH3)3
HCl AlCl3
233
Batasan Reaksi Friedel Craft
AlCl3 C(CH3)3
(CH3)2CHCH2Cl HCl
H H
H2
H3C C C Cl AlCl3 CH2
H3C C
CH3 CH3
234
Asilasi Friedel-Crafts
Mekanisme Asilasi
O O
+ _
R C Cl AlCl3 R C Cl AlCl3
O
+ _ _ + +
R C Cl AlCl3 AlCl4 + R C O R C O
O
O O HC l
C R _
C+ Cl AlC l3 C R +
H AlC l3
R +
H
O
H O CCH2CH3
AlCl3
CH3CH2CCl HCl
235
Garam Diazonium
RU (ARN2+X- ) X = halogen
236
Reaksi-Reaksi:
1. Reaksi Penggantian
2. Reaksi Coupling (penggantian)
1. Reaksi penggantian gugus diazonium dengan brom atau klor
dilakukan dengan cara menambahkan garam tembaga bromida atau
tembaga klorida pada larutan garam diazonium segar. Prosedur reaksi
penggantian ini dikenal dengan nama reaksi Sandmeyer.
CuCl + N2
Cl
N N+ X- CuBr
Br + N2
Garam diazonium
CuCN CN + N2
237
1. Reaksi Penggantian F , OH dan H
NH2 N2+Cl- N2+BF4- F
H 2 ana
P O3
O, s
p
H 2
H
+
OH
Benzena
Fenol
238
2. Reaksi Coupling (Penggabungan)
Garam diazonium dalam kondisi tertentu dapat bereaksi dengan
senyawa aromatis lain membentuk produk dengan rumus umum
Ar-N=N-Ar’ yang dikenal sebagai senyawa azo, reaksi ini termasuk
dalam reaksi penggabungan. Disini tidak terjadi kehilangan nitrogen
seperti halnya reaksi penggantian
Senyawa aromatik yang dapat bereaksi dengan ion diazonium harus
mempunyai substituen gugus pendorong elektron yang kuat seperti: -OH ,
-NR-2 , -NHR atau NH2.
G G G
+ Ar-N2+
+ H+
H N N-Ar
N N-Ar
239
Tatanama
Untuk nama yang sederhana:
240
Tatanama
Untuk senyawa yang komplek
Untuk senyawa yang lebih komplek, digunakan nama
Aryl azo ( Ar-N=N- ) sebagai substituen, contoh:
HO N=N N(CH3)2
241
Tatanama
Untuk senyawa yang komplek
-
O3S+Na N=N N(CH3)2 N=N NO2
metil orange
(metiljingga)
zat warna merah
COOH
HO N=N N=N OH
HOOC
Krisamin G (zat warna kuning)
242
Soal Latihan:
1. Buatkanlah senyawa N,N-dimetil anilin dari benzena
NO2 N(CH3 )2 +
NH2 N(CH3)3Br-
HNO3,H2SO4 H2/Pt 2 CH3Br
C2H5OH +
243
Reduksi Clemmensen
Wolff-Kishner Reduction
Dipakai reagen ini untuk senyawa yg sensitif (jika senyawa sensitif
dalam suasan asam)
O H 2NN H 2 , KOH
CCH 2 CH 3 CH 2 CH 2 CH 3
trietylene glycol
175 o C
Pereaksi ini tidak mereduksi karbonil asam maupun ikatan rangkap dua
dan tiga.
244
Mekanisme asilasi
O
CH3CH2C Cl AlCl3 CH3CH2C O AlCl4-
CH3CH2C O CH3CH2C O
245
Substitusi Aromatik Nukleofilik
246
Alasan Serangan Regiospesifik
Gugus pendorong elektron seperti metil, akan mengaktifkan cincin benzena
dengan menstabilkan intermediet.
Adisi elektrofilik pada posisi orto-para, melalui intermedit dimana karbon
bermuatan positif langsung mengikat gugus pendorong elektron.
Intermediet dengan cepat akan mendorong terjadinya produk pada posisi orto
dan para.
CH3 CH3 CH3
NO2 NO2 NO2
H +
H H
+ +
Tertiary Carbocation
+ +
NO2 NO2 NO2
+
H H H
247
Reaksi regioselektif nitrasi pada triflorometilbenzen
Gugus trifluoromethyl adalah penarik elektron sangat kuat. Gugus ini
mendeaktifkan cincin benzena dengan naiknya energi intermediet
cyclohexadienyl.
CF3 CF3 CF3
NO2 NO2 NO2
H +
H H
+ +
Extra High in
Energy C With
Electon Withdrawing
Group Carries + Charge
+ +
NO2 NO2 NO2
+
H H H
248
Klasifikasi Substituen
Gugus aktivasi sangat kuat, penunjuk orto,para .
O O O O O N SO3H
CH CR C OH COR CCl C Ar
Ar Ar Ar Ar Ar Ar
CF3 NO2
Ar Ar
250
Pengaruh beberapa substituen
Jika dua substituen mempunyai reaktivitas relatif yang sama ,
substitusi akan terjadi pada tempat yang kurang sterik
CH3 CH3
NO2
HNO3
H2SO4
C(CH3)3 C(CH3)3
Umumnya substituen pengaktivasi , yang dominan untuk
menentukan lokasi dimana substitusi akan berlangsung (
regioselektive)
CH3 CH3
NHCH3 NHCH3 Br
Br Br2
Br2
Fe
acetic acid
NO2 NO2
Cl Cl
251
Mekanisme Adisi-Eliminasi
252
Reaksi SN1
C H 3 C H 2 O H , h eat
C H 2 Br C H 2O C H 2C H 3
253
Reaksi SN2
254
Aldehid dan Keton
Contoh penamaan aldehid
H3 C
O CH2
H O
H3C C C H H3C C C CH C
H2 CH3H2 H
Propanal 2-Ethyl-4-methylpentanal
H2 H2
H2 H2 O
O C C
H2C C C C C C H2C C C
H H2 HO H2 H
H
5-Hexenal 5-Hydroxypentanal
255
Aldehid siklik dan Di-aldehid
Akhiran dial ditambahkan pada alkana jika ada dua gugus aldehid.
Jika gugus aldehid terikat pada cincin, nama cincin diikuti dengan
karbaldehid.
O O
H
C C C C O
H H2 H C H
Cylcopentacarbaldehyde
2-Phenylbutanedial
O
C H
2-Napthalenecarbaldehyde
256
Struktur senyawa karbonil
257
Moment Dipole
Perbedaan keelektronegatifan antara oksigen dan karbon,
menyebabkan arah momen dipole kearah oksigen.
-
δ+ C O δ− C O +C O
Hydration of Alkynes
O
H 2 SO 4
RC CR' + H 2 O RCCH 2 R'
258
Oksidasi Alkohol
Alkohol Primer menghasilkan aldehid, sedangkan
alkohol sekunder akan menjadi keton.
O
PDC,PCC
RCH2OH RCH
CH2 Cl2
O
Cr(VI)
RCHR' RCR'
OH
259
Asilasi Friedel-Crafts
or
O O
R C O C R
260
Oksidasi alkohol sekunder
• Alkohol sekunder keton
– CrVI dan bentuk lainnya
– CrO3/aqueous aseton = “Jones Reagent” – adalah
oksidator yang baik, tidak bereaksi dengan alkena
seperti pada penggunaan KMnO4.
261
Reaksi aldehid dan Keton
Aldehydes dan ketones mengalami adisi nucleophilic pada ikatan
rangkap carbon oxygen.
δ+ δ−
C O C O X
Y
δ− δ+
Y X
O OH
RCR' + R''M RCR'
2.H3O+ R''
Reducsi gugus karbonil menjadi alkohols.
R C R
! HC N C !
R R
C N
Ikatan karbon-karbon terbentuk dan gugus cyano (C≡N) dpt
diubah menjadi gugus karboksilat (CO2H) atau suatu amina.
263
264
Pembentukan Asetal
Aldehidand keton bereaksi dgn alkohol membentuk
asetal.
O OH OR'
R'OH, H+ R'OH, H+
RCH RCH RCH
OR' OR'
Hemiacetal Acetal
O OCH2CH3
HCl
C H 2 CH3CH2OH C H
OCH2CH3
265
O +OH OH
+ ROH
H
RCH RCH RCH
O
H + R
H H
O + OH
RCH H+ + RCH
OR OR
R OR
+ H
C RCH
+ HO R
OR OR
266
Asetal sebagai gugus pelindung
H3C C C C C
H2
267
Merubah senyawa menejadi asetal, sbg pelindung
karbonil dari serangan .
O p-toluenesulfonic acid
CH 3 CCH 2 C CH H 2C CH 2
O O
OH OH C
H 3C C C CH
H2
O O 1. NaNH 2 O
O
C C
H 3C C C CH 2. CH 3 Br C C C CH 3
H2 H 3C
H2
O O H2O, HCl O
C
H 3C C C C CH3 H3C C C C C CH3
H2 H2
268
Karbon 1º, 2º, 3º
269
Reaksi Substitusi
+ H -
H3O Br
R O H R O H R Br
270
Reduksi Alkohol
• Dehidrasi denganH2SO4 pekat dan H2
OH
H2SO4 H2
CH3CHCH3 CH2 CHCH3 CH3CH2CH3
Pt
alcohol alkene alkane
271
Reaksi Dehidrasi
272
Mekanisme Dehidrasi :
H
OH OH
H2SO4 CH3CHCH3
CH3CHCH3 CH3CHCH3
alcohol
H2O
CH2 CHCH3
+
H3O
CH3OH CH3 OH2 CH3 O CH3
H
CH3OH
CH3OCH3
H2O
273
Esterifikasi Fischer
• Asam + Alkohol menjadi Ester + Air
• Katalis : Asam sulfat
• Reaksi bolak-balik (reversible).
O CH3 + O CH3
H
CH3 C OH + H O CH2CH2CHCH3 CH3C OCH2CH2CHCH3
+ HOH
274
7. Karbonil
• Karbon terhibridisasi : sp2
• Ikatan C=O lebih pendek, lebih kuat dan
lebih polar daripada ikatan C=C alkena.
275
Aldehida dan Keton
O O O O
C C C C
H H R H R R'
O δ–
276
Contoh Senyawa Aldehida & Keton
O O
C
CH3 CH3 H
aseton geranial
OH O
O HO
testosteron estron
(male sex hormone) (female sex hormone)
277
Senyawa aldehida dan keton biasa disebut dengan senyawa karbonil
Perbedaan struktur dari aldehida dan keton, menyebabkan sifat−sifat
fisika dan kimianya berbeda seperti:
1. Aldehida mudah dioksidasi, sedangkan keton sangat sukar.
2. Aldehida lebih reaktif dari pada keton terhadap reaksi adisi
nukleofilik.
R R'
278
Reaksi Adisi Nukleofilik Aldehida dan Keton
N
u
:
N
u
R
R
-
R
'
C sp
O
+
C
R
N
u
R
'
3
R
'
2
sp
Pereaksi nukleofil:
Bermuatan listrik negatip
OH − (ion hidroksida), NH2− (ion amina), RO− (ion aloksida), RCOO−(ion
alkanoil), RNH:− (ion alkil amina), H:− (ion hidrida), R3C:− (karbanion), C≡N−
(ion sianida).
279
Reaksi Aldehida dan Keton
- -
N H2
2O
+
-
+
H
N
N
H
O
H
2
2
2-sikloheksenon
siklo
Adisi Nukleofilik HCN (Pembentukan Sianohidrin )
N R si
Cheks
R H aldReh
C
O
H
+
C
O
HCN
HenC
N
a
anRoh
C
O
H
+
C
O
HCN
Ri
R
kd
si
ea
id
ton
ar
280
ni
H
281
O H
O
C O H
C
C ' C
N R R sianohidO
rin
H
Mekanisme reaksi pembentukan sianohidrin adalah sebagai berikut:
+
H
+
,
∆
O asam-2-h
- H2
O /
+
H
C N H
' C
C
RR
N C
O
H
kt
eeat
draah
ned
irna
tlermediat
siano be
O
+ HCN
C H
-C O C
R '
Contoh reaksi:
R
N
aldehida atau keton
benzalde
H
O
282
O C
R +
a
+ N
-
) O
Analisis Kimia Organik (AKO) untuk Pembuktian Aldehida dan Keton
p
(
O C
u2 H S
C O 3
O C O
rah endapa
R H
O endapan me
H2 +
(p)
Ag -
3
cerminO perak
S
O H
H2
, : +
3 3 a
NaOH, HasamS N
Otar trat,
N
a H +
2+ + N
Cu Ag O
+ + C
H H
O C O C Perel aa
kesn
l is
d e:
hi
Rak
Pere Ps
eirR
eFae
khsl
i T
in o
g : l
283
MgOHBr
H +
O
H2
C
H H
O O
te
ekC s s r
' C ' R i
R H R un er benzil
R R der
alkohol O2
Adisi Nukleofilik Pereaksi Grignard
O O
/H2alkoh
H 2ol H
/
+ / +
H
etHer et +er
H
X X H
g g
'M M O C
R '
R
+ + H
O O formal r +
B
C C g
keton M
ald
RehRida
R H
Contoh reaksi:
fb
erno
imli
Mekanisme adisi nukleofilik pereaksi Grignard
O Mg+X
O- OH
+
R- +MgX
H3O
C + Mg(OH)X
C C
R R
Intermediet alkohol
tetrahedral
284
285
H2
C
R H3 H2
O C C C
H H2 H2 -butil
n
C C
Reaksi Aldol dan Reaksi Aldol Kondensasi
R C
C C
aldehida/k
H3eton tidak j
β
-
H
C
β,γ
H2
γ
C
∆
C
H3
pt
reo
skr
d
tab
ure
k
ben
int
r
lau
e
,kat
:
kis
adi
raek
a
nlat
deo
trl
ibde
k
ano
ktn
+
Zn-Hg, HCl
O
C
Reduksi Clemmensen.
R H3 H2
O C C C
H2 H2
C C C
C
α
H3 propil
R
C
H2
β
C
H2
C
C aldehida/keton tidak j
H3
α, β−
pro
kdau
rkenr
aeak
dsai
nyald
kol
njk
uogn
a
Mekanisme Aldol kondensasi
O O
OH
OH- H2
2 H3C C H3 C C C C H
H H
Asetaldehid 3-hidroksibutanal
(Aldol)
H
Ion enolat
(nukleofil)
Asetaldehid
286
Tahap 2 enolat sebagai nukleofilik menyerang asetaldehid
O O
O O H2
C C C
C + C H3C H
H3C H H2 C H H
O- O H OH OH O
H3C C CH2-C H H3C C CH2-C H
H H
3-hidroksibutanal
(Aldol)
287
Reaksi cross Aldol Kondensasi
OH OH
O O
H2 H
H3C C CH2 C H + H3C C C C CH
H H CH3
O O
Simetri antar Simerti antar
H2 OH-
asetaldehid propanal
H3C C H + H3C C C H
Asetaldehid Propanal OH OH
O O
H2
H3C C C CH2 C H + H3C C CH C H
H H
CH3
Campuran Campuran
asetal-propanal propanal-asetal
288
Mekanisme aldol campuran
Langkah 1. Tentukan manakah senyawa aldehida atau keton yang dapat melepaskan
hidrogen-alfa terlebih dahulu.
O
H
H C C H Asetaldehid
(A)
H
Hidrogen-alfa
O Karbon karbonil
senyawa aldehida.
H2
H 3C C C H
Propanal
(B)
289
Langkah 3. Hidrogen-alfa dari senyawa asetaldehida (A), menyerang atom
oksigen senyawa propanal (B), sedangkan karbanion dari (A)
akan menyerang ion karbonium (B) menjadi
beta-hidroksi keton.
O O OH
H O
H2 OH - H2 H2
H 3C C C H + H 2C C H H 3C C C C C H
H
(B) (A)
beta-hidroksi aldehida atau keton
OH
O O
H2 H2 H + , pem anasan H2
H 3C C C C C H H 3C C C C C H
H
H H
alfa-beta keto tidak jenuh
(produk akhir)
290
Mekanisme reaksi Canizaro
HC H C O H C + CH3O- H C + CH3OH
H OH O-
OH
Garam dari asam basa
karboksilat
Senyawa keton tidak menghasilkan reaksi ini.
291
Mekanisme Adisi nukleofilik (Hidrasi dengan katalis basa)
HO-
- H O H
O OH
O C + HO-
C C
OH OH
Ion alkoksida
292
Mekanisme Adisi nukleofilik (suasana Asam)
H O+ H
H OH OH
H2O
C O HO C + H3O-
+
C H C
+
O OH
H2O
H
Katalis asam memprotonasi
atom oksigen karbonil, membuat Pelepasan proton
keton/aldehid menjadi nukleofilik Adisi nukleofilik nertal (air) menghasilkan
gem-diol terprotonasi menghasilkan gem-
lebih baik.
diol dan katalis asam
293
8. Asam Karboksilat
O polar & ikatan H
O O O
O C
O C
O C
- +
H
- +
+ +
-
+ +
R
O
H
O
H
O
H
H
294
Konstanta Keasaman Berbagai Asam Karboksilat
Asam Karboksilat Ka Asam Karboksilat Ka
O H O
Dimer ikatan hidrogen asam karboksilat,
menyebabkan pita melebar sekitar 3000 cm-1
delta delta
295
Contoh Senyawa Asam Karboksilat
O
H C OH Asam format (L formica = semut)
O
CH3 C OH Asam acetat (L acetum = cuka)
296
Pengaruh substituen terhadap keasaman karboksilat
O O
G C G C
O O
G= penarik elektron; menstabilkan anion G= pendorong elektron; mendestabilkan anion
meningkatkan keasaman. menurunkan keasaman.
O
Cl CH2 CH2 CH2 C
O
Induktif efek:
Semakin berkurang dengan jarak
297
Reaksi-Reaksi Asam Karboksilat
O
Substitusi alfa
R C
C OH
O
O Deprotonasi
H C
C O-
H C
C OH H H
Reduksi
Asam karboksilat H C
C OH
O
Subtitusi nukleofilik C
asil H
C Y
298
Asam lemak :
O
Asam stearat
OH t.l. 69ºC
asam lemak jenuh
O Asam oleat
ω-9 asam lemak
OH t.l . 13ºC
tak jenuh mono
O
Asam linoleat
OH ω-6 asam lemak
t. l. -5ºC
O
Asam linolenat
OH ω-3 asam lemak
tak jenuh poli
t. l. -11ºC
299
Ester
O
polar, tetapi tanpa ikatan hidrogen
C R' umumnya tak larut H2O
R O
O
ester siklis atau lakton (coconut)
300
Mekanisme Esterifikasi Katalis Asam Dari Asam Karboksilat
H
OH O
O OH
EtOH Rerarraggement H+
H+ R C
R C R C R C O H
O H O H O H
Et O H
Et O H
-H2O
O O H
R C H+ R C
Et O Et O
Ester Ester terprotonasi
301
Hidrolisa Asam Karboksilat
Hidrolisa ester dengan katalis basa
O O- O O
OH-, H2O MeO-
R C R C R C R C + HOMe
-
OCH3 OCH3 OH O
HO Reaksi saponifikasi menggunakan anion alkoholat akan menghasilkan
deprotonasi asam karboksilat.
H OH OH
O
H+ , H2O berlebih O rearranggement H+ H
R C R C
R C OCH3
OCH3 R C OCH3
O O
Reaksi ini kearah kanan
OCH3
ester terprotonasi H H
dengan konsentrasi air ber H
lebih. H
O H
O -MeOH
+
H O -H
R C
R C O H
O H
302
Alkilasi Karboksilat oleh Diazometan
O O O
H2C N N
R C R C + H+ R C + H 3C N N
O H O- diazometan
O -
Metil diazonium ion
Anion karboksilat
SN2
O
R C + N2 Gas
O CH3
Metil ester
303
LIAlH4 Mereduksi Asam karboksilat Menjadi Alkohol Primer
O O Li 1 O
O
liAlH4 Li+ Lambat H
R C R C R C R C + Li O Al
O H O AlH3 O AlH2 H
Hidrida menyerang H H
Aldehid intermedit
karbonil karboksilat 2
Cepat
OH H
O Al OLi
+ LiAlOH2 O Al OLi H+
R C R C
R C H
H H H
H H
H H
Alkohol primer
304
Reaksi pada Ester
O esterifikasi O
C H + R' OH C R' + H2O
R O hidrolisis R O
alkohol
asam ester
305
Saponifikasi
saponifikasi (pembuatan sabun):
O
O CH2 O C R
CH2OH RCO2-Na+
3 NaOH - +
CHOH + R'CO2 Na
R' C O CH O -Na+
CH2OH R''CO2
CH2 O C R''
gliserin sabun
Trigliserida (gliserol)
-----***-----
306
Referensi :
-----@@@-----
307