Anda di halaman 1dari 7

Bab 6

Operator

Operator adalah simbol yang mewakili suatu proses yang mengubah suatu fungsi men-
jadi fungsi lain. Sebagai contoh, operator D̂x mewakili proses diferensial @/@x, sehingga
operasi D̂x terhadap fungsi f (x) akan mengubah fungsi tersebut menjadi f 0 (x),
D̂x f (x) = f 0 (x)
Contoh lain adalah simbol , ⌃, ⇧, yang juga merupakan operator,
f (x) = f (x + h) f (x)
X
fi (x) = f1 (x) + f2 (x) + f3 (x) + . . .
i
Y
fi (x) = f1 (x)f2 (x)f3 (x) . . .
i

Perhatikan bahwa operator berada di sebelah kiri fungsi, atau dengan kata lain operator
bekerja pada fungsi yang berada di sebelah kanannya.
Penggunaan operator bertujuan untuk menyederhanakan penulisan suatu proses yang
kompleks. Sebagai contoh, penulisan
✓ 2 ◆
~2 @ @2 @2
+ + f (x,y,z)
2m @x2 @y 2 @z 2
dapat disingkat dengan menggunakan operator
Ĥf (x,y,z)
dengan mendefinisikan operator Ĥ sebagai
✓ 2 ◆
~2 @ @2 @2
Ĥ ⌘ + +
2m @x2 @y 2 @z 2
Operator Ĥ dikenal juga sebagai operator Hamiltonian dan memiliki peran penting dalam
cabang ilmu Kimia Kuantum.
Walaupun operator secara umum digunakan untuk menyingkat penulisan proses yang
kompleks, operator juga dapat digunakan untuk mewakili proses sederhana dalam bebe-
rapa kasus. Misalnya, proses perkalian dengan x, dapat ditulis sebagai operator dengan
simbol x̂, sehingga
x̂(x + 1) = x(x + 1) = x2 + x
Perkalian dengan angka 1 dan 0 berturut-turut dapat diwakilli oleh operator 1̂ dan 0̂
yang dikenal sebagai operator satuan dan operator null.

25
26 BAB 6. OPERATOR

6.1 Aljabar operator


Penjumlahan dan pengurangan operator mengikuti kaidah aljabar umum yaitu

(Â + B̂)f = Âf + B̂f


(Â B̂)f = Âf B̂f

Beberapa operator dapat dioperasikan ke suatu fungsi dengan proses yang berurutan
dimulai dari operator yang berada paling dekat dengan fungsi,

D̂y D̂x (x2 y) = D̂y (2xy) = 2x

atau dengan kata lain

ÂB̂f = Â(B̂f )

dan

B̂Âf = B̂(Âf )

Apakah B̂Âf memberikan hasil yang sama dengan ÂB̂f ? Jawabannya adalah tidak
selalu. Tidak seperti aljabar bilangan yang menyatakan bahwa perkalian dua bilangan
bersifat komutatif, yaitu ab = ba, aljabar operator tidak memberi kepastian bahwa pengo-
perasian ÂB̂ dan B̂Â terhadap suatu fungsi akan memberikan hasil yang sama. Sebagai
contoh,
d
D̂x x̂f (x) = [xf (x)]
dx
= f (x) + xf 0 (x)

d
x̂D̂x f (x) = x f (x)
dx
= xf 0 (x)

Kedua contoh di atas menunjukkan bahwa perbedaan urutan pengoperasian dua operator
memberikan hasil yang berbeda, karena suatu operator bekerja terhadap fungsi yang
berada di sebelah kanannya. Selisih dari kedua persamaan pada contoh di atas dapat
ditulis juga sebagai

(D̂x x̂ x̂D̂x )f (x) = f (x)


(D̂x x̂ x̂D̂x ) = 1

Namun, di sisi lain, terdapat kombinasi dua operator yang ketika dioperasikan terhadap
suatu fungsi akan memberikan hasil yang sama terlepas dari urutan pengoperasiannya.
Sebagai contoh,

D̂y D̂x (x2 y 3 ) = D̂y (2xy 3 )


= 6xy 2

D̂x D̂y (x2 y 3 ) = D̂x (3x2 y 2 )


= 6xy 2
6.2. OPERATOR VEKTOR 27

(D̂y D̂x D̂x D̂y )(x2 y 3 ) = 0


(D̂y D̂x D̂x D̂y ) = 0

Ketika dua operator memberikan hasil yang sama terlepas dari urutan pengoperasiannya,
dalam contoh di atas D̂y D̂x f (x,y) = D̂x D̂y f (x,y), maka kedua operator tersebut dika-
takan berkomutasi. Operasi ÂB̂ B̂Â seringkali disingkat dengan simbol [Â,B̂] dan
disebut sebagai komutator.

[Â,B̂] ⌘ ÂB̂ B̂Â

Dari contoh terakhir di atas, (D̂y D̂x D̂x D̂y ) = [D̂y ,D̂x ] = 0, dapat kita katakan bahwa
dua operator berkomutasi apabila

[Â,B̂] = 0

Kuadrat dari suatu operator memiliki arti bahwa operator tersebut dioperasikan se-
banyak dua kali ke suatu fungsi secara berurutan,

Â2 f = ÂÂf = Â(Âf )

Perhatikan bahwa pengoperasian suatu operator sebanyak dua kali tidak sama dengan
sekedar memberikan pangkat dua terhadap semua komponen di dalam operator.
Suatu operator dikelompokkan sebagai operator linear jika dan hanya jika operator
tersebut memenuhi dua persamaan di bawah ini,

Â(f + g) = Âf + Âg

dan

Âcf = cÂf

dengan c adalah konstanta. Dengan ketentuan tersebut, operator D̂x = @/@x adalah
p
operator linear, sedangkan operator akar tidak termasuk operator linear. Sebagian
besar operator yang digunakan dalam ilmu Kimia merupakan operator linear.

6.2 Operator vektor


Beberapa operator mewakili proses yang mengubah suatu besaran skalar menjadi besaran
vektor. Salah satu contohnya adalah r yang disebut juga sebagai operator gradien,
@ @ @
r= i+ j+ k
@x @y @z
Sebagai contoh, gaya (force) yang dialami suatu benda adalah besaran vektor yang dapat
didefinisikan sebagai gradien dari energi potensial V ,

F= rV
@V @V @V
= i j k
@x @y @z
= Fx i + Fy j + Fz k
28 BAB 6. OPERATOR

dengan Fx ⌘ @V /@x, Fy ⌘ @V /@y, Fz ⌘ @V /@z. Proses di atas menunjukkan


operator gradien mengubah besaran skalar energi potensial V menjadi besaran vektor
gaya F.
Perkalian titik (dot product) antara dua besaran vektor diketahui menghasilkan besar-
an skalar. Demikian juga perkalian titik dari operator gradien r,

r2 f = rrf
✓ ◆✓ ◆
@ @ @ @f @f @f
= i+ j+ k i+ j+ k
@x @y @z @x @y @z
✓ 2 ◆
@ f @ 2f @ 2f
= + 2 + 2
@x2 @y @z
✓ 2 2

@ @ @2
= + + f
@x2 @y 2 @z 2
sehingga

@2 @2 @2
r2 = + +
@x2 @y 2 @z 2

Operator r2 dikenal dengan sebutan operator Laplacian.

6.3 Fungsi dan nilai eigen


Apabila hasil operasi suatu operator  terhadap suatu fungsi f adalah sama dengan
fungsi f itu sendiri yang dikalikan dengan suatu konstanta a,

Âf = af

maka fungsi f disebut sebagai fungsi eigen bagi operator  dengan nilai eigen berupa
a. Persamaan di atas disebut sebagai persamaan nilai eigen.
Sebagai contoh, fungsi emx merupakan fungsi eigen bagi operator D̂x dengan nilai
eigen m,
d mx
e = memx
dx
Persamaan Schödinger yang dijumpai dalam cabang ilmu Kimia Kuantum merupakan
persaman nilai eigen,

Ĥ = E

dengan adalah fungsi eigen bagi operator Hamiltonian Ĥ dengan nilai eigen berupa
energi E.
Suatu operator dapat memiliki beberapa fungsi eigen dan nilai eigen. Fungsi emx ,
e mx , eimx , e imx , sin(mx), cos(mx) merupakan fungsi eigen bagi operator D̂2x = @ 2 /@x2 .

6.4 Soal Latihan


1. Lakukan operasi berikut:
6.4. SOAL LATIHAN 29

5
X
(a) xn
n=0
5
X
(b) ( 1)n xn
n=0

(c) E
✓ ◆
3 @
(d) D̂x (x y), D̂x =
@x
(e) D̂2x (x2 y 3 )
(f) D̂y D̂x (x4 y 3 )
(g) D̂z D̂y D̂x (x2 y 2 z 2 )
5
X
(h) D̂x xn
n=0
4
Y
(i) xn !
n=0

2. Dengan menggunakan suatu fungsi f sebagai target pengoperasian, tunjukkan bah-


wa

(a) (Â ± B̂)Ĉ = ÂĈ ± B̂Ĉ untuk semua operator


(b) Â(B̂ ± Ĉ) = ÂB̂ ± ÂĈ untuk operator linear

3. Tentukan apakah pasangan operator berikut saling berkomutasi:


h i
(a) D̂y , D̂z
h Xi
(b) D̂x ,
h i
(c) D̂y ,
hX i
p
(d) ,

4. Buktikan persamaan berikut:


N
X N
X
(a) cxi = c xi
i i
N
X N
X N
X N
X
(b) xi + yi + zi = (xi + yi + zi )
i i i i
N X
N N
! N
!
X X X
(c) xi yj = xi yj
i j i j
1
X 1
X
(d) ci xi = x ci xi 1

i=0 i=0
30 BAB 6. OPERATOR

1
X 1
X 1
X
(e) D̂2x i
ci x = i(i 1)ci x i 2
= (i + 2)(i + 1)ci+2 xi+1
i=0 i=2 i=0

5. Tunjukkan bahwa r( )= r + r

6. Tunjukkan bahwa fungsi = cos ax cos by cos cz (a, b, c merupakan konstanta)


adalah fungsi eigen dari operator r2 , dan tunjukkan pula nilai eigennya.

@2 @2 @2
r2 = + +
@x2 @y 2 @z 2

7. Tunjukkan bahwa fungsi r


2 n⇡x
= sin
a a
dengan n dan a merupakan konstanta, adalah fungsi-eigen dari operator Hamilto-
nian Ĥ satu dimensi tanpa energi potensial (V = 0) yang didefinisikan sebagai

~2 @ 2
Ĥ =
2m @x2
dengan m dan ~ bersifat konstan. Tentukan juga nilai-eigennya.

8. Tunjukkan bahwa fungsi = xeax adalah fungsi-eigen dari operator

d2 2a
Ô =
dx2 x
dengan a merupakan konstanta. Tentukan juga nilai-eigennya.

9. Salah satu interpretasi dari prinsip ketidakpastian Heisenberg adalah operator mo-
mentum linear pada arah sumbu x tidak berkomutasi dengan operator posisi pada
sumbu x. Jika diketahui bahwa operator momentum linear pada sumbu x adalah

@
p̂x = i~ and x̂ = x
@x
p
dengan ~ = h/2⇡ adalah sebuah konstanta dan i = 1, sedangkan operator untuk
posisi pada sumbu x adalah
x̂ = x
periksalah komutator dari kedua operator tersebut

[p̂x x̂ x̂p̂x ]

dan tunjukkan bahwa hasilnya tidak sama dengan nol. (Petunjuk : Operasikan
operator x̂ dan p̂x terhadap suatu fungsi, misalnya (x), dan perhatikan bahwa
operasi diferensial terhadap x (x) adalah operasi diferensial terhadap dua fungsi,
yaitu d(uv) = u0 v + v 0 u.

10. Tunjukkan bahwa y = sin ax bukan merupakan fungsi eigen dari operator d/dx,
tetapi merupakan fungsi eigen dari operator d2 /dx2 .
6.4. SOAL LATIHAN 31

11. Tunjukkan bahwa fungsi = Aeim ; dengan A, i, dan m adalah konstanta, meru-
pakan fungsi eigen dari operator
@
L̂z = i~
@
p
dengan ~ = h/2⇡ dan i = 1 adalah konstanta. Tentukan juga nilai eigennya.

12. Tunjukkan bahwa fungsi r


2 n⇡x
= sin
a a
dengan n dan a adalah konstanta, merupakan fungsi eigen dari operator Hamiltonian
satu dimensi:
~ d2
Ĥ =
2m dx2
dengan ~ = h/2⇡ dan m adalah konstanta. Tentukan juga nilai eigennya.

13. Tunjukkan bahwa = xeax adalah fungsi eigen dari operator


d2 2a
Ô =
dx2 x
dengan a adalah konstanta. Tentukan juga nilai eigennya.

14. Molekul BF3 memiliki geometri segitiga planar dengan atom F berada di tiap sudut
segitiga. Dengan memberikan nilai koordinat x dan y untuk tiap atom F pada
koordinat kartesian, dengan posisi atom boron di tempatkan pada (0,0), tunjukkan
bahwa operasi C3 dengan sumbu tegak lurus terhadap bidang xy dan melalui atom
B akan menghasilkan geometri molekul BF3 uamg sama. (Petunjuk : tempatkan
salah satu ikatan B-F sejajar dengan sumbu y.)

15. Operator diferensial untuk momentum angular dinyatakan dengan

M̂ = i~(r ⇥ r)

dengan ~ adalah konstanta, r = ix + jy + kz dan


@ @ @
r=i +j +k
@x @y @z

Jika diasumsikan bahwa M̂ = iM̂x + jM̂y + kM̂z , tentukan komponen dari operator
M̂x , M̂y , dan M̂z .

16. Ubah komponen momentum angular M̂x , M̂y , dan M̂z , di atas dari koordinat kar-
tesian menjadi koordinat bola.

17. Uraikan persamaan untuk operator momentum angular total yang dinyatakan se-
bagai
M̂2 = M̂2x + M̂2y + M̂2z
dengan menggunakan persamaan yang diperoleh dari soal sebelumnya. Perhatikan
bahwa operator M̂2x memiliki arti bahwa operator M̂x dioperasikan pada operator
M̂x , dan bukan mengoperasikan pangkat dua terhadap M̂x .

Anda mungkin juga menyukai