Anda di halaman 1dari 23

 Home

 About
 Disclaimer
 TOS
 Privacy Policy
 Contact

Laporan Kimia Dasar I Pembuatan Larutan


By: Affif Riskani Noor on 11:22

Laporan Kimia Dasar I Pembuatan Larutan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ketika mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase
yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam
jumlah besar disebut pelarut atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut
zat terlarut atau solute. Konsentrasi dalam suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute
yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa
cara. Antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya.
Dalam ilmu kimia, pengertian larutan ini sangat penting. Karena hampir semua reaksi
kimia terjadi dalam bentuk larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara
dua atau lebih zat yang terdispersi dengan baik sebagai molekul, atom maupun ion yang
komposisinya dapat berpariasi. Contohnya dalam pembuatan larutan H2SO4 dengan
konsentrasi yang lebih rendah. Maka larutan H2SO4 pekat dilarutkan dengan H2O sehingga
larutan H2SO4 menjadi lebih encer.
Dalam praktikum ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana kita membuat larutan
dengan konsentrasi sesuai yang diperluakan.
1.2. Tujuan Percobaan
 Mengetahui cara pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu;
 Mengetahui cara pembuatan larutan dari zat cair;
 Mengetahui cara pembuatan larutan dari zat padat.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat
adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan
solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang
berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat,
akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua
gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia
merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan.
Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair.
Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak
beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut
larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh.
Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak
daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang
demikian disebut larutan lewat jenuh.
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu
pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat
zat itu, molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung
banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua
komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut.
Contoh larutan biner
Zat terlarut Pelarut Contoh
Gas Gas Udara, semua campuran gas
Gas Cair Karbondioksida dalam air
Gas Padat Hydrogen dalam platina
Cair Cair Alcohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam tembaga
Padat Padat Perak dalam platina
Padat Cair Garam dalam air

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion
sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
2.2. Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut,
dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat ,
mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi
mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen
volume (Baroroh, 2004).
Satuan konsentrasi
Lambang Nama Definisi
Satuan Fisika
% w/w Persen berat

% v/v Persen volume

% w/v Persen berat volume

ppm Parts per million

ppb Parts per billion

Satuan kimia
X Fraksi mol
F Formal

m Molal

N Normal

m Eq Mili ekuivalen Seper seribu mol larutan


Osm Osmolar

M Molar

(hiskia Achmad, 2001)


1. Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah total
mol dalam larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung 1 mol alkohol dan 3 mol air,
maka fraksi mol alkohol adalah ¼ dan air ¾ (syukri, 1999).
Jumlah kedua fraksimol (fraksi mol zat terlarut + fraksi mol pelarut) sama dengan 1 (Hoskia
Achmad, 2007).
2. Molaritas dari solute adalah jumlah mol solute perliter larutan dan biasanya dinyatakan
dengan huruf besar M. larutan 6,0 molar HCl ditulis 6,0 M, bararti bahwa larutan dibuat
dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada air yang cukup dan kemudian volume larutan dibuat
menjadi satu liter.
3. Molalitas dari suatu solute adalah jumlah mol solute per satu kilogram solvent. Molalitas
biasanya ditulis dengan hurup kecil m. Tulisan 6,0 m HCl dibaca 6,0 molal, dan menyatakan
suatu larutan yang dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada satu kilogram air.
4. Normalitas dari suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute per liter larutan. Biasanya
ditulis dengan huruf besar N. Tulisan 0,25 N KMnO4 dibaca 0,25 normal, dan menyatakan
larutan yang mengandung 0,25 gram ekuifalen dari kalium permanganat per liter larutan.
5. Persen dari solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau persen volume. Sebagai contoh,
3% berat H2O2 adalah 3 gram H2O2 tiap 100 gram larutan. Sedangkan 12% volulme adlah
suatu larutan yang dibuat dari 12 ml alkohol dan solvent ditambahkan hingga volume
menjadi 100 ml (syukri, 1999).

2.3. Suspensi
Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel-partikel kecil padat atau
cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas.
2.4. Koloid
Koloid adalah campuran heterogen antara dua dua zat atau lebih dimana partikel-partikel
zat berukuran koloid (1-100 nm) tersebar merata dalam zat lain.
2.5. Ciri-ciri larutan, suspensi dan koloid
2.5.1. Larutan (dispersi molekul)
- 1 fase
- Jernih
- Homogen
- Diameter partikel : < 1 nm
- Tidak dapat disaring
- Tidak memisah jika didiamkan
2.5.2. Suspensi (dispersi kasar)
- 2 fase
- Keruh
- Heterogen
- Diameter partikel : > 100 nm
- Dapat disaring dengan kertas saring
- Memisah jika dididamkan
2.5.3. Koloid (dispersi koloid)
- 2 fase
- Keruh
- Antara homogen dan heterogen
- Diameter partikel : 1 nm < d > 100 nm
- Tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa melainkan penyaring ultra
- Tidak memisah jika didiamkan

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat-alat
- Neraca analitik
- Labu takar 250 ml
- Gelas kimia 100 ml
- Labu takar 100ml
- Batang pengaduk
- Pipet tetes
- Corong kaca
- Gelas ukur
- Botol kratingdaeng
3.1.2. Bahan-bahan
- H2SO4 1 M
- BaCl2 (padatan)
- Akuades
- Alumunium foil
3.2. Prosedur percobaan
3.2.1. Pengenceran
Pembuatan larutan H2SO4 0,5 M
- Dihitung volume H2SO4 1 M yang dibutuhkan untuk membuat larutan H2SO4 0,5 M
- Diambil H2SO4 sesuai perhitungan
- Dilarutkan dengan akuades dalam labu takar 100 ml
- Dikocok

3.2.2. Pelarutan
Pembuatan larutan BaCl2 0,1 M
- Dihitung gr BaCl2 yang diperlukan untuk membuat larutan BaCl2 0,1 M
- Ditimbang BaCl2 sesuai dengan perhitungan menggunakan alumunium foil dengan
menggunakan alat ukur neraca analitik
- Dimasukkan BaCl2 yang telah ditimbang kedalam gelas kimia 100 ml dan kemudia
ditambahkan akuades secukupnya kemudian diaduk hingga BaCl2 larut
- BaCl2 yang telah larut dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml, kemudian ditambahkan
akuades hingga volume larutan menjadi 250 ml
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


No Perlakuan Pengamatan
1 Pembuatan larutan H2SO4 0,5 M
Dihitung volume H2SO4 0,1 M V = 50 ml
Diambil H2SO4
Dilarutkan dengan akuades dalam labutakar Larutan H2SO4 menjadi 0,5 M
100 ml Larutan bening
Dikocok Larutan homogen
2 Pembuatan larutan BaCl2 0,1 M
Dihitung gram BaCl2 gr = 5,2 gram
Dimasukkan BaCl2 ke dalam gelas kimia 100
ml
Ditambahkan akuades secukupnya BaCl2 menjadi larut
Diaduk Larutan BaCl2 menjadi 0,1 M
Dimasukkan BaCl2 yang telah larut ke dalam Larutan bening
labu takar 250 ml Larutan homogen
Dikocok

4.2. Reaksi
1. NaCl(s) + H2O(l)  Na+ + Cl- +H2O
2. H2SO4 + H2O  HSO4- + H+ + H2O
HSO4- +H2O  SO42- + H+ + H2O
3. BaCl2(s) + H2O(l)  Ba2+ + 2Cl- + H2O
4. NaOH(s) + H2O(l)  Na+ + OH- + H2O
4.3. Perhitungan
4.3.1. Pembuatan larutan H2SO4 0,5 M
M1 = 1 M
M2 = 0,5 M
V2 = 100 ml
V1 = …..?
4.3.2. Pembuatan larutan BaCl2 0,1 M
M = 0,1 M
V = 250 ml
gr BaCl2 = ….?

4.4.Pembahasan
Pada praktikum kali ini, terdapat dua percobaan. Percobaan yang dilakukan adalah
pembuatan larutan. Percobaan pertama adalah pembuatan dengan berdasarkan konsentrasi
tertentu dari campuran zat cair dengan zat cair, dimana digunakan H2SO4 sebagai zat terlarut
dan akuades sebagai pelarut. Dan percobaan kedua adalah pembuatan larutan dari campuran
zat padat dari zat cair, dimana zat padat yang digunakan adalah BaCl2 juga sebagai zat
terlarut dan zat cair sekaligus pelarut adalah akuades. Yang dimaksud dengan campuran
adalah komponen yang tersusun dari dua zat atau lebih yang berada dalam satu wadah.
Campuran sendiri dibagi menjadi dua yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran homogen adalah campuran yang pembatas antara zat pembentuknya tidak tampak
dan partikel-partikel zat pembentuknya tersebar merata ke seluruh bagian. Sedangkan
campuran heterogen adalah campuran dari beberapa zat yang tidak dapat bercampur secara
sempurna dan masih dapat dilihat sifat-sifat zat pembentuknya. Campuran juga dibagi
menjadi larutan, suspensi dan koloid. Larutan adalah campuran homogen antara pelarut dan
zat terlarut, dimana zat terlarut disebut fasa terdispersi dan pelarut disebut fase pendispersi.
Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel-partikel kecil padat atau cair
yang terdispersi dalam zat cair atau gas. Dan koloid adalah campuran heterogen antara dua
zat atau lebih dimana partikel berukuran koloid (1 – 100 nm) tersebar merata dalam zat lain.
Perbedaan antara larutan, suspensi dan koloid adalah ketampakkan partikel zat terkarut.
Dimana pada larutan partikel zat terlarut tidak tampak, pada suspensi tampak dan pada koloid
tampak apabila menggunakan mikroskop ultra dan tidak tampak apabila dari kasat mata.
Untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan, dapat digunakan berbagai cara:
1. Fraksi mol : Perbandingan antara jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah total mol
dalam larutan

2. Molaritas : jumlah mol zat terlarut perliter larutan

3. Molalitas : jumlah mol zat terlarut per sati kilogram pelarut

4. Normalitas : Jumlah gram ekuifalen solute per liter larutan

5. Persen berat : Jumlah massa zat terlarut dibagi jumlah larutan dikali 100%

6. Persen volume : persen dari volume zat terlarut dalam dalam suatu volume larutan

7. Persen berat volume : menyatakan massa zat terlarut dalam suatu volume larutan

8. Part per million : menyatakan satu milligram zat terlarut dalam satu liter larutan

9. Part per billion : menyatakan satu microgram zat terlarut dalam satu liter larutan

Pada percobaan pertama dilakukan pengenceran larutan. Pengenceran merupakan


perlakuan untuk mendapatkan konsentrasi larutan yang lebih rendah dari yang sebelumnya.
Percobaan ini menggunakan H2SO4 sebagai larutan yang akan diencerkan sekaligus
merupakan zat terlarut dan menggunakan akuades sebagai pelarut. Percobaan ini dilakukan
untuk mendapatkan H2SO4 0,5 M sebanyak 100 ml dari H2SO4 1 M. berdasarkan perhitungan
volume H2SO4 yang dibutuhkan adalah 50 ml. Kemudian 50 ml H2SO4 dimasukkan kedalam
labu takar 100 ml dan ditambahkan akuades hingga larutan menjadi 100 ml. Fungsi
penambahan akuades adalah untuk menurunkan konsentrasi dari H2SO4. Setelah
ditambahkan, labu takar dikocok agar larutan menjadi homogen dan didapatkan larutan
H2SO4 0,5 M sebanyak 100 ml. Faktor kesalahan dari praktikum ini adalah ketika
pengukuran volume larutan tidak pas pada meniskus bawah.
Pada percobaan kedua adalah dilakukan pelarutan zat padat pada zat cair untuk
mendapatkan konsentrasi larutan dengan nilai tertentu. Pada percobaan ini menggunakan
padatan BaCl2 sebagai zat yang akan dilarutkan. Dan menggunakan akuades sebagai pelarut.
Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan larutan BaCl2 0,1 M 250 ml. Berdasarkan
perhitungan, massa BaCl2 yang dibutuhkan adalah 5,2 gr. Kemudian BaCl2 ditimbang
menggunakan neraca analitik. Pada saat penimbangan tidak digunakan gelas kimia sebagai
wadah, melainkan alumunium foil. Hal ini dilakukan karna Gekas kimia terlalu berat,
sedangkan alumunium foil lebih ringan sehingga bisa didapatkan hasil yang lebih akurat.
Setelah ditimbang, BaCl2 yang masih berupa padatan dimasukkan kedalam gelas kimia dan
ditambahkan akuades secukupnya lalu diaduk agar BaCl2 dapat larut dalam akuades.
Kemudian BaCl2 yang sudah larutdimasukkan kedalam labu takar 250 ml dan ditambahkan
akuades hingga larutan menjadi 250 ml, kemudian diaduk agar larutan menjadi homogen dan
didapatkan larutan BaCl2 0,1 M sebanyak 250 ml. Faktor kesalahan pada peercobaan ini
adalah pengukuran menggunakan neraca analitik yang kurang tepat dan pengukuran volume
larutan yang kurang pas pada meniscus bawah.

BAB 5 PENUTUP

5.1. Kesimpulan
- Untuk membuat larutan dengan zat cair digunakan metode pengenceran. Metode ini
dilakukan untuk mendapatkan larutan dengan kond=sentrasi yang lebih rendah. Contohnya
pada percobaan ini adalah pada larutan H2SO4 1 M dibuat menjadi 0,5 M dengan
penambahan H2O
- Untuk membuat larutan dari zat padat dilakukan dengan cara menimbang zat sesuai yang
drperlukan kemudian dilarukan dengan H2O hingga homogen kemudian ditambahkan H2O
sehingga konsentrasinya sesuai yang diperlukan.
5.2. Saran
Ketika mengukur volume larutan, pada saat cairan hampir mendekati titik batas ukur,
sebaiknya kita menambahkan larutan yang kita buat menggunakan pipet tetes sehingga
didapat larutan yang memiliki volume yang lebih akurat.

Sifat larutan yaitu penurunan teknan uap (▲P), kenaikan titik didih (▲Pb), penurunan titik
beku (▲Tf), dan tekanan osmotik (π) yaang hanya bergantung pada jumlah partikel zat
terlrutnya dikelompokan bersama dan disebut sebagai fifat koligatif larutan. Sifat koligatif
larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan bukan pada
jenis zat terlarutnya.

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jjumlah partikel zat terlarut
dan bukan pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan dibedakan untuk larutan elektrolit
dan larutan non-elektrolit. Hal ini dikarenakan kemampuan elektrolit untuk
terionisasi/terdisosiasi membentuk ion-ion di dalam larutan, menyebabkan jumlah partikel zat
terlarutnya menjadi lebih besar.

Kemolaran atau Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Atau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M. Molaritas dapat dirumuskan sebagai
berikut :

M= n

Keterangan :

M= kemolaran (mol/L)

n= mol zat (mol)

V= volume yang ditempati zat (L)

Pengenceran suatu larutan adalah suatu penambahan zat pelarut ke dalam suatu larutan
sehingga konsentrasi larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air (pelarut).
Persamaan rumusnya adalah sebagai berikut :

M1.V1 = M2. V2

(Johari, 2011)

 NaCl 0,1M (garam dapur)


 C6H12O6 0,2 M (glukosa)
 C 11H22 O11 0,02M (sukrosa)
1. Prosedur kerja
2. Pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi

Massa ketiga kristal tersebut dihitung terlebih dahulu melalui data yang ada

Massa kristal ditimbang dengan neraca analitik sercara tepat.

Masa kristal hasil penimbangan dimasukan ke dalam gelas kimia 100ml dan ditambah dengan
50ml kemudian diaduk dengan pengaduk hingga larut.

Larutan tersebut dimasukan ke dalam volumetric 100ml dan ditambah dengan air hingga
batas akhir 100ml.

Semua langkah tersebut dillakukan pada 3 bahan diatas.

2. Pembuatan larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi

Larutan dari percobaan 1 diambil 10ml menggunakan popet volume 10ml dan dimasukan ke
dalam labu volumetric 100ml

Ditambah air sampai tepat garis batas 100ml

Dihitung konsentrasi setelah pengenceran

Semua langkah tersebut dilakukan pada 3 bahan di atas

1. Hasil Pengamatan
2. Pembuatan Larutan

no Sampel keterangan Perhitungan Gambar

M= n

Sebelum 0,1= n
membuat
0,05
larutan maka
1 NaCL 0,1M
dihitung
n= 0,05
dahulu berat
bahan gr= n x Mr

gr= 0,005 x

58,44
gr= 0,2922grm
M= n

0,2= n
Sebelum
membuat 0,05
Glukosa larutan maka
2
0,2 M dihitung n= 0,01
dahulu berat
bahan gr= n x Mr

gr= 0,01 x

180

gr= 1,8 gram


M= n

V
Sebelum 0,02= n
membuat
Sukrosa larutan maka 0,05
3
0,02 M dihitung
dahulu berat n= 0,001
bahan
gr= n x Mr

gr= 0,001 x 330

gr= 0.33 gram

2. Pengenceran Larutan

no sampel keterangan Perhitungan Gambar

V1= 10ml

Setelah melkukan M1= 0,1ml


pengenceran,
1 NaCl V2= 100ml
dihitung molar
perhitungan V1.M1=V2.M2

10.0,1=100.M2
M2= 10.0,01

100

= 0,01M
V1= 10ml

M1= 0,2ml

V2= 100ml
Setelah melkukan
pengenceran, V1.M1=V2.M2
2 glukosa
dihitung molar
perhitungan 10.0,2=100.M2

M2= 10.0,2

100

= 0,02M
V1= 10ml

M1= 0,02ml

V2= 100ml
Setelah melkukan
pengenceran, V1.M1=V2.M2
3 sukrosa
dihitung molar
perhitungan 10.0,02=100.M2

M2= 10.0,02

100

= 0,002M

Berdasarkan pada hasil percobaan dan data pada tabel hasil percobaan di atas dapat diuraikan
bahwa dalam membuat suatu larutan yang paling utama adalah jumlah zatnya (mol). Karena
dengan diketahui jumlah zatnya kita dapat menentukan berapa massa yang dibutuhkan untuk
membuat larutan NaCl 0,1 M, C 6 H 12 O6 0,2 M dan C11H22O11 0,02 M, yang paling utama
dalam membuat larutan adalah mengetahui berapa gram zat yang digunakan. Dalam
pembuatan larutan ini tiap-tiap bahan akan diberi perlakuan pembuatan larutan murni,
pembuatan larutan dengan pengenceran dan dengan pencampuran. Sesuai dengan hasil
pengamatan diatas, dapa di ketahui massa garam 0,299 gram, massa glukosa 1,8 gram dan
masa sukrosa 0,33 gram.

Pelarut dalam pembuatn 100ml NaCl 0,1 M, C 6 H 12 O6 0,2 M dan C11H22O11 0,02 M yang
digunakan adalah air sedangkan ketiga zat tersebut zat terlarut. Dalam pembuatan ketiga
larutan tersebut semua bahan terlarut dalam air. Setelah penambahan air atau pelarut di dalam
labu volumetric dan adanya pengocokan maka campuran itu sudah dinamakan larutan.

Perlakuan selanjutnya adalah mengencerkan larutan yang telah dibuat tadi. Proses
pengencerannya hanya mengambil sampel dari 100 ml larutan dari masing-masing bahan
tersebut 10 ml kemudian ditambahkan 90 ml air untuk mengencerkannya. Sehingga terjadi
perubahan volume dan perubahan konsentrasi.

Dari semua hasil perhitungan ternyata konsentrasi dari ketiga larutan tersebut ketika
diencerkan konsentrasinya menjadi lebih rendah atau kecil dari konsentrasi mula-mula atau
mengalami penurunan konsentrasi sehingga larutannya lebih encer dari semula. Bisa dilihat
larutan garam dapur mulanya berkonsentrasi 0,1 M kemudian setelah pengenceran
konsentrasinya menjadi 0,01 M, begitu pula larutan glukosa mulanya konsentrasi sebesar 0,2
M setelah ditambahkan 90 ml air konsentrasinya turun menjadi 0,02 M dan pada larutan
sukrosa atau gula pasir juga demikian awalnya berkonsentrasi 0,02 M setelah diencerkan
konsentrasinya berubah menjadi 0,002 M. dan untuk volumenya, mulanya volume ketiga
larutan yang diambil untuk proses pengenceran hanya sebesar 10 ml/larutan dan setelah
penambahan 90 ml air volumenya menjadi 100 ml. sedangkan untuk jumlah zatnya (mol)
tetap. Hal itu bias dilihat saja dari rumus pengenceran, adalah

M1.V1 = M2. V2. Dimana M.V adalah rumus banyaknya jumlah zat (mol), sehingga mol awal
= mol akhir. Oleh karena itu, percobaan pembuatan larutan dengan pengenceran hasil yang
didapat adalah sesuai dengan teori yang mendasari,yakni bahwa mengencerkan larutan yaitu
memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu pelarut.
Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut
tidak berubah.

1. Kesimpulan

1. Setelah melakukan praktikum pebuatan larutan, kita dapat membuat larutan dengan benar.
Pelarut dalam pembuatn 100ml NaCl 0,1 M, C 6 H 12 O6 0,2 M dan C11H22O11 0,02 M yang
digunakan adalah air sedangkan ketiga zat tersebut zat terlarut. Dalam pembuatan ketiga
larutan tersebut semua bahan terlarut dalam air. Setelah penambahan air atau pelarut di
dalam labu volumetric dan adanya pengocokan maka campuran itu sudah dinamakan
larutan.

2. Setelah membuat larutan kemudiaan larutan tersebut diencerkan. konsentrasi dari ketiga
larutan tersebut (garam, glukosadan sukrosa) ketika diencerkan konsentrasinya menjadi
lebih rendah atau kecil dari konsentrasi mula-mula atau mengalami penurunan konsentrasi

Nutrition For Better Life

Laman
 Beranda
 Tentang Blog Ini
Rabu, 04 Juni 2014
pelarutan zat padat dan pengenceran zat cair

Pendahuluan

Latar belakang

Kehidupan manusia pada zaman sekarang tidak dapat dapat dipisahkan dari bahan –bahan
kimia. Hampir seluruh bagian dari kehidupan manusia berhubungan sangat erat dengan bahan-
bahan kimia. Dalan bidang kehidupan rumah tangga, kesehatan, pertanian, makanan, dan lain lain,
hamper seluruhnya menggunakan bahan kimia.

Kita mengenal berbagai macam unsure da senyawa. Tidak semua zat kimia yang ada di alam
sudah berbentuk seperti zat yang kita butuhkan , ada yang masih berbentuk campuran, padatan,
gas, dan larutan yang kita butuhkan namun memiliki konsentrasi yang tidak sesuai dengan yang kita
butuhkan.. Untuk mendapatkan larutan sesuai dengan yang dibutuhkan, pelarutan zat padat atau
gas ke dalam cairan dapat dilakukan. Selain pelarutan ada juga pengenceran zat cair, yaitu untuk
mendapatkan larutan dengan konsentrasi yang lebih kecil dari suatu arutan dengan konsentrasi yang
tinggi. Pelarutan dan pengenceran ini sangat penting karena larutan dengan konsentrasi tertentu
sangat dibutuhkan, misalnya di dunia industri, larutan dengan konsentrasi tertentu diperlukan untuk
membuat produk yang tepat.

Larutan berasal dari pencampuran dua zat atau lebih yang dalam proses pemcampuran
komposisiny menjadi satu atau disebut homogeny. Pembuatan larutan adalah salah satu keahlian
yang harus dimiliki seorang ahli kimia. Oleh karena itu praktikum tentang larutan ini dilakukan.

Tujuan

1. Mendapatkan larutan dengan konsentrasi tertentu

2. Agar dapat menggunakan alat ukur dengan baik.

3. Mengetahui cara melakukan pelarutan zat padat dan pengenceran zat cair.
BAb 2 tinjauan pustaka

Larutan adalah campuran dimana komponen komponennya menyatu secara homogeny.


Banyaknya molekul zat yang dapat larut tergantung dari sifat zat pelarut, bahan yang terlarut, dan
suhu. Larutandapat merupakan campuran antara cairan dengan cairan xontohnya alkhol dengan air,
padatan dengan cairan contohnya garam dengan air, padatan dengan padatan contohnya karbon
dengan besi, dan gas dengan gas contohnya oksigen dengan karbon dioksida. Di dalam larutan
terdapat zat pelarut dan terlarut. Di dalam larutan tidak selalu hanya terdapat satu zat terlarut,
tetapi ada juga larutan yang terdiri dari beberapa zat terlarut. (Sarjoni Basri, 2003)

Di dalam suatu larutan terdapat zat terlarut atau biasa disebut solute dan zat pelarut atau
biasa disebut solvent. Solute adalah zat yang terlarut dalam zat lain yang disebut pelarut, dimana
solute tersebar secara merata atau homogen dalam pelarut, dalam bentuk molekul atau ion,
misalnya larutan garam. Dan solvent adalah senyawa yang dapat melarutkan zat terlarut atau solute
sehingga dapat menghasilkan campuran larutan yang homogeny. Pelarut dapat bersifat polar dan
non polar. Air sebagai pelarut yang paling umum bersifat polar dan pelarut hidrokarbon bersifat non
polar. (Sarjoni Basri, 2003)

Dalam suatu larutan, komponen yang memiliki jumlah lebih banyak disebut sebagai pelarut,
sedangkan yang sedikit disebut sebagai zat terlarut. Contoh larutan salah satunya adalah larutan
garam natrium klorida, air merupakan zat pelarut dan natrium klorida adalah zat terlarut. Contoh
lainnya adalah larutan asam sulfat, dimana air berperan sebagai pelarut dan asam sulfat berperan
sebagai zat terlarut. Peran air dalam larutan tersebut adalah untuk melarutkan zat terlarut.

Satu senyawa dapat larut dalam senyawa lain atau saling bercampur jika kedua zat tersebut
bersifat sama, polar dengan polar atau non polar dengan non polar. Natrium klorida dan air sama-
sama memiliki struktur yang polar sehingga keduanya dapat bercampur. Sedangkan air dan minyak
tidak dapat bersatu karena air memiliki struktur polar sedangkan minyak memiliki struktur non
polar.

Larutan termasuk dalam campuran homogeny, dimana dalam ilmu kimia terdapat dua jenis
campuran, yaitu campuran homogeny dan heterogen. Berikut penjelasan mengenai campuran
tersebut :

1. Campuran homogen : Campuran homogeny adalah campuran yang tidak bias dibedakan antara
zat-zat yang bercampur di dalamnya. Seluruh bagian dari campuran itu bersifat homogeny,
maksudnya adalah campuran memiliki sifat yang sama di setiap bagiannya karena zat terlarut
tersebar merata. Contoh campuran homogeny di sekitar kita antara lain larutan garam,sirup,, dan
lain-lain

2. Campuran heterogen :Campuran heterogen adalah campuran yang mengandung zat-zat yang
tidak dapat bercampur satu dengan yang lainnya secara sempurna sehingga dapa dilihat atau dapat
diketahui perbedaan sifat-sifat partikel dari masing-masing zat yang terdapat di dalam campuran.
Contoh campuran heterogen di sekitar kita antara lain campuran air dan pasir, campuran air dengan
minyak, campuran air dengan kapur, dan lain-lain.

Terkadang suatu campuran memiliki partikel-partikel yang ukuran komponennya sangat


kecil sehingga terlihat seperti campuran homogeny meskipun sebenarnya campuran itu adalah
campuran heterogen. Hal ini dapat dilihat menggunakan mikroskop, dimana pada campuran
heterogen dapat terlihat jelas patrikel-partikel penyusunnya sedangkan pada campuran yang
homogeny walau dengan mikroskop partikel-partikel terlarutnya tidak dapat dilihat lagi.

Larutan, suspense, dan koloid termasuk dalam campuran. Tetapi ketiga jenis campuran ini
memiliki sifat yang berbeda. Berikut penjelasan mengenai ketiganya :

1. Larutan : larutan adalah campuran homogeny, dimana campuran itu memiliki komposisi yang sama
pada setiap bagiannya. Komponen larutan terbagi atas pellarut dan zat terlarut.

2. Suspensi : Suspensi adalah campuran heterogen, dimana antara pada campuran dapat dilihat zat
terlarut dalam fase aslinya. Midsalnya campuran kapur dengan air, kita masih dapat melihat kapur
karena kapur tidak larut dalam air,berbeda dengan air yang dicampur dengan natrium klorida
dimana tidak dapat lagi dilihat komponen natrium klorida ketika sudah dilarutkan.

3. Koloid : Koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspense.
Secara kasat mata koloid tampak homogeny, namun jika diamatti menggunakan mikroskopis ultra
akan tampak heterogen atau masih dapat dibedakan atas komponennya.

Ada lima factor yang mempengaruhi kelarutan, yaitu :

1. Suhu

Suhu berperan dalam kelarutan. Semakin tinggi suhu suatu larutan, semakin besar kelarutan
yang diperoleh. Contoh dari pengaruh suhu dalam kelarutan adalah gula yan glebih mudah larut
dalam air panas dibandingkan dengan gula yan gdilarutkan dengan air dingin.

2. Tekanan

Selain suhu, tekanan juga mempengaruhi kelarutan. Semakin tinggi tekanan yang diterima
oleh larutan, semakin banyak zat yang terlarut. Tekanan hanya berpengaruh untuk gas.

3. Luas permukaan zat terlarut

Zat padat yang memiliki luas permukaan lebih kecil akan lebih cepat larut. Contohnya adalah
kristal garam natrium klorida lebih mudah larut dalam air dibandingkan kapur tulis karena kapur tulis
memiiki ukuran atau luas permukaan partikel yang lebih besar dibandingkan natrium klorida.

4. Kepolaran

Zat memiliki kepolaran tertentu. Kepolaran berpengaruh pada kelarutan, dimana zat yang
bersifat polar akan lebih mudah larut dalam pelarut yang polar juga. Begitu pula dengan zat yang
bersifat non polar akan lebih mudah larut dalam pelarut yang bersifat non polar juga. Dan zat yang
bersifat polar akan sulit larut dalam pelarut yang bersifat non polar, begitu pula sebaliknya.
Contohnya adalah garam natrium klorida yang bersifat polar akan lebih mudah larut dalam air yang
besifat polar juga.

Dan minyak goring yang bersifat non polar tidak akan larut dalam air yang bersifat polar kecuali
dengan bantuan zat lain.
Senyawa polar adalah senyawa yang memiliki perbedaan keelektronegatifan yang cukup
besar. Sedangkan senyawa non polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang relative kecil,
bahkan bernilai 0 untuk senyawa biner dwi atom seperti H2, N2, O2, dan golongan VIIA lainnya.
Senyawa polar dapat larut dalam pelarut air dan pelarut polar lain sedangkan senyawa non polar
tidak, senyawa polar memiliki kutub positif dan negative akibat tidak meratanya distribusi electron
sedangkan non polar tidak, senyawa polar memiliki pasangan electron bebas. Contoh senyawa polar
antara lain HBr, HF, dan lain-lain. Contoh senyawa non polar antara lain, F2, O2, N2, dan lain-lain.

Larutan terbagi menjadi larutan pekat, larutan jenuh,dan larutan tak jenuh. Berikut
pengertiannya :

1. Larutan pekat adalah larutan yang kadar zat terlarutnya lebih besar daripada kadar pelarutnya.
Contohnya adalah asam sulfat pekat, maksudnya adalah jumlah molekul asam sulfat yang terlarut
lebih besar daripada zat pelarut dalam larutan tersebut

2. Larutan jenuh adalah larutan yang pada suhu tertentu di dalamnya terdapat zat terlarut dalam
jumlah maksimum yang jika ditambahkan lagi zat terlarut maka zat terlarut itu tidak akan larut.

3. Larutan tak jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut lebih sedikit daripada zat pelarutnya
sehingga semua zat terlarut bercampur secara sempurna dalam larutan.

Larutan berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi :

1. Gas terlarut dalam pelarut gas, contohnya semua campuran gas di udara bumi, dimana dalam udara
di bumi ini tersusun atas campuran 79% nitrogen dan 21% oksigen. Larutan tidak hanya berbentuk
larutan.

2. Gas terlarut dalam pelarut cair, contohnya adalah karbondioksida yang larut dalam air.

3. Gas yang dalam pelarut padat, contohnya hydrogen dalam platina

4. Cairan dalam pelarut cairan, contohnya larutan alcohol dalam air, asam sulfat dalam air.

5. Cairan dalam pelarut padatan, contohnya cairan raksa dalam tembaga

6. Padatan dalam pelarut padatan, contohnya perak dalam platina

7. Padatan dalam pelarut caitan, contohnya kristal garam yang dilarutkan dalam air, gula yang
dilarutkan dalam air, dan lain-lain.

Konsentrasi larutan :

Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam beberapa satuan :

1. Molaritas

Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan.

M = Jumlah mol zat terlarut


Volume larutan (L)

2. Molalitas

Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 kilogram pelarut. Satuan molal tidak bergantung
pada suhu.

m = jumlah mol terlarut

Kilogram pelarut

3. Normalitas

Normalitas adalah jumlah gram ekivalen zat terlarut dalam satu liter larutan.

N = n.M, dimana M adalah molaritas, dan n adalah jumlah proton atau ion positif.

4. Fraksi mol

Fraksi mol adalah perbandingan jumlah mol zat tertentu terhadap jumlah mol seluruh zat dalam
larutan.

Xa = na

ntotal

5. Persen berat

Persen berat adalah jumlah massa zat terlarut dalam jumlah massa larutan dikali seratus persen.

%berat = gram zat terlarut x 100%

Gram zat larutan

6. Persen volume

Persen volume adalah jumlah volume zat terlarut dalam jumlah volume larutan dikali seratus persen.

%volume = volume zat terlarut x 100%

volume zat larutan

7. Persen berat per volume

Persen berat per volume menyatakan gram zat terlarut per volume larutan.

Persen berat per volume = gram zat terlarut x 100%

mL larutan

8. Bagian persejuta
Bagian persejuta atau part per million (ppm) adalah satu bagian zat terlarut dalam satu juta bagian
larutan.

Ppm = berat zat terlarut x 106

Berat larutan

9. Bagian permiliar

Bagian permiliar atau part per billion (ppb) adalah satu bagian zat terlarut dalam satu miliar bagian
larutan.

Ppb = berat zat terlarut x 109

Berat larutan

3.2 Prosedur percobaan

1. Pelarutan

1. Ditimbang NaCl sebanyak 10,05 gram menggunakan alumunium foil dengan alat ukur
neraca analitik

2. NaCl dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml kemudian ditambahkan aquades


secukupnya untuk melarutkan.

3. NaCl yang telah larut dimasukkan ke dalam labu ukur100 ml kemudian ditambahkan
aquades hingga volume larutan menjadi 100 ml pada batas garis pada sisi labu ukur.

4. Labu ukur ditutup dan kemudian dikocok.

2. Pengenceran.

1. Diambil 25ml H2SO4 1M, dimasukkan ke dalam labu ukur 100ml

2. Ditambahkan aquades hingga volume menjadi 100ml.

3. Labu ukur ditutup dan kemudian dikocok.

Bab 4 hasil dan pembahasan

4.1 hasil pengamatan

Liat table di buku laporan sementara

4.2 Perhitungan
Hitung gram Nacl sama volume H2SO4 yang dibutuhkan sama konsentrasi

4.3 Pembahasan

Pada praktikum kali ini terdapat dua percobaan. Percobaan pertama adalah membuat larutan
dari zat padat dimana NaCl berfungsi sebagai zat padat yang akan dijadikan larutan dan air berfungsi
untuk melarutkan zat padat. Larutan adalah …….., larutan termasuk dalam campuran, campuran
adalah ….. Selain larutan, suspense dan koloid juga termasuk dalam campuran. Suspense adalah …
Koloid adalah …. Perbedaan antara larutan, suspense, dan koloid adalah ……

Konsentrasi yang dicari adalah berbentuk molar. Molaritas adalah ….. rumus dari molaritas
adalah ….. Selain molaritas ada satuan lain untuk menyatakan konsentrasi, diantaranya ….., sebutkan
dan jelaskan sama rumusnya liat di tinjauan pustaka. …..

NaCl ditimbang sebanyak 10,05 gram. Fungsi penimbangan adalah untuk mendapatkan NaCl
sesuai keperluan. NaCl kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia dan ditimbahkan aquades
kemudian diaduk. Pengadukan berfungsi untuk melarutkan NaCl. Kemudian larutan dimasukkan ke
dalam labu ukur dan ditambahkan aquades hingga volume menjadi 100ml. kemudian dikocok. Fungsi
labu ukur dikocok adalah untuk menghomogenkan larutan. Didapatlah NaCl ….. M. Dalam percobaan
ini pasti terdapat kesalahan, diantaranya penggunaan neraca analitik yang kurang tepat dan pada
penambahan volume air terdapat kekurangan atau kelebihan. Demikian juga dengan peralatan yang
terbuat dari kaca. Pada label peralatan bisa saja tertulis volume 100ml, namun sebenarnya volume
alat itu lebih dari 100ml karena peralatan itu dapat memuai.

Percobaan kedua adalah pengenceran larutan yang sudah ada. Pengenceran dilakukan untuk
mendapatkan larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dari larutan yang sudah ada. Pada
percobaan kedua digunakan H2SO4 sebagai reagen yang akan diencerkan. Dan air akan digunakan
sebagai zat untuk menurunkan konsentrasi H2SO4. H2SO4 diukur sebanyak 25ml. Fungsi pengukuran
volume adalah untuk mendapatkan zat sesuai volume yang dibutuhkan. H2SO4 kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan aquades hingga volume menjadi 100ml. Kemudian
dikocok. Fungsi labu ukur dikocok adalah untuk menghomogenkan larutan. Didapatlah H2SO4 …..M

BAb 5 penutup

Kesimpulan

1. Larutan dengan konsentrasi tertentu berhasil didapatkan dimana pada larutan NaCl antara zat
pelarut dan terlarut saling bercampur seluruhnya sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi
yang diinginkan. Dan pada larutan H2SO4 antara H2SO4 dan aquades saling bercampur seluruhnya,
dan pada H2SO4 yang memiliki konsentrasi lebih kecil memiliki aroma yang tidak sekuat aroma
H2SO4 yang pekat

2. Dalam menggunakan gelas ukur pada penghitungan volume H2SO4 dan aquades yang diperhatikan
adalah meniscus bawah. Begitu juga dengan labu ukur, yang dilihat adalah meniscus bawah. Dan
pada penggunaan neraca analitik …..
3. Pada pelarutan zat padat, berat zat padat yang dibutuhkan dihitung terlebih dahulu. Kemudian zat
padat ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas ukur dan ditambahkan aquades. Kemudian larutan
itu dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan aquades hingga tanda batas pada labu ukur.
Volume labu ukur yang digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Pada pengenceran zat cair, volume awal zat cair yang dibutuhkan dihitung terlebih dahulu.
Kemudian volume zat cair diukur menggunakan gelas ukur dan kemudian dimasukkan ke dalam labu
ukur dan ditambahkan aquades hingga tanda batas pada labu uku. Volume lau ukur yang digunakan
perlu diperhatikan

Anda mungkin juga menyukai