Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Pengukuran Ph

dengan menggunakan beberapa Indikator


Asam - Basa






Disusun Oleh Kelompok :
1. Aimasari Nur Hidayati (06)
2. Astari Cika (09)
3. Dea Putri N. (16)
4. Devi Shintiya Chilmi (17)
5. Irma Kurniawati (21)
6. Luluk Maslucha (22)
7. Moch. Rizky Hartawan (26)
8. Neza Cavela (27)
9. Ananda Aprilia Rahmawati (35)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 16 SURABAYA
TAHUN AJARAN 2013/2014





BAB 1
Pengukuran Ph Dengan Menggunakan Beberapa
Indikator Asam-Basa
1. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sifat asam dan basa dari berbagai jenis larutan dan garam
yang terhidrotisis
2. Mempelajari indicator alami dan indicator asam-basa meliputi Metil
merah, Metil jingga, fenolftalein, Bromtimol biru.
3. Dapat mengetahui cara menentukan sifat dan Ph dari berbagai jenis
larutan asam dan basa
2. Dasar Teori
Asam basa merupakan salah satu sifat suatu zat baik yang
berbentuk larutan maupun non pelarut, sifat dari asam yaitu terasa
masam dan basa terasa pahit dan sifat asam basa juga bersifat beracun
dan korosif. hubungan asam basa dengan pH adalah pH sebagai penentu
agar suatu senyawa bisa diketahui bersifat asam atau basa, jika pH
senyawa lebih kecil dari 7 maka senyawa tersebut bersifat asam dan jika
suatu senyawa pH lebih besar dari 7 maka senyawa tersebut bersifat
basa. ( Yayan sunarya, 2003 )(Windarti,T.,2008)
Teori asam basa menurut Arrhenius yaitu asam adalah suatu
spesies yang akan meningkatkan konsentrasi ion H+ di dalam air dan
basa adalah suatu spesies yang akan meningkatkan konsentrasi ion OH-
di dalam air, sedangkan teori asam basa menurut Bronsted-Lowry
yaitu asam didefinisikan sebagai sebuah molekul atau ion yang mampu
melepaskan atau mendonorkan kation hidrogen (proton, H
+
)
danbasa sebagai spesi kimia yang mampu menarik atau menerima kation
hidrogen (proton), dan teori asam basa menurut Lewis yaitu asam adalah
spesi yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan akseptor pasangan
elektron bebas dari spesi yang lain dan basa adalah spesi yang dapat
membentuk ikatan kovalen melalui donator pasangan elektron bebas
kepada spesi yang lain. ( Belajar kimia, 2009 )(Ziessow,D.,2007)
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu
zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.
Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di
dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa
maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang
melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi
yang melibatan pembentukan reaksi kompleks. Titrasi asam basa
melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam
basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan
dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. ( Belajar kimia, 2008
)(Gressangga,W.,2010)
3. Hipotesis
Indikator akan berubah warna apabila di beri larutan NaOH dan
CH3COOH
4. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Indikator Alam
2. Variabel kontrol : Larutan HCl dan NaOH
5. Alat dan Bahan
1. Alat
- Plat tetes
- Pipet tetes
2. Bahan
- Ekstrak kulit manggis - Indikator Fenolftalein
- Ekstrak kulit jeruk - indikator Metil merah
- Ekstrak bunga sepatu - Indikator Metil jingga
- Ekstrak kunyit - Indikator Bromtimol biru
- Larutan CH3COOH
- Larutan NaOH
6. Langkah Kerja
Isi 8 cekungan plat tetes porselin dengan CH3COOH 0.1 M sebanyak
cekungan. Masing masing cekungan diberi nomer 1-8. Dan cekungan 1
dimasukkan ekstrak bunga sepatu, cekungan ke-2 dimasukkan ekstrak
kunyit, cekungan ke-3 dimasukkan ekstrak kulit mnggis, cekungan ke-4
dimasukkan eksrak kulit jeruk, cekungan ke-5 dimasukkan indicator
fenolftalein, cekungan ke-6 dimasukkan larutan metil merah, cekungan
ke-7 dimasukkan larutan metal jingga, cekungan ke-8 dimasukkan
bromotimol biru.
Setelah mengamati perubahan yang terjadi, cuci plat tetes porselin
tersebut. Lakukan hal yang sama seperti di atas dengan mengganti
larutan CH3COOH dengan larutan NaOH untuk menguji basa.

7. Waktu dan Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan : Senin, 13 Januari 2014
Tempat : Laboratorium Kimia SMAN 16 Surabaya

8. Hasil Uji Praktikum
INDIKATOR
WARNA
ASLI
TRAYEK
PH
PERUBAHAN WARNA
CH3COOH NaOH
Ekstrak
Bunga
Sepatu
Ungu

Pink
Abu
Kehijauan
Ekstrak
Kulit Jeruk
Kuning

Kuning Kuning
Ekstrak
Kulit
Manggis
Coklat

Abu abu Abu - abu
Ekstrak
Kunyit
Kuning
Kuning
bening
Coklat
Metil Merah
Kuning
Tua
4,2 - 6,2
Ungu Orange
Metil Jingga
Orange
Tua
3,1 - 4,1
Merah Tua Jingga
Bromtimol
Biru
Orange
Muda
6,0 - 7,2
Merah Biru
Fenolftalin Bening
8,0 - 10,0
Bening Pink Tua


9. Kesimpulan
Asam adalah zat yang dalam air menghasilkan ino H
+
dan basa adalah zat
yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH
-

Penentuan asam dan basa dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti
menggunakan lakmus, dengan mengukur derajat ph, penggunaan
indicator penofhtalin, metal merah, metal jingga, bromtimol biru dan
indicator alami.
Fenolftalin mempunyai warna jernih dan tidak berwarna di dalam
larutan asam dan akan berwarna pink tua di larutan basa. Dan pada
larutan netral akan berwarna jernih atau tidak berwarna. Metil merah
adalah senyawa organic yang memiliki rumus kimia C15H15N3O2. Indikator
ini berwarna ungu pada larutan asam, berwarna orange pada larutan
basa, dan berwarna kuning pada larutan netral. Metil Jingga jika dalam
larutan asam berwarna merah tua, dalam keadaan basa berwarna jingga,
dan dalam keadaan netral akan berwarna kuning. Dari pengamatan yang
telah dilakukan, dapat diketahui bahwa larutan CH3COOH bersifat asam.
Karena pada saat penggunaan indicator PP berwarna bening, MM
menjadi Ungu, MJ menghasilkan warna Merah Tua, dan menghasilkan ph
indicator 1. NaOH bersifat basa lemah. Karena pada saat penggunaan
indicator PP berwarna pink tua, MM menjadi orange, MJ menghasilkan
warna Jingga dan menghasilkan ph indicator 13.
10. Lampiran Foto
Ekstrak kunyit Ekstrak Kulit Jeruk

Metil Merah Metil Jingga

Bromtimol Biru Fenolftalin

Larutan CH3COOH Larutan NaOH



Hasil beberapa Indikator yang telah ditetesi larutan CH3COOH

Hasil beberapa Indikator yang telah ditetesi larutan NaOH

Anda mungkin juga menyukai