Anda di halaman 1dari 10

39

MODUL 4

HUKUM-HUKUM DASAR ILMU KIMIA


I. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini melalui percobaan diharapkan anda memahami hal-hal
sebagai berikut.
1. Dapat memahami tentang hukum dalam ilmu dan peranannya dalam perkembangan
ilmu kimia.
2. Memahami hukum kekekalan massa (hukum Levoiser) dan

data yang

mendasarinya.
3. Mengetahui salah satu cara menguji kebenaran hukum kekekalan massa dengan
percobaan. Seterusnya mengetahui zat dan alat-alat yang diperlukan serta langkahlangkah percobaan itu.
4. Mengetahui syarat reaksi yang dapat dilakukan dengan menggunakan tabung dua
kaki.
5. Memahami hukum perbandinan tetap (hukum Proust) dan pentingnya dalam
perkembangan kimia.
6. Mengetahui salah satu cara menguji kebenaran hukum perbandingan tetap serta jenis
data yang perlukan.
7. Memahami bahwa kedua hukum di atas adalah sebagai hukum dasar yang sangat
mendasari perkembangan kimia selanjutnya sehingga disebut hukum dasar.
II. TEORI DASAR
Perkembangan ilmu kimia berawal sejak para ahli kimia melakukan penyelidikan
terhadap reaksi kimia. Hasil percobaan itu berhasil menemukan fakta-fakta baru yang
yang dapat dijadikan dasar untuk merumuskan hukum. Hukum dalam kimia adalah
suatu penyataan yang menunjukan hubungan suatu hal dengan hal lain. Ilmu kimia
mulai berkembang setelah adanya hukum-hukum tentang reaksi kimia yang disebut
hukum dasar.
Pada awal abad 19 para ahli telah dapat menimbang zat- zat kimia cukup akurat
dengan timbangan yang sederhana. Penyelididkan terhadap reaksi kimia, ternyata

40
massa zat-zat pereaksi sama dengan massa zat- hasil reaksi. Dengan kata lain, jumlah
massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi sama. Kenyataan ini ditemukan pertama
kali

oleh Antone Lavoiser yang kemudian disebut hukum Lavoiser. Hukum ini

menunjukkan bahwa dalam reaksi kimia tidak ada materi yang diciptakan atau
dimusnakan sehingga disebut juga hukum kekekalan massa. Hukum kekekalan massa
dapat dibuktikan dengan percobaan sederhana di laboratorium, yaitu dengan cara
menimbang massa zat-zat sebelum direaksikan dan setelah direaksikan. Zat-zat
tersebut (pereaksi dan hasil reaksi) haruslah dalam bentuk larutan atau padatan,
supaya tidak ada yang menguap.
Kemudian diketahui pula bahwa zat kimia ada dua macam, yaitu unsur dan
senyawa. Senyawa terbentuk dari dua macam unsur atau lebih. Dengan mengukur
massa unsur-unsur dalam suatu senyawa, ternyata bahwa perbandingan massa unsurunsur dalam suatu senyawa selalu mempunyai nilai tetap dan tertentu, Pernyataan ini
disebut hukum perbandingan tetap yang dikemukakan oleh Joseph Louis Proust
sehingga disebut juga hukum Proust. Hukum perbandingan tetap dapat dibuktikan
dengan mereaksikan dua pereaksi dalam bentuk larutan dan salah satu zat hasil
reaksinya adalah zat padat. Reaksi tersebut dilakukan beberapa kali dengan membuat
variasi perbandingan zat pereaksi yang juga bervariasi. Akibatnya, massa zat yang
dihasilkan juga bervariasi. Perbandingan ini dapat dilihat dari tinggi padatan dari
masing-masing reaksi. Data tinggi padatan itu akan menunjukan kebenaran hukum
perbandingan tetap tersebut.
Percobaan yang dilakukan dalam modul adalah menguji kebenaran hukum
kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap yaitu sebagai berikut.
1. Larutan barium klorida ditambah larutan natrium sulfat sehingga terjadi reaksi
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) BaSO4(s) + 2NaCl(aq).
Reaksi ini menghasilkan BaSO4 yang berupa padatan dan ini dapat sebagai bukti
terjadi reaksi. Kedua hasil reaksi tidak berujud gas sehingga tidak ada yang
menguap maka dapat dipakai untuk menguji hukum kekekalan massa.
2. Larutan barium klorida ditambah larutan kupri sulfat dengan reaksi,
BaCl2(aq) + CuSO4(aq) BaSO4(s) + CuCl2(aq).
Reaksi ini hampir sama dengan reaksi di atas yaitu menghasilan BaSO4 yang

41
berwujud padat sehingga dapat dipakai untuk menguji hukum kekekalan massa.
3. Larutan timbal nitrat dengan larutan kalium iodida dengan reaksi,
Pb(NO3)2 (aq) + 2KI(aq)

PbI2(s) + 2KNO3(aq).

Hasil reaksi PbI3 berwujud padat yang dapat dilihat dengan mata. Kemudian
padatan itu mengendap dengan baik di dasar bejana dan jumlahnya dapat
dilihat dengan mudah dari ketinggian endapan itu. Ketinggian itu dapat
dijadikan dasar untuk membandingkan jumlah endapan yang tejadi jika dibuat
beberapa reaksi dengan perbandingan Pb(NO3)2 (aq) dan 2KI(aq) yang
bervariasi. Ini dapat dijadikan dasar untuk menguji hukum perbandingan tetap.

III.ALAT DAN BAHAN


A l a t

Timbangan teknis

1 buah

Tabung kaki dua (tabung Y)

2 buah

Gelas ukur 10 ml

2 buah

Gebus penutup tabung

2 buah

Tabung reaksi 13 x 100 mm

7 buah

Rak tabung reaksi

1 buah

Penggaris (mistar)

1 buah

Bahan

Larutan Barium Klorida, BaCl2 0,1 M

Larutan Natrium Sulfat, NaSO4 0,1 M

Larutan Cupri Sulfat, CuSO4 0,1 M

Larutan Kalium Iodida Kl 0,5 M

Larutan Timbal (II) Nitrat, Pb (NO3)2 0,5 M

42

IV. CARA KERJA, PENGAMATAN DAN INTERPRETASI


Percobaan 4.1. Reaksi larutan BaCl2 dengan larutan Na2SO4 dalam tabung kaki
dua
a. Ambil sebuah tabung berkaki dua (Gambar 4.1) Isi kaki sebelah kiri dengan 5
ml larutan barium klorida 0,1 M dan kaki sebelah kanan dengan 5 mL larutan
natrium sulfat 0,1 M.
b. Tutup tabung reaksi dengan sumbat dengan gabus dan timbang berat tabung
beserta isinya. Amati massa dengan cermat dan catat
c. Miringkan tabung (kocok) sehingga zat di kaki kiri bereaksi dengan zat di
kaki kanan. Amati perubahan yang terjadi dan selanjutnya timbang tabung
tersebut kembali. Amati massa dan catat.

Gambar 1. Penggunaan tabung berkaki dua

Pengamatan/Interpretasi/Alasan
Warna larutan Na2SO4
Warna larutan BaCl2
Berat tabung kaki dua mula-mula
Warna campuran setelah bereaksi
Tulis reaksi

43
Berat tabung setelah terjadi
reaksi
Fakta
Kesimpulan
Alasan

Percobaan 4.2. Reaksi larutan BaCl2 dengan larutan CuSO4.


Ulangi seperti percobaan 1 di atas dengan menggunakan larutan barium klorida
0,1 M dan larutan kupri sulfat 0,1 M.
Pengamatan/Interpretasi/Alasan
Warna larutan CuSO4
Warna larutan BaCl2
Berat tabung mula-mula setelah
diisi
Warna campuran setelah bereaksi
Tulis reaksi
Berat tabung setelah terjadi reaksi
Fakta
Kesimpulan
Alasan

Percobaan 4.3. Reaksi larutan Pb(NO3)2 dengan larutan KI dalam berbagai


perbandingan

44
a. Siapkan 7 buah tabung reaksi! Masukan larutan timbal (II) nitrat 0,5 M dan
larutan kalium iodida 0,5 M ke dalam masing-masing tabung reaksi dengan
perbandingan volume (mL) seperti berikut.
Tabung
Volume Pb(NO3)2 0,5 M (ml)
Volume Kl 0,5 M (ml)

A
1
9

B
2
8

C
3
7

D
5
5

E
7
3

F
8
2

G
9
1

b. Kocok tiap-tiap campuran, kemudian biarkan endapan turun selama + 20


menit.
Pengamatan/Interpretasi/Alasan
Warna larutan Pb(NO3)2 0,5 M
Warna larutan Kl 0,5 M
Warna campuran setelah bereaksi
Tulis reaksi
Zat padat yang berupa endapan
c. Ukur tinggi endapan pada setiap reaksi dengan penggaris dan catat
Tabung
Volume Pb(NO3)2 0,5 M (ml)
Volume Kl 0,5 M (ml)
Tinggi endapan PbI2

A
1
9

B
2
8

C
3
7

D
5
5

E
7
3

F
8
2

G
9
1

45
d. Dari hasil percobaan, buatlah grafik tinggi endapan terhadap susunan
campuran.

e. Lakukan analisis terhadap perbandingan volume pereaksi dengan tinggi


endapan, sehingga anda dapat menjelaskan kenapa demikian
Tabung
A
B
C
D
E
E
F
G

Perbandingan
Volume
pereaksi

Tinggi PbI2

Kenapa

46

f. Lakukan analisis dari data di atas sehingga anda dapat menarik kesimpulan
yang sesuai dengan hukum perbandingan tetap.
Tinggi PbI2 bergantung pada apa
Kesimpulan
Apakah kesimpulan anda sesuai
dengan hukum perbandingan tetap
V.

PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan hukum?
2. Apa dasar merumuskan hukum-hukum kimia?
3. Apa yang dimaksud dengan hukum dasar. Kenapa hukum kekekalan massa dan
hukum perbandingan tetap disebut hukum dasar?
4. Apa syarat reaksi yang dapat dilalukan dengan tabung kaki dua untuk menguji
hukum kekekalam massa. Kenapa reaksi BaCl2(aq) dengan Na2SO4(aq)
memenuhi syarat itu?
5. Nyatakanlah hukum kekekalan massa dengan kata-kata anda sendiri. Jelaskan
kenapa demikian.
6. Pada pembakaran kayu yang diperoleh adalah bahwa massa abu lebih kecil dari
pada massa kayu semula. Jelaskan kenapa demikian!
7. Kenapa dalam percobaan 2 dibuat susunan volume pereaksi dibuat bervariasi: 1 :
9, 2 : 8 dst. Jelaskan tujuannya dalam rangka membuktikan hukum perbandingan
tetap.
8. Dalam perbandingan berapakah tinggi endapan paling tinggi, kenapa demikian.
Hitunglah mol Pb(NO3)2 dan jumlah mol Kl yang terdapat didalam larutan yang
menghasilkan endapan paling tinggi.
9. Jumlah mol Pb(NO3)2 dan Kl yang bereaksi berbanding sebagai bilangan bulat
dan sederhana. Berapakah perbandingan tersebut ?

47
10. Kenapa perbadingan 1 : 9 dan 9 : 1 menghasilkan endapan PbI 2 yang paling
sedikit? Jelaskan!

48

Anda mungkin juga menyukai