Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UMUM
PEMISAHAN CAMPURAN

OLEH :

KELOMPOK 4

NAMA ANGGOTA : 1. FAUZIAH RAIDATUL KHAIRAH (22035071)


2. NURUL ANNISA (22035090)
3. RHIVA CAHYA PUTRI (22035097)

PRODI : PENDIDIKAN KIMIA (C)

ASISTEN : 1. FADHILATUL ZIKRA, S. Si


2. PUJI PUTRI RAHAYU NINGSIH

DOSEN : 1. Drs. ISWENDI, M. S


2. EKA YUSMAITA, M. Pd

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
PEMISAHAN CAMPURAN

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mendesain Percobaan Tentang Pemisahan Campuran

2. Melakukan Percobaan Tentang Pemisahan Campuran

3. Melaporkan Hasil Percobaan Tentang Pemisahan Campuran

B. WAKTU DAN TANGGAL


Hari/Tanggal : Senin / 18 September 2022

Pukul : 13:20 - 15:50 WIB

Tempat : Laboratorium Kimia Umum Lantai 3

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

C. TEORI DASAR
Campuran (mixture) merupakan materi yang terdiri dari 2 atau lebih komponen penyusun
dengan komposisi yang dapat bervariasi. Dalam campuran sifat komponen penyusun campuran
tetap terlihat.

Campuran dapat tersusun atas beberapa unsur ataupun senyawa. Komponen-komponen


penyusun suatu campuran tersebut dapat dipisahkan berdasarkan sifat fisika zat penyusunnya.
Contoh campuran antara lain udara, air laut, dan minyak tanah. Garam dapur yang kita konsumsi
merupakan hasil pemisahan campuran dari campuran air laut. Hal ini karena air laut tersusun atas
air, garam dan beberapa mineral.

Campuran dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu campuran homogen dan


campuran heterogen. Campuran homogen (dikenal juga dengan larutan) adalah campuran dengan
sifat dan komposisi yang sama disemua bagiannya. Campuran heterogen adalah campuran
dengan sifat dan komposisi yang berbeda didalamnya.
Pemisahan campuran merupakan proses yang diterapkan dalam ilmu kimia. Pemisahan
ini bertujuan untuk mengambil zat pengotor guna dipisahkan dari campuran dan mengambil zat-
zat bermanfaat dari dalam campuran. Metode umum yang digunakan untuk memisahkan
campuran antara lain : Filtrasi, Dekantasi, Sentrifugasi, Destinasi, Kromatografi, Sublimasi,
Ekstraksi, dan Kristalisasi.

a. Penyaringan (Filtrasi)

Penyaringan atau filtrasi adalah pemisahan campuran dengan menggunakan alat


penyaring (filter). Pemisahan campuran dengan cara ini didasarkan pada perbedaan ukuran
partikel. Penyaringan dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang
tidak saling larut. Misalnya pemisahan campuran larutan air garam dengan pasir.

Penyaringan di laboratorium biasanya menggunakan kertas saring. Kertas saring


mempunyai pori yang relatif kecil sehingga mampu menahan partikel suspensi misalnya untuk
menyaring suspensi air dan pasir. Butiran-butiran pasir akan tertahan pada kertas saring
sedangkan air dan dapat melewatinya. Penyaringan menghasilkan residu dan filtrat residu adalah
zat padat yang tertahan oleh kertas saring sedangkan filtrat adalah zat cair yang melewati kertas
saring.

Cara pemisahan dilakukan dengan menuangkan cairan ke dalam zat alat penyaring
sampai cairan terpisah dengan padatan. Keberhasilan pemisahan bergantung pada ukuran pori
kertas saringan yang digunakan. Jika ukuran pori saringan terlalu kecil dan partikel yang disaring
cukup besar maka pemisahan akan berhasil baik tetapi waktu penyaringan yang lama. Jika
ukuran partikel sangat kecil sedangkan ukuran pori-pori saringannya besar maka akan ada
sebagian partikel padat yang ikut lolos di penyaringan dan hasil saringan tidak bagus.

b. Distilasi

Destilasi atau penyulingan adalah cara pemisahan bahan-bahan kimia berdasarkan


perbedaan titik didih untuk memperoleh senyawa murninya. Biasanya proses destilasi digunakan
untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam satu fasa yaitu fase cair cair. Senyawa-senyawa
yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing-masing.
Selain perbedaan titik didih juga perbedaan kepolatihan yaitu kecenderungan sebuah zat untuk
menjadi zat. Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dengan
alkohol.

Cara pemisahan yaitu larutan yang sudah dipanaskan akan menguap dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan zat yang memiliki titik didih lebih rendah
akan menguap terlebih dahulu sedangkan zat yang memiliki titik rendah yang lebih tinggi akan
mengembun dan akan menguap apabila telah mencapai titik didihnya.

c. Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang sering digunakan.
Pemisahan ini dilakukan dengan mengendapkan padatan dari larutan jenuhnya karena
pengurangan kelarutan akibat pendinginan atau menguapnya pelarut.

Cara pemisahan dilakukan dengan melarutkan zat-zat dalam suatu pelarut kemudian
dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu
dinaikkan, karena konsentrasi total pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang
dimurnikan. Dalam kondisi dingin pengotor yang berkonsentrasi rendah tetap larut sementara
yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap. Kristal yang didapat dicuci dengan sedikit air untuk
menghilangkan kotoran yang menempel di permukaannya, kemudian kristal tersebut
dikeringkan.

d. Dekantasi

Dekantasi adalah suatu cara pemisahan antara larutan dan padatan yang paling sederhana
dengan menuangkan cairan perlahan-lahan sampai endapan tertinggal di bagian dasar bejana.
Contoh dekantasi yaitu air dengan pasir, endapan mempunyai ukuran partikel dan massa jenis
yang besar, sehingga dapat terpisah dengan baik terhadap cairannya.

e. Sublimasi

Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Syarat
pemisahan campuran dengan menggunakan sublimasi partikel yang bercampur harus memiliki
perbedaan titik didih yang tinggi sehingga dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian
yang tinggi.

Cara pemisahannya dilakukan dengan campuran yang mengandung padatan yang dapat
menyublim dibiarkan menguap. Uap yang dihasilkan didinginkan sehingga kembali dihasilkan
padatan yang hanya mengandung komponen campuran yang mudah menyublim.

f. Kromatografi

Kromatografi adalah pemisahan campuran berdasarkan pada perbedaan distribusi dari


penyusun campuran antara dua fasa, yaitu fasa diam yang tetap tinggal dalam sistem dan fase
gerak yang bergerak mengalir dalam sistem melalui celah-celah.

Cara pemisahannya yaitu dengan kromatografi kolom, larutan yang komponennya akan
dipisahkan dimasukkan ke dalam kolom kemudian dibiarkan. Lalu komponen yang akan
dipisahkan selanjutnya diperoleh sisanya dengan cara kristalisasi (bila padat).

Itulah pengertian dan jenis-jenis pada metode pemisahan campuran. Pemisahan antara
pasir dan garam dapat dilakukan dengan metode filtrasi dan kristalisasi, sedangkan untuk
pemurnian etanol dapat dilakukan dengan metode distilasi.
D. ALAT DAN BAHAN
Peristiwa 1 Alat :

 Gelas ukur : 1 buah 500 ml


 Kertas saring : 2 buah
 Corong : 1 buah
 Pengaduk : 1 buah
 Lampu spiritus : 1 buah
 Kaki tiga : 1 buah
 Kawat kasa : 1 buah
 Erlenmeyer : 1 buah 500ml
 Kaca arloji : 1 buah
 Cawan porselen : 1 buah
 Neraca analitik : 1 buah
 Botol semprot : 1 buah

Bahan :

 Garam : 1 gram
 Pasir : 1 gram
 Air : 20 ml
Peristiwa 2 Alat :

 Labu Destilasi : 1 buah


 Stand dan Klem : 1 buah
 Termometer : 1 buah
 Londensor : 1 buah
 Erlenmeyer : 1 buah
 Konektor : 1 buah
 Heating Mantel : 1 buah
 Selang Air : 2 buah
 Gelas Ukur : 2 buah 200 ml
 Corong : 1 buah
 Gelas Kimia : 1 buah 200 ml

Bahan :

 Etanol 70% : 50ml


 Air : 30ml
E. PROSEDUR KERJA

Cara Kerja peristiwa 1 Reaksi Pengamatan

Metode Filtrasi NaCl + H2O  Sebelum reaksi :


larutan NaCl
Campuran garam dan pasir  Kaca arloji : 48gram
(45 gram)  NaCl : 1 gram
- Berbentuk padatan
(+) Air 100ml - Berwara bening
dan diaduk  Aquades : 20 ml
sampai garam  Pasir : 1 gram
- Pasir pantai
larut
 Larutan garam + pasir
- Berwarna bening
Larutan garam dan pasir
 Setelah filtrasi
 Volume larutan garam :
Disaring larutan
garamnya 20 ml
sampai habis

Pasir Larutan garam


(residu) (filtrat)

Metode Kristalisasi
 Setelah rekristalisasi
Larutan garam
 Kaca arloji : 48 gram
(100 gram)
 Garam + kaca arloji : 49
gram
Dipanaskan di
 Garam murni : 1 gram
atas lampu
- Berbentuk butirann
spiritus hingga
halus
air habis
- Berwarna putih susu
menguap

terbentuknya kristal garam


(padatan)
Cara Kerja Peristiwa 2 Reaksi Pengamatan
C2H5OH + H2O ->
Larutan etanol 70% Larutan etanol 70%

Etanol dimasukkan
kedalam labu
destilasi dan
dipanaskan diatas
heating mantel
Tunggu hingga
larutan mendidih

Etanol dengan kemurnian 90%


(filtrat)
F. PEMBAHASAN

Campuran adalah materi yang terdiri dari 2 atau lebih komponen penyusunan dengan
komposisi yang dapat bervariasi. Dalam campuran sifat komponen penyusunan campuran tetap
terlihat. Contohnya garam didalam air akan memperlihatkan sifat cair air dan sifat manis gula.
Campuran dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen. Campuran homogen (dikenal dgn larutan) adalah campuran dengan sifat dan
komposisi yang sama disemua bagiannya. Campuran heterogen adalah campu ran dengan sifat
dan komposisi yang dapat berbeda didalamnya. Campuran heterogen dapat dipisahkan secara
dekantasi, filtrasi dan sentrifugasi. Sedangkan dalam campuran homogen dapat dipisahkan secara
distilasi, sublimasi, ekstrasi, kromotografi, dan rekristalisasi.

Dalam pemisahan garam dan pasir yang terjadidalam gelas kimia. Paling cocok
digunakan metode filtrasi dan rekristalisasi. Hal itu dikarena kan antara garam dan pasir
merupakan campuran heterogen. Namun dalam Filtrasi, garam yang ada perlu dilarutkan terlebih
dahulu dengan air agar dalam proses penyaringan yang menggunakan konsep perbedaan ukuran
partikel penyusunan campuran tersebut dapat dengan mudah dilakukan. Air adalah pelarut yang
paling baik digunakan karena air adalah pelarut polar dan garam adalah senyawa polar dan
senyawa polar akan mudah larut dalam pelarut polar. Untuk mengembalikan bentuk kristal
garam yang sudah larut didalam air maka perlu dilakukan proses rekristalisasi. Proses
rekristalisasi merupakan pemanasan larutan garam dengan cawan penguap atau cawan porselen
diatas spiritus.

Berdasarkan proses praktikum yang sudah dilaksanakan dari padatan garam yang
bewarna bening dan pasir, setelah dilakukannya proses rekris talisasi pada garam maka
dihasilkan garam halus bewarna putih seperti susu. Perbedaan ukuran dari yang sebelum
dilakukanya proses rekristalisasi dengan sesudah tersebut dikarenakan dalam proses
berlangsungnya rekristalitasi yang hanya bisa dihasilkan adalah garam berukuran kecil atau
garam halus. Dengan volume aquades yang sebanyak 20 ml digunakan untuk melarut kan 1 gram
garam dengan 1 gram pasir dihasilkan garam 1 gram setelah proses rekristalisasi selesai.
Praktikum mengenai pemisahan garam dan pasir dapat dikatakan berhasil karena garam yang
dihasilkan bewarna putih bersih tanpa adanya warna yang kecoklatan dari garam yang
dihasilkan. Penyebab dari adanya warna garam yang kecoklatan itu dikarenakan terlalu lamanya
proses pemanasan yang dilakukan pada larutan garam. Setelah dan sebelum Filtrasi jumlah dari
volume aquades dengan larutan garam adalah sama. Hal ini dikarenakan disaat proses filtrasi,
ketika menuangkan larutan garam dengan pasir terjadi bentukan endapan didalam gelas kimia
yang berisi larutan garam dan pasir tersebut. Untuk itu perlu disemprot dengan botol semprot
berisi aquades untuk membuat endapan pasir tersebut turun agar partikel-partikel garam yang
mengendap didalam endapan pasir dapat tersaring secara sempurna.
Peristiwa 2

Dalam proses pemurniaan atau pemisahan etanol dapat dilakukan dengan cara distilasi.
Distilasi adalah pemisahan campuran homogen dengan berdasar kan perbedaan titik didihnya.
Tidik didih dari etanol adalah 78.4°C sedangkan titik didih dari air adalah 100°C. Dapat
disimpulkan jika dalam proses distilasi ini yang lebih dahulu mendidih adalah etanol sehingga
dalom erlemeyer adalah etanol murni sedangkan didalam labu distilasi adalah air. Disaat
merangkai alat distilasi maka termometer tidak boleh bersentuhan dengan alas atau dasar dari
labu distalisasi. Jika menyentuh dasar labu distilasi maka termometer akan rusak dan
mempengaruhi hasil dari distilasi yang dilakukan, lalu termometer dapat meledak karena
perbedaan suhu dari dingin ke panas.

Dalam proses pemurniaan etanol ini belum sepenuhnya dihasilkan etanol atau alkohol
murni. Karena molekul air adalah H2O sedangkan alkohol memiliki rumus kimia CnH2n + 10 H.
Hal tersebut membuat molekul air (H2O) dengan molekul alkohol sulit dipisahkan karena H2O
dengan OH mudah bereaksi dan juga bersifat azeotrap. Azeotrap merupakan campuran dari dua
atau lebih larutan (kimia) dengan perbandingan tertentu, dimana komposisi ini tetap tidak bisa
diubah lagi dengan cara destilasi sederhana. Kondisi ini terjadi karena ketika azeotrop di
didihkan, uap yang dihasilkan juga memiliki perbandingan konsentrasi yang sama dengan
larutannya semula akibat ikatan antar molekul pada kedua larutan nya (Supriyono, 2011).

 Azeotrop positif

Jika titik didih campuran azeotrop kurang dari titik salah satu larutan konstitue nya,
contoh campuran 95.63 etanol dan 4.37% air, etanol mendidih pada suhu 78.4°C sedangkan air
mendidih pada suhu 100°C, tetapi campuran nya atau azeotropnya mendidih pada suhu 78,2°C
(Supriyono, 2011).

 Azeotrop negatif

Jika titik didih campuran azeotrop lebih dari titik didih konstituennya atau salah satu
konstituennya. Contoh campuran asam klorida pada konsentrasi 20,2% dan 79.8% air. Asam
klorida (murni) mendidih pada suhu -84°C, tetapi campuran azeotropnya memiliki titik didih
110°C (supriyono, 2011).
Dalam percobaan praktikum yang dilakukan peningkatan konsentrasi etanol atau alkohol
dari 76% menjadi 100% (90%). Dalam proses ini perlu dilakukan tahapan pembekatan lalu
pengenceran. Dalam praktikum kali ini digunakan etanol dengan kemurnian 76% dan akan
dimurnikan menjadi 100% kemurnian.

100% 76% alkohol yang akan ditemukan di erlenmeyer


24% air yang ditemukan di labu distilasi

76% alkohol = 76/100 x 50ml = 38ml

24% air = 24/100 x 50ml = 12ml

Setelah didapatkan hasil dari pempekatan, yaitu alkohol sebanyak 38ml dan air sebanyak
12 ml. Lalu dilanjutkan dengan proses pengenceran dari alkohol dan air.

Pengenceran = V1 x M1 = V2 x M₂

V1 = Volume awal
M2 = Konsentrasi awal
V2 = Volume akhir
M2 = Konsentrasi akhir

→ Alkohol = V2 = V1 x M1 / M2
= 38ml x 76% / 90%
= 32,1ml

→ Air = V2 = V1 x M1 / M2
= 12ml x 24% / 10%
= 28,8ml
G. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu
ada beberapa perbedaan mengenai pemisahan campuran. Ada pemisahan campuran homogen
dan campuran heterogen. Campuran homogen dapat dipisahkan dengan cara distilasi,
rekristalisasi, ekstraksi, kromatografi dan sublimasi. Sedangkan campuran heterogen dapat
dipisahkan secara filtrasi, sentrifugasi dan dekantasi.

1) Distilasi : Pemisahan campuran dengan prinsip perbedaan titik didih


2) Rekristalisasi : Pemisahan campuran dengan proses pemurnian membentuk padatan
kembali dengan proses pemanasan.
3) Ekstraksi : Pemisahan campuran melalui perbedaan kelarutan zat yang tidak
saling larut.
4) Kromotografi : Pemisahan campuran berdasarkan perbedaan distribusi dari penyusun
campuran antara dua fasa.
5) Sublimasi : Pemisahan campuran untuk komponen yang mudah menyublim.
6) Filtrasi : Pemisahan campuran dengan prinsip penyaringan
7) Sentrifugasi : Pemisahan campuran dengan mem berikan gaya sentrifugal
8) Dekantasi : Pemisahan campuran dengan perbedaan massa jenis campuran

Setelah percobaan yang dilakukan tentu kita mendapatkan langkah langkah pengerjaan
yang telah teruji runtutan keberhasilannya. Langkah- langkah dari praktikum ini dapat digunakan
untuk percobaan - percobaan selanjutnya dan dalam melakukan praktikum harus sesuai dengan
langkah- langkah yang telah dibuat

Sebelum praktikum kita harus dapat membuat desain proyek yang akan digunakan dalam
panduan melakukan praktikum dan dalam penulisan jurnal ataupun pengerjaan percobaan
praktikum harus sesuai dengan desain proyek
H. JAWABAN ATAS PERTANYAAN

1) Apa teknik pemisahan yg dpt digunakan untuk peristiwa 1 dan 2?


Jawab : Peristiwa Filtrasi dan rekristalizas
Peristiwa 2 Distilasi

2) Jika teknik pemisahan yang anda pilih Teknik Rekristalisasi


a) Zat apa yang dimurnikan? Bagaimana sifatnya?
Jawab : Garam, sifatnya adalah mudah larut dalam air, bersifat netral, memiliki pH 7, dan
dapat menghantarkan listrik.

b) Zat apa yang bertindak sebagai pengatar? Bagaimanakah sifatnya?


Jawab : Pasir sifatnya adalah tidak larut dalam air, memiliki tekstur yang kasar, dan sulit
untuk disaring dan kemampuan tahan menyerap panas tinggi

c) Pelarut apa yang dapat digunakan untuk melarut kan zat murni?
Jawab : Air

d) Apa alasan anda menggunakan pelarut tersebut?


Jawab : Karena air bersifat polar sama dengan NaCl sehingga mudah larut

e) Apakah anda perlu penyaring? Mengapa?


Jawab : Iya, karna dibutuhkan untuk menyaring larutan garam dengan pasir

f) Apa yang anda harapkan yang lolos saringan dan apa yang tidak?
Jawab : Larutan garam dan pasir

g) Apakah yang anda jadikan "saringan" pada proses in!!


Jawab : Kertas saring

h) Apakah pada proses ini perlu pemanasan? Apa yang anda panaskan? Tujuannya untuk apa?
Jawab : Perlu, larutan garam, memisahkan air dan garam

i) Apa buktinya jika pengatar telah terpisah dari garam?


Jawab : Warna dari larutannya bening

j) Jelaskan bagaimana proses pemisahannya?


Jawab : Larutan garam yg telah terpisah dari pasir selanjutnya dipindahkan kedalam
cawan penguap dan diletakkan diatas kawat kasa dan kaki tiga. Lalu hidupkan spiritus
dan tunggu hingga menguap, sampai terbentuk kristal garam kembali.
Jika teknik pemisahan yang anda gunakan adalah Teknik Filtrasi
a) Zat apa yang akan dipisah kan?
Jawab : Garam dan pasir

b) Apa prinsip pemisahan yang digunakan?


Jawab : Filtrasi/Penyaringan Perbedaan partikel /ukuran dari kedua komponen
yang terdapat didalam campuran.

c) Alat apa saja yang akan digunakan dan gambarkan?


Jawab : Erlenmeyer, gelas kimia, botol semprot, batang pengaduk, corong, kerta saring

d) Jelaskan bagaimana proses pemisahannya?


Jawab : Pertama campurkan garam pasir dan aquades didalam gelas kimia. Lalu, aduk
hingga garam larut. Kemudian lipat kertas saring membentuk kerucut letakkan diatas
corong. Setelahnya, tuangkan larutan gelas kimia kecorong secara perlahan hingga
larutan garam dan pasir habis. Jika ada endapan pasir maka semprot menggunakan botol
semprot.

Jika teknik pemisahan yang anda pilih adalah Teknik Destilasi


a) zat apa yang akan anda pisahkan?
Jawab : Etanol dan air

b) Apa prinsip pemisahan yang digunakan?


Jawab : Distilasi Perbedaan titik didih

c) Alat apa saja yang digunakan dan gambarkan rangkaiannya!


Jaawab : 1) Labu distilasi
2) Kondensor
3) Stord dan klem
4) Konektor
5)Heating bell
6) Termometer
7) Erlenmeyer
8) Slang

d) Jelaskan bagaimana proses pemisahan nya?


Jawab : Pertama rangkailah alat dan bahan seperti pada gambar. Lalu, masukan etanol
kedalam labu distalasi. Hidupkan heting bell hingga larutan mendidihnya. Kemudian uap
tersebut akan diubah didalam kondensor menjadi etanol

e) Bagaimana anda yakin bahwa alat yang digunakan sudah murni ?


Jawab : Zat tak sepenuhnya murni karena mengandung sifat azeotrap.
I. DAFTAR PUSTAKA

Arganti Ratri. (2013). “Pembelajaran Kimia dengan Metode Inquiry Terbimbing dilengkapi
Kegiatan Laboratorium Real dan Virtual pada Pokok Bahasan Pemisahan Campuran”.
Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.

Rositawati, Agusting Leokristi dkk. (2013). “Rekristalisasi Garam Rakyat dari Daerah Demak
untuk Mencapai SNI Garam Industri”.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri Universitas Diponegoro.

Indriani, Chicka, dkk. (2020). Studi Sorpsi Pemisahan Campuran Etanol-Air dengan Membran
Polivinil Alkohol”.
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan Universita: Syiah Kuala.

Penfui, Herman Yohanes. (2014). Pemisation Campuran. Agriculture Management Kupang

Raharja. (2017). “Pengelolaan Alat dan Bahan Labarotium Kimia”.


Jurnal Kimia Soins dan Aplikast Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai