KIMIA UMUM
PEMISAHAN CAMPURAN
OLEH :
KELOMPOK 4
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
PEMISAHAN CAMPURAN
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mendesain Percobaan Tentang Pemisahan Campuran
C. TEORI DASAR
Campuran (mixture) merupakan materi yang terdiri dari 2 atau lebih komponen penyusun
dengan komposisi yang dapat bervariasi. Dalam campuran sifat komponen penyusun campuran
tetap terlihat.
a. Penyaringan (Filtrasi)
Cara pemisahan dilakukan dengan menuangkan cairan ke dalam zat alat penyaring
sampai cairan terpisah dengan padatan. Keberhasilan pemisahan bergantung pada ukuran pori
kertas saringan yang digunakan. Jika ukuran pori saringan terlalu kecil dan partikel yang disaring
cukup besar maka pemisahan akan berhasil baik tetapi waktu penyaringan yang lama. Jika
ukuran partikel sangat kecil sedangkan ukuran pori-pori saringannya besar maka akan ada
sebagian partikel padat yang ikut lolos di penyaringan dan hasil saringan tidak bagus.
b. Distilasi
Cara pemisahan yaitu larutan yang sudah dipanaskan akan menguap dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan zat yang memiliki titik didih lebih rendah
akan menguap terlebih dahulu sedangkan zat yang memiliki titik rendah yang lebih tinggi akan
mengembun dan akan menguap apabila telah mencapai titik didihnya.
c. Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang sering digunakan.
Pemisahan ini dilakukan dengan mengendapkan padatan dari larutan jenuhnya karena
pengurangan kelarutan akibat pendinginan atau menguapnya pelarut.
Cara pemisahan dilakukan dengan melarutkan zat-zat dalam suatu pelarut kemudian
dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu
dinaikkan, karena konsentrasi total pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang
dimurnikan. Dalam kondisi dingin pengotor yang berkonsentrasi rendah tetap larut sementara
yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap. Kristal yang didapat dicuci dengan sedikit air untuk
menghilangkan kotoran yang menempel di permukaannya, kemudian kristal tersebut
dikeringkan.
d. Dekantasi
Dekantasi adalah suatu cara pemisahan antara larutan dan padatan yang paling sederhana
dengan menuangkan cairan perlahan-lahan sampai endapan tertinggal di bagian dasar bejana.
Contoh dekantasi yaitu air dengan pasir, endapan mempunyai ukuran partikel dan massa jenis
yang besar, sehingga dapat terpisah dengan baik terhadap cairannya.
e. Sublimasi
Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Syarat
pemisahan campuran dengan menggunakan sublimasi partikel yang bercampur harus memiliki
perbedaan titik didih yang tinggi sehingga dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian
yang tinggi.
Cara pemisahannya dilakukan dengan campuran yang mengandung padatan yang dapat
menyublim dibiarkan menguap. Uap yang dihasilkan didinginkan sehingga kembali dihasilkan
padatan yang hanya mengandung komponen campuran yang mudah menyublim.
f. Kromatografi
Cara pemisahannya yaitu dengan kromatografi kolom, larutan yang komponennya akan
dipisahkan dimasukkan ke dalam kolom kemudian dibiarkan. Lalu komponen yang akan
dipisahkan selanjutnya diperoleh sisanya dengan cara kristalisasi (bila padat).
Itulah pengertian dan jenis-jenis pada metode pemisahan campuran. Pemisahan antara
pasir dan garam dapat dilakukan dengan metode filtrasi dan kristalisasi, sedangkan untuk
pemurnian etanol dapat dilakukan dengan metode distilasi.
D. ALAT DAN BAHAN
Peristiwa 1 Alat :
Bahan :
Garam : 1 gram
Pasir : 1 gram
Air : 20 ml
Peristiwa 2 Alat :
Bahan :
Metode Kristalisasi
Setelah rekristalisasi
Larutan garam
Kaca arloji : 48 gram
(100 gram)
Garam + kaca arloji : 49
gram
Dipanaskan di
Garam murni : 1 gram
atas lampu
- Berbentuk butirann
spiritus hingga
halus
air habis
- Berwarna putih susu
menguap
Etanol dimasukkan
kedalam labu
destilasi dan
dipanaskan diatas
heating mantel
Tunggu hingga
larutan mendidih
Campuran adalah materi yang terdiri dari 2 atau lebih komponen penyusunan dengan
komposisi yang dapat bervariasi. Dalam campuran sifat komponen penyusunan campuran tetap
terlihat. Contohnya garam didalam air akan memperlihatkan sifat cair air dan sifat manis gula.
Campuran dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen. Campuran homogen (dikenal dgn larutan) adalah campuran dengan sifat dan
komposisi yang sama disemua bagiannya. Campuran heterogen adalah campu ran dengan sifat
dan komposisi yang dapat berbeda didalamnya. Campuran heterogen dapat dipisahkan secara
dekantasi, filtrasi dan sentrifugasi. Sedangkan dalam campuran homogen dapat dipisahkan secara
distilasi, sublimasi, ekstrasi, kromotografi, dan rekristalisasi.
Dalam pemisahan garam dan pasir yang terjadidalam gelas kimia. Paling cocok
digunakan metode filtrasi dan rekristalisasi. Hal itu dikarena kan antara garam dan pasir
merupakan campuran heterogen. Namun dalam Filtrasi, garam yang ada perlu dilarutkan terlebih
dahulu dengan air agar dalam proses penyaringan yang menggunakan konsep perbedaan ukuran
partikel penyusunan campuran tersebut dapat dengan mudah dilakukan. Air adalah pelarut yang
paling baik digunakan karena air adalah pelarut polar dan garam adalah senyawa polar dan
senyawa polar akan mudah larut dalam pelarut polar. Untuk mengembalikan bentuk kristal
garam yang sudah larut didalam air maka perlu dilakukan proses rekristalisasi. Proses
rekristalisasi merupakan pemanasan larutan garam dengan cawan penguap atau cawan porselen
diatas spiritus.
Berdasarkan proses praktikum yang sudah dilaksanakan dari padatan garam yang
bewarna bening dan pasir, setelah dilakukannya proses rekris talisasi pada garam maka
dihasilkan garam halus bewarna putih seperti susu. Perbedaan ukuran dari yang sebelum
dilakukanya proses rekristalisasi dengan sesudah tersebut dikarenakan dalam proses
berlangsungnya rekristalitasi yang hanya bisa dihasilkan adalah garam berukuran kecil atau
garam halus. Dengan volume aquades yang sebanyak 20 ml digunakan untuk melarut kan 1 gram
garam dengan 1 gram pasir dihasilkan garam 1 gram setelah proses rekristalisasi selesai.
Praktikum mengenai pemisahan garam dan pasir dapat dikatakan berhasil karena garam yang
dihasilkan bewarna putih bersih tanpa adanya warna yang kecoklatan dari garam yang
dihasilkan. Penyebab dari adanya warna garam yang kecoklatan itu dikarenakan terlalu lamanya
proses pemanasan yang dilakukan pada larutan garam. Setelah dan sebelum Filtrasi jumlah dari
volume aquades dengan larutan garam adalah sama. Hal ini dikarenakan disaat proses filtrasi,
ketika menuangkan larutan garam dengan pasir terjadi bentukan endapan didalam gelas kimia
yang berisi larutan garam dan pasir tersebut. Untuk itu perlu disemprot dengan botol semprot
berisi aquades untuk membuat endapan pasir tersebut turun agar partikel-partikel garam yang
mengendap didalam endapan pasir dapat tersaring secara sempurna.
Peristiwa 2
Dalam proses pemurniaan atau pemisahan etanol dapat dilakukan dengan cara distilasi.
Distilasi adalah pemisahan campuran homogen dengan berdasar kan perbedaan titik didihnya.
Tidik didih dari etanol adalah 78.4°C sedangkan titik didih dari air adalah 100°C. Dapat
disimpulkan jika dalam proses distilasi ini yang lebih dahulu mendidih adalah etanol sehingga
dalom erlemeyer adalah etanol murni sedangkan didalam labu distilasi adalah air. Disaat
merangkai alat distilasi maka termometer tidak boleh bersentuhan dengan alas atau dasar dari
labu distalisasi. Jika menyentuh dasar labu distilasi maka termometer akan rusak dan
mempengaruhi hasil dari distilasi yang dilakukan, lalu termometer dapat meledak karena
perbedaan suhu dari dingin ke panas.
Dalam proses pemurniaan etanol ini belum sepenuhnya dihasilkan etanol atau alkohol
murni. Karena molekul air adalah H2O sedangkan alkohol memiliki rumus kimia CnH2n + 10 H.
Hal tersebut membuat molekul air (H2O) dengan molekul alkohol sulit dipisahkan karena H2O
dengan OH mudah bereaksi dan juga bersifat azeotrap. Azeotrap merupakan campuran dari dua
atau lebih larutan (kimia) dengan perbandingan tertentu, dimana komposisi ini tetap tidak bisa
diubah lagi dengan cara destilasi sederhana. Kondisi ini terjadi karena ketika azeotrop di
didihkan, uap yang dihasilkan juga memiliki perbandingan konsentrasi yang sama dengan
larutannya semula akibat ikatan antar molekul pada kedua larutan nya (Supriyono, 2011).
Azeotrop positif
Jika titik didih campuran azeotrop kurang dari titik salah satu larutan konstitue nya,
contoh campuran 95.63 etanol dan 4.37% air, etanol mendidih pada suhu 78.4°C sedangkan air
mendidih pada suhu 100°C, tetapi campuran nya atau azeotropnya mendidih pada suhu 78,2°C
(Supriyono, 2011).
Azeotrop negatif
Jika titik didih campuran azeotrop lebih dari titik didih konstituennya atau salah satu
konstituennya. Contoh campuran asam klorida pada konsentrasi 20,2% dan 79.8% air. Asam
klorida (murni) mendidih pada suhu -84°C, tetapi campuran azeotropnya memiliki titik didih
110°C (supriyono, 2011).
Dalam percobaan praktikum yang dilakukan peningkatan konsentrasi etanol atau alkohol
dari 76% menjadi 100% (90%). Dalam proses ini perlu dilakukan tahapan pembekatan lalu
pengenceran. Dalam praktikum kali ini digunakan etanol dengan kemurnian 76% dan akan
dimurnikan menjadi 100% kemurnian.
Setelah didapatkan hasil dari pempekatan, yaitu alkohol sebanyak 38ml dan air sebanyak
12 ml. Lalu dilanjutkan dengan proses pengenceran dari alkohol dan air.
Pengenceran = V1 x M1 = V2 x M₂
V1 = Volume awal
M2 = Konsentrasi awal
V2 = Volume akhir
M2 = Konsentrasi akhir
→ Alkohol = V2 = V1 x M1 / M2
= 38ml x 76% / 90%
= 32,1ml
→ Air = V2 = V1 x M1 / M2
= 12ml x 24% / 10%
= 28,8ml
G. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu
ada beberapa perbedaan mengenai pemisahan campuran. Ada pemisahan campuran homogen
dan campuran heterogen. Campuran homogen dapat dipisahkan dengan cara distilasi,
rekristalisasi, ekstraksi, kromatografi dan sublimasi. Sedangkan campuran heterogen dapat
dipisahkan secara filtrasi, sentrifugasi dan dekantasi.
Setelah percobaan yang dilakukan tentu kita mendapatkan langkah langkah pengerjaan
yang telah teruji runtutan keberhasilannya. Langkah- langkah dari praktikum ini dapat digunakan
untuk percobaan - percobaan selanjutnya dan dalam melakukan praktikum harus sesuai dengan
langkah- langkah yang telah dibuat
Sebelum praktikum kita harus dapat membuat desain proyek yang akan digunakan dalam
panduan melakukan praktikum dan dalam penulisan jurnal ataupun pengerjaan percobaan
praktikum harus sesuai dengan desain proyek
H. JAWABAN ATAS PERTANYAAN
c) Pelarut apa yang dapat digunakan untuk melarut kan zat murni?
Jawab : Air
f) Apa yang anda harapkan yang lolos saringan dan apa yang tidak?
Jawab : Larutan garam dan pasir
h) Apakah pada proses ini perlu pemanasan? Apa yang anda panaskan? Tujuannya untuk apa?
Jawab : Perlu, larutan garam, memisahkan air dan garam
Arganti Ratri. (2013). “Pembelajaran Kimia dengan Metode Inquiry Terbimbing dilengkapi
Kegiatan Laboratorium Real dan Virtual pada Pokok Bahasan Pemisahan Campuran”.
Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.
Rositawati, Agusting Leokristi dkk. (2013). “Rekristalisasi Garam Rakyat dari Daerah Demak
untuk Mencapai SNI Garam Industri”.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri Universitas Diponegoro.
Indriani, Chicka, dkk. (2020). Studi Sorpsi Pemisahan Campuran Etanol-Air dengan Membran
Polivinil Alkohol”.
Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan Universita: Syiah Kuala.