PENDAHULUAN
1.1
Tujuan
1. Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur
2. Menentukan volume dan massa jenis zat padat
3. Menggunakan teori ketidakpastian
1.2
Dasar Teori
A. Defenisi Pengukuran
Mengukur adalah membandingkan parameter pada obyek yang diukur terhadap besaran
yang telah distandarkan, sedangkan pengukuran merupakan suatu usaha untuk mendapatkan
informasi deskriptif-kuantitatif dari variabel-variabel fisika dan kimia suatu zat atau benda
yang diukur, misalnya panjang 1m atau massa 1 kg dan sebagainya.
Adapun dua macam jenis pengukuran adalah sebagai berikut:
1.
Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran yang dilakukan apabila nilai hasil
ukuran tidak mungkin didapatkan langsung. Nilai hasil ukuran yang dicari didapatkan
berdasarkan hubungan fungsional tertentu dari beberapa hasil pengukuran langsung.
Contohnya adalah mengukur tinggi berdasarkan hasil pengukuran sudut dan jarak.
B. Istilah-Istilah Dalam Pengukuran
Untuk menentukan suatu besaran secara kualitatif maka diperlukan instrumen atau alat
ukur, dimana instrumen ini akan membantu manusia mengetahui suatu besaran atau variabel
yang tidak diketahui. Untuk menggunakan instrumen secara tepat diperlukan pemahaman
tentang prinsip-prinsip kerjanya dan mampu memperkirakan apakah instrumen tersebut
sesuai untuk pemakaian yang telah direncanakan.
Dalam pengukuran, digunakan sejumlah istilah yang akan dipakai pada pembahasan
berikutnya, antara lain :
a.
Instrumen/alat ukur adalah suatu alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau
besarnya suatu kuantitas atau variabel.
b.
Ketelitian (accuracy) adalah nilai yang hampir sama atau terdekat dengan pembacaan
instrumen terhadap nilai yang sebenarnya dari variabel
yang diukur.
c.
d.
Sensitivitas (Sensitivity) adalah rasio antara sinyal keluaran atau respon instrumen
terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur.
C.
Ketidakpastian
2. Kesalahan Rentang
Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan tidak lagi seperti pada pengukuran
tunggal. Kesalahan Rentang merupakan salah satu cara untuk menyatakan ketidakpastian
pada pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya adalah sebagai berikut:
Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variable x. Misalnya n buah, yaitu x1, x2, x3, xn
Cari nilai rata-ratanya yaitu x-bar
x-bar = (x1 + x 2 + + xn)/n
Tentukan x-mak dan x-min dari kumpulan data x tersebut dan ketidakpastiannya dapat
dituliskan
x = (xmax xmin)/2
Penulisan hasilnya sebagai:
x = x-bar x
3. Standar Deviasi
Bila dalam pengamatan dilakukan n kali pengukuran dari besaran x dan terkumpul data
x1, x2, x3, xn, maka rata-rata dari besaran ini adalah:
Kesalahan dari nilai rata-rata ini terhadap nilai sebenarnya besaran x (yang tidak
mungkin kita ketahui nilai benarnya x0) dinyatakan oleh standar deviasi.
Standar deviasi diberikan oleh persamaan diatas, sehingga kita hanya dapat menyatakan
bahwa nilai benar dari besaran x terletak dalam selang (x ) sampai (x + ). Dan untuk
penulisan hasil pengukurannya adalah x = x
4. Ketidakpastian Relatif
Ketidakpastian Relatif adalah ketidakpastian yang dibandingkan dengan hasil
pengukuran. Hubungan hasil pengukurun terhadap KTP (ketidakpastian) yaitu:
KTP relatif = x/x
Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai
X = x (KTP relatif x 100%)
5. Ketidakpastian pada Fungsi Variabel (Perambatan Ketidakpastian)
3
Jika suatu variable merupakan fungsi dari variable lain yang disertai oleh
ketidakpastian, maka variable ini akan disertai pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut
sebagai perambatan ketidakpastian. Untuk jelasnya, ketidakpastian variable yang merupakan
hasil operasi variabel-variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian
D.
Jangka Sorong
Jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam digunakan
untuk mengukur diameter dalam atau sisi dalam suatu benda. Rahang luar untuk mengukur
diameter luar atau sisi luar suatu benda. Sedangkan penduga digunakan untuk mengukur
kedalaman. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan
skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala,
sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01
cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat
digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang
benda sampai nilai 10 cm.
2.
Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki ukuran
maksimum sekitar 2,50 cm, Benda yang akan diukur panjangnya dijepit diantara bagian A
dan B. Untuk menggerakan bagian B anda harus memutar sekrup bagian C. Pada micrometer
sekrup dalam 0,5 mm pada skala utama terbagi atas 50 skala putar, dan pada setiap
penunjukan tidak selalu terdapat skala utama yang berimpit dengan skala putar.
3. Neraca Teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap
benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram
(kg).Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain,
neraca ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan
neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda. Jenis
neraca yang umum adalah neraca tiga lengan dan empat lengan. Pada neraca tiga lengan,
lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka
puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan.
Terdapat dua cara untuk mengukur besaran fisis volume zat yaitu pengukuran
langsung (untuk benda dengan bentuk teratur) dan pengukuran tak langsung. Pengukuran
secara langsung dikenal sebagai cara statis, sedangkan pengukuran tak langsung dikenal
sebagai cara dinamis dan menggunakan hukum-hukum fisika seperti hukum Archimedes
sebagai bantuan. Akibat cara langsung tersebut, maka ketelitian dan kesalahan pengukuran
volume bergantung pada kesalahan dan ketelitian pengukuran rusuk-rusuknya. Massa jenis
adalah massa per satuan volume dari suatu zat.
Dimana
Jika S adalah gaya yang dikerjakan terhadap sistem. Menurut hukum ketiga Newton,
gaya ini sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang bekerja terhadap timbangan.
Artinya, jarum skala timbangan menunjukan pertambahan berat sebesar gaya apung.
BAB II
ALAT DAN BAHAN
5
2.1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.2
Alat
Bangku penumpu
Bejana Gelas
Jangka Sorong
Mikrometer Skrup
Neraca Teknis
Thermometer
Bahan
1. Balok Almunium
2. Kunci
3. Silinder Besi
BAB III
METODE KERJA
3.1
Cara Statis
6
1. Panjang dan lebar benda padat dengan tempat berlainan diukur dan dibuat hasil
2.
3.
4.
5.
3.2
BAB IV
DATA PENGAMATAN
T (oC)
27oC
28oC
P (cm)Hg
75,5 cmHg
75,5 cmHg
7
C (%)
60 %
60%
4.1.1
Cara Statis
1. Balok tembaga
Massa 66,5 gram
No
Panjang ( cm)
Lebar (cm)
Tinggi (cm)
Volume (cm2)
(gr/cm3)
4,01 cm
1,88 cm
0,995 cm
7,501 cm2
8,865 gr/cm3
4,01 cm
1,882 cm
0,993 cm
7,494 cm2
8,874 gr/cm3
4,02 cm
1,882 cm
0,993 cm
7,513 cm2
8,851 gr/cm3
4,013 cm
1,881 cm
0,994 cm
7,503 cm2
8,863 cm
0,00334
0,000707
0,000707
0,0179
0,00669
Ketelitian
: 99,584 %
2. Silinder kuningan
Massa 47 gram
Jari jari (cm) Volume
(cm3)
0,7925 cm
4,950 cm3
0,7935 cm
4,965 cm3
0,7935 cm
4,65 cm3
0,793 cm
4,96 cm3
(gr/cm3)
2,51 cm
2,51 cm
2,51 cm
2,51 cm
Diameter
(cm)
1,585 cm
1,587 cm
1,587 cm
1,586 cm
0,025
0,000707
0,000353
0,00933
No
.
1
2
3
X
Tinggi (cm)
0,005
9,494 gr/cm3
9,466 gr/cm3
9,466 gr/cm3
9,475 gr/cm3
Ketelitian : 89,8 %
4.1.2
Cara Dinamis
1. Kunci
Massa 17 gram
Nama Benda
Kunci
ma (gr)
17 gr
mu (gr)
15,87 gr
V (cm3)
1,13 cm3
2. Balok tembaga
Massa 66,5 gram
8
(gr/cm3)
15,044 gr/cm3
Nama Benda
Balok tembaga
ma (gr)
66,5 gr
Ketelitian
mu (gr)
59,2 gr
V (cm3)
7,3 cm3
(gr/cm3)
9,09 gr/cm3
: 97,7 %
4.2 Perhitungan
A. Balok Tembaga Cara Statis
1. Rata- Rata panjang balok tembaga cara statis
Dik :
x1 = 4,01 cm
x2 = 4,01 cm
x3 = 4,02 cm
X
x1+x2+x3
N
12, 04
3
= 4,013 cm
2. Rata- rata lebar balok tembaga cara statis
Dik :
x1 = 1,88 cm
x2 = 1,882 cm
x3 = 1,882 cm
x1+x2+x3
X
= N
=
5,644
3
= 1,881 cm
3. Rata rata tinggi balok tembaga cara statis
Dik
x1 = 0,995 cm
x2 = 0,993 cm
x3 = 0,993 cm
=
x1+x2+x3
N
= 0,994 cm
4. Volume 1 balok tembaga cara statis
Dik : panjang
: 4,01 cm
lebar
: 1,88 cm
tinggi
: 0,995 cm
p
l
t
V
=
= 4,01 cm 1,88 cm 0,995 cm
= 7,501 cm3
5. Volume 2 balok tembaga cara statis
Dik : panjang
: 4,01 cm
lebar
: 1,882 cm
tinggi
:0,993 cm
p
l
t
V
=
= 4,01 cm 1,882 cm 0,993 cm
= 7,494 cm3
6. Volume 3 balok tembaga cara statis
Dik
: panjang
: 4,02 cm
lebar
: 1,882 cm
tinggi
: 0,993 cm
p
l
t
=
= 4,02 cm 1,882 cm 0,993 cm
= 7,513 cm3
7. Rata rata volume balok tembaga cara statis
Dik :
v1 = 7,501 cm3
v2 = 7,494 cm3
v3 = 7,513 cm3
v1+v2+v3
= N
=
22,
3
= 7, 503 cm3
10
massa
volume 1
: 66,5 gram
: 7,501 cm3
m
v
66,5 gr
7,501 cm3
= 8,865
gr/cm3
massa
volume 2
m
= v
: 66,5 gram
: 7,494 cm3
66,5 gr
7,494 cm3
= 8,874
gr/cm3
massa
volume 3
m
= v
: 66,5 gram
: 7,513 cm3
66,5 gr
7,513 cm3
= 8,851
gr/cm3
= 8,865 gr/cm3
= 8,874 gr/cm3
= 8,851 gr/cm3
1+ 2+ 3
N
11
26,59
3
= 8,863 gr/cm3
12. Ketelitian balok tembaga cara statis
Dik
percobaan
= 8,863 gr/cm3
literatur
= 8,9 gr/cm3
Ketelitian
literatur percobaan
|
|)
(
literatur
( |
( |
0,037 r /cm3
8,9 gr /cm3
|)
%
1
|)
3
= ( 14,157 10 )
= 0,995843 100 %
= 99, 584 %
13. Ketidakpastian panjang balok tembaga cara statis
Dik :
x=
x1
x2
x3
X
: 4, 01 cm
: 4, 01 cm
: 4,02 cm
: 4,013 cm
( Xx 1 )2+ ( Xx 2 )2 +( X x 3 )2
N ( N1 )
12
100 %
100 %
100 %
100
0,000009+0,000009+ 0,0000449
6
0,000067
6
0,0000111
= 0,00334
14. Ketidakpastian lebar balok tembaga cara statis
Dik :
x1
x2
x3
X
x=
: 1, 88 cm
: 1,882 cm
: 1,882 cm
: 1, 881 cm
( Xx 1 )2+ ( Xx 2 )2 +( X x 3 )2
N ( N1 )
2
0,000001+0,000001+0,000001
6
0,000003
6
13
0,0000005
= 0,000707
15. Ketidakpastian tinggi balok tembaga cara statis
Dik :
x1
x2
x3
X
x=
: 0,995 cm
: 0,993 cm
: 0,993 cm
: 0,994 cm
( Xx 1 )2+ ( Xx 2 )2 +( X x 3 )2
N ( N1 )
2
0,000001+0,000001+0,000001
6
0,000003
6
0,0000005
= 0,000707
16. Ketidakpastian volume balok tembaga cara statis
Dik :
x1
x2
x3
X
: 7,501 cm3
: 7,494cm3
: 7,513 cm3
: 7,503 cm3
14
x=
( Xx 1 )2+ ( Xx 2 )2 +( X x 3 )2
N ( N1 )
0,000004 +0,000081+0,0001
6
0,000193
6
0,0000321
= 0,0179
17. Ketidakpastian massa jenis balok tembaga cara statis
Dik :
x1
x2
x3
X
: 8,865 gr/cm3
: 8,874 gr /cm3
: 8,851 gr /cm3
: 8, 863 gr /cm3
( Xx 1 )2+ ( Xx 2 )2 +( X x 3 )2
x=
N ( N1 )
2
3 ( 31 )
15
0,000004 +0,000121+0,000144
6
0,000269
6
0,0000448
= 0,00669
: x1 = 2,51 cm
x2 = 2,51 cm
x3 = 2,51 cm
=
x1+x2+x3
N
7,53
3
= 2,51 cm
2.
: x1 = 1,585 cm
x2 = 1, 587 cm
x3 = 1, 587 cm
=
x1+x2+x3
N
4,759
3
= 1,586 cm
3. Rata rata jari - jari silinder kuningan cara statis
16
Dik
: x1 =
1
2
diameter
1
2
1,585 cm
= 0,7925 cm
1
diameter
x2 = 2
=
1
2
1,587 cm
= 0,7935 cm
1
diameter
x3 = 2
=
1
2
1,587 cm
= 0,7935 cm
X
x1+x2+x3
N
2, 3795
3
= 0,793 cm
4. Volume 1 silinder kuningan cara statis
Dik
V
0,79252
2,51
= 4,950 cm3
5. Volume 2 silinder kuningan cara statis
Dik
V
0,79352
= 4,965 cm3
17
2,51
= 3, 14
0,7935
2,51
= 4,965 cm3
7. Rata rata volume silinder kuningan cara statis
Dik
: v1 = 4,950 cm3
v2 = 4, 965 cm3
v3 = 4, 965 cm3
v1+v2+v3
= N
=
14,88 cm
3
= 4,96 cm3
8. Massa jenis 1 silinder kuningan cara statis
Dik
: massa
volume 1
: 47 gram
: 4,950 cm3
m
v
47 gr
4,950 cm3
= 9,494 gr/cm3
9. Massa jenis 2 silinder kuningan cara statis
Dik
: massa
volume 2
: 47 gram
: 4,965 cm3
m
v
47 gr
4,965 cm3
= 9,466
gr/cm3
18
: massa
volume 3
: 47 gram
: 4,965 cm3
m
v
47 gr
3
4,965 cm
= 9,466
gr/cm3
= 9,494 gr/cm3
= 9,466 gr/cm3
= 9,466 gr/cm3
1+ 2+ 3
N
28, 426
3
= 9,475 gr/cm3
12. Ketelitian silinder kuningan cara statis
Dik
Ketelitian
percobaan
= 9,475 gr/cm3
literatur
= 8,9 gr/cm3
( |
( |
literatur percobaan
literatur
|)
100 %
0,875 g r /cm3
8,9 gr /cm3
19
|)
100 %
100 %
( 10,1017 )
100 %
= 0,898 100 %
= 89,8 %
13. Ketidakpastian tinggi silinder kuningan cara statis
Dik
: x1
x2
x3
X
x=
1
2
: 2,51 cm
: 2,51 cm
: 2,51 cm
: 2,51 cm
ketelitian alat
1
2
0,05
= 0,025
14. Ketidakpastian diameter silinder kuningan cara statis
Dik
: x1
x2
x3
X
x=
: 1,585 cm
: 1,587 cm
: 1,587 cm
: 1, 586 cm
( Xx 1 )2+ ( Xx 2 )2 + ( X x 3 )2
N ( N1 )
2
0,000001+0,000001+0,000001
6
20
0,0000005
0,000003
6
= 0,000707
15. Ketidakpastian Jari - jari silinder kuningan cara statis
Dik
: x1
x2
x3
X
x=
: 0,7925 cm
: 0,7935 cm
: 0,7935 cm
: 0,793 cm
( Xx 1 )2+ ( Xx 2 )2 + ( X x 3 )2
N ( N1 )
2
0,00000025+0,00000025+ 0,00000025
6
0,00000075
6
0,000000125
= 0,000353
16. Ketidakpastian volume silinder kuningan cara statis
Dik
: x1
x2
x3
X
: 4,950 cm3
: 4,965 cm3
: 4,965 cm3
: 4,96 cm3
21
x=
( Xx 1 )2+ ( Xx 2 )2 + ( X x 3 )2
N ( N1 )
2
0,0001+0,000025+ 0,00025
6
0,00015
6
0,000025
= 0,005
17. Ketidakpastian massa jenis silinder kuningan cara statis
Dik
: x1
x2
x3
X
x=
: 9,494 gr/cm3
: 9,466 gr /cm3
: 9,466 gr /cm3
: 9,475 gr /cm3
( Xx 1 )2+ ( Xx 2 )2 + ( X x 3 )2
N ( N1 )
2
3 ( 31 )
22
0,000361+0,000081+0,000081
6
0,000523
6
0,0000871
= 0,00933
C. Kunci Cara Dinamis
1. Volume kunci cara dinamis
Dik:
mu
ma
: 17 gram
: 15,87 gram
Volume
= mu ma
= 17 gram 15,87 gram
= 1,13 cm3
mu
v
: 17 gram
: 1,13 cm3
mu
v
17 gram
= 1,13 cm 3
= 15,044 gr / cm3
3. Ketidakpastian mu kunci cara dinamis
x=
1
2
ketelitian alat
1
0,01
gr
2
= 0,05 gr
4. Ketidakpastian ma kunci cara dinamis
23
x=
1
2
ketelitian alat
1
2
10 mg
= 5 mg
D. Balok Tembaga Cara Dinamis
1. Volume balok tembaga cara dinamis
Dik:
mu
ma
: 66,5 gram
: 59,2 gram
Volume = mu ma
= 66,5 gram 59,2 gram
= 7,3 cm3
2. Massa jenis balok tembaga cara dinamis
Dik:
mu
v
: 66,5 gram
: 7,3 cm3
mu
v
66,5 gram
= 7,3 cm 3
= 9,109 gr / cm3
3. Ketelitian balok tembaga cara dinamis
Dik
percobaan
= 9,109 gr/cm3
literatur
= 8,9 gr/cm3
Ketelitian =
literatur percobaan
|
|)
(
literatur
1
( |
( |
0,209 g r /cm3
8,9 gr /cm3
24
|)
100 %
|)
100 %
100 %
100 %
= ( 10,023 )
= 0,977 100 %
= 97,7 %
4. Ketidakpastian mu balok tembaga cara dinamis
x=
1
2
ketelitian alat
1
2
0,1
= 0,05 gram
5. Ketidakpastian ma balok tembaga cara dinamis
x=
1
2
ketelitian alat
1
2
10
= 5 mg
BAB V
PEMBAHASAN
25
5.1
Analisa
Dari percobaan yang telah dilakukan pada pengukuran cara statis dan dinamis
diperoleh hasil masing-masing pengukuran pada benda. Nilai yang didapat dalam tiga kali
percobaan mengukur massa jenis balok tembaga adalah sebagai berikut :
Percobaan 1 : 8,865 gr/cm3
Percobaan 2 : 8,874 gr/cm3
Percobaan 3 : 8,851 gr/cm3
Dari ketiga percobaan tersebut, didapat nilai ketelitiannya adalah 99,584% .
Sedangkan nilai ketidakpastian adalah 0,00669 dan nilai rata-ratanya adalah 8,863 gr/cm 3.
Bila dibandingkan dengan massa jenis tembaga, hasilnya mendekati dari literatur yang ada.
Pada literatur, massa jenis tembaga adalah 8,9 gr/cm3.
Tak jauh berbeda dengan pengukuran massa jenis balok tembaga, pengukuran silinder
kuningan pun juga begitu. Dengan literatur yaitu 8,6 gr/cm 3, nilai yang didapat dari
pengukuran tiga percobaan massa jenis silinder kuningan jauh berbeda dengan literatur. Hasil
percobaan tersebut didapatkan dengan nilai sebagai berikut:
Percobaan 1 : 9,494 gr/cm3
Percobaan 2 : 9,466 gr/cm3
Percobaan 3 : 9,466 gr/cm3
Dari ketiga percobaan tersebut, didapat nilai ketelitiannya adalah 89,8% . Sedangkan
nilai ketidakpastian adalah 0,005 dan nilai rata-ratanya adalah 9,475 gr/cm3. Bila
dibandingkan dengan massa jenis kuningan, hasilnya mendekati dari literatur yang ada. Pada
literatur, massa jenis kuningan adalah 8,6 gr/cm3.
Dari ketiga hasil percobaan tersebut jelaslah terjadi kesalahan dalam praktikum.
Kesalahan yang terjadi saat mengukur massa jenis dari silinder kuningan salah satu nya
keterbatasan penglihatan dalam membaca hasil pengukuran. Posisi si pengamat bisa menjadi
salah satu kesalahan dalam membaca hasil pengukuran.
KESIMPULAN
26
Dari semua percobaan yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan :
1.
DAFTAR PUSTAKA
27
28