Anda di halaman 1dari 4

ARTI PENGUKURAN DAN ALAT UKUR DASAR

Alat ukur adalah perangkat untuk menetukan nilai atau besaran dari suatu
kuantitas atau variabel fisis pada umumnya alat ukur dasar terbagi atas dua yaitu alat ukur
ukur analog dan digital. Alat ukur analog memberikan hasil yang kontinyu. Alat ukur
digital memberikan hasil yang diskrit. Pengukuran adalah bagian dari keterampilan proses
sains yang merupakan pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Dengan pengukuran, dapat diperoleh bersarnya atau nilai suatu besaran atau
bukti kualitatif. Setiap ukuran yang kita gunakan untuk menggambarkan gejala fisika
secara kuantitatif disebut besaran. Sedangkan ketika kita mengukur suatu besaran, kita
selalu membandingkanya dengan standar acuan tertentu yang disebut satuan.
Beberapa alat ukur dasar yang sering digunakan di dalam praktikum adalah jangka
sorong, mikrometer sekrup, barometer, neraca teknis, penggaris, busur derajat, dan
beberapa alat ukur besaran listrik. Masing-masing alat ukur memiliki cara untuk
mengoperasikannya dan cara untuk membaca hasil yang terukur.
1. Alat-alat Ukur
Ketika Anda akan melakukan pengukuran suatu besaran Fisika, dibutuhkan alat ukur
untuk membantu Anda mendapatkan data hasil pengukuran. Untuk mengukur panjang
suatu benda, dapat menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer ulir (sekrup).
Untuk mengukur massa suatu benda dapat menggunakan timbangan atau neraca.
Adapun untuk mengukur waktu, Anda dapat menggunakan jam atau stopwatch.
Dapatkah Anda menyebutkan alat ukur lainnya selain alat ukur tersebut?
Selain faktor alat ukur, untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang akurat perlu
juga dipertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi proses
pengukuran, antara lain benda yang diukur, proses pengukuran, kondisi lingkungan,
dan orang yang melakukan pengukuran.
a. Mistar
Pada umumnya, mistar sebagai alat ukur panjang memiliki dua skala ukuran, yaitu
skala utama dan skala terkecil. Satuan untuk skala utama adalah sentimeter (cm)
dan satuan untuk skala terkecil adalah milimeter (mm). Skala terkecil pada mistar
memiliki nilai 1 milimeter. Jarak antara skala utama adalah 1 cm. Di antara skala
utama terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga satu skala terkecil memiliki nilai
1
=0,1 cm atau 1 mm. Mistar memiliki ketelitian atau ketidakpastian pengukuran
10
sebesar 0,5 mm atau 0,05 cm, yakni setengah dari nilai skala terkecil yang dimiliki
oleh mistar tersebut.

b. Jangka Sorong
Pernahkah Anda melihat atau menggunakan alat ukur yang memiliki skala nonius?
Salah satu alat ukur ini adalah jangka sorong. Anda dapat menggunakan alat ukur
ini untuk mengukur diameter dalam, diameter luar, serta kedalaman suatu benda
yang akan diukur.
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang terdiri atas skala utama, skala
nonius, rahang pengatur garis tengah dalam, rahang pengatur garis tengah luar,
dan pengukur kedalaman. Rahang pengatur garis tengah dalam dapat digunakan
untuk mengukur diameter bagian dalam sebuah benda. Adapun rahang pengatur
garis tengah bagian luar dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar
sebuah benda.

c. Mikrometer Sekrup
Seperti halnya jangka sorong, mikrometer ulir (sekrup) terbagi ke dalam beberapa
bagian, di antaranya landasan, poros, selubung dalam, selubung luar, roda
bergerigi, kunci poros, dan bingkai. Skala utama dan nonius terdapat dalam
selubung bagian dalam dan selubung bagian luar.

Selubung bagian luar adalah tempat skala nonius yang memiliki 50 bagian skala.
Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketika Anda
memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akan diperoleh
nilai 0,5 mm skala utama. Jika jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur
diameter benda, begitu pula dengan mikrometer sekrup.
d. Stopwatch
Banyak sekali macam dan jenis alat ukur waktu. Salah satu contohnya adalah
stopwatch. Stopwatch merupakan alat pengukur waktu yang memiliki skala utama
(detik) dan skala terkecil (milidetik). Pada skala utama, terdapat 10 bagian skala
terkecil sehingga nilai satu skala terkecil
yang dimiliki oleh stopwatch analog adalah 0,1 detik. Selain stopwatch analog,
terdapat juga stopwatch digital.
e. Neraca
Neraca Ohauss dibagi menjadi neraca Ohauss tiga lengan dan neraca Ohauss
empat lengan. Digunakan untuk menimbang massa benda dalam kegiatan
laboratorium. Nilai ketidakpastiannya adalah 0,1 g. Necara ohauss tiga lengan
terdiri atas lengan belakang dengan batas ukur 0-500 g, lengan tengah dengan
batas ukur 0-100 g, dan lengan depan dengan batas ukur 0-10 g.
Neraca sama lengan adalah neraca yang memiliki ketelitian paling tinggi.
Ketelitian ini mencapai 0,001 gram. Neraca sama lengan dilengkapi dua piringan
dan anak timbangan. Piringan digunakan sebagai tempat untuk meletakkan benda
yang diukur massanya, sedangkan anak timbangan digunakan untuk satuan
besaran perbandingan

2. Paramater Alat Ukur


a. Akurasi adalah derajat kedekatan nilai variabel yang diukur terhadap nilai
sebenarnya. Jika suatu besaran diukur beberapa kali (pengukuran berulang) dan
menghasilkan harga-harga yang menyebar di sekitar harga yang sebenarnya atau
harga rata-ratanya mendekati harga yang sebenarnya.
b. Presisi adalah derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan yang lainnya
atau kedekatan kesamaan pengukuran berulang. Suatu pengukuran dseut presisi
jika harga pengukuran yang diperoleh dari data yang satu dan yang lainnya tidak
jauh beda.
c. Sensitivitas adalah ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur terhadap
variabel yang diukur.
3. Melaporkan Hasil Pengukuran
Dengan melakukan pengukuran suatu besaran secara langsung, misalnya
mengukur panjang pensil dengan mistar atau diameter kelereng dengan mikrometer
sekrup, Anda tidak mungkin memperoleh nilai benar x 0.
Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan sebagai berikut:
x=x 0 ± ∆ x

dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar x 0 dan ∆ x adalah


ketidakpastiannya. Cara untuk menentukan nilai benar x 0 dan ketidakpastiannya ∆x
bergantung pada cara Anda melakukan pengukuran, diantaranya ada pengukuran
tunggal dan pengukuran berulang.
a. Pengukuran Tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja. Adapun
ketidakpastian pada pengukuran tunggal ditetapkan sama dengan setengah skala
terkecil. Pengukuran tunggal:
1
∆ x= × skala terkecil
2
b. Pengukuran Berulang
Pengukuran tunggal kadang terpaksa dilakukan karena peristiwa yang diukur tidak
dapat diulang, misalnya pengukuran kecepatan komet dan lama gerhana Matahari
total. Pengukuran tunggal untuk besaran panjang masih dapat Anda lakukan untuk
benda-benda yang panjangnya hampir tidak berubah, misalnya panjang pensil
baru. Akan tetapi, untuk mengukur diameter kelereng, pengukuran tunggal tidak
teliti. Hal ini disebabkan mengukur diameter dengan sisi-sisi berbeda biasanya
memberikan hasil yang berbeda. Jadi, jika dimungkinkan, suatu percobaan
hendaknya dilakukan melalui pengukuran berulang (lebih dari satu kali), misalnya
5 kali atau 10 kali. Nilai benar x 0 dapat didekati dengan nilai rata-rata x .
Misalnya, suatu pengukuran fisika diukur N kali pada kondisi yang sama dan
diperoleh hasil-hasil pengukuran x 1 , x 2 , x 3 ,… , x N (disebut sebagai sampel). Nilai
rata-rata sampel x didefinisikan sebagai berikut:
Σ xi
x=
N
Berdasarkan analisis statistik ternyata nilai terbaik sebagai pengganti nilai besar x 0
adalah nilai rata-rata x .
Ketidakpastian ∆ x dapat dinyatakan oleh simpangan baku nilai rata-rata sampel.


2 2
1 N Σ x i −( Σ x i)
S x=
√N N−1
Banyak angka yang dapat dilaporkan dalam percobaan berulang dapat mengikuti
aturan berikut.

Ketidakpastian relatif diatas 10 % berhak atas 2 angka.


Ketidakpastian relatif antara 1 % hingga 10 % berhak atas 3 angka.
Ketidakpastian relatif dibawah 1% berhak atas 4 angka.
Ketidakpastian relatif dihitung dengan persamaan berikut.
∆x
ketidakpastian relatif = ×100 %
x

Anda mungkin juga menyukai