Disusun Oleh:
Kelompok 6
JAKARTA
2021
GENETIKA DAN HEREDITAS
A. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik fenotip yang diturunkan kepada keturunan dalam sebuah
keluarga
2. Menganalisis genotip yang dimiliki oleh setiap keturunan
3. Memahami Hereditas yang terjadi pada setiap keturunan
B. Teori
Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk
melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya.Organisme yang
berkembangbiak secara seksual, individu baru adalah hasilkombinasi informasi genetis
yang disumbangkan oleh dua gamet yang berbedayang berasal dari kedua parentalnya
(Crowder, 2006).
Ilmu genetika mengenal istilah kromosom, DNA, alel, lokus, genotip dan fenotip.
Kromosom berasal dari kata kroma yang berarti warna dan soma yang berarti badan,
maka kromosom berarti suatu badan yang mudah untuk menyerapzat warna. DNA yaitu
molekul asam nukleat yang berbentuk double helic yangmemiliki ikatan nukleotida yang
susunannya terdiri atas gula deoksiribosa, basanitrogen dan fosfat. Alel adalah gen-gen
yang terletak pada lokus-lokus yang bersesuaian pada kromosom homolog. Lokus adalah
letak suatu gen pada suatu berkas kromosom. Fenotip adalah sifat suatu makhluk hidup
yang tampak atau terlihat. Genotip adalah sifat fisik darimakhluk hidup yang tidak terlihat
atau tidaktampak tetapi sangat berpengaruh terhadap pewarisan sifat suatu individu
(Sugiharto, 2005).
Hukum Mendel I yang dikenal dengan The Law of Segretation of Allelic Genes atau
Hukum Pemisahan Gen yang Sealel dinyatakan bahwa dalam pembentukan gamet
pasangan alel akan memisah secar bebas. Peristiwa pemisahanini terlihat ketika
pembentukan gamet individu yang memiliki genotif heterozigot,sehingga tiap gamet
mengandung salah satu alel tersebut. Dalam ini disebut jugahukum segregasi yang
berdasarkan percobaan persilangan dua individu yangmempunyai satu karakter yang
berbeda. Berdasaerkan hal ini, persilangan dengansatu sifat beda akan menghasilkan
perbandingan fenotif 12, yaitu ekspresi gendominan : resesif = 3 :1. Namun kadang-
kadang individu hasil perkawinan tidakdidominasi oleh salah satu induknya. Dengan kata
lain, sifat dominasi tidak munculsecara penuh. Peristiwa ini menunjukkan adanya
intermedier. Ada sifat yangdisebut sifat dominan yaitu apabila kehadiran gen yang
mengawasi sifat inimenutupi ekspresi gen yang lainnya yaitu resesif, sehingga sifat yang
terakhir initidak tampak (Kimball, 2006).
Alel yang berpasangan yang memiliki karakter tertentu dikemas ke dalam gamet yang
terpisah dan hal tersebut sesuai dengan hukum segregasi. Mendelsampai pada hukum ini
dengan membuat keturunan hibrid dan membiarkannyamelakukan penyerbukan sendiri.
Hibrid (F1) memperlihatkan perilaku dominan.Generasi berikutnya (F2), 75 %
keturunannya memiliki perilaku dominan dan 25% memiliki perilaku resesif, membentuk
rasio 3:1. Teori Hukum Mendel ialah bahwa gen memiliki alternatif (sekarang disebut
alel) dan bahwa setiap organismemewarisi satu alel untuk setiap gen dari masing-masing
orangtuanya. Alel-alel ini berpisah selama pembentukan gamet, sehingga sperma atau
telur hanya membawasatu alel. Suatu pembuahan terjadi jika kedua alel suatu gen
berbeda, salah satunya (alel domiman) diekspresikan dalam keturunannya dan yang yang
lain (alel resesif) ditutupi. Individu homozigot memiliki alel identik untuk suatu karakter
tertentu danmerupakan galur murni. Individu heterozigot memiliki dua alel yang berbeda
untuksuatu kerakter tertentu (Arisworo, dkk 2008)
Hasil persilangan juga dapat dicari melalui suatu diagram yang disebut diagram
Punnet, biasa dikenal dengan istilah papan catur. Dalam diagram ini, tiapsimbol gamet
dimasukkan ke satu kotak persilangan arah mendatar dan arah tegak.Kemudian,
dipasangkan gamet dari arah mendatar dengan gamet dari arah tegak, sehingga akan
didapat genotipe keturunannya. Dengan bantuan diagram Punnel inidapat mempermudah
hasil genotipe dan fenotip suatu persilangan serta dapatmenentukan berapa jumlah
keseluruhan keturunannya (Arisworo, 2008).
Hukum Mendel II berlaku dalam pembentukan gamet, gen sealele secara bebas pergi
ke masing-masing kutub ketika meiosis. Pembuktian Hukum ini dipakai pada persilangan
dihibrid, yaitu persilangan dari individu yang memiliki duakarakter berbeda. Misalnya
ada 2 pasang gen Aa dan Bb, masing-masing gen itukita bubuhkan pada kromosom
berbeda, maka digambarkan ada 2 pasangkromosom ketika awal meiosis. Gamet Ab dan
gamet aB disebut memiliki kombinasi baru, atau dengan istilah lain yaitu terkena
rekombinan. Ketika itu berlaku Hukum Mendel II yakni terjadi meiosis pada
gametogonium individu yang memiliki genotip double heterozigot sesuai dengan jenis
hibridnya. Waktu anafase1, pemisahan dan pengelompokan gen-gen secara bebas yaitu ke
kutub atas atau kekutub bawah. Persilangan dihibrid jika parentalnya ialah AABB X
aabb, tentulahF1 AaBb, double heterozigot. Macam F1 yang terbentuk ada empat yaitu
AB, Ab,aB, dan ab. Jika F1 disilangkan sesamanya, maka F2 terdiri atas 16 macam
(Campbell, 2002).
Hukum Pasangan Bebas merupakan istilah lain dari Hukum Mendel II.Segregasi
suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan genlainnya, sehingga di
dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihankombinasi gen-gen secara
bebas. Hukum Mendel II menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang
atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifatsecara bebas, tidak bergantung pada
pasangan sifat yang lain. Alel dengan gen sifatyang berbeda tidak saling mempengaruhi.
Hal ini menjelaskan bahwa gen yangmenentukan tinggi tanaman dengan warna bunga
suatu tanaman, tidak salingmempengaruhi (Karmana, 2010).
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ciri fenotip yang dimiliki setiap anggota keluarga berbeda?
2. Bagamana cara menentukan genotype setiap orang?
3. Apa saja akibat yang terjadi pada hereditas yang beragam pada suatu keturunan?
D. Hipotesis
1. Fenotip suatu keturunan dapat diperhatikan dari kondisi tubuh setiap orang
2. Genotip dapat diambil dari ciri Fenotip yang didapatkan
3. Hereditas yang terjadi pada sebuah keturunan dipengaruhi alel-alel yang dibawa
induknya
E. Alat Bahan
2 Gunting Satu
3 Lem Satu
F. Langkah Kerja
No Genotip Fenotip
1. aa
sudut antara pangkal ibu jari dan kuku ibu jari saat ibu jari
dilengkungkan maksimal kurang dari 45o
6. MM
H. Pembahasan
Hasil yang didapatkan pada praktikum genetika dan hereditas ini sangat beragam.
Untuk bentuk kepala praktikan sendiri memiliki ciri widow peak. Pada Fenotipe yang
ditemukan sifat resesif yang muncul hanya ditemukan yaitu pada bentuk jari kelingking
yang sejajar, jari telunjuk yang lebih pendek dari jari manis dan rambut yang lurus.
Sedangkan sifat dominan paling banyak ditemukan pada ciri tubuh yang menunjukan
Fenotipe praktikan yaitu pada hampir semua data yang diamati dan diuji.
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa Fenotipe yang lebih banyak nampak
adalah gen yang memiliki sifat dominan yang dicirikan dengan huruf besar. Pada sifat ini
wajar saja yang paling banyak ditemukannya adalah sifat dominan karena alel dominan
lebih mudah menguasai alel resesif sehingga ciri yang muncul kepermukaan lebih banyak
ditemukan fenotipe dominan.
Secara genetika tidak ada dua individu dalam satu spesies memiliki karakter yang
persis sama. Apalagi faktor faktor lingkungan juga ikut berpengaruh terhadap munculnya
karakteristik sebagaifenotip. Perbedaan ciri yang tampak pada spesies ini menyebabkan
keanekaragaman dalam spesies.Dalam genetika dikenal istilah pewarisan dominan dan
resesif. Pewarisan dominan merupakan pewarisan sifat yang disebabkan oleh gen
dominan dan pewarisan resesif yaitu pewarisan sifat yang disebabkan oleh gen resesif.
Namun dalam kehidupan sehari-hari pewarisan secara dominan jarang ditemukan
dibandingkan pewarisan resesif. Beberapa contoh kelainan yang diwariskan secara
dominan adalah penyakit Anonikia, yaitu suatu kelainan dimana beberapa atau semua
kuku jari dan kuku kaki tidak terbentuk atau rudimenter.
Ciri fenotipe seperti lidah menggulung,telinga bebas, lesung pipi, pusar kepala searah
jarum jam, bentuk kening widow peak,ibu jari bisa melekuk, rambut lurus, adanya rambut
pada ruas jari dan bentuk dagu membelah merupakan sifat yang ditentukan oleh gen
dominan. Tidak semua sifat ditentukan oleh gen dominan, bahkan ada sifat yang lebih
banyak ditentukan oleh genresesif seperti tidak adanya lesung pipi, bentuk kening lurus,
dan dagu lurus.Crown hair whorl adalah arah tumbuhnya rambut pada kepala di bagian
yang berbentuk pusaran rambut. Crown hair whorl ditentukan oleh dua alel. Alel C untuk
mendeskripsikan genotip sifat pusaran tumbuh rambut di kepala searah jarum jam. Alel c
untuk mendeskripsikan genotip sifat pusaran tumbuh rambut di kepala berlawanan arah
jarum jam.
Tongue rolling adalah kemampuan suatu individu untuk secara sederhana membentuk
huruf u atau membentuk tabung ke arah sumbu anterior tubuh. Kemampuan tongue
rolling dimiliki oleh individu dengan ciri genotip homozigot dominan TT atau
heterozigot dominan Tt. Attached ear lobe adalah sifa tsuatu individu yang dicirikan
dengan fenotip cuping telinga yang melekat. Attachedear lobe merupakan sifat dominan
yang dinotasikan dengan F. Attached ear lobe ,dengan sifat homozigot dominan
dilambangkan dengan FF dan heterozigot dominan dilambangkan dengan Ff.
Widow’s peak adalah sifat suatu individu yang dicirikan dengan garis rambut bagian
meruncing ke depan. Widow’s peak dipengaruhi oleh alel dominan W. Individu dengan
sifat widow’s peak memiliki kemungkinan memilikialel homozigot dominan WW atau
alel heterozigot dominan Ww Salah satu faktor yang menyebabkan adanya variasi antara
individu dalam suatu spesies adalah jenis kelamin. Variasi jenis kelamin berhubungan
dengan kromosom X dan Y, betina diberi istilah kelamin homogenetik dan yang jantan
heterogenetik. Contoh faktor lingkungan yang menyebabkan variasi adalah suku
(tergantung pada daerah atau tempat asal keluarga). Berat tubuh dan tinggi tubuh bisa
berubah akibat variasi diet yang dilakukan. Hal ini tidak menunjukkan tidak semua
variasi yang ditemukan disebabkan oleh faktor keturunan.
I. Kesimpulan
J. Daftar Pustaka
Arisworo, Djoko dan Yusa. 2008.Ilmu Pengetahuan Alam. Grafindo Media Pratama.
Bandung.
Crowder, L.V. 2006. Genetika Tumbuhan. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Ferdinand, fiktor P. & Mukti. 2007.Praktis Belajar Biologi. Visindo Media Persada,
Jakarta.
Karmana, I.W. 2010. Pengaruh macam strain dan umur betina terhadap jumlah turunan
lalat buah (Drosophila melanogaster). Jurnal Agroteknologi .4(2): 15-20.