NIM : 205090300111038
Kelompok :4
NIM : 205090300111038
Kelompok :4
Catatan :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………
PENDAHULUAN
Keterangan :
α adalah lambang koefisien muai panjang untuk materi tertentu dan memiliki satuan
yaitu (C ° )−1. Hal itu bisa dirumuskan dengan L=L0 + ∆ L, dan disubtitusikan ke dalam
rumus menjadi.
Perubahan yang dialami suatu zat tidaklah sama ketika mengalami perubahan
suhu. Dengan demikian, pemuaian suatu zat atau bahan dipengaruhi oleh sifat zat
tersebut untuk memuai, yaitu koefisien muai bahan. Pemuaian dibagi menjadi
beberapa jenis bahan yaitu zat padat, zat cair, dan gas. Pemuaian pada zat padat akan
mengalami pemuaian ke segala arah, yaitu panjang, lebar dan tebalnya.
Pemuaian Panjang
∆l
α= =konstan
L0 ∆ T
∆ L=α L0 ∆ T
Keterangan :
∆ L=L1−L0
L1=L0 (1+α ∆ T )
Pemuian Luas
∆A
β=
A0 ∆ T
∆ A= A1− A 0
A1= A 0 (1+ β ∆ T )
Keterangan :
Karena V muai luas sama dengan perkalian muai panjang dan muai lebar
maka koefisien muai luas, dapat diartikan sebagai koefisien muai panjang
β=2 α
Pemuaian Volume
Benda padat yang memiliki bentuk kubus, bola, balok, dan bangun tiga
dimensi lainnya, jika dipanaskan akan mengalami pemuaian ke segala arah,
yaitu pemuaian volume. Koefisien muai volume sendiri adalah
perbandingan antara pertambahan volume dengan volume semula untuk
setiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu. Secara matematis dapat di
rumuskan dengan
∆v
γ=
v 0 ∆T
∆ V =V 1−V 0
V 1=V 0 ( 1+γ ∆ T )
γ=3 α
Keterangan :
METODOLOGI
Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum koefisien muai panjang ini
adalah seperangkat alat pemuaian, termometer, selang karet, pipa yang akan diukur
muai panjangnya (kuningan, baja, gelas), cawan petri, generator uap, dan
mistar/penggaris.
C = Termometer
D = Cawan Petri
E = Selang Karet
Pipa dijepit pada sandaran tetap sehingga tepat pada lekukan cincin katup
Generator uap diisi dengan air sampai ¾ bagian dari generator uap
Ukur suhu awal air pada generator uap dan cata sebagai T 0 (°C)
3.2 Perhitungan
3.2.1 Kuningan
2
No ∆ L (m) ∆ T (K) α (/K)
|α−α|
−5 −3 −5 −8
∆ L1=Ꝋ . 3 x 10 =0,03× 10 ×3 ×10 =0,09 ×10 m
−5 −3 −5 −8
∆ L4 =Ꝋ .3 x 10 =0,3 ×10 × 3× 10 =0,9× 10 m
∆ T 4 =T 4−T 0=318−298=20 K
∆ L2 0,36 ×10
−8
0,36 × 10
−8
α 2= = = =0,000610 ×10−6=6,10 ×10−10 / K
L0 . ∆ T 2 59 ×10 × 10 590× 10
−2 −2
∆ L4 0,9 × 10
−8
0,9 × 10
−8
−6 −10
α 4= = = =0,000763 ×10 =7,63 ×10 / K
L0 . ∆ T 4 59 ×10 × 20 1180 × 10
−2 −2
−10 2
¿|2,67 ×10 | =7,13 ×10−20/ K
−10 2
¿|0,38 ×10 | =0,15 ×10−20 /K
−10 2
¿|0,38 ×10 | =0,15 ×10−20 /K
−10 2
¿|1,91 ×10 | =3,64 ×10−20/ K
δα =
√ Σ[α −α ]2
n−1
¿
√ 7,13 ×10−20+ 0,15× 10−20 +0,15 ×10−20+3,64 × 10−20
3
√
−20
11,05 ×10
¿ =1,92 ×10−10 /K
3
−10
δα 1,92 ×10
Kr= ×100 %= × 100 %=34 %
α 5,72 ×10−10
−10 −10
α =α ± δα=5,72× 10 ±1,92 ×10
3.2.2 Baja
−5 −3 −5 −8
∆ L2=Ꝋ . 3 x 10 =0,09× 10 ×3 ×10 =0,27 ×10 m
−5 −3 −5 −8
∆ L4 =Ꝋ .3 x 10 =0,15 ×10 × 3× 10 =0,45× 10 m
∆ T 4 =T 4−T 0=318−298=20 K
∆ L2 0,27 × 10
−8
0,27× 10
−8
−6 −10
α 2= = = =0,000429 ×10 =4,29× 10 / K
L0 . ∆ T 2 63 ×10−2 × 10 630× 10−2
−10 2
¿|0,54 × 10 | =0,29× 10−20 / K
−10 2
¿|0,89 ×10 | =0,80 ×10−20 /K
−10 2
¿|0,54 × 10 | =0,29× 10−20 / K
2
¿|0,18 ×10−10| =0,03 ×10−20 /K
δα =
√ Σ[α −α ]2
n−1
√ √
−20 −20 −20 −20 −20
0,29 × 10 + 0,80 ×10 +0,29 ×10 + 0,03× 10 1,40 ×10 −10
¿ ¿ =0,68× 10 /K
3 3
δα 0,68 ×10−10
Kr= ×100 %= ×100 %=20 %
α 3,39 ×10−10
−10 −10
α =α ± δα=3,39 ×10 ± 0,68× 10
3.2.3 Gelas
−5 −3 −5 −8
∆ L1=Ꝋ . 3 x 10 =0,03× 10 ×3 ×10 =0,09 ×10 m
∆ L2=Ꝋ . 3 x 10−5=0,03× 10−3 ×3 ×10−5=0,09 ×10−8 m
−5 −3 −5 −8
∆ L3=Ꝋ . 3 x 10 =0,12× 10 ×3 ×10 =0,36 ×10 m
∆ T 4 =T 4−T 0=318−298=20 K
∆ L1 0,09 × 10
−8
0,09 ×10
−8
−6 −10
α 1= = = =0,000281×10 =2,81 ×10 / K
L0 . ∆ T 1 64 × 10 ×5 320 ×10
−2 −2
∆ L2 0,09× 10
−8
0,09 ×10
−8
−6 −10
α 2= = −2
= −2
=0,000141×10 =1,41 ×10 /K
L0 . ∆ T 2 64 × 10 ×10 640 ×10
∆ L3 0,36× 10
−8
0,36 ×10
−8
−6 −10
α 3= = = =0,000375 ×10 =3,75 ×10 / K
L0 . ∆ T 3 64 ×10−2 ×15 960 ×10−2
−10 2
¿|0,12 ×10 | =0,014 ×10−20 /K
−10 2
¿|1,29 ×10 | =1,662× 10−20 / K
2
¿|1,05 ×10−10| =1,112× 10−20 / K
2
¿|0,12 ×10−10| =0,014 ×10−20 /K
δα =
√ Σ[α −α ]2
n−1
√
−20 −20 −20 −20
0,014 ×10 +1,662 ×10 +1,112 ×10 +0,014 × 10
¿
3
¿
√ 2,802 ×10−20
3
=0,97× 10−10 / K
−10
δα 0,97 ×10
Kr= ×100 %= −10
×100 %=36 %
α 2,70 ×10
3.3 Pembahasan
Pada praktikum koefisien muai panjang ini diperlukan alat dan bahan yang
digunakan sebagai media seperti seperangkat alat pemuaian yang digunakan sebagai
tempat diletakkannya pipa yang ingin di uji coba, pipa yang digunakan berbahan dasar
kuningan, baja, dan gelas. penggaris juga salah satu bahan yang digunakan untuk
diketahuinya panjang awal pipa dan panjang pipa setelah dipanaskan, dalam data
dilambangkan dengan L0 dan Ln, lalu cawan petri digunakan sebagai media tempat
ditampungnya air yang keluar dari lubang batang pipa. Selanjutnya, ada generator uap
yang digunakan sebagai alat dipanaskannya pipa yang diuji pada praktikum koefisien
muai panjang ini. Selang juga dibutuhkan dalam praktikum ini dan digunakan sebagai
media penghubung uap antara generator uap dengan pipa. Lalu yang terakhir ada
thermometer yang digunakan sebagai alat pengukur suhu awal dan akhir pada pipa.
Dari semua alat yang digunakan pada percobaan koefisien muai panjang
memiliki fungsi yang berbeda, sehingga perlakuannya juga berbeda antara satu alat
dengan yang lainnya. Pada praktikum ini langkah awal dengan disiapkannya alat dan
bahan yang diperlukan dalam praktikum ini. setelah itu, suhu ruangan diukur terlebih
dahulu dengan alat thermometer dan nanti dicatat sebagai T 0. Kemudian, panjang awal
pipa yang ingin dipakai diukur terlebih dahulu panjangnya dengan meteran atau mistar
dan dicatat sebagai L0. Pipa yang digunakan dalam percobaan ini ada 3 macam yaitu
kuningan, baja, dan gelas. Setelah itu, ada beberapa ketentuan ketika pipa diletakkan
pada alat pemuaian, yaitu ujung pipa terbuka diletakkan pada sandaran tetap,
sedangkan pipa tertutup diletakkan pada sandaran pengarah. Pipa di kalibrasi terlebih
dahulu sebelum dilakukan percobaan dengan cara jarum pada busur diletakkan pada
0°. Panjang pipa yang diuji diukur setiap perubahan suhu 5°C selama 4 kali. Panjang
pipa dapat diketahui dengan dilihatnya sudut pada busur yang ada pada alat pemuaian.
Percobaan tersebut dilakukan untuk ketiga pipa yang ingin di uji.
Dalam praktikum fisika tentang koefisien muai panjang telah dilaksanakan dan
didapat hasil pada pipa kuningan, baja, dan gelas yang dilakukan 4 kali percobaan. pada pipa
kuningan didapatkan data L0 sebesar 59 ×10−2 m dan T 0 dengan nilai 298 K. pada percobaan
pertama pipa kuningan didapat nilai ΔL sebesar 0,09 ×10−8 mdan nilai koefisien muai panjang
sebesar 3,05 ×10−10/ K . Pada percobaan kedua didapatkan nilai ΔL sebesar 0,36 ×10−8 mdan
nilai koefisien muai panjang sebesar 6,10 ×10−10 /K . Pada percobaan ketiga didapatkan nilai
ΔL sebesar 0,54 × 10−8 mdan nilai koefisien muai panjang sebesar 6,10 ×10−10 /K . Pada
percobaan keempat didapatkan nilai ΔL sebesar 0,9 ×10−8 m dan nilai koefisien muai panjang
sebesar 7,63 ×10−10 / K . Dari data keempat percobaan tersebut didapatkan nilai rata-rata
koefisien muai panjang sebesar 5,72 ×10−10 / K . Selain itu didapatkan nilai ralat koefisien
muai panjang pipa kuningan sebesar 1,92 ×10−10 / K dan persentase ralatnya yaitu sebesar
34%.
Selanjutnya, pada data didapatkan nilai dari percobaan yang pipanya berbahan dasar gelas
yang dilakukan 4 kali percobaan. pada pipa gelas didapatkan data L0 sebesar 64 × 10−2 m dan
T 0 dengan nilai 298 K. pada percobaan pertama pipa gelas didapat nilai ΔL sebesar
−8 −10
0,09 ×10 mdan nilai koefisien muai panjang sebesar 2,81 ×10 / K . Pada percobaan kedua
didapatkan nilai ΔL sebesar 0,09 ×10−8 mdan nilai koefisien muai panjang sebesar
−10 −8
1,41 ×10 / K . Pada percobaan ketiga didapatkan nilai ΔL sebesar 0,36 ×10 mdan nilai
koefisien muai panjang sebesar 3,75 ×10−10/ K . Pada percobaan keempat didapatkan nilai ΔL
sebesar 0,36 ×10−8 m dan nilai koefisien muai panjang sebesar 2,81 ×10−10 / K . Dari data
keempat percobaan tersebut didapatkan nilai rata-rata koefisien muai panjang sebesar
−10
2,70 ×10 /K . Selain itu didapatkan nilai ralat koefisien muai panjang pipa gelas sebesar
0,97 ×10−10 /K dan persentase ralatnya yaitu sebesar 36%.
Pada praktikum koefisien muai panjang ini praktikan ditunjukkan bagaimana pipa-pia
dengan berbagai macam bahan mengalami pemuaian. Pemuaian adalah bertambahnya ukuran
suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena
menerima kalor. pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, zat cair, dan pada
zat gas. Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu dimensi),
pemuaian luas (untuk dua dimensi), dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan,
pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja. Suatu benda akan mengalami
muai panjang apabila benda itu hanya memiliki atau dominan dengan ukuran panjangnya saja.
Muai luas terjadi pada benda apabila benda itu memiliki ukuran panjang dan lebar, sedangkan
muai volume terjadi apabila benda itu memiliki ukuran panjang, lebar, dan tingi.
Koefisien muai panjang (α) adalah bilangan yang menunjukkan pertambahan panjang
benda tiap satu satuan panjang saat terjadi kenaikan suhu 1°C, disebut juga dengan koefisien
muai linier. Koefisien muai panjang terdiri dari bilangan atau angka, besar angkanya bisa
berbeda- beda untuk setiap benda karena koefisien muai panjang zat padat itu bergantung
pada jenis benda atau jenis bahan. Koefisien muai panjang merupakan salah satu karakteristik
khusus suatu bagan dalam merespon terjadinya kenaikan suhu. Sebagai contoh, nilai koefisien
muai panjang bahan tembaga berbeda dengan koefisien muai panjang besi atau baja.
Koefisien muai panjang disimbolkan atau dilambangkan dengan huruf yunani α, dibaca
“alfa”. Sementara itu, satuannya menurut sistem Satuan Internasional (SI) adalah /°C.
Koefisien muai panjang adalah perbandingan pertambahan panjang benda dari panjangnya
semula setiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu, dirumuskan dengan
∆l
α= dimana
L0 ∆ T
∆ L=L1−L0
Keterangan :
Benda yang akan diuji dalam praktikum koefisien muai panjang ini adalah kuningan,
baja, dan gelas. Ketiga benda uji ini memiliki karakteristik khusus yang membedakannya.
Yang pertama, kuningan merupakan logam paduan atau campuran dari unsur tembaga dan
seng. Komponen utama logam ini adalah tembaga yang memiliki kadar berkisar antara 60-
90% massa. Membuat kuningan bersifat antiseptic, bisa melewati efek oligodinamis.
Kandungan seng dalam kuningan berkisar antara 32-39%. Kadar ini akan meningkatkan
kemampuan kerja kuningan di suhu panas, namun akan menurun/terbatas saat berada di
lingkungan bersuhu dingin. Kedua, benda yang akan diuji dalam praktikum ini adalah baja.
Baja diproduksi melalui perpaduan sejumlah material seperti besi, karbon, kromium, nikel,
silicon, sulfur, mangan, alumunium, nitrogen, dan oksigen. Memiliki kekuatan tarik yang
tinggi serta biaya pembuatan yang tergolong rendah, material baja ini menjadi favorit banyak
orang untuk keperluan pembangunan rumah seperti konstruksi, pagar, hingga kanopi. Baja
memiliki sifat yang berbeda-beda tergantung hasil produksinya. Namun, secara umum
material baja memiliki ketahanan yang prima terhadap karat, memiliki sifat magnet yang kuat,
koefisien muai yang tergolong rendah, tahan terhadap beban atau tekanan, dan juga tahan
terhadap asam. Selain itu, baja juga mempunyai tampilan yang mengkilap serta memiliki
karakter kuat, keras, dana awet sehingga sering digunakan sebagai bahan pembuatan
perkakas. Selain kuningan dan baja, benda yang digunakan adalah gelas. Bahan gelas dan
kaca yang digunakan oleh masyarakat prasejarah berasal dari kaca alami yang disebut
obsidian. Obsidian adalah produk sampingan alami dari letusan gunung berapi berupa benda
yang tajam, mengkilap dengan warna hitam, orange, abu-abu, atau hijau. Sifat-sifat bahan
gelas adalah kedap terhadap air, gas, dan mikroorganisme, tidak dapat bereaksi dengan bahan
kimia, dapat didaur ulang, dan tembus pandang.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2005. Physics Principles With Applications. Sixth Edition., Pearson
Education. New Jersey.
Halliday, David., Robert Resnick, and Jearl Walker. 2011. Fundamentals of Physics. Nineth
Edition., John Wiley & Sons, Inc. Jefferson, United States of America.
Ling, Samuel J., Jeff Sanny, and William Moebs. 2018. University Physics. Volume 2., Rice
University. Texas.
Pauliza, Osa. 2008. Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan. Grafindo : Media Pratama.
Bandung, Indonesia.
LAMPIRAN
(Giancoli, 2005)
(Halliday & Resnick, 2011)
NIM : 205090300111038
Kelompok : 4
saja adalah kawat kecil yang panjang sekali. Pemuaian panjang suatu benda
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai
panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri
dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Persamaan yang digunakan
untuk menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu
tertentu adalah
∆ L=L0 . α . ∆ t
L=L0 (1+ α . ∆ t)
Keterangan :
L = Panjang akhir (m)
L0 = Panjang awal (m)
ΔL = Pertambahan panjang (m)
α = Koefisien muai panjang (/°C)
Δt =¿Kenaikan suhu (°C)
Pemuaian Luas
Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan
lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda
yang mempunyai pemuaian luas adalah jendela kaca rumah. Pada saatu udara
dingin kaca munyyusut karena koefisien muai kaca lebih besar dari pada
koefisien muai kayu. Jika suhu meningkat maka kaca akan memuai lebih besar
daripada kayu kusen sehingga kaca akan terlihat terpasang dengan rapat pada
kusen kayu tersebut. Untuk menentukan pertambahan luas dan volume akhir
digunakan persamaan sebagai berikut
A=A 0 +∆ A
∆ A= A0 −β . ∆ t
∆ A= A0 (1+ β . ∆ t )
Keterangan :
Pemuaian Volume
Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena
menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran
panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume
adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang
dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama
dengan 3 kali koefisien muai panjang.Persamaan yang digunakan untuk
menentukan pertambahan volume dan volume akhir suatu benda adalah
V =V 0 ( 1+ γ . ∆ t )
Keterangan :
2. Koefisien muai volume nilainya 3 kali dari koefisien muai panjang, hal itu bisa
dibuktikan dengan persamaan berikut,
∆V
γ=
V0∆t
V0 = L03
V = (L0 + ∆L)3
∆V = V – V0
∆V = (L0 + ∆L)3 – L03
∆V = L03 + 3L02∆L + 3L0∆L2 + ∆L3 – L03
∆V = 3L02∆L + 3L0∆L2 + ∆L3
3L02∆L + 3L0∆L2 + ∆L3
γ =
V0∆T
3L0 ∆L + 3L0∆L + ∆L3
2 2
γ =
L03∆T
.
3L02∆L 3∆L
γ = =
L03∆T L0∆T
∆L
α =
L0∆T
Karena
Lalu, Koefisien muai luas nilainya 2 kali dari koefisien muai panjang, hal itu bisa
dibuktikan dengan persamaan berikut
∆A
β=
A0 ∆ t
∆A = (L0 + ∆L)2 – L02
∆A = L02 + 2L0∆L + ∆L2 – L02
∆A = 2L0∆L + ∆L2
2L0∆L + ∆L2
β =
L02∆T
2L0∆L + ∆L2
β =
A0∆T
2L0∆L 2∆L
β = =
L02∆T L0∆T
Karena
∆L
α =
L0∆T
Maka,
β=2 α
3. Koefisien muai panjang berbeda karena ada 3 fakor. Yang pertama karena ukuran
awal benda, semakin besar ukuran awal sebuah benda, maka semakin besar pula
pemuaiannya. Selanjutnya karena perubahan suhu, kenaikan suhu yang besar akan
mengakibatkan pertambahan ukuran yang besar pula. Yang terakhir karena
dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Contohnya, nilai koefisien muai
panjang bahan tembaga berbeda dengan nilai koefisien muai panjang besi atau baja.
4. Ketika bahan gelas di turunkan suhunya, maka ukuran gelas tersebut akan menyusut
dari ukuran aslinya. Lalu saat gelas dinaikkan suhunya, ukurannya akan memuai atau
lebih panjang dari ukuran aslinya
Pretest
TABEL DATA HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
PERCOBAAN FP-2 (KOEFISIEN MUAI PANJANG)
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
3.2 Perhitungan
3.2.1 Kuningan
1
2
3
4
√
∆L = Ꝋ. 3x10-5 m 2
δα =
∑|a−a|
∆ T = Tn-T0 n−1
∆L δa
α=
L0 . ∆Tn = …….. ( /K) Kr=
a
×100 %
a=
∑a a=a ± δa
n
3.2.2 Baja
1
2
3
4
√
∆L 1= Ꝋ. 3x10-5 m 2
δα =
∑|a−a|
∆ T1 = T1-T0 n−1
∆L δa
α=
L0 . ∆Tn = …….. ( /K) Kr=
a
×100 %
a=
∑a a=a ± δa
n
3.2.3 Gelas
No ∆ L (m) ∆ T (K) α (/K) 2
|a−a|
1
2
3
4
∆L 1= Ꝋ. 3x10-5 m
∆ T1 = T1-T0
∆L
α=
L0 . ∆Tn = …….. ( /K)
a=
∑a
n
√
2
δα =
∑|a−a|
n−1
δa
Kr= ×100 %
a
a=a ± δa
ANALISA HASIL