PENGUKURAN DASAR
Jurusan : Kimia
Nama Asisten :
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB 1. PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum pengukuran dasar adalah untuk
mengetahui macam-macam alat ukur dan cara menggunakannya. Serta untuk
mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan pengukuran. Manfaat lain
adalah dapat menentukan alat ukur untuk mengukur suatu benda yang berbeda.
BAB 2. DASAR TEORI
1. Pengukuran Panjang
a) Penggaris
Pada umumnya skala terkecil pada penggaris menyatakan panjang 0,1
cm. Oleh karena itu pengukuran penggaris hanya sampai 0,1 cm. Akan tetapi
biasanya diambil setengah dari skala terkecil, sehingga ketelitian penggaris
menjadi 0,05 cm.
Dalam setiap pengukuran dengan skala , sedapat mungkin hindari
kesalahan paralak. Sebab paralak dapat diberikan hasil pengukuran yang lebih
besar ataupun lebih kecil. Pengukuran tanpa paralak harus dilakukan secara
tegak lurus dengan skala yang diamati (Padri,1985).
b) Jangka Sorong
Alat ukur lainnya yaitu jangka sorong. Seperti halnya mistar
(penggaris) jangka sorong juga digunakan dalam mengukur besaran
panjang, diantaranya yaitu pengukuran panjang, lebar, tinggi,diameter
luas dan dalam serta kedalaman lubang suatu benda (Yulianti,1997).
Ketelitian atau nst yang dimiliki jangka sorong adalah 0,005 cm
karena skala terkecilnya 0,01 cm. Nst merupakan dari skala terkecil.
c) Mikrometer Sekrup
Mikrometer skrup memiliki fungsi yang sama dengan jangka
sorong, namun mikrometer sekrup dapat dikatakan lebih teliti karena
memiliki ketelitian hingga 0,01mm
Bagian-bagian mikrometer sekrup adalah :
1. Landasan (anvil) penjepit bahan uji
2. Permukaan batang ulir penjepit bahan uji
3. Batang ulir
4.Pengunci
5. Selubung brisi skala utama
6. Selongsong putar penggerak batang ulir yang berisi skala nonius
7. Roda gigi
Cara penggunaan alat ukur mikrometer sekrup adalah :
1. Sebelum menggunakan mikrometer. Periksa terlebih dahulu apakah
mikrometer perlu ralat sistematis.
2. Dengan memutar skala bantu, maka 1 dan 2 akan terhimpit.
3. Perhatikan titik nolnya, apakah skala dasar tepat pada nol, kalau tidak
perlu maka dilakukan ralat sistematis.
4. Letakkan benda diantara batang empulur.
5. Baca skala utamanya (lihat angka yang ada pada badan skala utama).
6. Baca skala noniusnya (lihat angka yang berimpitan pada skala utama
dengan ketelitian alat).
7. Jumlahkan angaka hasil yang terbaca pada skala utama dengan skala
angka hasil yang terbaca pada skala nonius (Yulianti,1997).
2. Pengukuran Massa
Neraca adalah alat ukur untuk mengukur massa suatu benda contohnya
neraca sama lengan, neraca pegas dan lain sebagainya. Proses pengukuran
dilakukan dengan cara membandingkan berat benda dengan berat massa standart
waktu neraca setimbang, karena percepatan gravitasi yang dialami benda dan
massa standart sama, maka massa benda dengan massa standart yang digunakan.
Neraca ohaus memiliki tingkat ketelitian sebesar 0,1 gram (Padri,1985)
3. Pengukuran Waktu
m : massa
v : volume
Bentuk ralat dari massa jenis jika m dan v diulang tiga kali :
1
2 2 2
= [( ) () + ( ) ()2 ]
2
( )2
=
( 1)
( )2
=
( 1)
d 2 d 2
= (dm) (m)2 + (dm) (V)2
m = nst
(Yanti,2010)
= ( ) () + ( ) ()
2
()
s = (1)
2
()
t = (1)
s = nst
t = nst
Bentuk ralat jika s dan t diukur satu kali dan tiga kali :
v = [( ) () + ( ) ()]1/2
s = nst
2
()
t = (1)
(Purwandari,2012)
BAB 3. METODE KERJA
3.1 Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran dasar
adalah :
1. Jangka sorong digunakan sebagai alat pengukur dari kebesaran panjang. Alat
ini dipakai untuk mengukur panjang, lebar, tinggi, diameter luar dan dalam,
serta kedalaman lubang suatu benda dengan cukup detail
2. Mikrometer merupakan alat ukur yang digunakan khusus untuk mengukur
panjang, tebal maupun diameter luar dari sebuah benda yang berukuran relatif
kecil.
3. Amperemeter digunakan untuk mengukur besarnya kuat arus yang mengalir
dalam sebuah rangkaian tertutup yang menghubungkan sebuah sumber
tegangan dengan beban (seperti hambatan, lampu, dan alat elektronik
lainnya).
4. Volmeter digunakan untuk mengukur besar tegangan dalam sebuah beban
yang dialiri oleh arus listrik
5. Neraca berfungsi untuk mengukur massa suatu benda
6. Stopwath berfungsi sebagai alat ukur waktu dengan sensitiv hingga 0,0001
sekon.
7. Mistar berfungsi untuk mengukur panjang dan lebar benda yang berukuran
relatif besar.
8. Termometer berfungsi sebagai alat ukur suhu
9. Balok logam berfungsi sebagai bahan yang diukur massa, panjang, tinggi,
diameter luar dan dalam
10. Bola besi kecil berfungsi sebagai bahan yang diukur diameter panjangnnya
11. Cincin berfungsi sebagai bahan yang diukur diameter luar dan dalam.
3.2 Desain Percobaan
Adapun desain percobaan pada praktikum pengukuran dasar adalah :
1. Jangka Sorong
2. Mikrometer
3. Voltmeter
( )2
=
= 100%
= 100%
= 1
2. Pengukuran tidak langsung
a. Ralat nst
= 12 , = 12
= |[]| || + |[]| ||
c. Ralat gabungan
= ()2 (0,68)2 + ()2 ()2
Tabel 4.2 Hasil pengamatan dari perhitungan langsung dan tak langsung
No Jenis Alat
AP I(%) K(%)
1 Jangka sorong
Diameter luar 1,15.10-1cm 3 0% 0% 0,151 0,0025
Diameter dalam 1,79.10-1 cm 3 0% 0% 0,179 0,0025
2 Mikrometer 6,14.10-1cm 3 0% 0% 0,614 0,0005
3 Amperemeter 4A 1 0% 0% 4 0,1
4 Voltmeter 10 V 2 0% 0% 10 0,25
5 Neraca 72,1.10-3kg 3 0% 0% 0,0721 2,5
6 Mistar 26,5 cm 3 0% 0% 26,5 0,5
7 Stopwatch 6s 1 0% 0% 6 5. 105
Tabel 4.3 Pengukuran langsung dengan menggunakan standart deviasi
N
Jenis alat
I(%) K(%) AP
o
1 Jangka sorong
Diameter luar 2,09 0,253 12,1% 87,9% 3 2,09 0,253
Diameter dalam 1,78 0,105 5,90% 94,1% 3 1,78 0,105
2 Mikrometer 5,63 0,095 1,69% 98,3% 3 5,63 0,095
3 Amperemeter 21 0,57 2,7% 97% 2 21 0,57
4 Voltmeter 2,5 0 0% 100% 2 2,5 0
5 Neraca 72,3 0,818 1,1% 98,9% 3 72,3 0,818
6 Mistar 26,7 0 0% 100% 3 26,7 0
7 Stopwatch 6,38 0,286 4,48% 95,5% 3 6,38 0,286
4.2 Pembahasan
Pada setiap pengukuran di masing-masing data menimbulkan perumusan
angka penting. Sebelum menentukan angka penting harus menentukan x dan
nya, karena angka penting terdapat perbandingan kedua variabel. Untuk
menentukan atau membaca skala yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur dalam
pengukuran suatu benda yaitu dengan pembacaan pada skala utama dan skala
nonius pada jangka sorong, mikrometer. Karena skala utama dan skala nonius
memliki satuan panjang yang berbeda maka disamakan terlebih dahulu satuannya
lalu ditambahkan antara skala utama dan skala nonius yang ditunjuk pada alat
ukur.
Nst adalah nilai skala terkecil pada suatu alat ukur. Menentukan nst dapat
dilakukan dengan cara batas antara angka sebelum dan sesudah atau dapat juga
ditentukan dengan cara menghitung selisihnya dan dibagi banyaknya skala. Nst
ialah kemampuan alat ukur dalam menetukan ukuran paling kecil dan sebagai
penetu tingkat ketelitian alat ukur tersebut.
Hal hal yang harus diperhatikan adalah
a. Skala terkecil harus diketahui terlebih dahulu untuk menetukan ketelitian
alat ukur tersebut.
b. Pembacaan skala utama dan skala nonius ( pada jangka sorong dan
mikrometer )
c. Ukuran benda yang akan disesuaikan dengan alat ukur.
d. Agar hasil lebih akurat makan diperlukan pengulangan dalam pengukuran.
e. Nst pada setiap alat ukur menetukan kakuratan data yang diperoleh.
Menentukan pengukuran langsung dengan menggunakan nst atau ralat nst
yaitu dengan menentukan terlebih dahulu. Merupakan hasil yang diperoleh dari
nst. Cara menentukan pengukuran langsung dengan menggunakan standart deviasi
dengan menggunakan / melakukan dapat diperoleh hasil I,K dan AP.
Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang dilakukan berulang.
Pada praktikum ini pengukuran tidak langsung dilakukan pada semua alat ukur
namun pengukuran tidak langsung dibagi menjadi 2 yaitu pengukuran tidak
langsung menggunakan standart deviasi dan menggunakan nst. Pengukuran tak
langsung menggunakan standart deviasi yaitu jangka sorong, mikrometer,
amperemeter, voltmeter, neraca, mistar dan stopwatch, sedangkan mistar dan
stopwatch dilakukan kembali dengan pengukuran tidak langsung menggunakan
nst.
Pada tabel 4.2 dan 4.3 melakukan pengukuran yang sama namun memiliki
hasil yang berbeda. Hal itu terjadi karena tabel 4.2 menggunakan pengukuran
langsung sedangkan tabel 4.3 menggunakan pengukuran tak langsung.
Pengukuran langsung hanya dilakukan satu kali pengukuran dan pengurukan tidak
langsung dilakukan pengukuran berulang kali yang didapat lebih akurat.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran