Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENGUKURAN DASAR

Disusun Oleh Kelompok 2F

1. Navisa Alfanin Noviolita Glendys (151810301001)


2. Kholifatur Rizki Nurfitriani (151810301005)
3. Tri Wulan Ramadhani (151810301006)
4. Rosyida Amini (151810301008)
5. Ageliya Dwi Pratiwi (151810301009)
6. Chanifah Dwi Happy Pratiwi (151810301010)
7. Desy Dwi Rahmawati (151810301012)

Jurusan : Kimia
Nama Asisten :

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2016
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam ilmu bidang fisika, pengukuran merupakan dasar materi yang harus
dipahami terlebih dahulu. Mengukur dapat diartikan sebagai pengamatan
kuantitas atau jumlah. Pengukuran berarti suatu metode atau cara yang digunakan
untuk menyatakan sifat fisis dalam bentuk bilangan sebagai hasil perbandingan
dengan sebuah besaran baku sebagai satuan. Membandingkan keadaan yang
diukur dengan instrument pengukur yang ditetapkan skalanya untuk melakukan
pengukuran pada setiap besaran.
Keakuratan pada hasil pengukuran sangat diperlukan dalam melakukan
suatu pengukuran sangat diperlukan dalam melakukan suatu pengukuran, namun
pada kenyataannya tidak ada satupun pengukuran yang benar-benar tepat. Kurang
tepatnya pengukuran tersebut menimbulkan adanya ketidakpastian.
Ketidakpastian berasal dari perbedaan sumber, alat pengukuran yang dipakai
maupun ketelitian yang kurang ketika membaca skala membaca skala pada alat
ukur.
Pengukuran sangat penting baik dalam ilmu fisika maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu kita melakukan percobaan yang
berhubungan dengan pengukuran dasar. Percobaan ini diperlukan sebagai suatu
rujukan terhadap kita untuk lebih mengenal dan memahami pengukuran dalam
fisika.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah :
1. Bagaimana menggunakan alat ukur ?
2. Bagaimana menentukan nilai nst dari alat ukur ?
3. Bagaimana perbedaan pengukuran langsung dan pengukuran tidak
langsung ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai pada praktikum ini adalah :
1. Mampu menggunakan alat ukur
2. Mampu menentukan nilai nst dari alat ukur
3. Menegtahui perbedaan pengukuran langsung dan pengukuran tak langsung

1.4 Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum pengukuran dasar adalah untuk
mengetahui macam-macam alat ukur dan cara menggunakannya. Serta untuk
mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan pengukuran. Manfaat lain
adalah dapat menentukan alat ukur untuk mengukur suatu benda yang berbeda.
BAB 2. DASAR TEORI

Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan


suatu besaran dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan
adalah pembanding di dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan
sesuatu dengan sesuatu yang lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi, dalam
pengukuran terdapat dua faktor utama yaitu perbandingan dan patokan.

Dalam pengukuran, ada beberapa alat bantu pengukran dalam fisika


diantaranya yaitu jangka sorong, mikrometer sekrup, voltmeter, neraca,
termometer dan masih banyak yang lainnya (Jordan,1996).

Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda. Ketelitian yang


diperoleh dari suatu pengukuran ditentukan oleh alat pengukuran dan cara yang
dilakukan saat pengukuran. Ketelitian alat ukur ditentukan oleh nilai skala terkecil
yang dapat ditunjukkan oleh sistem skala yang terdapat pada alat ukur tersebut
(Padri,1985).

1. Pengukuran Panjang

Alat yang digunakan untuk mengukur panjang adalah penggaris, jangka


sorong dan mikrometer sekrup. Masing-masing dari alat ukur tersebut memiliki
tingkat ketelitian yang berbeda (Padri,1985).

a) Penggaris
Pada umumnya skala terkecil pada penggaris menyatakan panjang 0,1
cm. Oleh karena itu pengukuran penggaris hanya sampai 0,1 cm. Akan tetapi
biasanya diambil setengah dari skala terkecil, sehingga ketelitian penggaris
menjadi 0,05 cm.
Dalam setiap pengukuran dengan skala , sedapat mungkin hindari
kesalahan paralak. Sebab paralak dapat diberikan hasil pengukuran yang lebih
besar ataupun lebih kecil. Pengukuran tanpa paralak harus dilakukan secara
tegak lurus dengan skala yang diamati (Padri,1985).
b) Jangka Sorong
Alat ukur lainnya yaitu jangka sorong. Seperti halnya mistar
(penggaris) jangka sorong juga digunakan dalam mengukur besaran
panjang, diantaranya yaitu pengukuran panjang, lebar, tinggi,diameter
luas dan dalam serta kedalaman lubang suatu benda (Yulianti,1997).
Ketelitian atau nst yang dimiliki jangka sorong adalah 0,005 cm
karena skala terkecilnya 0,01 cm. Nst merupakan dari skala terkecil.

Gambar 2.1 jangka sorong


(www.google.com,2015)
Adapun bagian-bagian jangka sorong, yaitu :
1. Rahang pengukur diameter luar
2. Rahang pengukur diameter dalam
3. Batang pengukur kedalaman
4. Skala utama dalam cm
5. Skala utama dalam inchi
6. Skala bantu/ nonius dalam cm
7. Skala bantu/ nonius dalam inchi
8. Scroll penggeser
Cara penggunaan alat ukur jangka sorong, yaitu :
1. Meletakkan benda pada posisi rahang pengukuran diameter luar atau
rahang pengukuran dalam atau juga pengukuran kedalaman sesuai
dengan perhitungan apa yang kita ukur.
2. Mengendurkan skrup pengunci agar posisi dapat diubah-ubah.
3. Membaca skala utama dan skala noniusnya, jika pada skala utama
penuh, yaitu menandakan 1 mm (Yulianti,1997).

c) Mikrometer Sekrup
Mikrometer skrup memiliki fungsi yang sama dengan jangka
sorong, namun mikrometer sekrup dapat dikatakan lebih teliti karena
memiliki ketelitian hingga 0,01mm
Bagian-bagian mikrometer sekrup adalah :
1. Landasan (anvil) penjepit bahan uji
2. Permukaan batang ulir penjepit bahan uji
3. Batang ulir
4.Pengunci
5. Selubung brisi skala utama
6. Selongsong putar penggerak batang ulir yang berisi skala nonius
7. Roda gigi
Cara penggunaan alat ukur mikrometer sekrup adalah :
1. Sebelum menggunakan mikrometer. Periksa terlebih dahulu apakah
mikrometer perlu ralat sistematis.
2. Dengan memutar skala bantu, maka 1 dan 2 akan terhimpit.
3. Perhatikan titik nolnya, apakah skala dasar tepat pada nol, kalau tidak
perlu maka dilakukan ralat sistematis.
4. Letakkan benda diantara batang empulur.
5. Baca skala utamanya (lihat angka yang ada pada badan skala utama).
6. Baca skala noniusnya (lihat angka yang berimpitan pada skala utama
dengan ketelitian alat).
7. Jumlahkan angaka hasil yang terbaca pada skala utama dengan skala
angka hasil yang terbaca pada skala nonius (Yulianti,1997).

2. Pengukuran Massa

Neraca adalah alat ukur untuk mengukur massa suatu benda contohnya
neraca sama lengan, neraca pegas dan lain sebagainya. Proses pengukuran
dilakukan dengan cara membandingkan berat benda dengan berat massa standart
waktu neraca setimbang, karena percepatan gravitasi yang dialami benda dan
massa standart sama, maka massa benda dengan massa standart yang digunakan.
Neraca ohaus memiliki tingkat ketelitian sebesar 0,1 gram (Padri,1985)

3. Pengukuran Waktu

Stopwatch dapat digunakan untuk mengukur waktu dengan cukup teliti.


Stopwatch memiliki 2 jenis yakni stopwatch analog dan stopwatch digital.
Ketelitiannya ada yang 0,5 detik dan 0,1 detik. Sebab ada yang 1 kali putaran
menunjukkan 1 menit (60 detik) dan ada pula yang 1 kali putaran menunjukkan
30 detik (Padri,1985).

4. Cara Mendapatkan Ralat


a. Ralat langsung
Bila hasil ukur dari pengukuran langsung terdiri dari pengukuran
hanya sekali, pengukuran sebanyak n kali. Maka hasil yang diperoleh
adalah hasil ralat () yang disebut ralat mutlak. Hanya memberikan
informasi mengenai mutu alat ukur yang digunakan, namun belum
mengungkapkan mutu pengukuran. Untuk menyatakan ketelitian
pengukuran yang menggambarkan mutu pengukuran, digunakan :

= [ ] 100%

b. Ralat tidak langsung


Ralat ini tidak dapat dikendalikan misalnya pada pengukuran berulang
dengan hasil yang berbeda. Pengukuran berulang adalah dengan
menggunakan nilai rata-rata untuk mendekati harga sesungguhnya. Tetapi
untuk pengukuran berulang dengan hasil yang berbeda diperlukan ralat
suatu pengukuran. Ralat suatu hasil pengukuran harus dicantumkan dalam
hasil pengukuran. Ralat ini disebut dengan ralat kebetulan.

5. Menentukan Nilai Skala Terkecil (nst), Standart Deviasi dan Grafik


Menentukan nilai skala terkecil (nst) pada setiap alat ukur menjadi
penyebab adanya ketidakpastian pada hasil pengukuran. Pengertian nst itu sendiri
adalah nilai skala terkecil, nilai yang sudah tidak dapat dibagi pada suatu alat
ukur. Hasil ukur yang diperoleh jika kita merata-rata pada pengurangan kontribusi
dari efek ralat acak yang biasanya dilakukan pengurangan barulang-ulang dan
dilakukan dengan teknik statistik disebut standart deviasi.

Membuat grafik kecepatan agar dapat digunakan sesuai dengan tujuan


maka sebuah grafik harus memenuhi beberapa ketentuan di bawah ini :

1. Grafik harus mempunyai judul atau keterangan.


2. Pada grafik katesian, sumbu datar biasanya dipakai untuk perubahan
bebas dan sumbu vertikal untuk perubahan tak bebas.
3. Nama besaran atau simbol ditulis pada sumbu dan dilengkapi dengan
skala dan satuan.
4. Satuan dan pangkat sepuluh jika perlu dicantumkan pada setiap sumbu.
5. Grafik dibuat pada kertas milimeter.
6. Buatlah skala sedemikian rupa suhingga semua angka penting
digunakan.
7. Tarik garis melalui titik yang didapat(Yulianti,1997).

Menentukan massa jenis adalah salah satu penggunaan ralat tidak


langsung. Bentuk persamaan massa jenis

= keterangan : : massa jenis

m : massa
v : volume
Bentuk ralat dari massa jenis jika m dan v diulang tiga kali :
1
2 2 2
= [( ) () + ( ) ()2 ]
2

( )2
=
( 1)
( )2
=
( 1)

Bentuk ralat dari massa jenis m dan v diukur satu kali :



= ( ) ( )

= 12
Bentuk ralat dari massa jenis jika m diukur satu kali dan tiga kali :
1
d 2 d 2 2
= [(dm) (m)2 + (dm) (V) ] 2

d 2 d 2
= (dm) (m)2 + (dm) (V)2

= ( 1)2 ()2 + ( 2 )()

m = nst

(Yanti,2010)

Bentuk persamaan kecepatan adalah :



v=

Bentuk ralat kecepatan benda () jika s dan t diukur sebanyak 3 kali :



v = [( ) () + ( ) ()]1/2


= ( ) () + ( ) ()

= ( 1)2 ()2 + ( 2 )()2

2

()
s = (1)
2

()
t = (1)

Bentuk ralat kecepatan benda jika s dan t diukur satu kali :



v= ( ) () + ( ) ()

s = nst
t = nst

Bentuk ralat jika s dan t diukur satu kali dan tiga kali :


v = [( ) () + ( ) ()]1/2

s = nst
2

()
t = (1)

(Purwandari,2012)
BAB 3. METODE KERJA

3.1 Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran dasar
adalah :
1. Jangka sorong digunakan sebagai alat pengukur dari kebesaran panjang. Alat
ini dipakai untuk mengukur panjang, lebar, tinggi, diameter luar dan dalam,
serta kedalaman lubang suatu benda dengan cukup detail
2. Mikrometer merupakan alat ukur yang digunakan khusus untuk mengukur
panjang, tebal maupun diameter luar dari sebuah benda yang berukuran relatif
kecil.
3. Amperemeter digunakan untuk mengukur besarnya kuat arus yang mengalir
dalam sebuah rangkaian tertutup yang menghubungkan sebuah sumber
tegangan dengan beban (seperti hambatan, lampu, dan alat elektronik
lainnya).
4. Volmeter digunakan untuk mengukur besar tegangan dalam sebuah beban
yang dialiri oleh arus listrik
5. Neraca berfungsi untuk mengukur massa suatu benda
6. Stopwath berfungsi sebagai alat ukur waktu dengan sensitiv hingga 0,0001
sekon.
7. Mistar berfungsi untuk mengukur panjang dan lebar benda yang berukuran
relatif besar.
8. Termometer berfungsi sebagai alat ukur suhu
9. Balok logam berfungsi sebagai bahan yang diukur massa, panjang, tinggi,
diameter luar dan dalam
10. Bola besi kecil berfungsi sebagai bahan yang diukur diameter panjangnnya
11. Cincin berfungsi sebagai bahan yang diukur diameter luar dan dalam.
3.2 Desain Percobaan
Adapun desain percobaan pada praktikum pengukuran dasar adalah :
1. Jangka Sorong

Gambar 3.1 Jangka Sorong


(Sumber : www.google.com,2015)

2. Mikrometer

Gambar 3.2 Mikrometer


(Sumber : www.google.com,2015)

3. Voltmeter

Gambar 3.3 Voltmeter


(Sumber : www.google.com, 2015)
4. Amperemeter

Gambar 3.4 Amperemeter


(Sumber : www.google.com, 2015)
5. Stopwatch

Gambar 3.5 Stopwatch


(Sumber : www.google.com, 2015)
6. Mistar

Gambar 3.6 Mistar


(Sumber : www.google.com, 2015)
7. Neraca Pegas

Gambar 3.7 Neraca Pegas


(Sumber : www.google.com, 2015)
8. Neraca/timbangan

Gambar 3.8 Neraca/timbangan


(Sumber : www.google.com, 2015)
9. Termometer

Gambar 3.8 Termometer


(Sumber : www.google.com, 2015)
3.3 Langkah Kerja
Adapun langkah kerja pada praktikum pengukuran dasar adalah :
A. Menentukan Nilai Skala Terkecil (nst) dan Kesalahan Titik Nol
1. Jangka sorong diambil dan ditentukan nstnya. Skalanya dicatat apabila
tidak menunjukkan titik nol saat jangka sorong belum digunakan.
2. Mikrometer diambil dan ditentukan nstnya. Skalanya dicatat apabila tidak
menunjukkan titik nol saat mikrometer belum digunakan.
3. Amperemeter diambil dan ditentukan nstnya. Skalanya dicatat apabila
tidak menunjukkan titik nol saat amperemeter belum digunakan.
4. Voltmeter diambil dan ditentukan nstnya. Jarum dicatat apabila tidak
menunjukkan titik nol saat tida ada tegangan.
5. Termometer diambil dan nstnya ditentukan.
6. Neraca pegas diambil dan nstnya ditentukan. Skalanya dicatat apabila
tidak menunjukkan titik nol saat pegas belum terbebani.
7. Stopwatch diambil, nstnya ditentukan.
8. Mistar/penggaris panjang diambil, nstnya ditentukan
9. Neraca/timbangan diambil, nstnya ditentukan.

B. Pengukuran Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil


Catatan : hanya dilakukan satu kali.
1. Jangka sorong diambil, diameter dalam dan diameter luar sebuah cincin
diukur.
2. Mikrometer diambil, diameter dalam dan diameter luar sebuah bola besi
kecil diukur.
3. Amperemeter dan voltmeter dihubungkan dalam sebuah rangkaian
tertututup, besar arus dan tegangan yang muncul dicatat.
4. Neraca diberi beban dan nstnya dicatat.
5. Panjang, lebar dan tinggi balok yang tersedia diukur dengan menggunakan
mistar panjang.
6. Berjalan dari titik A ke B sejauh 2,0 meter, waktunya dihitung dengan
stopwatch.
C. Pengukuran Langsung dengan Menggunakan Standart Deviasi
Catatan : Semua langkah-langkah percobaannya seperti point B (no. 1-6)
hanya masing-masing diualang 3 kali.
1. Jangka sorong diambil, diameter dalam dan diameter luar sebuah cincin
diukur.
2. Mikrometer diambil, diameter dalam dan diameter luar sebuah bola besi
kecil diukur.
3. Amperemeter dan voltmeter dihubungkan dalam sebuah rangkaian
tertututup, besar arus dan tegangan yang muncul dicatat.
4. Neraca diberi beban dan nstnya dicatat.
5. Panjang, lebar dan tinggi balok yang tersedia diukur dengan menggunakan
mistar panjang.
6. Berjalan dari titik A ke B sejauh 2,0 meter, waktunya dihitung dengan
stopwatch.
D. Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil
Catatan : dilakukan satu kali
1. Langkah pada point B no.5 dilakukan kembali dengan balok yang sama,
kemudian massa balok tersebut ditimbang.
2. Langkah yang sama pada point B no.6 diulangi untuk jarak 2,4 meter, 3
meter dan 3,5 meter, masing-masing waktunya dicatat.

E. Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Standart Deviasi


Catatan : kegiatan dilakukan seperti point D sebanyak 3 kali.

F. Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil dan


Standart Deviasi
1. Langkah pada point C no. 4 dilakukan kembali dengan balok yang sama,
panjang, lebar dan tinggi diukur dengan menggunakan standart deviasi dan
kemudian penimbangan massa balok menggunakan nst.
2. Langkah yang sama pada point D no.2 dilakukan dengan pengukuran jarak
menggunakan nst dan perhitungan waktu digunakan standart deviasi.
3.4 Metode Analisis Data
Adapun metode analisis data pada praktikum ini adalah :
1. Pengukuran langsung
a. Nst dengan satu kali pengamatan = 12
b. Standart deviasi dengan n kali pengamatan

( )2
=


= 100%

= 100%

= 1

2. Pengukuran tidak langsung
a. Ralat nst
= 12 , = 12

= |[]| || + |[]| ||

b. Ralat standart deviasi



= (|[]| || + |[]| ||2 )

c. Ralat gabungan

= ()2 (0,68)2 + ()2 ()2

d. Ralat massa jenis



= || || + || ||
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Nilai satuan terkecil dan kesalah titik nol dari berbagai alat ukur
N Jenis Alat Range Kesalahan nst nst
o Titik Nol
1 Jangka Sorong 0-0,25 cm - 0,005 cm 0,0025 cm
2 Mikrometer 0-50 mm Ada (0,5mm) 0,001mm 0,0005mm
3 Amperemeter 2,5 mA Ada 0,2 mA 0,1 mA
4 Voltmeter 0-15 V Ada 0,5 V 0,25 V
5 Stopwatch 0-60 s - 10-4 s 5.10-5 s
6 Mistar 0-30 cm - 1 cm 0,5 cm
7 Neraca Timbangan 0-100 gr - 0,1 gr 0,05 gr
8 Neraca Pegas 0-2,5 gr - 5 gr 2,5 gr

Tabel 4.2 Hasil pengamatan dari perhitungan langsung dan tak langsung
No Jenis Alat
AP I(%) K(%)

1 Jangka sorong
Diameter luar 1,15.10-1cm 3 0% 0% 0,151 0,0025
Diameter dalam 1,79.10-1 cm 3 0% 0% 0,179 0,0025
2 Mikrometer 6,14.10-1cm 3 0% 0% 0,614 0,0005
3 Amperemeter 4A 1 0% 0% 4 0,1
4 Voltmeter 10 V 2 0% 0% 10 0,25
5 Neraca 72,1.10-3kg 3 0% 0% 0,0721 2,5
6 Mistar 26,5 cm 3 0% 0% 26,5 0,5
7 Stopwatch 6s 1 0% 0% 6 5. 105
Tabel 4.3 Pengukuran langsung dengan menggunakan standart deviasi
N
Jenis alat
I(%) K(%) AP

o
1 Jangka sorong
Diameter luar 2,09 0,253 12,1% 87,9% 3 2,09 0,253
Diameter dalam 1,78 0,105 5,90% 94,1% 3 1,78 0,105
2 Mikrometer 5,63 0,095 1,69% 98,3% 3 5,63 0,095
3 Amperemeter 21 0,57 2,7% 97% 2 21 0,57
4 Voltmeter 2,5 0 0% 100% 2 2,5 0
5 Neraca 72,3 0,818 1,1% 98,9% 3 72,3 0,818
6 Mistar 26,7 0 0% 100% 3 26,7 0
7 Stopwatch 6,38 0,286 4,48% 95,5% 3 6,38 0,286

Tabel 4.4 pengukuran tidak langsung menggunkan nst


No Jenis Alat
I(%) K(%) AP

1 Mistar 26,6 0,126 0,473% 99,5% 3 26,6 0,126
2 Stopwatch
2,5 m 3,47 0,241 6,94% 93,0% 3 3,47 0,241
3m 3,67 0,045 1,23% 98,8% 3 3,67 0,045
3,5 m 4,3 0,2 4,6% 95% 2 4,3 0,2

4.2 Pembahasan
Pada setiap pengukuran di masing-masing data menimbulkan perumusan
angka penting. Sebelum menentukan angka penting harus menentukan x dan
nya, karena angka penting terdapat perbandingan kedua variabel. Untuk
menentukan atau membaca skala yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur dalam
pengukuran suatu benda yaitu dengan pembacaan pada skala utama dan skala
nonius pada jangka sorong, mikrometer. Karena skala utama dan skala nonius
memliki satuan panjang yang berbeda maka disamakan terlebih dahulu satuannya
lalu ditambahkan antara skala utama dan skala nonius yang ditunjuk pada alat
ukur.

Nst adalah nilai skala terkecil pada suatu alat ukur. Menentukan nst dapat
dilakukan dengan cara batas antara angka sebelum dan sesudah atau dapat juga
ditentukan dengan cara menghitung selisihnya dan dibagi banyaknya skala. Nst
ialah kemampuan alat ukur dalam menetukan ukuran paling kecil dan sebagai
penetu tingkat ketelitian alat ukur tersebut.
Hal hal yang harus diperhatikan adalah
a. Skala terkecil harus diketahui terlebih dahulu untuk menetukan ketelitian
alat ukur tersebut.
b. Pembacaan skala utama dan skala nonius ( pada jangka sorong dan
mikrometer )
c. Ukuran benda yang akan disesuaikan dengan alat ukur.
d. Agar hasil lebih akurat makan diperlukan pengulangan dalam pengukuran.
e. Nst pada setiap alat ukur menetukan kakuratan data yang diperoleh.
Menentukan pengukuran langsung dengan menggunakan nst atau ralat nst
yaitu dengan menentukan terlebih dahulu. Merupakan hasil yang diperoleh dari
nst. Cara menentukan pengukuran langsung dengan menggunakan standart deviasi
dengan menggunakan / melakukan dapat diperoleh hasil I,K dan AP.
Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang dilakukan berulang.
Pada praktikum ini pengukuran tidak langsung dilakukan pada semua alat ukur
namun pengukuran tidak langsung dibagi menjadi 2 yaitu pengukuran tidak
langsung menggunakan standart deviasi dan menggunakan nst. Pengukuran tak
langsung menggunakan standart deviasi yaitu jangka sorong, mikrometer,
amperemeter, voltmeter, neraca, mistar dan stopwatch, sedangkan mistar dan
stopwatch dilakukan kembali dengan pengukuran tidak langsung menggunakan
nst.
Pada tabel 4.2 dan 4.3 melakukan pengukuran yang sama namun memiliki
hasil yang berbeda. Hal itu terjadi karena tabel 4.2 menggunakan pengukuran
langsung sedangkan tabel 4.3 menggunakan pengukuran tak langsung.
Pengukuran langsung hanya dilakukan satu kali pengukuran dan pengurukan tidak
langsung dilakukan pengukuran berulang kali yang didapat lebih akurat.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan pada saat praktikum pengukuran dasar dapat


disimpulkan bahwa nst dapat ditentukan dengan skala pada alat ukur. Nst pada
masing masing alat ukur berbeda nst menentukan tingkat ketelitian alat ukur
tersebut. Dalam menggunakan alat ukur harus memahami cara menggunakannya
dengan benar. Pengukuran langsung dilakukan hanya sekali sedangkan
pengukuran tidak langsung dilakukan pengukuran berulang, maka hasil yang
diperoleh lebih akurat.

5.2 Saran

Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan mengetahui dan


memahami tata cara menggunakan alat ukur agar tidak terjadi kesalahan dalam
mengukur suatu benda. Praktikan juga sebaiknya mengetahui cara menentukan
nst. Jika terjadi hal yang tidak diketahui oleh pratikan atau praktikan mengalami
kesulitan sebaiknya bertanya kepada asisten.
DAFTAR PUSTAKA

Jordan .1996.Pengukuran. Jember : Universitas Jember


Padri, I Made. 1985. Fisika I. Jakarta : Universitas Terbuka
Purwandari.2012.Modul Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember :
Universitas Jember
Sutarto. 2004 . Fisika Dasar. Jember : Departemen Pendidikan FKIP Universitas
Jember
Yanti, A. 2010. Fisika Dasar. Jakarta : Bina Cipta.
Yulianti. 1997 . Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai