Anda di halaman 1dari 21

PERCOBAAN I

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN


A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan percobaan

- Mahasiswa

mampu menerapkan konsep fisika tentang


pengukuran.
Mahasiswa mampu memahami bagian dan

fungsi dari jangka sorong dan mikrometer


-

sekrup.
Mahasiswa mampu menggunakan jangka

sorong dan mikrometer sekrup.


Mahasiswa mampu menentukan ketidakpastian
2

Tempat

pada pengukuran tunggal dan berulang.


Hari, tanggal
:
Senin, 29

September 2014
: Laboraturium Fisika FKIP,
Universitas Mataram

B. LANDASAN TEORI
Fisika didasarkan atas pengukuran. Kita berkenalan dengan fisika
untuk mempelajari bagaimana caranya mengukur besaran-besaran yang terlibat
dalam fisika. Untuk mendeskripsikan sebuah besaran fisika, kita
mendeskripsikan dahulu suatu satuan. Kemudian, kita mendefinisikan suatu
standar, yaitu suatu acuan yang berfungsi sebagai patokan pembanding bagi
semua contoh lain dari besaran yang bersangkutan. Kita bebas mendefinisikan
sebuah satuan dan standarnya dalam sembarang cara yang kita kehendaki. Hal
yang penting adalah mengerjakannya dengan cara sedemikian rupa sehingga para
ilmuwan seluruh duni akan mengakui bahwa definisi-definisi kita masuk akal
dan praktis (Halliday, dkk., 2004: 32).

Pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika. Tetapi,


tidak ada pengukuran yang benar-benar tepat. Ada ketidakpastian yang
berhubungan dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber
yang berbeda. Di antara yang paling penting, selain kesalahan adalah
keterbatasan ketepatan setiap alat pengukur dan ketidakmampuan membaca
sebuah instrumen di luar batas bagian terkecil yang ditunjukkan.
Ketikamenyatakan hasil pengukuran, penting juga menyatakan ketepatan, atau
perkiraan ketidakpastian, pada pengukuran tersebut (Giancoli, 2001: 8).
Setiap pengukuran selalu memiliki ketidakpastian. Jika kita
mengukur kedalaman sebuah buku dengan mistar biasa, hasil pengukuran kita
hanya dapat diandalkan kebenarannya sampai pada milimeter terdekat dan hasil
pengukuran kita adalah 3 milimeter adalah salah. Karena keterbatasan alat ukur
yang digunakan, kita tidak mengatakan bahwa ketebalan sebenarnya adalah 3,00
milimeter, 2,85 milimeter, atau 3,11 milimeter. Tetapi jika menggunakan
micrometer sekrup, suatu alat yang dapat mengukur sampai ketelitian 0,01
milimeter, hasil pengukurannya adalah 2,91 milimeter. Perbedaan kedua hasil
pengukuran ini adalh pada ketidakpastian pengukuran tersebut. Pengukuran
dengan mikrometer sekrup memiliki ketidakpastian lebih kecil, ini menghasilkan
pengukuran yang lebih akurat. Ketidakpastian disebutjuga galat, karena hal
tersebut juga mengindikasikan selisih maksimum yang mungkin terjadi antara
nilai terukur dan nilai sebenarnya (Young dan Freedman, 2002: 7).
C. Alat dan Bahan
Untuk praktikum yang dilakukan kali ini, alat dan bahan yang diperlukan
diantaranya jangka sorong sebanyak satu buah, lalu micrometer sekrup sebanyak
satu buah, kemudian sebagai bahan untuk praktikum, digunakan uang logam,
potongan silinder pipa dan kelereng dengan jumlah masing-masing 1 buah.

D. Langkah Kerja
a. Mengukur diameter
Untuk mengukur diameter, yang harus dilakukan adalah memutar
sekrup pengunci agar rahang jangka sorong dapat bebas bergerak, lalu
menggeser rahang geser jangka sorong dan kemudian memasukan benda yang
akan diukur, lalu menjepit benda tersebut dan mengunci posisi rahang geser
dengan sekrup pengunci agar tidak berubah hasiol pengukurannya dan terakhir
adalah melihat dengan teliti hasil pengukuran yang ditunjukkan skala nonius.
b. Mengukur diameter dalam pipa
Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda dengan jangka sorong,
yang harus dilakukan adalah, membuka rahang atas yang terkunci, lalu
memasukannya ke dalam lubang pada benda yang akan diukur, kemudian
menyesuaikan rahang geser dengan ukuran lubang pada benda yang diukur dan
mengunci rahang geser dengan sekrup pengunci agar hasil pengukuran tidak
berubah, kemudian amati skala nonius dan skala utamanya.
c. Mengukur kedalaman pipa
Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur kedalaman benda,
yang harus dilakukan adalah membuka rahang jangka sorog hingga ujung
lancip jangka sorong menyentuh dasar objek yang diukur, lalu mengunci
rahang geser, dan mengamati hasil pengukuran pada skala nonius.
d. Mikrometer sekrup
Untuk mengukur dengan micrometer sekrup, yang harus dilaukan antara lain,
memastikan pengunci dalam keadaan terbuka, lalu membuka rahang
micrometer sekrup dengan cara memutar ke kiri pada skala putar hingga benda
yang diukur dapat dimasukan ke rahang micrometer sekrup, lalu memasukan
benda yang diukur pada rahang micrometer sekrup dan menguncinya agar
tidak dapat diputar lagi dan terdengar suara klik.

E. HASIL PENGAMATAN
a. Tabel
1. Tabel hasil pengukuran jangka sorong (cm)

Diameter

No

Uang logam

Pipa dalam

Pipa luar

Kedalaman
Pipa

2,72
2,7
2,73
2,72
2,71

2,99
2,91
2,99
2,97
2,99

3,22
3,29
3,29
3,28
3,29

10,89
10,89
10,89
10,89
10,83

1
2
3
4
5

2. Tabel hasil pengukuran mikrometer sekrup (cm)


No
1
2
3
4
5

B
Ketebalan Uang
Logam
2,79
1,8
1,75
1,78
1,71

Diameter
Kelereng
14,51
15,72
14,68
15,57
15,6

b. Gambar
1. Gambar jangka sorong

Rahang atas

Sekrup pengunci
Skala utama

Depth probe

Rahang
tetap
Rahang bawah

Skala nonius
Rahang geser

Gambar 1.1 Bagian jangka sorong

No
1.

Nama bagian
Fungsi
Rahang bawah Mengukur ketebalan dan diameter luar

2.
3.

Rahang atas
Rahang tetap

benda
Mengukur diameter dalam benda
Penyangga untuk mengukur diameter

4.

Rahang geser

terluar
Mengukur diameter luar dengan cara

5.
6.

Skala utama
Skala nonius

digerakkan
Menentukan nilai hasil pengukuran
Untuk meningkatkan ketelitian pembaca alat

7.

Sekrup

ukur
Untuk mengunci jangka sorong agar rahang

8.

pengunci
Pengukur

tidak bergerak
Mengukur kedalaman suatu benda

kedalaman
(depth probe)
2. Gambar mikrometer sekrup

Gambar 1.2 Fungsi


Bagian micrometer sekrup
Nama bagian

o
1.

Frame (bingkai)

Meminimalkan peregangan dan pengerutan


yang mengganggu pengukuran. Dilapisi

2.

Anvil (landasan)

plastik agar tidak ada hantaran panas.


Sebagai penahan ketika benda diletakkan

3.

Spindle

antara anvil dan spindle


Silinder yang dapat digerakkan menuju
6

(gelendong)

landasan (anvil), sebagai penahan benda

4.

Lock (pengunci)

agar tepat berada di antara anvil dan spindle


Penahan spindle agar tidak bergerak ketika

5.
6.
7.

Sleeve
Thimble
Ratchet Knob

mengukur
Tempat skala utama
Tempat skala nonius berada
Memajukan dan memundurkan spindle agar
sisi benda yang akan diukur tepat berada
diantara spindle dan anvil

F. Analisis Data
1. Jangka sorong

Total pengukuran
Diameter

Diameter

Diameter

No

Uang Logam

Dalam Pipa

Luar Pipa

(cm)
2,72

(cm)
2,99

(cm)
3,22

2,72

2,91

3,29

10,89

2,73

2,99

3,29

10,89

2,72

2,97

3,28

10,89

2,71
13,6

2,99
14,85

3,28
16,35

10,83
45,39

Kedalaman
Pipa (cm)
10,89

a. Diameter uang logam


1. Menghitung diameter rata-rata ( d )
Diketahui : d = 13,6cm
n =5
Ditanya : d = ?

Jawab

: d

o
1
2
3
4
5

2,72
2,72
2,73
2,72
2,71

n
13,6 cm
=
5
= 2,72cm
Jadi, diameter rata-rata uang logam adalah 2,72cm.
2. Menghitung ketidakpastian pengukuran
Diketahui : d
= 2,72cm
Xmax
= 2,73cm
Xmin
= 2,71cm

x
Ditanya :
= ?
x x
Jawab
: x= max min
2
2,73 cm2,71cm
=
2
= 0,01cm
Jadi, ketidakpastian pengukuran adalah 0,01cm.
3. Menghitung standar deviasi (SD)
d - d
0
0
0,01
0
-0,01
Total

(d- d

0
0
0,0001
0
0,0001
0,0002

d d
)2 = 0,0002
Diketahui :

n
=5
Ditanya : SD =
d
d

2
Jawab
: SD =

0,0002
4
= 0,007
Jadi, standar deviasi diameter uang logam adalah 0,07.
4. Menghitung rentang nilai pengukuran (NP)
Diketahui : d
= 2,72cm
SD = 0,007
Ditanya : NP = ?
SD
Jawab
: NP = d

NP1 = dSD
= 2,72 cm 0,007
= 2,713cm
NP2 = d +SD
= 2,72cm + 0,007
= 2,727cm
Jadi, rentang nilai pengukuran uang logam adalah 2,713cm sampai
=

2,727cm.
5. Menghitung persentase kesalahan relative (KR)

Diketahui : d=2,72
cm
SD = 0,007
Ditanya : %KR = ?
SD
100%
Jawab
: %KR =
d
0,007
100
=
2,72
= 0,26%
Jadi, persentase kesalahan relatif diameter uang logam adalah 0,26%.
6. Menghitung persentase keberhasilan praktikum (KP)
Diketahui : %KR = 0,26%
Ditanya : %KP = ?
Jawab
: %KP = 100% - %KR
= 100% - 0,26%
= 99,74%
Jadi, persentase keberhasilan praktikum adalah 99,74%.
b. Diameter dalam pipa
1. Menghitung diameter rata-rata ( d )
Diketahui : d = 14,85cm
n =5
Ditanya : d = ?
d
Jawab
: d =
n
9

14,85 cm
5
= 2,97cm
Jadi, diameter rata-rata dalam pipa adalah 2,97cm.
2. Menghitung ketidakpastian pengukuran
Diketahui : d
= 2,97cm
Xmax
= 2,99cm
Xmin
= 2,91cm
Ditanya : x = ?
x x
Jawab
: x= max min
2
2,99 cm2,91cm
=
2
= 0,04cm
Jadi, ketidakpastian pengukuran diameter dalam pipa adalah 0,04cm.
3. Menghitung standar deviasi (SD)
=

o
1
2
3
4
5

2,99
2,91
2,99
2,97
2,99

d - d
0,02
-0,06
0,02
0
0,02
Total

(d- d

0,0004
0,0036
0,0004
0
0,0004
0,0048

d d
)2 = 0,0048
Diketahui :

n
=5
Ditanya : SD =
d
d

2
Jawab
: SD =

0,0048
=
4
= 0,035

10

Jadi, standar deviasi diameter dalam pipa adalah 0,035.


4. Menghitung rentang nilai pengukuran (NP)
Diketahui : d
= 2,97cm
SD = 0,035
Ditanya : NP = ?
SD
Jawab
: NP = d

NP1 = dSD
= 2,97 cm 0,035
= 2,945cm
NP2 = d +SD
= 2,97cm + 0,035
= 3,005cm
Jadi, rentang nilai pengukuran diameter dalam pipa adalah 2,945cm
sampai 3,005cm.
5. Menghitung persentase kesalahan relative (KR)

Diketahui : d=2,97
cm
SD = 0,035
Ditanya : %KR = ?
SD
100%
Jawab
: %KR =
d
0,035
100
=
2,97
= 1,2%
Jadi, persentase kesalahan relatif diameter dalam pipa adalah 1,2%.
6. Menghitung persentase keberhasilan praktikum (KP)
Diketahui : %KR = 1,2%
Ditanya : %KP = ?
Jawab
: %KP = 100% - %KR
= 100% - 1,2%
= 98,8%
Jadi, persentase keberhasilan praktikum adalah 98,8%.
c. Diameter luar pipa
1. Menghitung diameter rata-rata ( d )
Diketahui : d = 16,35cm
n =5
Ditanya : d = ?
d
Jawab
: d =
n
16,35 cm
=
5
= 3,27cm
11

Jadi, diameter rata-rata luar pipa adalah 3,27cm.


2. Menghitung ketidakpastian pengukuran
Diketahui : d
= 3,27cm
Xmax
= 3,29cm
Xmin
= 3,22cm
Ditanya : x = ?
x x
Jawab
: x= max min
2
3,29 cm23,22cm
=
2
= 0,035cm
Jadi, ketidakpastian pengukuran diameter luar pipa adalah 0,035cm.

3. Menghitung standar deviasi (SD)


N

o
1
2
3
4
5

3,22
3,29
3,29
3,28
3,29

d - d
-0,05
0,02
0,02
0,01
0,02
Total

(d- d

0,0025
0,0004
0,0004
0,0001
0,0004
0,0038

d d
)2 = 0,0038cm
Diketahui :

n
=5
Ditanya : SD =
d
d

2
Jawab
: SD =

0,0038
=
4

12

= 0,031
Jadi, standar deviasi diameter luar pipa adalah 0,031.
4. Menghitung rentang nilai pengukuran (NP)
Diketahui : d
= 3,27cm
SD = 0,031
Ditanya : NP = ?
SD
Jawab
: NP = d

NP1 = dSD
= 3,27 cm 0,031
= 3,239cm
NP2 = d +SD
= 3,27cm + 0,031
= 3,301cm
Jadi, rentang nilai pengukuran diameter luar pipa adalah 3,239cm
sampai 3,301cm.
5. Menghitung persentase kesalahan relative (KR)

Diketahui : d=3,27
cm
SD = 0,031
Ditanya : %KR = ?
SD
100%
Jawab
: %KR =
d
0,031
100
=
3,27
= 0,95%
Jadi, persentase kesalahan relatif diameter luar pipa adalah 0,95%.
6. Menghitung persentase keberhasilan praktikum (KP)
Diketahui : %KR = 0,95%
Ditanya : %KP = ?
Jawab
: %KP = 100% - %KR
= 100% - 0,95%
= 99,05%
Jadi, persentase keberhasilan praktikum adalah 99,05%.
d. Kedalaman pipa
1. Menghitung kedalaman rata-rata ( d )
Diketahui : d = 45,39cm
n =5
Ditanya : d = ?
d
Jawab
: d =
n
45,39 cm
=
5
13

= 9,08cm
Jadi, kedalaman rata-rata pipa adalah 9,08cm.
2. Menghitung ketidakpastian pengukuran
Diketahui : d
= 9,08cm
Xmax
= 10,89cm
Xmin
= 10,83cm

x
Ditanya :
= ?
x x
Jawab
: x= max min
2
10,89 cm10,83 cm
=
2
= 0,025cm
Jadi, ketidakpastian pengukuran kedalaman pipa adalah 0,025cm.
3. Menghitung standar deviasi (SD)
N

o
1
2
3
4
5

10,89
10,89
10,89
10,89
10,83

d - d
1,81
1,81
1,81
1,81
1,75
Total

(d- d

3,2761
3,2761
3,2761
3,2761
3,0625
16,1669

d d
)2 = 16,1669cm
Diketahui :

n
=5
Ditanya : SD =
d
d

2
Jawab
: SD =

16,1669
=
4
= 2,01
Jadi, standar deviasi kedalaman pipa adalah 2,01.
4. Menghitung rentang nilai pengukuran (NP)

14

Diketahui : d
= 9,08cm
SD = 2,01
Ditanya : NP = ?
SD
Jawab
: NP = d

NP1 = dSD
= 39,08 cm 2,01
= 7,07cm
NP2 = d +SD
= 39,08cm + 2,01
= 11,09cm
Jadi, rentang nilai pengukuran kedalaman pipa adalah 7,07cm sampai
11,09cm.
5. Menghitung persentase kesalahan relative (KR)

Diketahui : d=9,08
cm
SD = 2,01
Ditanya : %KR = ?
SD
100%
Jawab
: %KR =
d
2,01 cm
100
=
9,08
= 22%
Jadi, persentase kesalahan relatif kedalaman pipa adalah 22%.
6. Menghitung persentase keberhasilan praktikum (KP)
Diketahui : %KR = 22%
Ditanya : %KP = ?
Jawab
: %KP = 100% - %KR
= 100% - 22%
= 78%
Jadi, persentase keberhasilan praktikum adalah 78%.
2. Mikrometer sekrup
Tabel total hasil pengukuran
No
1
2
3
4
5

Ketebalan Uang Logam (mm) Diameter Kelereng (mm)


1,79
14,51
1,80
15,72
1,75
14,68
1,78
14,57
1,71
15,60
8,83
75,08
d
15

a. Ketebalan uang logam


1. Menghitung ketebalan rata-rata ( d )
Diketahui : d = 8,83mm
n =5
Ditanya : d = ?
d
Jawab
: d =
n
8,83mm
=
5
= 1,76mm
Jadi, ketebalan rata-rata uang logam adalah 1,76mm.
2. Menghitung ketidakpastian pengukuran
Diketahui : Xmax
= 1,80mm
Xmin
= 1,71mm
Ditanya : x = ?
x x
Jawab
: x= max min
2
1,80 mm1,71 mm
=
2
= 0,045mm
Jadi, ketidakpastian pengukuran ketebalan uang logam adalah 0,045mm.
3. Menghitung standar deviasi (SD)
N

o
1
2
3
4
5

1,79
1,80
1,75
1,78
1,71

d - d
0,03
0,04
-0,01
0,02
-0,05
Total

(d- d

0,0009
0,0016
0,0001
0,0004
0,0025
0,0056

d d
)2 = 0,0055mm
Diketahui :

n
=5
Ditanya : SD =

16

d
d

2
Jawab
: SD =

0,0055
=
4
= 0,0371
Jadi, standar deviasi ketebalan uang logam adalah 0,0371.
4. Mennghitung rentang nilai pengukuran (NP)
Diketahui : d
= 1,76mm
SD = 0,0371
Ditanya : NP = ?
SD
Jawab
: NP = d

NP1 = dSD
= 1,76 mm 0,0371
= 1,72mm
NP2 = d +SD
= 1,76mm + 0,0371
= 1,8mm
Jadi, rentang nilai pengukuran ketebalan uang logam adalah 1,72mm

sampai 1,8mm.
5. Menghitung persentase kesalahan relative (KR)

Diketahui : d=1,76
mm
SD = 0,0371
Ditanya : %KR = ?
SD
100%
Jawab
: %KR =
d
0,0371
100
=
1,76
= 2,1%
Jadi, persentase kesalahan relatif ketebalan uang logam adalah 2,1%.
6. Menghitung persentase keberhasilan praktikum (KP)
Diketahui : %KR = 2,1%
Ditanya : %KP = ?
Jawab
: %KP = 100% - %KR
= 100% - 2,1%
= 97,9%
Jadi, persentase keberhasilan praktikum adalah 97,9%.
17

b. Diameter Kelereng
1. Menghitung diameter rata-rata ( d )
Diketahui : d = 75,08mm
n =5
Ditanya : d = ?
d
Jawab
: d =
n
75,08 mm
=
5
= 15,02mm
Jadi, diameter rata-rata kelereng adalah 15,02mm.
2. Menghitung ketidakpastian pengukuran
Diketahui : Xmax
= 15,72mm
Xmin
= 14,51mm
Ditanya : x = ?
x x
Jawab
: x= max min
2
15,72 mm14,51mm
=
2
= 0,6mm
Jadi, ketidakpastian pengukuran diameter kelereng adalah 0,6mm.
3. Menghitung standar deviasi (SD)
N

o
1
2
3
4
5

14,51
15,72
14,68
14,57
15,60

d - d
-0,51
0,70
-0,34
-0,45
0,58
Total

(d- d

0,2601
0,49
0,1156
0,2025
0,3364
1,4046

d d
)2 = 1,4046mm
Diketahui :

n
=5
Ditanya : SD =

18

d
d

2
Jawab
: SD =

1,4046
=
4
= 0,59
Jadi, standar deviasi diameter kelereng adalah 0,59.
4. Mennghitung rentang nilai pengukuran (NP)
Diketahui : d
= 15,02mm
SD = 0,59
Ditanya : NP = ?
SD
Jawab
: NP = d

NP1 = dSD
= 15,02mm 0,59
= 14,43mm
NP2 = d +SD
= 15,02m + 0,59
= 15,61mm
Jadi, rentang nilai pengukuran diameter kelereng adalah 14,43mm

sampai 15,61mm.
5. Menghitung persentase kesalahan relative (KR)

Diketahui : d=15,02
mm
SD = 0,59
Ditanya : %KR = ?
SD
100%
Jawab
: %KR =
d
0,59
100
=
15,02
= 3,92%
Jadi, persentase kesalahan relatif pengukuran diameter kelereng adalah
3,92%.
6. Menghitung persentase keberhasilan praktikum (KP)
Diketahui : %KR = 3,92%
Ditanya : %KP = ?
Jawab
: %KP = 100% - %KR
= 100% - 3,92%

19

= 96,08%
Jadi, persentase keberhasilan praktikum adalah 96,08%.
G. Pembahasan
Ketika melakukan pengukuran, kita dapat menggunakan alat-alat seperti
mistar atau meteran. Pada praktikum ini, digunakan alat ukur mekanik yaitu jangka
sorong dan micrometer sekrup. Alat pengukuran tersebut memiliki kegunaan dan
fungsi masing-masing serta memiliki ketelitian yang berbeda-beda pula.
Jangka sorong memiliki fungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda, baik
diameter dalam maupun diameter luar. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1mm.
pada jangka sorong terdapat skala utama dan skala nonius yang berfungsi untuk
menentukan ukuran benda, serta rahang bawah tetap dan rahang atas tetap yang tidak
bisa bergerak agar benda bisa terjepit dengan baik ketika rahang geser bawah ataupun
atas digerakkan. Setelah benda terjepit dengan baik, gunakan pengunci agar benda
tidak jatuh dan lebih mudah dalam membaca skala. Cara membaca skala yang ada
pada jangka sorong yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Skala = Skala utama + (skala nonius x ketelitian)
= Skala utama + (skala nonius x 0,1)
Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian
tertinggi yaitu mencapai 0,001cm. Dengan ketelitian itu mikromeer sekrup dapat
digunakan untuk mengukur benda yang sangat kecil, seperti silet, kertas maupun
kawat. Micrometer sekrup terdiri dari rahang utama sebagai skala utama dan rahang
putar sebagai skala nonius. Skala nonius terdiri dari 50 skala. Setiap kali skala nonius
diputar sekali, maka skala nonius bergerak maju atau mundur sejauh 0,5mm. Cara
menggunakan micrometer sekrup sebenarnya hamper sama dengan jangka sorong,
hanya saja saat ingin menjepit benda, kita harus memutar bidal pada micrometer
sekrup searah jarum jam hingga benda terjepit sempurna. Cara membaca skala pada
micrometer sekrup yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Skala = Skala utama + (skalanonius x ketelitian)

20

= skala utama + (skala nonius x 0,01mm)


Dalam setiap penugukuran pasti terdapat ketidakpastian yang disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya faktor ketelitian manusia dan alat. Terkadang pengamat
yang tidak teliti, kurang cermat mengamati letak garis yang berimpit antara skala
nonius dan skala utama. Hal inilah yang menyebabkan hasil pengukuran setiap orang
terkadang bebeda-beda. Oleh karena itu kita harus mtencari ketidakpastian
pengukuran seperti yang telah dibahas di analisis data. Setelah mencari
ketidakpastian, kita juga harus menentukan persentase keberhasilan praktikum. Jika
persentase keberhasilan praktikum kurang dari 50%, maka praktikum dapat dikatakan
gagal. Tapi, dalam praktikum ini, persentase keberhasilan praktikum yang diperoleh
di atas 50%, maka praktikum ini bisa dikatakan berhasil.
Tidak hanya alat ukur, bahan yang akan diukur juga dapat menyebabkan
terjadinya perbedaan hasil pengukuran, terutama pada benda yang tidak rata atau
memiliki bagian yang timbul. Jika pengamat melakukan pengukuran pada bagian
yang rata, maka hasil yang didapat pasti berbeda jika dia melakukan pengukuran pada
bagian yang timbul, seperti pada uang logam Rp 500. Oleh karenanya, diperlukan
ketelitian yang tinggi saat melakukan pengukuran.
H. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data, dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa pengukuran memerlukan ketelitian dalam melakukannya.
Selain itu, pada alat ukur jangka sorong dan micrometer sekrup terdapat
ketelitiannya masing-masing. Ketelitian tertinggi dimiliki oleh micrometer
sekrup. Pada jangka sorong dan micrometer sekrup terdapat skala utama dan
skala noniusyang menjadi dasar dalam menentukan ukuran suatu benda. Karena
dalam pengukuran ada ketidakpastian, perlu dijabarkan berapa tingkat
ketidakpastian pengukuran yang dihasilkan. Kita harus memperhatikan pula
faktor bahan dalam pengukuran, karena terkadang bahan juga mempengaruhi
21

hasil pengukuran. Pengamat juga perlu mencari persentase keberhasilan


praktikum, untuk mencari tahu apakah praktikum yang dijalankan berhasil atau
tidak. Praktikum ini telah mendapat persentase keberhasilan >50%, sehingga
dapat dinyatakan berhasil.
2. Saran
Untuk kakak co-ast harap lebih jelas dalam menjelskan kami, karena kami
terkadang bingung dengan apa yang kakak jelaskan. Sehingga menimbulkan
penafsiran yang berbeda-beda di antara kami. Saya harap kakak mau mengerti
dan lebih sabar mengahadapi kami.

22

Anda mungkin juga menyukai