JANGKA SORONG
Disusun Oleh :
Kelompok IV (A2)
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022
ABSTRAK
Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter kedalaman suatu benda
dengan tingkat ketelitian 0,05 mm, tujuan dari praktikum ini dapat dan mahir
menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter pipa PVC besar, pipa
plastik kecil, dan pipa besi. Pada percobaan pengukuran pipa PVC besar
menggunakan jangka sorong, diperoleh diameter luar rata-rata sebesar 21,08 mm,
diameter dalam rata-rata sebesar 18,42 mm dan kedalaman rata-ratanya sebesar
144,27 mm. Pada percobaan pengukuran pipa plastik kecil diperoleh diameter luar
rata-ratanya sebesar 16,5 mm, diameter dalam rata-ratanya sebesar 15,15 mm, dan
kedalaman rata-ratanya sebesar 123,28 mm. Pada percobaan pengukuran pipa besi
diperoleh diameter luar rata-rata sebesar 21,37 mm, diameter dalam rata-rata
sebesar 17,27 mm dan kedalaman rata-ratanya sebesar 49,29 mm. Dari hasil
didapatkan nilai rata-rata yang berbeda-beda. Ini dipengaruhi oleh perbedaan titik
yang terdapat pada permukaan yang menyebabkan terjadinya perbedaan
pengukuran, dan adanya perbedaan dari hasil pengukuran yang didapat, juga
dipengaruhi oleh ketelitian saat menentukan nilai dari skala utama dan skala
nonius yang didapat. Kesalahan-kesalahan yang berdasarkan teori terdiri dari
kesalahan umum, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak. Kesalahan yang
paling dominan dilakukan pada praktikum ini adalah kesalahan umum.
Diantaranya adalah kesalahan pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat
dan pemakaian instrumen yang tidak sesuai dan kesalahan penaksiran. Jangka
sorong yang digunakan pada percobaan ini memiliiki ketelitian sebesar 0,05 mm.
Kata kunci: Diameter, Jangka Sorong, Ketelitian, Skala Nonius dan Skala
Utama
BAB I
PENDAHULUAN
geser (Bird, 1987). Bentuk jangka sorong serta bagian bagiannya ditunjukkan
pada Gambar 2.1 berikut ini :
Keterangan:
1. Rahang AB untuk mengukur diameter luar suatu benda
2. Rawang CD untuk mengukur diameter dalam suatu benda
3. Tangkai T Pengukur kedalaman
4. Skala utama (dalam cm)
5. Skala utama (dalam inci)
6. Skala nonius (dalam mm)
7. Skala nonius (dalam inci)
8. Kunci peluncur
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam percobaan ini ditunjukkan pada Tabel
4.1, Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 dibawah :
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Pipa PVC Kecil
NO Diameter Luar (mm) Diameter Dalam (mm) Tinggi (mm)
SU SN Hasil SU SN Hasil SU SN Hasil
1 16 6 16,8 15 1 15,05 123 3 123,15
2 16 3 16,5 15 1 15,05 123 1 123,05
3 16 4 16,2 15 1 15,05 123 9 123,45
4 16 4 16,2 15 7 15,35 123 6 123,3
5 16 6 16,8 15 5 15,25 123 9 123,45
Rata-rata 16,5 Rata-rata 15,15 Rata-rata 123,28
(Sumber: Praktikum Jangka Sorong, 2022)
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Pipa PVC Besar
NO Diameter Luar (mm) Diameter Dalam (mm) Tinggi (mm)
SU SN Hasil SU SN Hasil SU SN Hasil
1 21 2 21,1 18 8 18,4 144 1 144,05
2 21 2 21,1 18 8 18,4 144 9 144,45
3 21 1 21,05 18 8 18,4 144 8 144,4
4 21 2 21,1 18 9 18,45 144 6 144,3
5 21 2 21,05 18 9 18,45 144 3 144,15
Rata-rata 21,08 Rata-rata 18,42 Rata-rata 144,15
(Sumber: Praktikum Jangka Sorong, 2022)
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Pipa Besi
NO Diameter Luar (mm) Diameter Dalam (mm) Tinggi (mm)
SU SN Hasil SU SN Hasil SU SN Hasil
1 21 9 21,45 17 1 17,05 49 10 49,5
2 21 9 21,45 17 6 17,3 49 6 49,3
3 21 6 21,3 17 7 17,35 49 5 49,25
4 21 6 21,3 17 6 17,3 49 4 49,2
5 21 9 21,25 17 7 17,35 49 4 49,2
Rata-rata 21,37 Rata-rata 17,27 Rata-rata 49,29
(Sumber: Praktikum Jangka Sorong, 2022)
4.2 Pembahasan
Pada percobaan pengukuran pipa PVC besar menggunakan jangka sorong,
diperoleh diameter luar rata-rata sebesar 21,08 mm, diameter dalam rata rata
sebesar 18,42 mm dan tinggi (kedalaman) rata-ratanya sebesar 144,27 mm. Pada
percobaan pengukuran pipa plastik kecil diperoleh diameter luar rata-ratanya
sebesar 16,5 mm, diameter dalam rata-ratanya sebesar 15,15 mm dan tinggi
(kedalaman) rata-ratanya sebesar 123,28 mm. Pada percobaan pengukuran pipa
besi diperoleh diameter luar rata-ratanya sebesar 21,37 mm, diameter dalam rata-
ratanya sebesar 17,27 mm dan tinggi (kedalaman) rata-ratanya sebesar 49,29 mm.
Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali dan didapatkan hasil yang berbeda-
beda. Ini dipengaruhi oleh perbedaan titik yang terdapat pada permukaan yang
menyebabkan terjadinya perbedaan pengukuran. Selain itu adanya perbedaan dari
hasil yang didapat, juga dipengaruhi oleh ketelitian saat menentukan nilai dari
skala utama dan skala nonius yang telah didapat. Kesalahan-kesalahan yang
berdasarkan teori terdiri dari kesalahan umum kesalahan sistematik dan kesalahan
acak. Kesalahan yang paling dominan dilakukan pada praktikum ini adalah
kesalahan umum. Diantaranya adalah pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak
tepat dan juga kesalahan penaksiran.
Jangka sorong yang digunakan pada percobaan ini pada dasarnya memiliki
ketelitian sebesar 0,05 mm yang didapat dari selisih antara satu skala utama
dengan skala nonius yaitu 1 - 19/20 mm = 0,05 mm. Yang mana jangka sorong ini
memiliki jumlah garis skala nonius sebanyak 20 garis dan jarak ke 20 garis itu
adalah 19 mm, sehingga jarak satu skala noniusnya adalah 19/20 mm.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kesimpulan:
1. Pengukuran pada pipa pvc kecil diperoleh rata-rata diameter luar yaitu
16,5 mm rata-rata diameter dalam yaitu 15,15 mm dan rata-rata kedalaman
123,28 mm.
2. Pengukuran pada pipa pvc besar diperoleh rata-rata diameter luar yaitu
21,08 mm, rata-rata diameter dalam yaitu 18,42 mm dan rata-rata
kedalaman 144,27 mm.
3. Pengukuran pada pipa besi diperoleh rata-rata diameter 21,37 mm, rata-
rata diameter dalam yaitu 17,27 mm dan rata-rata kedalaman 49,29 mm.
4. Perbedaan hasil pengukuran yang diperoleh pada setiap pengulangan
dipengaruhi oleh perbedaan titik yang terdapat pada masing-masing
permukaan.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan ini harus lebih teliti lagi dalam
meletakkan bahan yang akan diukur,pastikan bahan telah tepat terjepit pada
rahang jangka sorong dan lebih dalam melihat skala utama maupun skala nonius
agar hasil pengukuran yang didapatkan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Pengulangan ketiga
Skala Utama = 144 mm
Skala Nonius = 8 mm
Tinggi = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 144 mm + (8 mm x 0,05)
= 144,4 mm
Pengulangan keempat
Skala Utama = 144 mm
Skala Nonius = 6 mm
Tinggi = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 144 mm + (6mm x 0,05)
= 144,3 mm
Pengulangan kelima
Skala Utama = 144 mm
Skala Nonius = 3 mm
Tinggi = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
Tinggi rata-rata = (144,05+144,45+144,04+144,3+144,15) mm/5
= 144,27 mm
3. Pipa Besi
a. Diameter Luar
Pengulangan Pertama
Skala utama = 21 mm
Skala Nonius = 9 mm
Diameter = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 21 mm + (9 mm x 0,05)
= 21,45 mm
Pengulangan kedua
Skala Utama = 21 mm
Skala Nonius = 9 mm
Diameter = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 21 mm + (9 mm x 0,05)
= 21,45 mm
Pengulangan ketiga
Skala Utama = 21 mm
Skala Nonius = 6 mm
Diameter = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 21 mm + (6 mm x 0,05)
= 21,3 mm
Pengulangan keempat
Skala Utama = 21 mm
Skala Nonius = 6 mm
Diameter = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 21 mm + (6 mm x 0,05)
= 21,3 mm
Pengulangan kelima
Skala Utama = 21 mm
Skala Nonius = 5 mm
Diameter = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 21 mm + (5 mm x0,05)
= 21,25 mm
Diameter rata-rata = (21,45+21,45+21,3+21,3+21,25) mm/5
= 21,35 mm
b. Diameter dalam
Pengulangan Pertama
Skala utama = 17 mm
Skala Nonius = 1 mm
Diameter = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 17 mm + (1 mm x 0,05)
= 17,05 mm
Pengulangan kedua
Skala Utama = 17 mm
Skala Nonius = 6 mm
Diameter = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 17 mm + (6 mm x 0,05)
= 17,3 mm
Pengulangan ketiga
Skala Utama = 17 mm
Skala Nonius = 7 mm
Diameter = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 17 mm + (7 mm x 0,05)
= 17,35 mm
Pengulangan keempat
Skala Utama = 17 mm
Skala Nonius = 6 mm
Diameter = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 17 mm + (6 mm x 0,05)
= 17,3 mm
Pengulangan kelima
Skala Utama = 17 mm
Skala Nonius = 7 mm
Diameter = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 17 mm + (7 mm x 0,05)
= 17,35
Diameter rata-rata = (17,05+17,3+17,35+17,3+17,35) mm/5
= 17,27 mm
c. Tinggi/Kedalaman
Pengulangan Pertama
Skala utama = 49 mm
Skala Nonius = 10 mm
Tinggi = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 49 mm + (10 mm x 0,05)
= 49,5 mm
Pengulangan kedua
Skala Utama = 49 mm
Skala Nonius = 6 mm
Tinggi = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 49 mm + (6 mm x 0,05)
= 49,3 mm
Pengulangan ketiga
Skala Utama = 49 mm
Skala Nonius = 5 mm
Tinggi = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 49 mm + (5 mm x 0,05)
= 49,25 mm
Pengulangan keempat
Skala Utama = 49 mm
Skala Nonius = 4 mm
Tinggi = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 49 mm + (4 mm + 0,05)
= 49,2 mm
Pengulangan kelima
Skala Utama = 49 mm
Skala Nonius = 4 mm
Tinggi = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,05)
= 49 mm + (4 mm x 0,05)
= 49,2 mm
Tinggi rata-rata = (49,5+49,3+49,25+49,2+49,2) mm/5
= 49,29 mm
LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Jika diketahui garis skala nonius 10 dan jaraknya 9 mm. Hitunglah berapa
ketelitian jangka sorong itu ?
Jawaban
Diketahui : SN = 10 garis
Jarak = 9 mm
Ditanya : Ketelitian jangka sorong ?
Penyelesaian :
Jarak 1 skala nonius = 9/10
Batas ketentuan dari Jangka Sorong = 9+(10 x 0,05) mm
= 1-9/5 = 0,1mm
Maka, ketelitian jangka sorong tersebut 0,1 mm.
LAMPIRAN D
GAMBAR ALAT