Anda di halaman 1dari 18

PERANCANGAN ALAT BANTU

( MAKALAH JANGKA SORONG )

Disusun Oleh :

DEFAN ADHITIA FAJRIN (181151054)


BIMA PANGESTU (181151037)

TEKNIK INDUSTRI 2018/2019


1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi


sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
( MAKALAH JANGKA SORONG ).

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai


pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada : Kedua orang tua dan segenap keluarga besar yang telah memberikan
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan
dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar proposal ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Penyusun

2
Defan adhitia fajrin

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai


macam alat ukur panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan
mikrometer skrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut memiliki ketelitian
yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka pengukuran tersebut akan mendekati
ukuran yang sebenarnya.

Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat


ukurnya, juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. Jika
benda yang akan diukur memiliki  bentuk yang sangat besar, maka pengukuran
tidak mementingkan ketelitian yang besar. Contohnya untuk mengukur meja,
mengukur suatu ruangan, mengukur suatu bahan tekstil, maka alat ukur yang
digunakan adalah penggaris ataupun rol meter. Namun jika benda yang diukur
menuntut ketelitian yang tinggi, terutama dalam suatu percobaan fisika maka alat
ukur yang digunakanpun merupakan alat ukur dengan ketelitian yang tinggi yang
memiliki skala terkecil yang sangat kecil. Contoh untuk mengukur diametr bola,
diameter balok, , mengukur diameter luar tabung, diameter dalam tabung,
mengukur kedalaman, bisa menggunakan mikrometer sekrup dan untuk dua
kemampuan terakhir bisa secara spesifik dilakukan oleh alat ukur jangka sorong.

Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1 mm yang artinya nilai antara
dua gores yang berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa
jangka sorong dapat mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1
mm. Pelaporan hasil pengukuran tersebut dinyatakan sebagai x = xx, dengan x

3
adalah nilai pendekatan terhadap nilai kebenaran x0 sedangkan x adalah
ketidakpastian mutlaknya. Dalam pengukuran tunggal, pengganti x0 adalah nilai
hasil pengukuran itu sendiri, sedangkan ketidakpastian mutlaknya, x =  skala
terkecil instrumen. Selain memiliki skala terkecil 0,1 mm, jangka sorong memiliki
bentuk yang unik yang terdiri dari rahang untuk mengukur diameter luar suatu
benda (rahang tetap dan rahang geser bawah), rahang untuk mengukur diameter
dalam suatu benda (rahang tetap dan rahang geser atas). lidah pengukur
kedalaman, skala utama(dalam cm), skala utama(dalam inci), skala nonius (dalam
mm), skala nonius (dalam inci), dan kunci peluncur.

Makalah ini akan membahas mengenai alat ukur panjang yaitu jangka sorong
secara detail meliputi jenis jangka sorong, fungsi jangkasorong,  prinsip kerja
jangka sorong, pembacaan kalibrasi, prosedur penggunaannya, dan cara
pembacaan hasil pengukuran.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah
sebagai berikut :

1. Mengetahui bentuk jangka sorong beserta bagian-bagiannya.

2. Mengetahui jenis-jenis jangka sorong jangka sorong.

3. Mengetahui prinsip kerja jangka sorong.

4. Mengetahui cara mengalibrasi jangka sorong dan cara pembacaan kalibrasi

    jangka sorong.

5. Mengetahui prosedur pengukuran jangka sorong.

6. Mengetahui cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong.

4
1.4 Manfaat

Manfaat pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah
memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai alat ukur panjang jangka
sorong, baik dari bentuk dan fungsi bagian-bagiannya, macam-macam jenis
jangka sorong, prinsip kerja, kalibrasi, prosedur pengukurannya, hingga
pembacaan hasil pengukurannya.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penyusunan penulisan penelitian ini, maka penulis


membaginya kedalam beberapa bagian sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang,rumusan
masalah,tujuan, manfaat, serta sistematika penulisan.

BAB 2 : PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang pembahasan dari makalah jangka
sorong.

BAB 3: PENUTUP

5
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran serta lampiran jenis-
jenis jangka sorong.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jangka Sorong

Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat
digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm.
Jangka sorong digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm.
keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur
diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun
kedalam sebuah tabung.

2.2 Bentuk dan Bagian-Bagian Jangka Sorong

Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang
geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat
pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Bentuk jangka sorong serta bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut
ini

Keterangan :

1. Rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda


2. Rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda
3. Lidah pengukur kedalaman
4. Skala utama(dalam cm)
5. Skala utama(dalam inci)
6. Skala nonius (dalam mm)
7. Skala nonius (dalam inci)
8. Kunci peluncur

7
 

2.3 Macam-Macam Jangka Sorong

Adapun jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang
adalah seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

1. Jangka sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm


2. Jangka sorong analog dengan ketelitian 0,05 mm = 0,005 cm
3. Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm = 0,001 cm

2.4 Prinsip Kerja Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam
milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius. Sepuluh skala utama memiliki
panjang 1 cm, jadi jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm.
Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, jadi jarak 2 skala
nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan
satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala
terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x 0,01
cm = 0,005 cm. Dengan ketelitian jangka sorong adalah :  ketelitian 0,005 cm,
maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah
kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter
luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk
mengukur kedalaman sebuah tabung.

Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat
pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan
sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur
panjangnya atau diameternya maka objek akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang)

8
yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat ditentukan secara langsung
dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm) kemudian
menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm
(0,001cm).

2.5 Kalibrasi Jangka Sorong

Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga


menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di
angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius
saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah
terkalibrasi dan siap digunakan.

Hal-hal yang menyebabkan kegagalan kalibrasi dan pengukuran menggunakan


jangka sorong adalah:

1. Kesalahan umum (orang yang melakukan penggukuran),

2. Kesalahan sistematis (kerusakan alat, lingkungan),

3. Kesalahan acak (tidak diketahui pengyebabnya).

Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan,


sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur
dan/atau tergores.

9
2.6 Prosedur Pengukuran Jangka Sorong

1) Mengukur diameter luar suatu benda

a. Membuka rahang jangka sorong dengan cara mengendorkan sekrup pengunci,


menggeser rahang geser jangka sorong ke kanan sehingga benda yang diukur
dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).

b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.

c. Menggeser rahang geser ke kiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit
oleh kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci. 

d. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.

2) Mengukur diameter dalam suatu benda

a. Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.

b. Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.

c. Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua


rahang (atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.

d. Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka


sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan
mengunci sekrup pengunci

10
e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran

3) Mengukur kedalaman suatu benda/tabung

a.Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak

b.Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke


permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.

c.Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong
menyentuh dasar tabung.

d. Mengunci sekrup pengunci

e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran

2.7 Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Mula-mula perhatikan skala utama yang berhimpit dengan angka nol pada skala
nonius. Dari gambar ditunjukkan bahwa skala utama berhimpit diantara angka 4,7
cm dengan 4,8 cm.

Selanjutnya perhatikan skala nonius yang segaris dengan skala utama. Dari
gambar ditunjukkan pada angka 4. Perhatikan pembagian skala pada skala nonius,
apabila skalanya dibagi menjadi 10 bagian yang sama maka hasil pengukuran
skala nonius dikali dengan 1/10mm. Apabila dibagi menjadi 20 bagian maka
dikali dengan 1/20mm, dan apabila dibagi menjadi 50 bagian maka dikalikan
dengan 1/50 mm. Setelah diketahui skala utama serta skala noniusnya maka hasil
pengukurannya adalah jumlah keduanya. Dari contoh dapat dibaca hasil
pengukuranya sebesar:

11
 

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka
sorong)  =  Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

Karena Dx = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo)


harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong
yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal
ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil
pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :

Panjang  L =  xo  +  Dx

Maka, hasil pengukurannya menjadi :

4,7 cm + (0,4 x 0,01) cm = 4,7 cm + 0,004 cm = 4,704 cm

Jadi, L = (4,704 + 0,005) cm

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat
digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga
0,1 mm. Keunggulan penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan
untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, maupun kedalam benda.

1. Secara umum, jangka sorong terdiri atas rahang tetap dan rahang geser,
rahang bawah untuk mengukur diameter luar suatu benda, rahang atas
untuk mengukur diameter dalam suatu benda, lidah pengukur kedalaman, 
skala utama(dalam cm dan inci), skala nonius (dalam dan inci), kunci
peluncur.

1. Jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang


adalah Jangka sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm, Jangka
sorong analog dengan ketelitian 0,05 mm = 0,005 cm, dan Jangka sorong
digital dengan ketelitian 0.01 mm = 0,001 cm.

1. Prinsip Kerja Jangka Sorong terdiri dari prinsip ketika melakukan suatu
pengukuran, yaitu apabila kunci peluncur telah dikendurkan, maka skala
nonius dapat digeser ke depan atau belakang sesuai dengan keperluan
pengukuran. Dan prinsip ketika membaca hasil pengukuran, yaitu hasil
pengukuran tergantung besarnya ketelitian yang dimiliki jangka sorong,
karena ketelitian setiap jengka sorong berbeda-beda berdasarkan skala
nonius yang dimilikinya.

13
 

1. Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga


menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang
tepat di angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol
pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka
sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.

1. Hal-hal yanng menyebabkan kegagalan kalibrasi dan pengukuran


menggunakan jangka sorong adalah kesalahan umum (orang yang
melakukan penggukuran), kesalahan sistematis (kerusakan alat,
lingkungan), kesalahan acak (tidak diketahui pengyebabnya).

1. Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang


penyimpanan, sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau
menyusut, terbentur dan/atau tergores.

1. Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka
sorong)  =  Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

3.2 Saran

Makalah yang telah dibuat ini menjelaskan mengenai cara penggunaan


jangka sorong dan spesifikasi jangka sorong itu sendiri. Mengingat bahwa
pembelajaran MIPA terutama fisika tidak lepas dari kegiatan mengukur, oleh
karena itu pengetahuan mengenai alat-alat ukur, terutama alat ukur panjang jangka
sorong ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami.

Penulis berharap agar pelajar dan mahasiswa di segala tingkatan tidak


asing lagi dengan alat ukur panjang jangka sorong dan mampu menggunakan
jangka sorong untuk berbagai keperluan pengukuran panjang.

14
3.3 Gambar-gambar Jangka Sorong

JANGKA SORONG DIGITAL

15
JANGKA SORONG MANUAL

16
17
PEMBACAAN JANGKA SORONG

18

Anda mungkin juga menyukai