Anda di halaman 1dari 20

JANGKA SORONG

(VERNIER CALIPER)

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Pengukuran Otomotif yang dibina oleh
Bapak Windra Irdianto

Oleh :
Prasetya Santosa Adji 170513624068
Zildjiano Aditya Rachman 170513624014

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, saya bisa menyelesaikan
makalah tentang Jangka sorong untuk penyelesaian tugas dari mata kuliah Pengukuran
Otomotif. Saya mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu
pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini bisa selesai dan insya Allah bisa menjadi
pegangan pada pengajaran Pengukuran otomotif. Walaupun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saya berharap kepada Bapak Dosen untuk memberikan
kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah tentang Jangka sorong ini. Sebagai
penulis dari makalah ini kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Akhirnya saya mengucapkan atas perhatian dari semua pihak, saya ucapkan terima kasih.
Kritik konstrutif dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Daftar Isi

2
COVER ..................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................5
1.3 Tujuan Pembelajaran .......................................................................................................5
1.4 Manfaat ............................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................7
2.1 Pengertian Jangka Sorong ................................................................................................7
2.2 Komponen dan Fungsi .....................................................................................................7
2.3 Macam-Macam Jangka Sorong........................................................................................8
2.4 Prinsip Kerja Jangka Sorong ............................................................................................8
2.5 Kalibrasi Jangka Sorong ..................................................................................................9
2.6 Prosedur Pengukuran Jangka Sorong...............................................................................10
2.7 Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong.........................................................11
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................17
3.1 Rangkuman ......................................................................................................................17
3.2 Daftar Isi ..........................................................................................................................18

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai macam alat
ukur panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer skrup.
Masing-masing alat ukur panjang tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin
teliti suatu alat maka pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya.

Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya,
juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. Jika benda yang akan
diukur memiliki bentuk yang sangat besar, maka pengukuran tidak mementingkan
ketelitian yang besar. Contohnya untuk mengukur meja, mengukur suatu ruangan,
mengukur suatu bahan tekstil, maka alat ukur yang digunakan adalah penggaris ataupun
rol meter. Namun jika benda yang diukur menuntut ketelitian yang tinggi, terutama dalam
suatu percobaan fisika maka alat ukur yang digunakanpun merupakan alat ukur dengan
ketelitian yang tinggi yang memiliki skala terkecil yang sangat kecil. Contoh untuk
mengukur diametr bola, diameter balok, , mengukur diameter luar tabung, diameter dalam
tabung, mengukur kedalaman, bisa menggunakan mikrometer sekrup dan untuk dua
kemampuan terakhir bisa secara spesifik dilakukan oleh alat ukur jangka sorong.

Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1 mm yang artinya nilai antara dua
gores yang berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa jangka sorong
dapat mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Pelaporan hasil
pengukuran tersebut dinyatakan sebagai x = xx, dengan x adalah nilai pendekatan
terhadap nilai kebenaran x0 sedangkan x adalah ketidakpastian mutlaknya. Dalam
pengukuran tunggal, pengganti x0 adalah nilai hasil pengukuran itu sendiri, sedangkan
ketidakpastian mutlaknya, x = skala terkecil instrumen. Selain memiliki skala terkecil
0,1 mm, jangka sorong memiliki bentuk yang unik yang terdiri dari rahang untuk
mengukur diameter luar suatu benda (rahang tetap dan rahang geser bawah), rahang untuk
mengukur diameter dalam suatu benda (rahang tetap dan rahang geser atas). lidah
pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm), skala utama(dalam inci), skala nonius
(dalam mm), skala nonius (dalam inci), dan kunci peluncur.

4
Makalah ini akan membahas mengenai alat ukur panjang yaitu jangka sorong secara detail
meliputi jenis jangka sorong, fungsi jangkasorong, prinsip kerja jangka sorong,
pembacaan kalibrasi, prosedur penggunaannya, dan cara pembacaan hasil pengukuran.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang digunakan pada makalah alat ukur panjang jangka sorong
ini adalah sebagai berikut :

1. Apa itu jangka sorong ?

2. Bagaimana bentuk jangka sorong dan bagian-bagiannya?

3. Apa saja jenis jangka sorong?

4. Bagaimana prinsip kerja jangka sorong?

5. Bagaimana kalibrasi jangka sorong?

6. Bagaimana prosedur pengukuran jangka sorong?

7. Bagaimana cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai
berikut :

1. Mengetahui bentuk jangka sorong beserta bagian-bagiannya.

2. Mengetahui jenis-jenis jangka sorong.

3. Mengetahui prinsip kerja jangka sorong.

4. Mengetahui cara mengalibrasi jangka sorong dan cara pembacaan kalibrasi

jangka sorong.

5. Mengetahui prosedur pengukuran jangka sorong.

5
6. Mengetahui cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong.

1.4 Manfaat

Manfaat pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa mengenai alat ukur panjang jangka sorong, baik dari
bentuk dan fungsi bagian-bagiannya, macam-macam jenis jangka sorong, prinsip kerja,
kalibrasi, prosedur pengukurannya, hingga pembacaan hasil pengukurannya.

BAB II

6
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda yang
memiliki tingkat ketelitian satu per-seratus milimeter, dengan memakai alat ukur ini Anda
bisa tahu ukuran suatu benda secara pasti. Jangka sorong ini mempunyai dua buah bagian
pengukur, bagian pertama adalah bagian cembung yang berfungsi untuk mengukur
panjang suatu benda, dan bagian yang kedua adalah bagian cekung mengarah ke dalam
yang memiliki fungsi untuk mengukur diameter bagian dalam suatu benda. Bagian ini
umumnya disebut sebagai bagian rahang dari jangka sorong.

Bagian rahang jangka sorong memiliki suatu skala yang bernama skala utama. Besar
panjang dari bagian skala utama adalah 1 milimeter. Bagian rahang sorong juga memiliki
bagian sebanyak 10 bagian skala yang bernama skala nonius atau skala Vernier. Vernier
sendiri diambil dari nama penemunya yang bernama Piere Vernier yang merupakan
seorang ahli teknik yang berasal dari Perancis. 10 skala nonius memiliki panjang 9
milimeter. Maka, 1 bagian dari skala nonius ini sama dengan 0,9 milimeter.

2.2 Fungsi dan Komponen

Fungsi dari jangka sorong adalah sebagai berikut:

1. Sebagai alat pengukur diameter bagian luar dari sebuah benda


2. Sebagai alat pengukur diameter bagian dalam dari sebuah benda
3. Sebagai alat pengukur kedalaman sebuah benda
4. Sebagai alat pengukur ketebalan sebuah benda

Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang
geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada
rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Bentuk jangka
sorong serta bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini

7
Bagian-bagian Jangka Sorong

1. Rahang dalam

Bagian ini terdiri dari 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang dalam
berfungsi untuk mengukur diameter luar atau ketebalan suatu benda.

2. Rahang luar

Terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Rahang luar memiliki fungsi untuk mengukur
diameter dalam atau sisi bagian dalam sebuah benda misalnya diamater hasil pengeboran.

3. Depth probe atau pengukur kedalaman

Untuk bagian yang satu ini berfungsi mengukur kedalaman suatu benda.

4. Skala Utama (dalam cm)

Skala utama dinyatakan dalam satuan cm. Fungsinya untuk menyatakan hasil pengukuran
utama dalam satuan centimeter.

5. Skala utama (dalam inchi)

Skala utama dalam bentuk satuan inchi memiliki fungsi untuk menyatakan ukuran utama
dalam bentuk inchi.

6. Skala nonius (dalam mm)

Skala nonius dalam bentuk milimeter berfungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam
bentuk mm.

7. Skala Nonius (dalam inchi)

Skala nonius dalam bentuk inchi berfungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam bentuk
inchi..

8
8. Pengunci

Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat berlangsungnya


proses pengukuran misal rahang dan Depth probe.

2.3 Macam-Macam Jangka Sorong

Adapun jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang adalah
seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gb.1.1 vernier caliper

Gb.1.2 Digital Caliper

Gb.1.3 Dial Caliper

1. Jangka sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm

2. Jangka sorong analog dengan ketelitian 0,05 mm = 0,005 cm

9
3. Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm = 0,001 cm

4. Jangka sorong manual dengan keteltian 1/128 Inch dan 1/1000 inch

2.4 Prinsip Kerja Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam
milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1
cm, jadi jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh
skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, jadi jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan
adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09
cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm
atau 0,01 cm.

Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x 0,01
cm = 0,005 cm. Dengan ketelitian jangka sorong adalah : ketelitian 0,005 cm, maka
jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin
dengan lebih teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka
sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter
dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.

Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada
jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan.
Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya
maka objek akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong.
Panjang objek dapat ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai
sepersepuluh cm (0,1cm) kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala
nonius sampai seperseribu cm (0,001cm).

10
2.5 Kalibrasi Jangka Sorong

Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh
rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka
nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis
lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.

Hal-hal yang menyebabkan kegagalan kalibrasi dan pengukuran menggunakan jangka


sorong adalah:

1. Kesalahan umum (orang yang melakukan penggukuran),

2. Kesalahan sistematis (kerusakan alat, lingkungan),

3. Kesalahan acak (tidak diketahui pengyebabnya).

Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan,


sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan/atau
tergores.

2.6 Prosedur Pengukuran Jangka Sorong

1) Mengukur diameter luar suatu benda

a. Membuka rahang jangka sorong dengan cara mengendorkan sekrup pengunci,


menggeser rahang geser jangka sorong ke kanan sehingga benda yang diukur dapat masuk
diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).

b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.

c. Menggeser rahang geser ke kiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh
kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.

d. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.

2) Mengukur diameter dalam suatu benda

a. Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.

b. Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.

11
c. Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang
(atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.

d. Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong
menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup
pengunci

e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran

3) Mengukur kedalaman suatu benda/tabung

a.Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak

b.Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke


permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.

c.Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong
menyentuh dasar tabung.

d. Mengunci sekrup pengunci

e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran

2.7 Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Pembacaan Jangka Sorong Metrik Ketelitian 0,01 mm

Dalam membaca hasil pengukuran jangka sorong, kita akan melihat dua jenis skala,
yaitu skala utama dan skala nonius (vernier). Skala utama terdiri dari deretan angka 0, 1,
2, 3, 4, 5 cm, dan seterusnya yang berada pada bagian tetap. Ada juga skala utama dalam
satuan inci pada bagian atasnya, sama seperti penggaris mistar. Kemudian pada bagian
yang bisa digeser adalah skala nonius untuk menunjukkan satuan 0,1 mm.

Untuk lebih memahami cara membaca hasil pengukuran jangka sorong, perhatikan
contoh gambar di bawah ini:

12
Nah, pada gambar di atas ini diumpamakan sebuah benda kecil (merah) yang akan
diukur ketebalannya. Kita akan membaca dan mengetahui ketebalan bola merah ini.
Untuk membaca dan mengetahui ukuran benda merah tersebut, pertama kita lihat dulu
angka yang tertera pada skala utama (main scale). Lihatlah bagian garis dari skala utama
yang terdekat dengan angka 0 pada skala vernier. Ternyata bagian skala utama yang
terdekat dengan angka 0 (nol) pada skala vernier adalah 1,1 cm atau 1 cm lebih 1 mm
atau 11 mm. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah kita lihat dua garis skala pada skala
utama dan skala vernier yang sejajar atau paling lurus atau paling berhimpitan. Ternyata
dua garis skala yang sejajar lurus tersebut terletak di antara angka 6 dan 7, atau artinya
0,65 mm.

Nah, untuk mengetahui ukuran ketebalan benda merah yang kita ukur tersebut,
caranya dengan menjumlahkan kedua angka yang sudah kita peroleh pada skala utama
(11 mm) dan skala vernier (0,65 mm)

11 mm + 0,65 mm = 11,65 mm

Untuk contoh ke dua, lihat gambar berikut ini:


Cara Menghitung Jangka Sorong Ketelitian 0,02 mm

Berdasarkan gambar di atas, terbaca 49 skala utama = 50 skala nonius. Maka besarnya 1
skala nonius = 1/50 x 49 skala utama = 0,98 skala utama.
Maka ketelitian jangka sorong tersebut adalah 1/50 = 0,02 mm.
13
Pembacaan Jangka Sorong Metrik Ketelitian 0,05

Misalkan pada pengukuran dimensi suatu benda, didapat hasil pengukurannya seperti
gambar di bawah ini.

Cara membaca,

▪ Nilai pada skala utama di sebelah kiri garis 0 pada skala vernier adalah 3 mm (panah
merah).

▪ Garis pada skala vernier yang tepat segaris lurus dengan salah satu garis pada skala
utama adalah garis ke 8 (panah biru). Dengan demikian nilai pembacaan pada skala
vernier adalah, 8 x 0,05 = 0,40 mm.

▪ Nilai pembacaan jangka sorong, 3 + 0,40 = 3,40 mm.

Misalkan tebal suatu benda diukur dengan jangka sorong dan hasil pengukurannya seperti
pada gambar di bawah ini.

▪ Nilai pada skala utama sebelum garis 0 dari skala vernier adalah 1,4 cm atau 14 mm
(panah merah).

▪ Garis pada skala vernier yang tepat segaris dengan salah satu garis pada skala utama
adalah garis ke 5 (panah biru), Maka nilai pembacaan pada skala vernier adalah, 5 x 0,05
= 0,25 mm.

▪ Nilai pembacaan jangka sorong, 14 mm + 0,25 mm = 14,25 mm.

14
Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Cara Menghitung Jangka Sorong dengan Ketelitian 1/128 Inch

Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/128
inch bisa disimak dibawah ini :

1 inch = 16 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan 1 Skala utama
dibagi 8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128

a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-7, Maka :

1/16 x 7 = 7/16.

b.Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-7, Maka : 1/128 x 7 = 7/128. Jadi hasil
pengukuran benda kerja adalah : 7/16 + 7/128 = 56/128 + 7/128 = 63/128 inch.

1 inch = 16 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan 1 Skala utama
dibagi 8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128

a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-21, Maka :
21/16 inch.

b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-4, Maka : 1/128 x 4 = 4/128. Jadi hasil
pengukuran benda kerja adalah : 21/16 +4/128 = 168/128 +4 /128 = 172/128 = 1 11/32
inch.

15
1 inch = 16 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan 1 Skala utama
dibagi 8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128

a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-9, Maka :
9/16 inch.

b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-6, Maka : 1/128 x 6 = 6/128. Jadi hasil
pengukuran benda kerja adalah : 9/16 +6/128 = 72/128 +6 /128 = 78/128 =39/64 inch.

Pembacaan hasil pengukuran jangka sorong 1/1000 inch

Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian
1/1000 inch adalah sebagai berikut :

1 inch = 40 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/40 Inch dan 1 Skala utama
dibagi 25 skala Nonius, Maka : 1/40 : 25 = 1/1000

a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-12, Maka
: 1/40 x 12 = 12/40.

b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-8, Maka : 1/1000 x 8 = 8/1000.

Jadi hasil pengukuran benda kerja adalah : 12/40 + 8/1000 = 300/1000 + 8/1000
= 308/1000 inch = 0,308 inch.

1 inch = 40 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/40 Inch dan 1 Skala utama
dibagi 25 skala Nonius, Maka : 1/40 : 25 = 1/1000

16
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-45, Maka
: 1/40 x 45 = 45/40.

b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-18, Maka : 1/1000 x 18 = 18/1000. Jadi
hasil pengukuran benda kerja adalah : 45/40 + 18/1000 = 1125/1000 + 18/1000 =
1143/1000 inch = 1,143 inch.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan
untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Keunggulan
penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter luar,
diameter dalam, maupun kedalam benda.

Secara umum, jangka sorong terdiri atas rahang tetap dan rahang geser, rahang
bawah untuk mengukur diameter luar suatu benda, rahang atas untuk mengukur diameter
dalam suatu benda, lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm dan inci), skala
nonius (dalam dan inci), kunci peluncur.

Jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang adalah
Jangka sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm, Jangka sorong analog dengan
ketelitian 0,05 mm = 0,005 cm, dan Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm =
0,001 cm.

Prinsip Kerja Jangka Sorong terdiri dari prinsip ketika melakukan suatu pengukuran,
yaitu apabila kunci peluncur telah dikendurkan, maka skala nonius dapat digeser ke depan
atau belakang sesuai dengan keperluan pengukuran. Dan prinsip ketika membaca hasil
pengukuran, yaitu hasil pengukuran tergantung besarnya ketelitian yang dimiliki jangka
sorong, karena ketelitian setiap jengka sorong berbeda-beda berdasarkan skala nonius
yang dimilikinya.

Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh
rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka

17
nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis
lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.

Hal-hal yanng menyebabkan kegagalan kalibrasi dan pengukuran menggunakan


jangka sorong adalah kesalahan umum (orang yang melakukan penggukuran), kesalahan
sistematis (kerusakan alat, lingkungan), kesalahan acak (tidak diketahui pengyebabnya).
Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan,
sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan/atau
tergores.

Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) =
Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

18
DAFTAR PUSTAKA

http://zend09mt.blogspot.com/2013/10/makalah-jangka-sorong.html

Wawan. 2013. Pemeliharan Sasis Sepeda Motor 1. Jakarta : Kemendikbud

https://www.academia.edu/19919976/Makalah_Jangka_Sorong

https://www.kopi-ireng.com/2015/12/bagian-bagian-jangka-sorong-dan.html

http://carasiumi.com/cara-menghitung-jangka-sorong/

https://suryaputra2009.wordpress.com/2012/02/07/pembacaan-hasil-pengukuran-jangka-sorong-
11000-inch/

1. Tria : jika jangka sorong dilihat pada pencahayaan kurang apakah


2. Ilman ; perbedaan ketelitian pada jangka sorong?

3. Rika

4. Satria : kotoran pada jangka sorong

5. Niko : jika mengukur media berbentuk kubus apakah harus di ukur berkali”

19
20

Anda mungkin juga menyukai