Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian
hingga 0,05 mm. Keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat
dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter sebuah tabung
atau cincin, maupun kedalaman sebuah tabung. Secara umum jangka sorong
terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap (skala utama) dan rahang geser (skala
nonius). Tujuan percobaan ini adalah untuk menghitung diameter luar, diameter
dalam, dan kedalaman masing-masing bahan. Pada percobaan jangka sorong ini
bahan yang digunakan adalah pipa plastik PVC, pipa plastik kecil, dan pipa besi.
Untuk pipa plastik PVC, diperoleh hasil pengukuran rata-rata diameter luar adalah
21,956 mm, rata-rata diameter dalam 21,369 mm, dan rata-rata kedalamannya
adalah 144,819 mm. Untuk pipa besi diperoleh hasil pengukuran rata-rata
diameter luar yaitu 25,31 mm, rata-rata diameter dalamnya 22,37 mm, dan rata-
rata kedalamnnya adalah 100,068 mm. Untuk pipa plastik kecil diperoleh hasil
pengukuran rata-rata diameter luar yaitu 22,33 mm, rata-rata diameter dalam yaitu
18,114 mm dan rata-rata kedalamannya adalah 118,619 mm. Perbedaan hasil
setiap kali pengulangan disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam pembacaan
skala utama atau skala nonius.
Kata Kunci : Jangka sorong, Skala Nonius, Skala Utama, Diameter, dan Jari –
jari.
BAB I
PENDAHULUAN
4.1 Hasil
Adapun hasi dari percobaan ini dapat dilihat pada table 4.1, 4.2, 4.3
4.1.1 Silinder Pipa Besi
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Silinder Pipa Besi
Percobaa Diameter Luar Diameter Dalam Kedalaman/Tinggi
n (mm) (mm) (mm)
1 25,175 21,275 99,3
2 25,25 21,35 99,2
3 25,15 22,375 99,25
4 25,2 21,3 100,05
5 25,1 21,325 99,3
Rata- rata 25,175 21,525 99,42
(Sumber : Praktikum Fisika Dasar, 2021)
4.2 Pembahasan
Pada percobaan jangka sorong ini bahan yang digunakan adalah silinder
pipa besi, silinder pipa plastik kecil, dan silinder pipa plastik besar. Yang akan
diukur adalah diameter luar, diameter dalam, dan kedalaman/tinggi masing-
masing bahan. Setiap pengukuran dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Untuk
silinder pipa besi, diperoleh hasil pengukuran rata-rata diameter luar adalah
25,175 mm, rata-rata diameter dalam 21,525 mm, dan rata-rata kedalamannya
adalah 99,42 mm. Untuk silinder pipa plastik kecil diperoleh hasil pengukuran
rata-rata diameter luar yaitu 16,645 mm, rata-rata diameter dalamnya 14,615 mm,
dan rata-rata kedalamannya adalah 125,45 mm. Untuk silinder pipa plastik besar
diperoleh hasil pengukuran rata-rata diameter luar yaitu 25,55 mm, rata-rata
diameter dalam yaitu 21,605 mm dan rata-rata kedalamannya adalah 110,33 mm.
Sebelum hasil pengukuran dirata-ratakan hasil untuk setiap kali ulangan
berbeda-beda. Hal ini disebabkan perbedaan titik permukaan benda yang diambil
saat akan mengukur dan mungkin disebabkan karena bahan yang diukur belum
tepat terjepit pada rahang jangka sorong. Ataupun adanya kesalahan pengamatan
dalam pembacaan skala nonius dan skala noniusnya. Tujuan dari setiap kali
pengulangan adalah untuk melihat perbandingan nilai yang diperoleh antara
pengulangan 1 sampai 5, semakin sedikit selisih yang diperoleh untuk setiap kali
pengulangan semakin akurat hasil yang didapat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk pipa besi diperoleh rata-rata diameter luar yaitu 21,175 mm, diameter
dalam 21,525 mm, dan rata-rata kedalaman 99,42 mm.
2. Untuk pipa plastik kecil diperoleh rata-rata diameter luar yaitu 16,645 mm,
diameter dalam 14,615 mm dan kedalamannya yaitu 125,45 mm.
3. Untuk pipa plastik besar diperoleh rata-rata diameter luar yaitu 25,55 mm,
diameter dalam 21,605 mm, dan kedalamannya yaitu 110,33 mm.
4. Perbedaan hasil untuk setiap kali ulangan disebabkan perbedaan titik
permukaan benda yang diambil pada saat akan mengukur.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan ini harus lebih teliti lagi dalammelet
akkan bahan yang akan diukur, pastikan bahan telah tepat terjepit pada rahang
jangka sorong dan lebih teliti dalam melihat skala utama maupun skala nonius
agar hasil pengukuran yang didapatkan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
A. Pipa Besi
Diameter Luar
1. Skala Utama = 25 mm
Skala Nonius = 3 , 5× 0 , 05 mm
= 0,175 mm
Hasilnya = S kalaUtama+ Skala Nonius
= 25 mm + 0,175 mm
= 25,175 mm
2. Skala Utama = 25 mm
Skala Nonius = 5 ×0 , 05 mm
= 0,25 mm
SU + SN = 25 mm+0 ,25 mm
= 25,25 mm
3. SU = 25 mm
SN = 3 ×0 , 05 mm
= 0,15 mm
SU + SN = 25 mm+0 ,15 mm
= 25,15 mm
4. SU = 25 mm
SN = 4 ×0 , 05 mm
= 0,2 mm
SU + SN = 25 mm+0 ,2 mm
= 25,2 mm
5. SU = 25 mm
SN = 2 ×0 , 05 mm
= 0,1 mm
SU + SN = 25 mm+0 ,1 mm
= 25,1 mm
25,175 mm+25 , 25 mm+25 , 15 mm+25 , 2 mm+25 ,1 mm mm
Rata-rata =
5
=25,175 mm
Diameter Dalam
1. SU = 21 mm
SN = 5 , 5× 0 , 05 mm
= 0,275 mm
SU + SN = 21 mm+0,275 mm
= 21,275 mm
2. SU = 21 mm
SN = 7 × 0 ,05 mm
= 0,35 mm
SU + SN = 22 mm+0 , 35 mm
= 21,35 mm
3. SU = 22 mm
SN = 7 , 5 ×0 , 05 mm
= 0,375 mm
SU + SN = 22 mm+0,375 mm
= 22,375 mm
4. SU = 21 mm
SN = 6 × 0 ,05 mm
= 0,3 mm
SU + SN = 21 mm+0 , 3 mm
= 21,3 mm
5. SU = 21 mm
SN = 6 , 5 ×0 , 05 mm
= 0,325 mm
SU + SN = 21 mm+0,325 mm
= 21,325 mm
Kedalaman
1. SU = 99 mm
SN = 6 × 0 ,05 mm
= 0,3 mm
SU + SN = 99 mm+ 0 ,3 mm
= 99,3 mm
2. SU = 99 mm
SN = 4 ×0 , 05 mm
= 0,2 mm
SU + SN = 99 mm+ 0 ,2 mm
= 99,2 mm
3. SU = 99 mm
SN = 5 ×0 , 05 mm
= 0,25 mm
SU + SN = 99 mm+ 0 ,25 mm
= 99,25 mm
4. SU = 100 mm
SN = 1 ×0 , 05 mm
= 0,75 mm
SU + SN = 100 mm+0 , 05 mm
= 100,05 mm
5. SU = 99 mm
SN = 6 × 0 ,05 mm
= 0,3 mm
SU + SN = 99 mm+ 0 ,3 mm
= 99,3 mm
Kedalaman
1. SU = 125 mm
SN = 2 ×0 , 05 mm
= 0,1 mm
SU + SN = 125 mm+0 , 1 mm
=125,1 mm
2. SU = 126 mm
SN = 4 ×0 , 05 mm
= 0,2 mm
SU + SN = 126 mm+ 0 ,2 mm
= 126,2 mm
3. SU = 125 mm
SN = 5 ×0 , 05 mm
= 0,25 mm
SU + SN = 125 mm+0 , 25 mm
= 125,25 mm
4. SU = 125 mm
SN = 5 ×0 , 05 mm
= 0,25 mm
SU + SN = 125 mm+0 , 25 mm
= 125,25 mm
5. SU = 125 mm
SN = 9 × 0 ,05 mm
= 0,45 mm
SU + SN = 125 mm+0 , 45 mm
= 125,45 mm
Diameter Dalam
1. SU = 21 mm
SN = 7 , 5 ×0 , 05 mm
= 0,375 mm
SU + SN = 21 mm+0,375 mm
= 21,375 mm
2. SU = 22 mm
SN = 1 ×0 , 05 mm
= 0,05 mm
SU + SN = 22 mm+0 , 05 mm
= 22,05 mm
3. SU = 22 mm
SN = 2 ×0 , 05 mm
= 0,1 mm
SU + SN = 22 mm+0 , 1 mm
= 22,1 mm
4. SU = 21 mm
SN = 8 × 0 ,05 mm
= 0,4 mm
SU + SN = 21 mm+0 , 4 mm
= 21,4 mm
5. SU = 21 mm
SN = 2 ×0 , 05 mm
= 0,1 mm
SU + SN = 21 mm+0 , 1 mm
= 22,1 mm
21,375 mm+21 , 05 mm+12 ,1 mm+21 , 4 mm+21 ,1 mm
Rata-rata =
5
=21,605 mm
Kedalaman
1. SU = 110 mm
SN = 8 × 0 ,05 mm
= 0,4 mm
SU + SN = 110 mm+ 0 , 4 mm
=110,4 mm
2. SU = 110 mm
SN = 6 × 0 ,05 mm
= 0,3 mm
SU + SN = 110 mm+ 0 , 3 mm
= 110,3 mm
3. SU = 110 mm
SN = 5 ×0 , 05 mm
= 0,25 mm
SU + SN = 110 mm+ 0 , 25 mm
= 110,25 mm
4. SU = 110 mm
SN = 9 × 0 ,05 mm
= 0,45 mm
SU + SN = 110mm+ 0 , 45 mm
= 110,45 mm
5. SU = 110 mm
SN = 5 ×0 , 05 mm
= 0,25 mm
SU + SN = 110 mm+ 0 , 25 mm
= 110,25 mm
1. Jika diketahui jumlah garis skala nonius 10 dan jaraknya 9 mm. Hitunglah
berapa ketelitian jangka sorong itu ?
Jawab :
Diketahui : Skala Utama = 10 mm
Skala Nonius = 9 mm
Ditanya : Ketelitian ?
Penyelesaian : 9 + (10 x 0,05) mm
Dengan ketelitian = 1-9/5 = 0,1 mm
LAMPIRAN D
GAMBAR ALAT