Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

METROLOGI INDUSTRI

JANGKA SORONG

Disusun Oleh:
Nama : MUHAMAD SAFRIZAL
NIM : 182201003
Kelompok : OBENG

TEKNOLOGI REKAYASA ELEKTRIKAL MEKANIKAL


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
TEKNOLOGI REKAYASA ELEKTRIKAL MEKANIK
POLITEKNIK KRAKATAU
2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ 1

BAB 1 ............................................................................................................ 2

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 2

1.2 Tujuan Praktikum ................................................................................ 2

BAB 2 ............................................................................................................ 3

2.1 Jangka Sorong ..................................................................................... 3

2.2 Bagian Bagian Jangka Sorong .............................................................. 4

2.3 Fungsi Dan Ketelitian Jangka Sorong ................................................... 4

2.4 Proses Kerja Jangka Sorong ................................................................. 4

BAB III ........................................................................................................... 6

METODELOGI PRAKTIKUM ........................................................................... 6

3.1 Alat Dan Bahan ................................................................................... 6

3.2 Cara Kerja ........................................................................................... 6

BAB IV .......................................................................................................... 8

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 8

4,1 Hasil .................................................................................................... 8

4.2 Pemabahasan ..................................................................................... 8

BAB V ........................................................................................................... 9

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 9

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 9

5.2 Saran ................................................................................................. 9

LAMPIRAN .................................................................................................... 10
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan suatu anugerah
pada saya sehingga saya dapat menyusun tugas makalah tentang “Laporan
Praktikum Metrologi Industri”. Karena itu saya berterima kasih kepada pengajar
yang telah memberikan kami pemahaman mata kuliah mengenai Landasan teori
praktikum.
Saya berterima kasih kepada bapak Kurniawan Putra Yudha, S.SI., M.SI selaku
dosen pengajar. Saya sebagai selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi materi maupun penulisan.
Oleh karena itu saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
maupun kurangnnya pembahasan dalam makalah, dan saya juga sangat
mengharapkan sebuah kritik serta saran yang membangun dari para pembaca untuk
menjadi bahan pertimbangan dalam perbaikan makalah.

Cilegon, 26 Oktober 2023


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alat ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui ukuran
berbagai macam hal atau benda yang ada disekitar kita. Ada macam-maca alat ukur
yang sering kita temui seperti penggaris, jangka sorong, mikrometer skrup untuk
mengukur panjang benda, timbangan untuk mengukur berat dan jam untuk
mengukur waktu.
Alat ukur panjang disini tidak hanya mutlak untuk mengukur panjang benda
saja. Pada penerapannya bisa digunakan untuk mengetahui kedalaman, diameter,
keliling dan luas serta tidak terpaku pada satu benda.
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dilengkapi dengan nonius
sehingga tingkat ketelitiannya ada yang sampai 0,02 mm. Tanpa nonius, jangka
sorong mempunyai nst skala utama adalah 1 mm dan batas ukur 150 mm.
Penggunaan jangka sorong biasanya terlihat di bengkel-bengkel atau tempat-tempat
yang memproduksi barang dengan detail dan tingkat presisi tinggi. Misalnya
industri mesin yang membutuhkan ketelitian antara satu bagian dan bagian lainnya.
Jangka sorong biasanya digunakan untuk mengukur diameter benda, baik dimensi
dalam maupun dimensi luarnya.

1.2 Tujuan Praktikum


1.
2. Dapat menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter dalam, diameter
luar, panjang dan kedalaman suatu benda.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Jangka Sorong


Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang terdiri atas skala utama,
skala nonius, rahang pengatur garis tengah dalam, rahang pengatur garis tengah
luar, dan pengukur kedalaman.
Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur beberapa alat dalam kehidupan yang sulit untuk dijangkau dengan
pengukuran biasa. Secara umum, jangka sorong memiliki dua jenis skala. Skala
pertama tertera pada rahang utama jangka sorong. Skala ini disebut dengan skala
tetap (skala utama). Skala kedua tertera pada rahang yang bergerak disebut skala
nonius atau skala vernier. Skala nonius disebut juga sebagai skala vernier yang
diambil dari nama penemunya Piere Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan
Perancis. Panjang 10 skala nonius adalah 9 mm. Ini berarti, 1 skala nonius (jarak
antara dua garis nonius yang berdekatan) sama dengan 0,9 mm. Dengan demikian,
selisih skala utama dengan skala nonius adalah 1 mm – 0,9 mm = 0,1 mm atau 0,01
cm.
Pengukuran panjang sisi luar suatu benda dapat dilakukan dengan menjepit
benda yang diukur dengan menggunakan rahang jangka sorong yang besar.
Sebaliknya, pengukuran panjang sisi dalam suatu benda dapat dilakukan dengan
menarik benda yang ingin diukur dengan menggunakan rahang jangka sorong yang
kecil.
Dengan melihat skala terkecil dari jangka sorong ini, yaitu 0,1 mm atau
0,01 cm, maka ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil
jangka sorong tersebut, yaitu :
1
∆x = × 0,1 mm = 0,05 mm atau 0,005 cm
2
2.2 Bagian-Bagian Jangka Sorong
Bagian-bagian jangka sorong terdiri atas :
1. Internal jaws (rahang dalam) adalah bagian yang berfungsi untuk
mengukur dimensi bagian dalam.
2. External jaws (rahang luar) adalah bagian yang berfungsi untuk mengukur
dimensi bagian luar.
3. Locking screw (baut pengunci) adalah bagian yang berfungsi sebagai
pengunci rahang.
4. Imperial scale adalah skala dalam satuan inci.
5. Metric scale adalah skala dala satuan millimeter.
6. Depth measuring blade adalah batang pengukur kedalaman.

2.3 Fungsi dan Ketelitian Jangka Sorong


Jangka sorong mempunyai beberapa fungsi pengukuran, yaitu :
1. Mengukur benda kerja pada bagian luar, bentuk kubus, persegi panjang,
bujur sangkar atau bulat.
2. Mengukur benda kerja pada bagian dalam, bentuk pipa bulat, segi empat,
dan lain-lain.
3. Mengukur kedalaman lubang.
4. Mengukur ketinggian benda yang bertingkat.
Ketelitian jangka sorong terdapat beberapa macam ketelitian, yaitu :
1. Ketelitian 0,02 mm : skala Vernier terbagi 50 ruas.
2. Ketelitian 0,05 mm : skala Vernier terbagi 20 ruas
1
3. Ketelitian 128 𝑖𝑛𝑐ℎ : skala Vernier terbagi 8 ruas satuan yang dipakai inch

(bagian atas).

2.4 Proses Kerja Jangka Sorong


Mengukur kedalaman dan diameter suatu benda dapat diukur dengan
menggunakan jangka sorong. Hal itu karena pada dasarnya, alat ukur ini diciptakan
untuk mengukur hal-hal yang demikian. Selain itu, jangka sorong juga dapat
memberikan hasil pengukuran yang sangat detail.
Sebelum hendak melakukan pengukuran, ada baiknya diperhatikan hal-hal
berikut ini agar proses pengukuran dapat berjalan dengan baik
 Pertama-tama, bersihkan jangka sorong dan benda yang akan diukur.
Jangka sorong dan benda yang kotor dapat menyulitkan pengukuran. Hal
tersebut juga dapat menghasilkan pengukuran yang tidak tepat.
 Pastikan skala nonius yang terdapat pada jangka sorong dapat bergeser
dengan bebas tanpa adanya hambatan.
 Pastikan dua skala pada jangka sorong bertemu tepat pada angka 0 (nol).
Jika angka nol pada dua skala tidak tepat bertemu, maka akan
menghasilkan pengukuran yang kurang baik.
 Perhatikan tekanan pengukuran agar jangan sampai terlalu kuat karena
akan menyebabkan pembengkokan pada rahang ukur maupun lidah
pengukur kedalaman. Agar rahang tidak bergeser, kencangkan baut
pengunci. Namun, jangan sampai terlau kuat karena akan mengakibatkan
kerusakkan pada baut pengunci.
 Ketika hendak mengukur, perhatikan bahwa benda yang akan diukur
sedekat mungkin dengan skala utama. Hal ini karena pengukuran yang
dilakukan dengan ujung gigi pengukur akan menghasilkan ukuran yang
kurang tepat dan akurat.
 Posisikan jangka sorong tegak lurus dengan benda yang akan diukur.
 Untuk membaca skala nonius, hendaknya dilakukan setelah jangka sorong
diangkat keluar dari benda ukur dengan hati-hati.
 Untuk menghindari salah baca ukuran, miringkan skala nonius sehingga
sejajar dengan pandangan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan melihat
dan menentukan garis skala nonius yang sejajar dengan garis skala utama.
 Untuk menghindari pengkaratan, bersihkan jangka sorong lalu simpan
dengan baik.
Setelah memperhatikan hal-hal di atas, pengukuran benda menggunakan
jangka sorong dapat dilakukan. Pengukuran tersebut seperti yang telah dipraktikkan
pada percobaan ini.

BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaaan ini adalah :
3.1.1 Alat
1. Jangka Sorong

3.1.2 Bahan
1. Pipa plastik
2. Pipa besi

3.2 Cara Kerja


Prosedur kerja pada percobaan ini adalah :
A. Pengukuran Diameter Luar
1. Pipa diletakkan secara melintang antara rahang dalam, kemudian
roda R digeser sehingga benda tepat terjepit di antara rahang
tersebut.
2. Dibaca angka skala pada skala utama yang berada di sebelah kiri
dari angka nol nonius. Lalu dilihat garis skala nonius keberapa
yang terhimpit dengan garis skala utama. Hasil perkalian angka
skala nonius dengan 0.05 mm kemudian dijumlahkan dengan skala
angka utama.

B. Pengukuran Diameter Dalam


1. Pipa atau silinder dimasukkan ke dalam rahang luar kemudian roda
R digeser kearah luar sehingga kedua rahang itu tepat menyentuh
bagian dalan sisi pipa.
2. Pembacaan pengukuran dilakukan dengan cara yang sama seperti
pada cara no. 2 di atas.

C. Pengukuran Tinggi atau Dalam Suatu Pipa


1. Pipa diletakkan secara tegak di atas meja lalu roda R digeser ke
arah luar sehingga tangkai T terlihat ke dalam pipa sehingga
menyentuh meja dan pinggir jangka sorong menyentuh bagian atas
pipa.
2. Pembacaan pengukuran dilakukan seperti pada no. 2A di atas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Pengukuran pada Pipa Plastik
Ulangan Luar (mm) Dalam (mm) Kedalaman (mm)
1
2
3
Rata-rata

Tabel 4.2 Pengukuran pada Pipa Besi


Ulangan Luar (mm) Dalam (mm) Kedalaman (mm)
1
2
3
Rata-rata

4.2 Pembahasan
Pada proses pengukuran pipa plastik diperoleh hasil seperti pada tabel.
Pengukuran diameter luar pada percobaan pertama hasilnya sedikit lebih jauh
berbeda dibandingkan dengan hasil pengukuran pengulangan kedua dan ketiga. Hal
ini juga dikarenakan bentuk pipa plastik yang tidak bulat sempurna. Pada
pengukuran diameter dalam dan kedalaman diperoleh hasil yang hampir sama,
perbedaannya hanya terletak pada angka skala noniusnya.
Pada pengukuran pipa besi diperoleh hasil pengukuran diameter luar dan
kedalaman yang hampir sama, tetapi pada pengukuran diameter dalam terdapat
sedikit perbedaan ukuran. Karena pada pipa besi juga memiliki bulat yang tidak
sempurna.
Pengukuran dari masing-masing benda diperoleh hasil perhitungan rata-
rata diameter luar, diameter dalam dan kedalamannya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur beberapa benda dalam kehidupan yang sulit untuk dijangkau
dengan pengukuran biasa.
2. Pada jangka sorong skala yang digunakan ada 2, yaitu skala utama dan
skala nonius dengan satuan millimeter.
3. Ketelitian jangka sorong yang digunakan adalah 0,05 mm.
4. Perhitungan benda menggunakan jangka sorong digunakan rumus :
Skala utama + (Skala nonius × 0,05 mm)

5.2 Saran
Hendaknya pada saat praktikum dilaksanakan, peserta lebih fokus dan
memeperhatikan petunjuk atau proses kerja dari jangka sorong. Sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dalam pengukuran.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai