Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

PENGUKURAN
Dosen Pembimbing
Asisten

: Jumingin, S.Si
: Rizky Putri Jannati

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Ari Muhamad Isbilly
(12 222 011)
Aria Lismi
(12 222 012)
Asia Astuti
(12 222 013)
Asri Arum Sari
(12 222 014)
Ayu Ariska Pratiwi
(12 222 015)
Ayu Kurnia Lady Ultari
(12 222 016)
Ayu Puji Astuti
(12 222 017)
Bunga Pertiwi
(12 222 018)
Dea Asih Suprianti
(12 222 019)
Deby Novianti
(12 222 020)

PRODI BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
2012
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika sebagai induk mekanika-mekanika fluida-hidrolik-alat berat memerlukan
pengukuran-pengukuran yang sangat teliti agar gejala yang dipelajari dapat dijelaskan
(dan bisa diramalkan) dengan akurat. Sebenarnya pengukuran tidak hanya mutlak bagi
fisika, tetapi juga bagi bidang-bidang ilmu lain termasuk aplikasi dari ilmu tersebut.
Dengan kata lain, tidak ada teori, prinsip, maupun hukum dalam ilmu pengetahuan alam
yang dapat diterima kecuali jika disertai denganhasil-hasilpengukuranyangakurat.
Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan suatu besaran
dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah pembanding di
dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang
lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi dalam pengukuran terdapat dua faktor utama
yaitu perbandingan dan patokan (standar).
Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang dapat diukur dengan
sesuatu yang dijadikan sebagai acuan. Sesuatu yang dapat diukur,kemudian
hasilnya dinyatakan dengan angka-angka, dinamakan besaran. Besaran Fisika
dikelompokkan menjadi Besaran Pokok dan Besaran Turunan. Besaran pokok
adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu dan merupakan besaran
dasar. Sedangkan besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran
pokok. Panjang, massa, waktu, suhu dan arus listrik merupakan contoh besaran
pokok. Luas, volume, massa jenis, kecepatan dan gaya merupakan contoh dari
besaran turunan. Dalam Sistem Internasional (SI) terdapat tujuh besaran pokok
yang mempunyai satuan dan dua besaran pokok yang tidak mempunyai satuan.

1.2

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang akan dicapai adalah :
1. Mempelajari prinsip-prinsip dasar pengukuran
2. Menentukan panjang, diameter dalam, diameter luar dan ketebalan benda
3. Melakukan pengukuran massa benda

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mengukur Besaran Panjang
Dalam setiap pengukuran baik panjang, massa sebuah benda dan sebagainya
diperlukaan alat ukur. Untuk mengukur panjang benda kita mengenal alat ukur panjang,
seperti mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Alat pengukur massa yaitu neraca
Alat ukur yang paling umum adalah mistar, dimana mistar mempunyai skala terkecil 1
mm dengan batas ketelitian 0,5 mm atau setengah dari nilai skala terkecilnya.
Penggunaan alat ukur panjang sendiri harus disesuaikan dengan benda yang akan diukur.
2.1.1 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter, dimensi luar
suatu benda, dan diameter dalam suatu benda. Jangka sorong memiliki 2 bagian, yaitu
rahang tetap yang fungsinya sebagai tempat skala tetap yang tidak dapat digerakkan
letaknya, dan rahang sorong yang fungsinya sebagai tempat skala nonius dan dapat
digeser-geser letaknya untuk menyesuaikan dan mengukur benda. Jangka sorong ini dapat
mengukur dengan ketelitian hingga 0,1 mm.
.

Selain jangka sorong ada alat yang lebih teliti dari jangka sorong yaitu micrometer
sekrup.
2.1.2 Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda
yang tipis, panjang benda yang kecil, dan dimensi luar benda yang kecil. Mikrometer
skrup memiliki 3 bagian, yaitu selubung utama yang fungsinya sebagai tempat skala utama
yang akan menunjukkan berapa hasil pengukuran dan bagian ini sifatnya tetap dan tidak
dapat digeser-geser, lalu selubung luar yang fungsinya sebagai skala nonius yang dapat
diputar-putar untuk menggerakkan selubung ulir supaya dapat menyesuaikan dengan
benda yang diukur, dan selubung ulir yang fungsinya sebagai bagian yang dapat
digerakkan dengan cara memutar-mutar selubung luar sehingga dapat menyesuaikan
dengan bentuk benda yang diukur. Mikrometer skrup ini dapat mengukur dengan
ketelitian hingga 0,01 mm.

at

2.1.3 Neraca Ohauss


Pengukuran massa banyak di lakukan dengan menggunakan neraca atau
timbangan yang bekerja atas dasar prinsi tuas. Jenis neraca yang umum digunakan di
laboratorium antara lain neraca ohauss, neraca emas, dan sebagainya. Jenis neraca lain
adalah neraca lengan dengan beban geser.
Neraca Ohauss Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam
dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan
neraca ini adalah 311 gram.Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram. Adapun teknik
pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar tombol kalibrasi pada ujung
neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada garis
kesetimbangan , namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya terletak tepat
pada angka nol di masing-masing lengan(Musthofa Abi Hamid,2009).
Neraca ohauss berlengan 3:
Lengan depan memiliki skala 010 g, dengan tiap skala bernilai 1g.
Lengan tengah berskala mulai 0500 g, tiap skala sebesar 100 g.
Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal
: Sabtu, 24 November 2012
Waktu
: Pukul 13.00 15.00 WIB
: Laboratorium fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang
3.2 Alat
Alat dan bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Micrometer sekrup
2. Jangka sorong
3. Neraca lengan
4. Plat
5. Kelereng
6. Koin
7. Silinder pipa
8. Balok aluminium

1.
2.
3.
4.
5.
6.

3.3 Prosedur Kerja Praktikum


Baca bismillah sebelum eksperimen
Siapkan peralatan yang akan digunakan
Tentukan diameter luar kelereng
Tentukan diameter luar koin
Tentukan tebal plat
Tentukan diameter dalam dan diameter luar silinder pipa

7. Ukur massa balok aluminium dengan menggunakan neraca


8. Catat data hasil pengamatan Anda sebagai data laporan sementara akhiri dengan
alhamdulillah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil, antara lain sebagai berikut.
4.1.1 Pengukuran tebal plat menggunakan mikrometer sekrup
No.
Tebal (plat)
X2
1
1.65 mm
2.7225 mm
2
1.65 mm
2.7225 mm
3
1.65 mm
2.7225 mm
4
1.65 mm
2.7225 mm
5
1.65 mm
2.7225 mm
6
1.65 mm
2.7225 mm
7
1.65 mm
2.7225 mm
8
1.65 mm
2.7225 mm
9
1.65 mm
2.7225 mm
10
1.65 mm
2.7225 mm
=16.5 mm
=27.225 mm
mm
..............................................................................................
class=Section2>

4.1.2 Pengukuran diameter kelereng


No.
Diameter
D2
1
2.7 mm
7.29 mm
2
2.7 mm
7.29 mm
3
2.7 mm
7.29 mm
4
2.7 mm
7.29 mm
5
2.7 mm
7.29 mm
6
2.7 mm
7.29 mm
7
2.7 mm
7.29 mm
8
2.7 mm
7.29 mm
9
2.7 mm
7.29 mm
10
2.7 mm
7.29 mm
=27 mm
=72.9 mm
4.1.3 Pengukuran diameter koin menggunakan jangka sorong
No.
Diameter
D2
1
15.69 cm
246.1761 cm

2
3
4
5
6
7
8
9
10

15.67 cm
15.79 cm
15.69 cm
16.02 cm
15.57 cm
15.57 cm
16.45 cm
16.44 cm
15.55 cm
=158.44 cm

245.5489 cm
249.3241 cm
246.1761 cm
256.6404 cm
242.4249 cm
242.4249 cm
270.6025 cm
270.2736 cm
241.8025 cm
=2511.394 cm

,11 cm
4.1.4 Pengukuran diameter luar pipa menggunakan jangka sorong
No
Diameter luar
.
(pipa)
D2
1
2.6 cm
6.76 cm
2
2.6 cm
6.76 cm
3
2.7 cm
7.29 cm
4
2.7 cm
7.29 cm
5
2.7 cm
7.29 cm
6
2.7 cm
7.29 cm
7
2.7 cm
7.29 cm
8
2.7 cm
7.29 cm
9
2.7 cm
7.29 cm
10
2.7 cm
7.29 cm
= 26.8 cm
=71.84 cm
4.1.5 Pengukuran diameter dalam pipa menggunakan jangka sorong
No. diameter dalam
D2
1
2.5 cm
6.25 cm
2
2.9 cm
8.41 cm
3
2.9 cm
8.41 cm
4
2.9 cm
8.41 cm
5
2.9 cm
8.41 cm
6
2.9 cm
8.41 cm
7
2.9 cm
8.41 cm
8
2.7 cm
7.29 cm
9
2.9 cm
8.41 cm
10
2.9 cm
8.41 cm
=28.4 cm
=80.82 cm
4.1.6 Pengukuran massa menggunakan neraca Ohauss 4 lengan
NO.
Massa
m2

1
2
3
4
5

49.64 g
49.63 g
49.62 g
49.60 g
49.60 g
=248.09 g

2464.130 g
2463.137 g
2462.144 g
2460.160 g
2460.160 g
=12309.73 g

1.

2.
3.
4.

4.2 Pembahasan
Ketika melakukan pengukuran, kita bisa menggunakan penggaris, meteran,
miktometer sekrup, jangka sorong, dan neraca ohuass. Pada praktikum ini kita melakukan
pengukuran menggunakan alat jangka sorng, mikrometer sekrup, dan neraca ohauss. Alat
pengukuran tersebut memiliki kegunaan dan fungsi yang berbeda serta meliki ketelitian
yang berbeda juga. Pada alat jangka sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu
benda, diameter suatu benda, baik diameter dalam maupun diameter luar. Jangka sorong
memiliki ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong memiliki skala utama dan skala nonius.
Micrometer sekrup memiliki fungsi untuk mengukur panjang benda dengan sangat teliti.
Micrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer sekrup memiliki skala utama
dan skala putar. Sedangkan neraca ohauss berfungsi untuk mengukur massa suatu benda.
Neraca ohauss memiliki berbagai macam bentuk, yaitu neraca tiga lengan dan neraca
empat lengan. Prinsip kerja neraca atau timbangan menggunakan prinsip tuas.
Ketika pengukuran dapat terjadi kesalahan atau ketidakpastian, yaitu:
Kesalahan kalibrasi. Cara memberi nilai skala pada waktu pembuatan alat tidak tepat
sehingga berakibat setiap kali alat digunakan, suatu ketidakpastian melekat pada hasil
pengukuran. Kesalahan ini dapat diketahui dengan cara membandingkan alat tersebut
dengan alat baku. Alat baku, meskipun buatan manusia juga, dianggap sempurna padanya
hampir tidak terdapat kesalahan apapun.
Kesalahan titik nol. Titik nol skala alat tidak berimpit dengan titik nol jarum petunjuk
atau jarum tidak kembali tepat pada angka nol.
Kelelahan komponen alat. Misalnya dalam pegas; pegas yang telah dipakai beberapa
lama dapat agak melembek hingga dapat mempengaruhi gerak jarum penunjuk.
Gesekan-gesekan selalu timbul antara bagian yang satu yang bergerak terhadap bagian
alat yang lain

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam
benda, sedangkan mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter
luar suatu benda dengan ketelitian lebih tinggi di bandingkan jangka sorong. Mengukur
ketebalan benda seperti plat besi dan diameter koin (lingkaran) lebih mudah dan hasil
pengukuran lebih tepat dibandingkan mengukur benda yang berbentuk seperti kelereng.
5.2 Saran
Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran disarankan untuk memahami
dahulu konsep pengukuran, alat ukur yang akan digunakan, besaran, dan satuan agar
praktikum berjalan dengan lancar dan mudah dipahami. Lakukan pengukuran ketebalan
dan diameter sebanyak 10 kali dan 5 kali untuk massa dari sudut yang berbeda namun
tepat agar mendapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S.1997. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.Edisi Kedua.Penerbit
Pelajar.Yogyakarta.

Pustaka

Halliday & Resnick.2010.Fisika.Edisi 7 Jilid 1.Erlangga.Jakarta.


http://kbs.jogjakota.go.id/upload/CARA BACA MIKROMETER SEKRUP.pdf. diakses tgl. kamis,
29 Desember 2012.Pkl. 15.45 WIB
http://novanurfauziawati.files.wordpress.com/2012/01/modul-1-pengukuran.pdf.
Sabtu, 1 Desember 2012. Pkl. 15.27 WIB

diakses

tgl.

Anda mungkin juga menyukai