Bissmillahirahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur atas kehadirat Illahi Rabbi, berkat rahmat hidayah-Nya, laporan
akhir Modul III yang berjudul “Pengenalan Batuan Beku dan Batuan Piroklastik”
dari praktikum mata kuliah Geologi Umum Fakultas Teknik Prodi Pertambangan
ini dapat diselesaikan
Pembuatan laporan ini tentunya melibatkan banyak pihak, kususnya
kepada para Asisten Laboratorium Geologi yang telah membimbing di Praktikum
Geologi Umum ini . Oleh karena itu, saya ucapkan terimakasih kepada yang
bersangkutan.
Laporan ini, dibuat untuk memenuhi tugas dari Praktikum Geologi Umum
dari Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung. Pembuatan Laporan ini,
tidaklah sempurna. Karenanya, dibutuhkan banyak kritik dan saran supaya tidak
terjadi lagi kesalahan yang akan diulang dimasa yang akan datang.
Wabillahitaufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Maya Almaniar Z. W.
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum ................................................ 1
1.2.1 Maksud ................................................................................ 1
1.2.2 Tujuan .................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 2
2.1 Batuan Beku ............................................................................ 2
2.1.1 Pengertian Batuan Beku ................................................... 2
2.1.2 Klasifikasi Batuan Beku..................................................... 2
2.2 Batuan Piroklastik .................................................................... 5
2.2.1 Pengertian Batuan Piroklastik .......................................... 5
2.2.2 Mineral Penyusun Batuan Piroklastik ............................. 6
2.2.3 Klasifikasi Batuan Piroklastik............................................ 6
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN .................................................. 9
3.1 Tugas ...................................................................................... 9
3.1.1 Mendeskripsikan Batuan Beku Sebanyak 6 Sampel ( 3
Batuan Beku Intrusif dan 3 Batuan Beku Ekstrusif) .................. 9
3.1.2 Mendeskripsikan Batuan Piroklastik Sebanyak 4
Sampel.............................................................................................. 9
3.1.3 Manfaat Tentang Batuan Beku dan Batuan Piroklastik
Pada Kehidupan Sehari – hari ...................................................... 9
3.1.4 Menggambarkan Tubuh Batuan Beku dan Genesa
Batuan Piroklastik ........................................................................... 9
3.1.5 Menggambarkan Serie Bowen........................................ 9
3.2 Pembahasan ........................................................................... 9
3.2.1 Mendeskripsikan Batuan Beku Sebanyak 6 Sampel ( 3
Batuan Beku Intrusif Dan 3 Batuan Beku Ekstrusif) .................. 9
3.2.2 Mendeskripsikan Batuan Piroklastik Sebanyak 4
Sampel............................................................................................ 13
3.2.3 Manfaat Tentang Batuan Beku Dan Batuan Piroklastik
Pada Kehidupan Sehari – Hari ................................................... 16
3.2.4 Menggambarkan Tubuh Batuan Beku Dan Genesa
Batuan Piroklastik ......................................................................... 17
3.2.5 Menggambarkan Serie Bowen...................................... 18
BAB IV ANALISA ................................................................................ 20
BAB V KESIMPULAN ........................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA
ii
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih lebih dari satu susunan
mineral - mineral, batuan penyusun kerak bumi. Pembentukan berbagai macam
mineral di alam akan menghasilkan berbagai macam jenis batuan tertentu. Seperti
adanya pembekuan magma, yang akan membentuk dan menjadikannya berbagai
jenis batuan beku. Batuan sedimen dapat terbentuk karena berbagai proses
alamiah, seperti proses penghancuran batuan, pelapukan secara kimia, proses
kimiawi dan juga proses penguapan. Letusan gunung api-pun dapat menghasilkan
batuan piroklastik dan lain sebagainya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai
batuan beku dan batuan piroklastik.
2.1 Batuan Beku
2.1.1 Pengertian Batuan Beku
Batuan beku berasal dari bahasa latin yaitu “igneus” yang artinya api
adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras
bersama atau tanpa proses kritalisasi baik menjadi batuan intrusif (di bawah
permukaan) maupun sebagai ekstrutif (di atas permukaan bumi). Mineral - mineral
yang terdapat pada batuan beku, diantaranya: Quartz, Feldspar dan Feldspatoid,
Olivin, Amphibole dan Piroksin.
2.1.2 Klasifikasi Batuan Beku
Pembagian batuan beku berdasarkan genesanya ini merupakan
pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut lagi.
Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut:
a. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genesanya
Batuan beku intrusif adalah batuan beku yang proses
pembekuannya berlangsung dibawah atau didalam permukaan bumi. berdasarkan
kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya yaitu struktur tubuh
batuan beku intrusif, terbagi menjadi dua yaitu diskordan dan konkordan.
i) Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
2
3
1982). Pada kegiatannya batuan hasil kegiatan gunung api dapat berupa aliran
lava sebagaimana telah diklasifikasikan dalam batuan beku atau berupa produk
ledakan dari material yang bersifat padat, cair ataupun gas yang terdapat dalam
perut gunung api.
2.2.2 Mineral Penyusun Batuan Piroklastik
Susunan mineral dari batuan piroklastik hampir sama dengan mineral
pembentuk batuan beku. hal ini disebabkan oleh zat yang terkandung dalam
mineral penyusunnya sama, yaitu magma. Dan yang membedakannya hanyalah
bentuk dari butirannya saja. Yang dimana pada batuan beku memiliki butiran dari
hasil campuran dari beberapa butir, dan batuan piroklastik gabungan dari butiran
- butiran. Mineral penyusun batuan piroklastik dapat digolongkan menjadi 3
bagian, yaitu
a. Mineral Sialis
Mineral sialis, yang terdiri atas mineral kuarsa, mineral feldspar dan
juga mineral felspatoid.
b. Mineral femis
Mineral femis yang kaya kandungan besi-magnesium, terdiri atas
melilit , olivin dan piroksin.
c. Mineral tambahan
Mineral tambahan seperti biotit, amfibol serta hipersten.
2.2.3 Klasifikasi Batuan Piroklastik
Endapan piroklastik pada awalnya terjadi karena adanya jatuhan pada
saat gunung api meletus, dan pada saat pengendapan memiliki ukuran dan
ketebalan yang sama pada endapannya. Piroklastik lainnya yaitu piroklastik aliran
akan membentuk penebalan jika pada proses pengendapannya terdapat
cekungan, dan piroklastik surge, penyatuan antara piroklastik endapan dan
piroklastik aliran
7
c. Piroklastik Surge
Endapan piroklastik surge dihasilkan dari gabungan antara piroklastik
jatuhan piroklastik aliran yang diamana, letusan gunung api yang kemudian
mengalir karena adanya penyatuan dari jatuhan dan aliran.
3.1 Tugas
3.1.1 Mendeskripsikan Batuan Beku Sebanyak 6 Sampel ( 3 Batuan Beku
Intrusif dan 3 Batuan Beku Ekstrusif)
3.1.2 Mendeskripsikan Batuan Piroklastik Sebanyak 4 Sampel
3.1.3 Manfaat Tentang Batuan Beku dan Batuan Piroklastik Pada
Kehidupan Sehari – hari
3.1.4 Menggambarkan Tubuh Batuan Beku dan Genesa Batuan
Piroklastik
3.1.5 Menggambarkan Serie Bowen
3.2 Pembahasan
3.2.1 Mendeskripsikan Batuan Beku Sebanyak 6 Sampel ( 3 Batuan Beku
Intrusif Dan 3 Batuan Beku Ekstrusif)
Berikut 6 buah sampel batuan beku yang telah diamati
Batuan Beku 1
Kode : LG/BB/091/2019
Warna : Dark Sea Green
Teksture :
- Granularitas : Phaneric
- Komposisi Mineral : Plagioclase dan olivine
Genesa Batuan : Intrusif
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Granit
9
10
Batu bernomor 091 ini, dapat diindikasikan terbentuk pada suhu 1200⁰C
karena terlihat adanya mineral berwarna hijau mengkilap (terdapat mineral olivine).
Termasuk kedalam jenis batuan asam karena memiliki warna yang cerah (Dark
Sea Green), serta granularitas phaneric yang dapat diketahui, bahwa batuan
tersebut termasuk kedalam batuan intrusif.
Batuan Beku 2
Kode : LG/BB/138/2019
Warna : Gray
Teksture :
- Granularitas : Phaneric
- Komposisi Mineral : Plagioclase, kuarsa, biotit, hornblende
Genesa Batuan : Intrusif
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Granit
Batu bernomor 138 ini, dapat diindikasikan terbentuk pada suhu 850 –
600 ⁰C karena terlihat adanya mineral berwarna hitam pipih dan putih susu serta
bening mengkilap. Termasuk kedalam jenis batuan asam karena memiliki warna
yang cerah (Gray), serta granularitas phaneric yang dapat diketahui, bahwa
batuan tersebut termasuk kedalam batuan intrusif.
Batuan Beku 3
Kode : LG/BB/269/2019
Warna : Dark Slate Green
Teksture :
- Granularitas : Phaneric
11
Batu bernomor 269 ini, dapat diindikasikan terbentuk pada suhu 850⁰C
karena terlihat adanya warna setengah hijau tua dan setengah krem (totol-totol)
yang berbeda ukuran. Batuan ini termasuk kedalam batuan metamorf yang akan
dipelajari selanjutnya.
Batuan Beku 4
Kode : LG/BB/277/2019
Warna : Dimgray
Teksture :
- Granularitas : Phaneric
- Komposisi Mineral : pyroxene, kuarsa, biotit
Genesa Batuan : Intrusif
Jenis Batuan : Intermediet
Nama Batuan : Diorit
Batu bernomor 277 ini, dapat diindikasikan terbentuk pada suhu 1000 –
600 ⁰C karena terlihat adanya mineral berwarna hitam pipih dan bening mengkilap.
Termasuk kedalam jenis batuan intermediet karena memiliki warna yang tidak
terlalu gelap, serta granularitas phaneric yang dapat diketahui, bahwa batuan
tersebut termasuk kedalam batuan intrusif.
Batuan Beku 5
Kode : LG/BB/039/2019
Warna : Gray
Teksture :
- Granularitas : Afanitik
- Komposisi Mineral : Mineral Intermediet
Genesa Batuan : Ekstrusif
Jenis Batuan : Intermediet
Nama Batuan : Andesit
Batu bernomor 002 ini, terbentuk akibat fall atau jatuhan, yang secara
tidak langsung berjenis piroklastik dikarenakan tidak tercampurnya batuan
tersebut dengan material lain. Karena memiliki ukuran butir <2mm sehingga dapat
digolongkan menjadi batu bernama tuff.
Batuan Piroklastik 2
Kode : LG/BP/212/2019
Warna : Blanched Almond
Teksture :
- Ukuran Butir : Debu (< 2mm)
- Bentuk Butir : Membulat
- Kompaksi : Mudah hancur
Genesa Batuan : Fall
Jenis Batuan : PIroklastik
Nama Batuan : Tuff
Batu bernomor 212 ini, terbentuk akibat flow atau aliran, yang secara
tidak langsung berjenis epiroklastik dikarenakan sudah tercampurnya batuan
tersebut dengan material lain. Karena memiliki ukuran butir 2mm – 64mm
sehingga dapat digolongkan menjadi batu bernama lapili.
3.2.3 Manfaat Tentang Batuan Beku Dan Batuan Piroklastik Pada
Kehidupan Sehari – Hari
Adanya aktivitas gunung berapi seperti erupsi, dapat menghasilkan
berbagai jenis batuan tertentu. Seperti batuan beku dan batuan piroklastik. Berikut
ini merupakan manfaat dari batuan beku dan batuan piroklastik itu sendiri dalam
kehidupan sehari-hari
a. Manfaat Batuan Beku dalam kehidupan sehari – hari.
i) Batu andesit, dapat dijadikan sebagai arca (patung yang dibuat
dengan tujuan utama sebagai media keagamaan),cobek, nisan
kuburan.
ii) Batu granit, selain batu andesit bahwasanya batu granitpun
dapat dijadikan sebagai patung dan batu nisan,dan juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan dasar konstruksi bangunan dinding
interior maupun eksterior, ubin washtafel dan yang lainnya.
iii) Batu gabro, atau dikenal dengan granit hitam ini biasanya
digunakan sebagai ubin lantai, batu nisan. Batu gabro yang telah
dihancurnakan dapat dipakai pada pembangunan jalan, kereta
api, dan landasan konstruksi bangunan lainnya.
iv) Batu basal, digunakan sebagai bahan baku atau pondasi
bangunan ( gedung, jalan, jembatan dan lain lain)
v) Batu diorit pun pada umumnya digunakan sebagai bahan baku
untuk banguna, dan dapat dijadikan sebagai ornamen dinding
atau lantai.
vi) Batu riolit. Batu ini dapat dimanfaatkan seperti batu granit, yaitu
sebagai bahan pelengkap bangunan dalam hal estetika,
digunakan sebagai dinding interior atau eksterior.
b. Manfaat Batuan piroklastik dalam kehidupan sehari – hari.
i) Batu pumice atau biasa disebut dengan batu apung,
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (dinding penyekat
ruangan dalam bentuk lembaran serta dijadikan sebagai bahan
17
bumi / sudah terkena udara). Dari gambar tubuh batuan beku ini dapat diketahui
bahwasanya, batuan intrusif dibagi menjadi 2. Yaitu diskordan dan konkordan.
Diskordan (terbentuknya batuan, yang memotong lapisan batuan disekiarnya)
memiliki jenis tubuh batuan bernama dyke, batholith dan stock. Sedangkan
konkordan ( terbentuknya batuan, yang sejajar dengan lapisan batuan sekitarnya)
terdapat jenis batuan bernama sill, laccolith dan lapolith.
Sedangkan, gambar genesa batuan piroklastik menunjukan bahwasanya
batuan piroklastik terbentuk 3 jenis proses, yaitu fall (jatuhan), flow (aliran) dan
surge (gabungan fall dan flow). Batuan piroklastik berjenis fall ini terbentuk dengan
tidak tercampur dengan material lain yang berada di permukaan bumi, karena
terbentuk saat letusan terjadi yang kemudian terlempar ke udara. Sehingga, pada
saat material berbutir dari mulut gunung ini jatuh, sudah membeku atau mengeras
dengan cepat akibat suhu udara lebih rendah. Sedangkan batuan epiroklastik
berjenis flow terbentuk seperti proses terjadinya batuan beku ekstusif. Yang
dimana terdapat material berbutir atau debu dari mulut gunung yang terbawa oleh
magma, kemudian terendapkan pada bagian cekung atau topografi dengan
elevasi yang lebih rendah hingga membeku.
3.2.5 Menggambarkan Serie Bowen
20
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum mengenai pengenalan batuan beku dan batuan piroklastik ini,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Struktur tubuh batuan beku intrusif, terbagi menjadi dua yaitu diskordan
dan konkordan. Diskordan merupakan tubuh batuan beku intrusif yang
memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini
yaitu: dyke (tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan
memiliki bentuk memanjang). Batolith (tubuh batuan yang memiliki ukuran
yang sangat besar yaitu lebih dari 100 Km persegi dan membeku pada
kedalaman yang besar), dan stock, (tubuh batuan yang mirip dengan
Batolith tetapi yang memebedakannya, bahwa stock memiliki ukuran yang
lebih kecil). Sedangkan konkordan adalah tubuh batuan beku intrusif yang
sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini
yaitu : sill (tubuh batuan yang seperti lembaran serta sejajar dengan
perlapisan batuan disekitarnya), laccolith (tubuh batuan beku yang
berbentuk kubah (dome)) dan lopolith (tubuh batuan yang merupakan
kebalikan dari laccolith).
2. Serie Bowen ini terbagi atas 2 bagian. Yaitu deret reaksi atau jalur
pembentukan secara Discontinuous dan ada yang Continuous . Pada
bagian kiri, merupakan deret Discontinuous Series, yang dimana olivine
merupakan mineral yang terbentuk pada suhu tertinggi yaitu 1200⁰C.
Namun berbanding ternalik dengan kandungan SiO2 dan resistansi yang
dimilikinya, olivin memiliki kandungan SiO2 dan resistan yang paling
rendah diantara yang lainnya. Pada bagian kanan, merupakan kelompok
feldspar. Deret Continuous ini mmengacu pada mineral plagioklas, karena
mengandung Ca dan Na. Plagioklas yang mengandung natrium disebut
dengan albite, sedangkan yang mengandung kalsium disebut anortit. Dari
mineral pertama yang terbentuk (anortit) maka kandungan Ca akan
menurut dan kandungan Na akan naik seiring dengan penurunan suhu.
21
3. Parameter yang digunakan untuk mendeskripsikan batuan beku adalah
kode, warna, tekstur (terdiri dari granularitas dan komposisi mineral),
genesa batuan, jenis batuan , nama batuan, foto beserta sketsa
batuannya. Sedangkan parameter yang digunakan untuk mendeskripsikan
batuan piroklastik adalah, kode, warna, tekstur (terdiri dari ukuran butir,
bentuk butir dan kompaksi), genesa batuan, jenis batuan, nama batuan,
foto beserta sketsa batuannya.
22
DAFTAR PUSTAKA