Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunianya kepada kita semua, serta tidak lupa
sholawat serta salam praktikan limpahkan kepada junjungan baginda kita Nabi
Muhammad SAW, serta keluarganya dan sahabat - sahabatnya.
Atas limpahan karunianya laporan akhir praktikum petrologi dan mineralogi
ini sudah selesai praktikan kerjakan yang menjadi salah satu syarat untuk
mengikuti praktikum. Semoga laporan yang berjudul “Batuan Piroklastik” ini dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya terutama bagi praktikan sebagai
mahasiswa yang menjadikan laporan ini sebagai panduan.
Tidak lupa praktikan ucapkan terimakasih kepada asisten laboratorium
tambang yang telah membimbing serta membantu praktikan selama proses
penyelesaian laporan awal ini, sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan
ini dengan baik, walaupun masih ada kekurangan pada penulisan format.
Oleh sebab itu, praktikan berharap mendapat saran serta pemahaman
kekurangan tentang laporan yang praktikan buat, kemudian dapat praktikan
perbaikan di laporan yang selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, 01 November 2022

Muhamad Farhan
10070120112

i
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ...................................................................... 1
1.2.1 Maksud ............................................................................. 1
1.2.2 Tujuan ............................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 2
2.1 Petrologi ....................................................................................... 2
2.2 Definisi Batuan ............................................................................. 2
2.3 Batuan Piroklastik ......................................................................... 3
2.4 Ganesa Batuan Piroklastik............................................................ 3
2.5 Mineral Penyusun Batuan Piroklastik ............................................ 5
2.6 Klasifikasi Batuan Piroklastik ........................................................ 6
2.7 Struktur Batuan Piroklastik............................................................ 7
2.8 Batuan Piroklastik ........................................................................ 7
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 8
3.1 TUGAS ......................................................................................... 8
3.1.1 Mendeskripsikan Batuan Piroklastik .................................. 8
3.1.2 Ploting Pada Diagram Fisher............................................. 8
3.1.5 Menjelaskan Menggambarkan Material Dari Gunung Api .. 8
3.2 Pembahasan ................................................................................ 9
3.2.1 Mendeskripsikan Batuan Piroklastik .................................. 9
3.2.2 Ploting Pada Diagram Fisher........................................... 14
3.2.3 Menggambarkan Fall, Flow, dan Surge ........................... 19
3.2.4 Kenapa Tidak Adak Gunung Api di Kalimantan ............... 19
3.1.5 MenjelaskanMenggambarkan Material Dari Gunung Api . 20
BAB IV ANALISI .................................................................................... 23
BAB V KESIMPULAN ............................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 26
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi adalah salah satu ilmu yang mempelajari tentang struktur bumi,
komposisi, proses pembentukan bumi dan lain-lain. Geologi merupakan ilmu
dengan cangkupan ilmu yang luas, di mana ilmu ini membahas tentang core, kristal
dan kristalografi, mineral dan mineralogi, serta batuan-batuan
Batuan dapat didefenisikan sebagai benda alam penyusun utama materi
bumi.pengertian dari batuan batuan sendiri adalah benda alam yang terdiri dari
beberapa mineral yang telah mengalami pembekuan secara alami sehingga
bersifat keras dan padat. Batuan dapat ditemukan di mana saja di permukaan
bumi. Selain itu Batuan terbagi menjadi beberapa jenis, salah satu diantaranya
adalah batuan piroklastik. Batuan piroklastik adalah salah satu jenis batuan yang
tersusun oleh material-material yang berasal dari hasil erupsi gunung api. Batuan
piroklastik ini kemudian diendapkan dengan proses-proses vulkanik primer.
Endapan piroklastik diklasifikasikan berdasarkan tipe transportasi dan
pengendapannya.
Oleh karena itu, pada laporan ini penulis akan membahas mengenai
beberapa hal yang memiliki keterkaitan dengan batuan piroklastik, seperti
pengertian batuan piroklastik, genesa batuan piroklastik dan pendeskripsiannya
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum kali ini agar praktikan lebih memahami
batuan piroklasti dam juga bisa menganalisa atau mendeskripsikan batan
piroklastik
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1. Mengetahui Batuan Piroklastik
2. Mengetahui genesa pembentukan batuan piroklastik
3. Dapat mendeskripsikan batuan piroklastik

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Petrologi
Petrografi merupakan salah satu cabang dari imu petrologi yang
mempelajari Tengtang cara mengalisa atau mendeskripsikan sebuah batuan
ddengan menggunkan alat bantuan yang disebut mikroskop polarisasi. Hal pentig
yang hasrus dierhatikan dalam melakukan analisa atau pendeskripsian batuan
berdasarkan perografi adalah tergantunung pada komposiisi mineral dan tekstur
pada batuan tersebut, tekstur atau mineralogi utamanya (rock forming minerals)
hasil pengamatan yang didsarkan pada pengempokanya.

2.2 Definisi Batuan


Batuan adalah suatu padatan yang tersusu atas kumpulan mineral, batuan
adalah materilan penyusun kerak bumi yang terbentuk secara alami. Batuan
dibedakan menjadi tiga yaitu batuan beku, batan sedimen dan batuan metamorf.
Proses pembekuan magma pada batuan beku dapat terjadi secra intrusif atau
ekstrusif (di dalam atau diluar permukan bumi). pembentukan magma secara
ekstrusif batuan beku yangddihasilan dari proses pembekuan magma ynag terjadi
di permukaan bumi, yang terjadi akibat adanya letusn gunung avpi yang
mengeluarkan cairan magama atau lava. Cariaran lava atau magma yang
dikeluarmkan ioleh gunung api tersebut bisa berada di daratan atau bwah
permukaan laut, pendingingna atau pembekuan magma terjadi denagnn
cepat,sifat fsik dari atuan ektrusif ini memiliki ukuran-mineral-mineral yang sangat
kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang atau tanpa menggunkan alat
bantu, tinggi dan rendahnya kandungan silika tersebut berasal dari sifat asam atau
basa magma ny aitu sendir. Proses pembentukan batuan beku secara intrusive
atau sendir. Proses pembentukan batuan beku secara intrusif atau proses
pembekuan magma terjadi didalam permukaan bumi atau didalam kerak bumi
yang dikelilingi batuan asalnya, magam yang mendigin secra perlahan-lahan
sehingga pada batuan beku intrusive memiliki butir yang kasar. Struktur batuan
beku adalah stok, sill, dan dike. Faktor-faktor yang menjadi pengaruh dalam
pembentukan batuan beku diantanya

2
3

1. Diferensiasi magma
2. Asimilasi magma
3. Fraksinasi magma

2.3 Batuan Piroklastik


Batuan piroklastik tersusun atas fragmen - fragmen yang dikeluarkan saat
letusan gunung berapi. Salah satu batuan piroklastik yang paling umum, yang
disebut tuff, sebagian besar terdiri dari fragmen kecil berukuran abu yang
kemudian tersemen bersama. Bila abu gunungapi tetap cukup panas atau
melebur, kemudianterendapkan menjadi batuan, batuan itu disebut tufa dilas
(welded tuff). Meskipun tuf yang dilas sebagian besar terdiri dari pecahan kaca
kecil, tuf ini mungkin berisi potongan batu apung seukuran kenari dan fragmen
batuan lainnya. Endapan batuan ini, menutupi sebagian besar wilayah yang
sebelumnya aktif secara vulkanis.

2.4 Ganesa Batuan Piroklastik


Batuan piroklastik meruopakan batuan yang terbentuk dari gunung api
yang mengalami proses letusan gunung api atau bataun piroklastik merupakan
bataun yang terbentuk akibat adanya proses gunung berapi yang meletus. Gunung
berapi tersebut akan mengeluarkan atau menyemburkan magma yang terkandung
didalamnya keluar dengan skisaran suhu kurang lebih antara 850o C. ketika
magama tersebut dikelurkan atau disemburkan ke udara magma tersebut akan
mengalami penurunan suhu yang sangat drastis dengan waktu yang sangat cepat
serta magama tersebut akan menyesuaikan denga suhu dilingkungan gunung
berapi tersebut dengan kisaran kurang lebih antara 250 C. dengan begitu batuan
piroklastik dapat terbentuk diudara bataun priklastik ini juga disebut sebagai
proses yang hamper sama dengan proses pembentukan bataun beku. Yang sama
sama keterbentukanya langsung dari magma yang mendinguin atau membeku tapi
yang menjadi pembedanya adalah tempat kerbentukanya atau proses
keterbentukanya dari kedeu batuan tersebut. Magma yang keluar atau meyembur
ke udara akan jatuh kebawah atau kepermukaan tanah yang akan mengalami
proses pembentuakan kembali dari awal, yang asalnya batuan piroklastik
berbentuk bongkah akan berubah bentuk menjadi bulatan sehingga akan berubah
4

menjadi batuan piroklasyi bom dimana dalam perubahannya tersebut akan


mengalami proses transfortasi, terendapkan dan litifikasi

Sumber: petrologi,2015
Gambar 2.1
Ganesa endapan piroklastik

1. Jatuhan ( Fall Deposit )


Endapan jatuah piroklastik yang emrupakan hasil dari letusan gunung berapi
yang magamnya tersembur atau keluar ke udara atau atmosfer dan akan
kembali atau jatuh ke bawah atau kepermukaan tanah dan terkumpul diantara
sekitaran gunung berapi tersebut yang terbawa oleh angin dan akan
mengalami penegdapan secara langsung. Endapan jatuan ini memeiliki ciri-ciri
diantaranya:
a. Sebaran mengikuti topografi
b. Ukuran butiran menghalus, lapisan menipis menjauhi pusat erupsi
c. Struktur :graded bedding normal dan reverse
d. Komposisi : pumice, scoria, abu/debu, sedikit lapilli
e. Macam-macam : scoria-fall deposit, pumice-fall deposit, ash-fall deposit
2. Endapan aliran (Flow defosit)
Endapan aliran piroklastik merupakan pengendapan batuan piroklastik dimana
pengendapanya akan terbawa atau diangkut oleh medial lain seperti air dan
angin dengan material pembawanya akan ada campuran dari mulai bentuk
dan ukuran butiranya yang berbeda-beda,
5

Sumbe: petrologi, 2015


Gambar 2.2
siklus endapan piroklastik aliran

3. Surge
Endapan surge ini merupakan endapan yang dihasilkan dari letusan
gunung berapi diman pengendapanya disebabkan oleh adanya persatuan
dari jatuhan dan aliran berbeda dengan penegndapan aliran surge ini
terbawa atau memakai aliran turbulen sedangan penegdapan aliran
meggunakan aliran laminer.

Sumber: petrologi, 2015


Gambar 2.3
siklus endapan piroklastik surge

2.5 Mineral Penyusun Batuan Piroklastik


Mineral penyusun batuan piroklasti sama dengan batuan beku
pada umumnya karena kedua batuan tersebut terbentuk dari material penyusunya
yang sama yaitu magma denga proses pembentukan yang sama juga yaitu
6

karena magma itu mengalami proses pembenkuan, yang menjadi pembeda


antara batuan beku dengan batuan piroklastik terletak pada butiran penyusnya.
Pada batuan piroklastik butiranya hanya satu sedangkan dari batuan beku
terdapat beberapa butiran yang menjadi penyusun batuannya. Mineral penyusun
batuan piroklastik dikategorikan menjadi 3 diantaranya yaitu:
1. Mineral Sialis, mineral sialis terdiri dari mineral kuarsa, mineral feldpar (Na, Ca
dan K-feldpar.
2. Mineral Femis, mineral femis terdiri dari mineral piroxen, olivin dan melilit.
3. Mineral Tambahan, mineral tambahan dari batuan piroklastik terdiri
dari mineral hornblende, biotit dan hipersten.

2.6 Klasifikasi Batuan Piroklastik


Klasifikasi batuan pirolastik lihat berdasarkan ukuran butir penyusun
batuan piroklasti tersebut. Klasifikasi batuan piroklastik bersdasarkan wenwort
(1932) berdasarkan ukuran butiranya diantaranya yaitu:
1. Breksi vulkanik, memilikin ukuran yang lebih dari 32 mm, dengan
bentuk butirnya yang meruncing.
2. Anglomerat, memiliki ukuran butir lebih dari 32 mm, denagn betuk butir
yang membundar.
3. Lapili atau tufa lapili, memilki ukuran butir antara 4 – 32 mm.
4. Tufa kasar, butiranya berupa abu kasar dengan ukuran 0,25 mm – 4 mm.
5. Tufa halus, butiran berupa abu halus dengan ukuran butiran yang lebih
kecil dari 0,25 mm.

Sumber: salli, 2016


Gambar 4
klasifikasi batuan piroklastik
berdasarkan ukuran dan bentuknya
7

2.7 Struktur Batuan Piroklastik


Struktur batuan piroklastik merupakan kenampakan batuan
struktur batuanya seperti perlpaisan dan lainya sama seperti pada batuan beku
dan pada batuan sedimen, sedangkan tekstur pada batuan beku merupakan
kenampakan butiran pada batuan piroklastik yang meliputi ukuran dan bentuk
butiranya. Struktur batuan piroklastik diantaranya:
1. Breksi vulkanik, memilikin ukuran yang lebih dari 32 mm, dengan bentuk
butirnya yang meruncing.
2. Anglomerat, memiliki ukuran butir lebih dari 32 mm, denagn betuk butir
yang membundar.
3. Lapili atau tufa lapili, memilki ukuran butir antara 4 – 32 mm.
4. Tufa kasar, butiranya berupa abu kasar dengan ukuran 0,25 mm – 4 mm.
5. Tufa halus, butiran berupa abu halus dengan ukuran butiran yang lebih
kecil dari 0,25 mm.

2.8 Batuan Piroklastik


Mengalisa atau mendeskripsikan batuan piroklastik diantaranya yaitu:
1. Ukuran Butir, meliputi blok, bomb, lapili dan debu
2. Bentuk Butir, kenampakan bentuk butir yang memiliki bentuk
membulat sempurna, membulat dan menyudut
3. Kompaksi, merupakan tingkat kekerasan pada batuan piroklastik
dibagi menjadi 2 yaitu kompak dan mudah hancur
4. Struktur Batuan, Breksi vulkanik, memilikin ukuran yang lebih dari 32
mm, dengan bentuk butirnya yang meruncing. Anglomerat, memiliki ukuran
butir lebih dari 32 mm, denagn betuk butir yang membundar. Lapili atau tufa
lapili, memilki ukuran butir antara 4 – 32 mm. Tufa kasar, butiranya berupa
abu kasar dengan ukuran 0,25 mm – 4 mm. Tufa halus, butiran berupa abu
halus dengan ukuran butiran yang lebih kecil dari 0,25 mm.
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 TUGAS
Adapun tugas asistensi pada minggu kali ini yang terdiri dari:
3.1.1 Mendeskripsikan Batuan Piroklastik
Pendeskripsian Batuan Piroklastik sebanyak 5 sampel/orang.
Berdasarkan parameter pendeskripsian yang telah dipelajari (Batuan ditentukan
Asisten).
3.1.2 Ploting Pada Diagram Fisher
Ploting pada diagram (Fisher 1966) 5 sampel batuan piroklastik yang
diberikan asisten dan Menarasikan perhitungannya (cukup satu narasi)..
3.1.3 Menggambarkan Fall, Flow, dan Surge
Gambarkan mekanisme pengendapan batuan piroklastik.
3.1.4 Kenapa Tidak Adak Gunung Api di Kalimantan
Narasikan kenapa tidak ada gunung spi di Kalimantan
3.1.5 Menjelaskan Dan Menggambarkan Material Dari Gunung Api
Jelaskan dan gambarkan material yang dihasilkan dari letusan gunung api
(minimal 3 lembar)

8
9

3.2 Pembahasan
3.2.1 Mendeskripsikan Batuan Piroklastik
Tabel 3.1
deskripsi Batuan Piroklastik
Kode Batuan LG/BP/012/2022

Warna Batuan Ghost white

Tekstur Batuan

Ukuran Butir Lapilli

Bentuk Butir Membulat

Kompaksi Mudah hancur

Genesa Batuan Fall Deposite

Jenis Batuan Piroklastik

Nama Batuan Lapilli

Gambar Sketsa

Sumber: Data Praktikum Petrologi dan Mineralogi,2022


10

Tabel 3.2
deskripsi Batuan Piroklastik
Kode Batuan LG/BP/003/2022

Warna Batuan Dam grey

Tekstur Batuan

Ukuran Butir Block

Bentuk Butir Menyudut

Kompaksi kompak

Genesa Batuan Fall Deposite

Jenis Batuan Piroklastik

Nama Batuan Lapilli

Gambar Sketsa

Sumber: Data Praktikum Petrologi dan Mineralogi,2022


11

Tabel 3.3
deskripsi Batuan Piroklastik
Kode Batuan LG/BP/012/2022

Warna Batuan tin

Tekstur Batuan

Ukuran Butir Lapilli

Bentuk Butir Membulat

Kompaksi Kompak

Genesa Batuan Flow Deposite

Jenis Batuan Piroklastik

Nama Batuan Pumice

Gambar Sketsa

Sumber: Data Praktikum Petrologi dan Mineralogi,2022


12

Tabel 3.4
deskripsi Batuan Piroklastik
Kode Batuan LG/BP/012/2022

Warna Batuan Ghost whut

Tekstur Batuan

Ukuran Butir Tuff

Bentuk Butir Membulat

Kompaksi Mudah hancur

Genesa Batuan Fall Deposite

Jenis Batuan Piroklastik

Nama Batuan Tuff

Gambar Sketsa

Sumber: Data Praktikum Petrologi dan Mineralogi,2022


13

Tabel 3.5
deskripsi Batuan Piroklastik
Kode Batuan LG/BP/012/2022

Warna Batuan antique white

Tekstur Batuan

Ukuran Butir Tuff

Bentuk Butir Membulat

Kompaksi Mudah hancur

Genesa Batuan Fall Deposite

Jenis Batuan Piroklastik

Nama Batuan Tuff

Gambar Sketsa

Sumber: Data Praktikum Petrologi dan Mineralogi,2022


14

3.2.2 Ploting Pada Diagram Fisher


1. Sampel
Debu : 34%
Lapili : 33%
Block/Bomb : 33%
14,6
Skala : = 0,014
100
Debu : 34% x 0,014 = 4,9 cm
Lapili : 33% x 0,014 = 4,8 cm
Block/Bomb : 33% x 0,014 = 4,8cm
Nama batuan Tuff breksi

Sumber: Data Praktikum Petrologi dan Mineralogi,2022


Gambar 3.1
Diagram Fisher
15

2. Sample 2
Debu : 30%
Lapili : 35%
Block/Bomb : 15%
14,6
Skala : = 0,014
100
Debu : 30% x 0,014 = 5,1 cm
Lapili : 35% x 0,014 = 4,4 cm
Block/Bomb : 15% x 0,014 = 2,2 cm
Nama batuan lapilli tuff

Sumber: Data Praktikum Petrologi dan Mineralogi,2022


Gambar 3.2
Diagram Fisher
16

3. Sample 2
Debu : 31%
Lapili : 36%
Block/Bomb : 13%
14,6
Skala : = 0,014
100
Debu : 31% x 0,014 = 45 cm
Lapili : 36% x 0,014 = 5,3 cm
Block/Bomb : 33% x 0,014 = 4,8 cm
Nama batuan tuff breksi

Sumber: Data Praktikum Petrologi dan Mineralogi,2022


Gambar 3.3
Diagram Fisher
17

4. Sample 2
Debu : 32%
Lapili : 30%
Block/Bomb : 38%
14,6
Skala : = 0,014
100
Debu : 32% x 0,014 = 4,8 cm
Lapili : 30% x 0,014 = 4,4 cm
Block/Bomb : 38% x 0,014 = 5,5 cm
Nama batuan lapilli tuff

Sumber: Data Praktikum Petrologi dan Mineralogi,2022


Gambar 3.4
Diagram Fisher
18

5. Sample 2
Debu : 50%
Lapili : 25%
Block/Bomb : 25%
14,6
Skala : = 0,014
100
Debu : 50% x 0,014 = 7,3 cm
Lapili : 25% x 0,014 = 3,6 cm
Block/Bomb : 25% x 0,014 = 3,6 cm
Nama batuan lapilli tuff

Sumber: Data Praktikum Petrologi dan Mineralogi,2022


Gambar 3.5
Diagram Fisher
19

3.2.3 Menggambarkan Fall, Flow, dan Surge

Sumber: Data Praktikum Petrologi dan Mineralogi,2022


Gambar 3.6
Fall, Flow dan Surge

Fall, flow dan surge deposite merupakan genesa dari pembentukan batuan
piroklastik. Fall deposite merupakan genesa dari batuan piroklastik yang terbentuk
karena jatuhan pada saat proses gunung api yang pada saat itu juga mengumpul
dan membentuk batuan piroklastik yang terbentuk pada saat itu juga. Flow
deposite merupakan genesa dari batuan piroklastik yang terebntuk karena pada
saat hasil letusan gunung berapi terkumpul pada suatu lingkungan pengendapan
yang cekung. Surge deposite merupakan genesa batuan piroklastik yang
terebentuk dari gabungan fall dan flow deposite yang pada genesanya terebentuk
pada saat hasil letusan gunung api yang jatuh dan mengendap
3.2.4 Kenapa Tidak Adak Gunung Api di Kalimantan
karena Kalimantan merupakan bagian kerak benua yang stabil dan jauh
dari batas lempeng atau dengan kata lain pulau Kalimantan berada kokoh diatas
20

lempeng Eurasia. Kondisi alam tersebut menjadikan pulau kalimantan minim


terjadi aktifitas tektonik dan vulkanisme Sehingga pulau Kalimantan menjadi satu
satunya pulau yang aman dari gunung berapi Secara geologi, ada batas antar
lempeng yang membuatnya tidak bertumbukan satu sama lain. Akan tetapi, pada
kondisi tertentu, lempeng-lempeng tersebut bergerak 5-10 cm per tahun. Jadi, di
masa depan bisa terjadi tumbukan antar lempeng tektonik dan menyebabkan
gempa atau kemunculan kerucut gunung api baru di daerah yang berdekatan
dengan jalur lempeng tektonik jarak Kalimantan dari lempeng tektonik Eurasia dan
Indo-Australia sekitar 1024 km. Bayangkan, dengan jarak sejauh itu, mustahil jalur
magma dan kerucut gunung berapi terbentuk di pulau Kalimantan. Fakta tersebut
juga membuktikan alasan kenapa tidak ada aktivitas vulkanologi pada
gununggunung di Kalimantan. Alhasil, pulau Kalimantan menjadi satu dari dua
pulau di Indonesia yang tidak memiliki gunung berapi.
3.1.5 Menjelaskan Dan Menggambarkan Material Dari Gunung Api
Ketika terjadinya letusan gunung api maka gunung yang meletus tersebuy
akan mengeluarkan berbagai macam material yang dimana baik itu dari dalam
dapur magmanya ataupun material yang terdapat di sekitar kawahnya, yang
dimana untuk wujud dari material hasil dari letusan gunung api ini ialah diantaranya
sebagai berikut ini :
1. Berwujud Padat/Eflata
2. Berwujud Cair
3. Berwujud gas
Berikut ini merupakan material yang dihasilkan dari letusan gunung api,
yaitu diantaranya sebagai berikut ini :
1. Material Padat/Eflata
Material padat atau eflata disini mempunyai wujud padat yang dimana terbagi
lagi menjadi dua macam yaitu :
a. Eflata Autogen
Eflata autogen ini ialah material padat yang dimana berasalnya dari dapur
magma yang kemudian terbawa bersama lava pada saat letusan
berlangsung.
b. Eflata Alogen
Eflata alogen ini ialah material padat yang dimana berasal dari material di
sekitar kawah yang ikut terlempar saat letusan berlangsung.
21

Berikut ini merupakan material padat hasil dari letusan, yaitu diantaranya
sebagai berikut ini :
a. Bom
Bom disini ialah material padat yang dimana berupa bongkahan batuan
yang besar dan juga pada biasanya digunakan sebagai bahan bangunan.

Sumber: Petrologi dan Mineralogi,2022


Gambar 3.7
Bom
b. Lapili
Lapili ini ialah material padat yang dimana berupa batu – batu kerikil yang
kecil dan pada umumnya digunakan sebagai bahan bangunan.

Sumber: Petrologi dan Mineralogi,2022


Gambar 3.8
lapilli
c. Tuff
Tuff atau biasa disebut dengan abu vulkanik ini ialah memiliki wujud butiran
halus yang juga dimana banyak mengandung silika.
2. Material Cair/Efusifa
a. Lava
Lava ini ialah magma yang dimana mengalami proses pelelehan dan juga
mengalami pendinginan.

Sumber: Petrologi dan Mineralogi,2022


Gambar 3.9
Lava
22

b. Lahar
Lahar ini ialah lava yang dimana sudah tercampur dengan material yang
lain yang ada disekitar gunung api tersebut.
3. Material Gas/Ekshalasi
a. Mofet (CO2) ialah gas berbahaya.
b. Fumarol (H2O) ialah uap air yang panas suhunya.
c. Solfatar (H2S) ialah gas belerang.
d. Awan panas ialah asap yang dimana keluar pada saat gunung api meletus
dan mempunyai temperatur yang tinggi atau sangat panas.
BAB IV
ANALISI

Batuan piroklastik ini tergolong kedalam batuan beku, karena berdasarkan


proses keterbentukannya batuan ini terbentuk dari hasil aktivitas gunung api. Oleh
karena itu dapat kita simpulkan bahwa batuan ini merupakan batuan beku ekstusif.
Pada praktikum kali ini kita dapat mendeskripsikan batuan piroklastik berdasarkan
parameter yang ada. Parameter tersebut terdiri dari penomoran batuan,
selanjutnya yaitu menentukan warna batuan dengan komparator warna,
selanjunya yaitu melihat tekstur yang terdapat pada batuan piroklastik, yang
selanjutnya kita perlu menganalisa genesa batuan piroklastik dan jenis dari batuan
tersebut yang selanjutnya kita perlu menentukan nama dari batuan yang kita
deskripsikan dan langkah terakhir yang dapat kita lakukan yaitu menempelkan foto
dan menempelkan sketsa batuan piroklastik yang kita deskripsikan.
Untuk penentuan ukuran butir yang berdasarkan diagram fisher, kita dapat
melakukan suatu perhitungan terhadap skala pada segitiga diagram fisher.
Setelah menentukan skala kita dapat menghitung jarak yang dapat kita gunakan
untuk mengeplot pada diagram fisher. Cara tersebut dapat kita gunakan untuk
mengetahui ukuran butir yang terkandung didalam batuan piroklastik yang terdiri
dari bom, lapilli dan tuff. Selain itu terdapat manfaat dari adanya batuan piroklastik
ini yang dapat kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya
batuan ini juga dapat kita manfaatkan sebagai bahan dasar dari campuran untuk
bahan bangunan. Selain dari dimanfaatkan untuk menjadi bahan campuran bahan
bangunan kita dapat memanfaatkannya untuk hiasan karena pada dasarnya
batuan ini memiliki bentuk yang unik pada kenampakannya
Pada dasarnya karena Indonesia terletak pada garis Ring of Fire maka dari itu
pada beberapa wilayah di Indonesia terdapat banyak sekali gunung api yang
masih aktif. Gunung-gunung tersebut pada umumnya tersebar sepanjang garis
tersebut dan masih aktif pada saat ini. Fall, flow dan surge deposite merupakan
genesa dari pembentukan batuan piroklastik. Fall deposite merupakan genesa
dari batuan piroklastik yang terbentuk karena jatuhan pada saat proses gunung
api yang pada saat itu juga mengumpul dan membentuk batuan piroklastik yang
terbentuk pada saat itu juga. Flow deposite merupakan genesa dari batuan

23
24

piroklastik yang terebntuk karena pada saat hasil letusan gunung berapi terkumpul
pada suatu lingkungan pengendapan yang cekung. Surge deposite merupakan
genesa batuan piroklastik yang terebentuk dari gabungan fall dan flow deposite
yang pada genesanya terebentuk pada saat hasil letusan gunung api yang jatuh
dan mengendap.
BAB V
KESIMPULAN

Adapun yang dapat kita simpulkan setelah melakukan kegiatan praktikum


petrologi dan mineralogi pada kali ini yaitu:
1. Batuan piroklastik merupakan batuan yang terebentuk dari hasil ativitas
vulkanik. Dengan indikasi tersebut kita dapat menyebut batuan piroklastik ini
kedalam batuan beku ektrusif karena pada hakikatnya terbentuknya karena
magma yang mengalami penurunan suhu namun berada di atas permukaan
bumi. Selain itu juga batuan ini memiliki struktur batuan yang unik pada
permukaanya.
2. Genesa pembentukan batuan piroklastik terbagi menjadi tiga macam yaitu fall
deposite, flow deposite, dan surge deposite. Fall deposite merupakan genesa
dari batuan piroklastik yang terbentuk karena jatuhan pada saat proses gunung
api yang pada saat itu juga mengumpul dan membentuk batuan piroklastik
yang terbentuk pada saat itu juga. Flow deposite merupakan genesa dari
batuan piroklastik yang terebntuk karena pada saat hasil letusan gunung
berapi terkumpul pada suatu lingkungan pengendapan yang cekung. Surge
deposite merupakan genesa batuan piroklastik yang terebentuk dari gabungan
fall dan flow deposite yang pada genesanya terebentuk pada saat hasil letusan
gunung api yang jatuh dan mengendap.
3. Pada pendeskripsian batuan piroklastik kita dapat menggunakan beberapa
parameter yang terdiri dari ukuran butir, bentuk butir, kompaksi, genesa batuan
dan jenis batuan. Selain daripada itu kita dapat menggunakan diagram fisher
untuk membantu kita dalam menentukan ukuran butirnya.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Desy Trisnawati, 2012 “Ganesa Batuan Piroklastik ” jurnal Ilmiah


MTG,Vol.5, No.1 diakses pada tanggal 24 Oktober 2022 pada adoc.pub

2. Lia, Aulia. 2016. “Batuan Piroklastik”. Laporan Praktikum diakses pada


tanggal 24 Oktober 2022 pada ilmugeografi.com.

3. Meildasar Roman, 2018 “Batuan piroklastik”, diakses pada tanggal 24


september 2022 pada scribd.com

26
FORM PENILAIAN LAPORAN

Laporan Akhir
Format Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Dapus
(10) (15) (5) (20) (30) (15) (5)

Total Nilai
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai